Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PRE EKLAMSIA
A. PENGERTIAN
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan
(Haidir. 2009).
Pre-eklampsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan yang
ditandai dengan terjadinya hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak
menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan
gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 20 minggu. (Obgynacea
2009). (Nanda NIC NOC 2013).
Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa
dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil
dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan.
Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada
beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan.
B. ETIOLOGI
Apa yang menjadi penyebab preeclampsia dan eklampsia sampai sekarang
belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebabmusabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang
memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut:
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda,
hidramnion, dan mola hidatidosa.
2. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.
3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus.
4. Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya.
5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma. Penyebab PIH
tidak diketahui; namun demikian, penelitian terakhir menemukan suatu organisme
yang disebut hydatoxi lualba.
Faktor Risiko :
1. Kehamilan pertama
2. Riwayat keluarga dengan pre-eklampsia atau eklampsia
3. Pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya
4. Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
5. Wanita dengan gangguan fungsi organ (diabetes, penyakit ginjal, migraine, dan
tekanan darah tinggi)
6. Kehamilan kembar
7. Obesitas
C. MANIFESTASI KLINIS
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan :
1. Pertambahan berat badan yang berlebihan

2. Diikuti edema
3. Hipertensi
4. Akhirnya proteinuria.
Pada pre eklampsia ringan tidak ditemukan gejala gejala subyektif. Pada pre
eklampsia berat didapatkan :
1. Sakit kepala terutama di daerah frontal
2. Gangguan mata, penglihatan kabur
3. Rasa nyeri di daerah epigastrium
4. Mual atau muntah
5. Gangguan pernapasan sampai sianosis
6. Terjadinya gangguan kesadaran.
Gejala gejala ini sering ditemukan pada pre eklampsia yang meningkat dan
merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul.
D. KLASIFIKASI
Pre-Eklampsia dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut :
1. Pre-Eklampsia Ringan
Bila disertai keadaan sebagai berikut:
1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik
30 mmHg atau lebih .Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali
pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
2) Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih
per minggu.
3) Proteinuria kwantatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada
urin kateter atau midstream.
2. Pre-Eklampsia Berat
1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
2) Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
3) Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam .
4) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium.
5) Terdapat edema paru dan sianosis.
E. PATOFISIOLOGI
Pra- eklamsia terjadi spasme pembuluh arterial yang diikuti dengan timbulnya
retensi dan air . Pada biopsi ginjal ditemukan spasme yang hebat dari arteriola
gromorulus. Pada beberapa kasus lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga
hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah . Jadi semua arteriola dalam tubuh
mengalami spasme , maka tekanan darah dengan sendirinya akan meningkat drastic,
sebagai dampak mekanisme pertahanan tubuh untuk mengatasi kenaikan tahan
perifer agar kebutuhan oksigen dalam jaringan dapat dipenuhi .
Sedangkan kenaikan berat badan dan oedama yang disebabkan penimbunan
air yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui sebabnya , mungkin
disebabkan oleh retensi garam air . Proteinura mungkin disebabkan oleh spasmus
arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus( Mochtar 1993; 220)

F. PATHWAY
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
a. Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin
untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% )
b. Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 43 vol% )
c. Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 450 ribu/mm3)
2) Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
3) Pemeriksaan Fungsi hati
a. Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )
b. LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat
c. Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
d. Serum Glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat ( N= 15-45 u/ml)
e. Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat ( N= <31 u/l )
f. Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl )
4) Tes kimia darah
Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl )
2. Radiologi
1) Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus
lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
2) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin bayi lemah.
H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Pre-Eklamsia
1. Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Ringan
1) Dapat dikatakan tidak mempunyai risiko bagi ibu maupun janin
2) Tidak perlu segera diberikan obat antihipertensi atau obat lainnya, tidak perlu
dirawat kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman 140-150/90-100
mmhg).
3) Istirahat yang cukup (berbaring / tiduran minimal 4 jam pada siang hari dan
minimal 8 jam pada malam hari)
4) Pemberian luminal 1-2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur
5) Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg/hari.
6) Bila tekanan darah tidak turun, dianjurkan dirawat dan diberi obat
antihipertensi : metildopa 3 x 125 mg/hari (max.1500 mg/hari), atau nifedipin
3-8 x 5-10 mg/hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg/hari, atau pindolol 1-3 x
5 mg/hari (max.30 mg/hari).
7) Diet rendah garam dan diuretik tidak perlu
8) Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap 1 minggu
9) Indikasi rawat : jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah 2
minggu rawat jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali

berturut-turut, atau pasien menunjukkan tanda-tanda pre-eklampsia berat.


Berikan juga obat antihipertensi.
10) Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai pre-eklampsia
berat. Jika perbaikan, lanjutkan rawat jalan
11) Pengakhiran kehamilan : ditunggu sampai usia 40 minggu, kecuali ditemukan
pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, solusio plasenta, eklampsia, atau
indikasi terminasi lainnya. Minimal usia 38 minggu, janin sudah dinyatakan
matur.
12) Persalinan pada pre-eklampsia ringan dapat dilakukan spontan, atau dengan
bantuan ekstraksi untuk mempercepat kala II.
2. Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Berat
Dapat ditangani secara aktif atau konservatif. Aktif berarti : kehamilan diakhiri /
diterminasi bersama dengan pengobatan medisinal. Konservatif berarti :
kehamilan dipertahankan bersama dengan pengobatan medisinal. Prinsip : Tetap
PEMANTAUAN JANIN dengan klinis, USG, kardiotokografi !!!
I. KOMPLIKASI
Tergantung pada derajat preeklampsi yang dialami. Namun yang termasuk komplikasi
antaralain:
1. Pada ibu
1) Eklampsia
2) Solusio plasenta
3) Pendarahan subkapsula hepar
4) Kelainan pembekuan darah ( DIC )
5) Sindrom HELPP ( Hemolisis, Elevated, Liver,Enzymes Dan Low Platelet
Count )
6) Ablasio retina
7) Gagal jantung hingga syok dan kematian.
2. Pada janin
1) Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
2) Prematur
3) Asfiksia neonatorum
4) Kematian dalam uterus
5) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal
J. PENCEGAHAN
Untuk mencegah kejadian pre eklampsia ringan dapat dilakukan nasehat tentang dan
berkaitan dengan:
1. Diet makanan
Makanan tinggi protein tinggi karbohidrat, cukup vitamin, dan rendah lemak.
Kurangi garan apabila berat badan bertanbah atau edema. Makanan berorientasi
pada empat sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan jumlah portein dengan
tambahan sau butir telur stiap hari.
2. Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti bekerja dan disesuaikan
dengan kmampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring ke arah punggung janin
sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan.

3. Pengawasan antenatal ( hamil)


Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ke
tempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian:
a. Uji kemampuan pre eklampsia:
1) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
2) Pemriksaan tinggi fundus uteri
3) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema
4) Pemriksaan protin dalam urin
5) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjl, fungsi hati, gambaran
darah umum, pemeriksaan retina mata.
b. Penilaian kondisi janin dalam rahim
1) Pemantauan tinggi fundus uteri
2) Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin,
pemantauan air ketuban
3) Usulkan untuk melakukan pmeriksaan ultrasonografi

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI


PREEKLAMSIA
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida ,< 20 tahun atau > 35 tahun,
Jenis kelamin,
2. Riwayat Kesehatan
1) keluhan Utama : biasanya klirn dengan preeklamsia mengeluh demam, sakit
kepala
2) Riwayat kesehatan sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri
epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
3) Riwayat kesehatan dahulu : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial,
hipertensi kronik, DM
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat preeklampsi ringan atau berat dan eklampsi
dalam keluarga
5) Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan
3. Riwayat Perkawinan

4.

5.

6.

7.

Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun atau diatas 35
tahun
Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan
dengan eklamsia sebelumnya.
Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu pernah ikut
KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek samping. Alasan
pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) serta lamanya menggunakan
kontrasepsi
Psiko sosial spiritual
Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu
kesiapan moril untuk menghadapi resikonya
Pola aktivitas sehari-hari
1) Aktivitas
Gejala :biasanya pada pre eklamsi terjadi kelemahan, penambahan berat badan
atau penurunan BB, reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-.
Tanda : pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka
2) Sirkulasi
Gejala :biasanya terjadi penurunan oksegen.
3) Abdomen
Gejala :
Inspeksi :biasanya Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm, apakah
adanya sikatrik bekas operasi atau tidak ( - )

4)
5)

6)
7)
8)

Palpasi :
a. Leopold I : biasanya teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc. Xyphoideus
teraba massa besar, lunak, noduler
b. Leopold II : teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian bagian kecil
janin di sebelah kanan.
c. Leopold III : biasanya teraba masa keras, terfiksir
d. Leopold IV : biasanya pada bagian terbawah janin telah masuk pintu atas
panggul
Auskultasi :
biasanya terdengar BJA 142 x/1 regular
Eliminasi
Gejala :biasanya proteinuria + 5 g/24 jam atau 3 pada tes celup, oliguria
Makanan / cairan
Gejala :biasanya terjadi peningkatan berat badan dan penurunan , muntahmuntah
Tanda :biasanya nyeri epigastrium,
Integritas ego
Gejala : perasaan takut.
Tanda : cemas.
Neurosensori
Gejala :biasanya terjadi hipertensi
Tanda :biasanya terjadi kejang atau koma
Nyeri / kenyamanan

Gejala :biasanya nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala, ikterus,


gangguan penglihatan.
Tanda :biasanya klien gelisah,
9) Pernafasan
Gejala :biasanya terjadi suara nafas antara vesikuler, Rhonki, Whezing, sonor
Tanda :biasanya ada irama teratur atau tidak, apakah ada bising atau tidak.
10) Keamanan
Gejala :apakah adanya gangguan pengihatan, perdarahan spontan.
11) Seksualitas
Gejala : Status Obstetrikus
8. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : baik, cukup, lemah
2) Kesadaran : Composmentis (e = 4, v = 5, m = 6)
3) Pemeriksaan Fisik (Persistem)
a. Sistem pernafasan
Pemeriksaan pernapasan, biasanya pernapasan mungkin kurang, kurang
dari 14x/menit, klien biasanya mengalami sesak sehabis melakukan
aktifitas, krekes mungkin ada, adanya edema paru hiper refleksia klonus
pada kaki.
b. Sistem cardiovaskuler
a) Inspeksi :
apakah Adanya sianosis, kulit pucat, konjungtiva anemis.
b) Palpasi :
Tekanan darah : biasanya pada preeklamsia terjadi peningkatan TD,
melebihi tingkat dasar setetah 20 minggu kehamilan,
Nadi : biasanyanadi meningkat atau menurun
Leher : apakah ada bendungan atau tidak pada Pemeriksaan Vena
Jugularis, jika ada bendungan menandakan bahwa jantung ibu
mengalami gangguan. Edema periorbital yang tidak hilang dalam
kurun waktu 24 jam Suhu dingin
c) Auskultasi :
untuk mendengarkan detak jantung janin untuk mengetahui adanya
fotal distress, bunyi jantung janin yang tidak teratur gerakan janin
melemah.
c. System reproduksi
a) Dada
Payudara : Dikaji apakah ada massa abnormal, nyeri tekan pada
payudara.
b) Genetalia
Inspeksi adakah pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur
darah, adakah pembesaran kelenjar bartholini / tidak.
c) Abdomen
Palpasi : untuk mengetahui tinggi fundus uteri, letak janin, lokasi
edema, periksa bagian uterus biasanya terdapat kontraksi uterus
d. Sistem integument perkemihan
a) Periksa vitting udem biasanya terdapat edema pada ekstermitas akibat
gangguan filtrasi glomelurus yang meretensi garam dan natrium,
(Fungsi ginjal menurun).

b) Oliguria
c) Proteinuria
e. Sistem persarafan
Biasanya hiperrefleksi, klonus pada kaki
f. Sistem Pencernaan
Palpasi : Abdomen adanya nyeri tekan daerah epigastrium (kuadran II kiri
atas), anoreksia, mual dan muntah.
9. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah:
a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan ata kadar normal hemoglobin utk
wanita hamil adalah 12-14gr%)
b) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
c) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3
b. Urinalisis: ditemukan protein dalam urin
c. Pemeriksaan fungsi hati
a) Bilirubin meningkat (N= <1 mg/dl)
b) LDH (laktat dehidrogenase) meningkat
c) Aspartat aminotransferase (AST) >60 ul
d) Serum glutamat pirufat trasaminase (SGOT) meningkat (N= 6,7-8,7
g/dl)
d. Tes kimia darah: asam urat meningkat (N= 2,4-2,7 mg/dl)
2) Pemeriksaan radiologi
a. Ultrasonografi: ditemukannya retardasi pertumbuhan janin intrauterus.
Pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan
ketuban sedikit.
b. Kardiografi: diketahui denyut jantung bayi lemah
10. Data sosial ekonomi
Preeklampsia berat lebih banyak terjadi pada wanita dan golongan ekonomi
rendah, karena merreka kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung
protein dan juga kurang melakukan perawatan antenatal yang teratur.
11. Data psikologis
Biasanya ibu preeklampsia ini berada dalam kondisi yang labil dan mudah marah,
ibu merasa khawatir akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam
kandungannya, dia takut anaknya nanti lahir cacat atau meninggal dunia,sehingga
ia takut untuk melahirkan.
B. DIAGNOSA
1. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi
organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan darah
2. Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan
pada plasenta
3. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan
pembukaan jalan lahir
4. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena faktor biologi.
5. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif
terhadap proses persalinan

C. INTERVENSI
1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan
pembukaan jalan lahir
Tujuan
Tidak terjadi nyeri atau ibu dapat mengantisipasi nyerinya
Kriteria Hasil
a. Ibu mengerti penyebab nyerinya
b. Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya
Intervensi
Rasional
1. Kaji tingkat intensitas nyeri 1. Ambang nyeri setiap orang berbeda
pasien
,dengan demikian akan dapat
menentukan tindakan perawatan
yang sesuai dengan respon pasien
terhadap nyerinya.
2. Jelaskan penyebab nyerinya
2. Ibu dapat memahami penyebab
nyerinya sehingga bisa kooperatif
3.
Ajarkan ibu mengantisipasi
3. Dengan nafas dalam otot-otot dapat
nyeri dengan nafas dalam bila
berelaksasi , terjadi vasodilatasi
HIS timbul
pembuluh darah, expansi paru
optimal sehingga kebutuhan 02
pada jaringan terpenuhi
4.
4.

Bantu
ibu
dengan
mengusap/massage pada bagian
yang nyeri

untuk
pasien

mengalihkan

perhatian

D. IMPLEMENTASI
Setelah rencana keperawatan ditetapkan maka langkah selanjutnya diterapkan
dalam bentuk tindakan nyata.Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan
keperawatan oleh perawat dan klien.hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan
implementasi adalah intervensi yang dilakukan sesuai dengan rencana setelah
dilakukan validasi., penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan teknikal.
Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada waktu dan situasi yang
tepat.Keamanan fisik dan psikologis harus dilindungi dan didokumentasikan dalam
dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan. (La Ode Jumadi Gaffar,
1995: 64)
Ada 3 fase dalam melaksanakan implementasi keperawatan, yaitu:
1. Fase persiapan
Meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi, rencana, pengetahuan dan
keterampilan. Mengimplementasikan rencana, persiapan dan lingkungan.
2. Fase operasional
Merupakan puncak implementasi dengan berorientasi pada tujuan. pada fase ini,
implementasi dapat dilakukan secara independen, dependent dan interdependent.

Selanjutnya perawat akan melakukan pengumpulan data yang berhubungan


dengan reaksi klien terhadap fisik, psikologis, sosial dan spritual.
3. Fase Terminasi
Merupakan terminasi perawat dengan klien setelah implementasi dilakukan.

E. EVALUASI
Hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan
physical abuse antara lain :
1. Anak mengenali perlunya atau mencari perlindungan untuk mencegah dan
mengatasi physical abuse.
2. Keluarga berpartisipasi sebagai fungsi modal peran sebagai orang tua yang positif
dan efektif.
3. Keluarga mampu menjaga situasi yang dapat menimbulkan stress.
4. Keluarga dan anak mampu mengembangkan strategi pemecahan masalah.

DAFTAR PUSTAKA
1. Chapman, Vicky. (2006). Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran.Jakarta :EGC
2. Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI. (2006). Pedoman Pengelolaan
Hipertensi dalam Kehamilan di Indonesia, edisi (2). Kelompok Kerja Penyusun
3. Manuaba, Ida Bagus Gede. (2010). Ilmu Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta :EGC
4. Manjoer, Arif, dkk. (2009). Kapita Selekta Edisi Ketiga Jilid Ketiga.Jakarta : Media
Aesculapius
5. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed rev, Jakarta: Rineka
Cipta
6. Prawirohardjo, S. (2008). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP
7. Prawirohardjo, S. (2008).Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP
8. Robert J. M.(2007). Carl A Hubel Oxydative Stress in Preeclampsia. AJOG, 190:
117 8
9. Sofoewan S.(2007). Preeklampsia Eklampsia di Beberapa Rumah Sakit di
Indonesia, patogen. Dasar Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran danKesehatan
esis, dan kemungkinan pencegahannya. MOGI, 27; 141 151.
10. Syaifudin.(2006). Anatomi Fisiologi.EGC. Jakarta.
11. Yusmardi.(2010). Perbandingan Kadar Asam Folat Serum MaternalPreeklampsia
Berat dengan Kehamilan Normal. Tesis Bagian Obgyn FK USU : RSUP Haji Adam
Malik

Anda mungkin juga menyukai