Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami Sampaikan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas mengenai transformator
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan laporan
ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang
merupakan salah satu tugas dari mata kuliah teknik manufaktur.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
laporan ini. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca untuk memberikan saran
serta yang dapat memberi semangat lebih bagi kami. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua orang.
Padang, juni 2015
Penulis

BAB I
1.1 Pendahuluan
Transformator atau biasa dikenal dengan trafo berasal dari kata
transformatie yang berarti perubahan.Transformer adalah suatu alat listrik yang
dapat memindahkan dan mengubah energilistrik dari satu atau lebih rangkaian
listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatugandengan magnet dan
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, dimana perbandingan tegangan
antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah
lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.
Trafo banyak digunakan antara lain untuk:
1. Gandengan impedansi (input impedance) antara sumber dan beban
2. Menghambat arus searah atau DC (Direct Current) dan melewatkan arus
bolak-balik
3. Menaikkan atau menurunkan tegangan AC
Untuk keperluan apa tegangan atau arus suatu trasformator diubah, ada beberapa
alasan antara lain:

Digunakan untuk pengiriman tenaga listrik

Untuk menyesuaikan tegangan

Untuk mengadakan pengukuran dari besaran listrik

Untuk memisahkan rangkaian yang satu dengan yang lain

Untuk memberikan tenaga pada alat tertentu

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah untuk makalah ini adalah sebagai berikut :

Pengertian transformasi

Sejarah transformator

Kontruksi transformator

Aplikasi trapo

BAB II
TRANSFORMATOR

2.1 Pengertian Transformator


Transformator atau biasa dikenal dengan trafo berasal dari kata
transformatie yang berarti perubahan. Transformator atau lebih dikenal
dengan nama transformer atau trafo sejatinya adalah suatu peralatan listrik
yang mengubah daya listrik AC pada satu level tegangan yang satu ke level
tegangan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik tanpa merubah
frekuensinya.
Tranformator biasa digunakan untuk mentransformasikan tegangan
(menaikkan atau menurunkan tegangan AC). Selain itu, transformator juga
dapat digunakan untuk sampling tegangan, sampling arus, dan juga
mentransformasi impedansi. Transformator terdiri dari dua atau lebih
kumparan yang membungkus inti besi feromagnetik.
Kumparan-kumparan

tersebut

biasanya

satu

sama

lain

tidak

dihubungkan secara langsung. Kumparan yang satu dihubungkan dengan


sumber listrik AC (kumparan primer) dan kumparan yang lain mensuplai
listrik ke beban (kumparan sekunder). Bila terdapat lebih dari dua kumparan
maka kumparan tersebut akan disebut sebagai kumparan tersier, kuarter, dst.

Transformator
bekerja

berdasarkan prinsip
elektromagnetik.

Ketika

Kumparan

primer

dihubungkan
dengan

sumber

tegangan

bolak-balik,

perubahan

arus

listrik pada

kumparan

primer

menimbulkan
perubahan medan magnet.
Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi. Inti besi
berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan, sehingga fluks magnet yang timbulkan akan
mengalir ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan
sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbalbalik (mutual inductance). Bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian
beban) maka akan mengalir arus pada kumparan sekunder. Jika efisiensi
sempurna (100%), semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke
lilitan sekunder.

Trafo banyak digunakan antara lain untuk :


1. gandengan impedansi (input impedance)antara sumber dan beban
2. menghambat arus searah atau DC (direct current) dan melewatkan
arus bolak-balik
3. menaikkan atau menurunkan tegangan AC
Tujuan mengubah tegangan atau arus oleh trafo :
1
2
3
4
5

digunakan untuk pengiriman tenaga listrik


untuk menyesuaikan tegangan
untuk mengadakan pengukuran dari besaran listrik
untuk memisahkan rangkaian yang satudengan yang lain
untuk memberikan tenaga pada alat tertentu

dalam bidang teknik listrik pemakaian transformator dikelompokan menjadi:


1
2
3

transformator daya
transformator distribusi
transformator pengukuran : yang terdiri dari transformer arus dan
transformer tegangan.

2.2 Hukum Hukum Dasar Transformator


a

Hukum Maxwell
Persamaan Maxwell apabila disedehanakan akan menjadi:
Hl=IN
Dimana:
H

= kuat medan magnet

= panjang jalur

= arus listrik

= jumlah lilitan

Hl=IN adalah Gaya Gerak Magnet (GGM) yang merupakan penghasil flux
b Hukum induksi Faraday
Hukum utama yang digunakan pada prinsip kerja trafo adalah Hukum
Induksi Faraday. Menurut Hukum Induksi Faraday, maka integral garis
suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup adalah berbanding
lurus dengan perubahan tersebut.
Rumus Hukum Faraday adalah sebagai berikut:

Dimana:
E

= Gaya listrik yang disebabkan induksi (V/m)

dl

= Unsur panjang (m)

= Induksi magnetik/ kerapatan flux (weber/m2)

dA

= Unsur luas(m2)

Sedangkan arus induksi (flux) adalah integral permukaan dari pada induksi
magnit melalui suatu luas yang dibatasi oleh garis lengkung tersebut
diatas. Rumus arus induksi adalah:

B.dA
s

Dimana :

= Arus induksi / flux (weber)

= Induksi magnet (weber / m2)

dA

=Unsur luas (m2)

Apabila rumus hukum induksi disederhanakan :

e N

d
dt

Dimana:
e

= Gaya Gerak Listrik

= jumlah lilitan

= arus induksi /flux (weber)

2.3. Konstruksi Transformator


Pada dasarnya trafo terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang
dibelitkan pada inti ferromagnetik. Kontruksi Transformator daya ada dua
tipe yaitu tipe (core type) dan tipe cangkang (shell type). Kedua tipe ini
menggunakan inti berlaminasi yang terisolasi satu sama lainnya, dengan
tujuan untuk mengurangi rugi-rugi arus eddy.

Tipe inti (core form)


Tipe ini dibentuk dari lapisan besi berisolasi berbentuk persegi
dan kumparan transformatornya dibellitkan pada dua sisi persegi. Pada
konstruksi tipe inti, kumparan mengelilingi inti besi, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.1

Sedangkan konstruksi inti pada umumnya berbentuk huruf L,


huruf E, huruf F, atau gabungan ( U atau L, E & I ) dapat kita lihat
pada gambar 17

P e la t y a n g d ig u lu n g

In ti b e n tu k E -I

Tipe cangkang (shell form)


Jenis konstruksi Transformator yang kedua yaitu tipe cangkang
yang dibentuk dari lapisan inti berisolasi dan kumparan dibelitkan
dipusat inti, dapat dilihat pada gambar 18

Pada Transformator ini, kumparan atau belitan Transformator


dikelilingi oleh inti. Sedangkan konstruksi inti pada umumnya

berbentuk huruf E, huruf I, atau huruf F seperti terlihat pada gambar


2.4

Bagian-bagian Trafo
Komponen transformator terdiri dari beberapa bagian yang
mempunyai fungsinya masing-masing, yaitu :
Peralatan utama transformator terdiri dari:
a) Kumparan Trafo
kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat tembaga yang
dilapisi dengan bahan isolasi (karton, pertinax, dll) untuk mengisolasi
baik terhadap inti besi maupun kumparan lain. . Untuk trafo dengan
daya besar lilitan dimasukkan dalam minyak trafo sebagai media
pendingin.Banyaknya lilitan akan menentukan besar tegangan dan arus
yang ada pada sisi sekunder.
Kadang

kala

transformator

memiliki

kumparan

tertier.

Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau


untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan
tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan tertier sering juga untuk
dipergunakan penyambungan peralatan bantu seperti kondensator
synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt.

b) Inti Besi

dibuat dari lempengan-lempengan feromagnetik tipis yang


berguna untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan. Inti besi ini juga diberi isolasi untuk
mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus
eddy Eddy Current.

c) Minyak Trafo
berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Minyak trafo
mempunyai sifat media pemindah panas (disirkulasi) dan mempunyai
daya tegangan tembus tinggi. Pada power transformator, terutama
yang

berkapasitas

besar,

kumparan-kumparan

dan

inti

besi

transformator direndam dalam minyak-trafo. Syarat suatu cairan bisa


dijadikan sebagai minyak trafo adalah sebagai berikut:
Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )
1

Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di


dalam minyak dapat mengendap dengan cepat

Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan


kemampuan pendinginan menjadi lebih baik

Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat


membahayakan

Tidak merusak bahan isolasi padat

Sifat kimia yang stabil

d) Bushing
sebuah konduktor (porselin) yang menghubungkan kumparan
transformator dengan jaringan luar. Bushing diselubungi dengan suatu
isolator dan berfungsi sebagai konduktor tersebut dengan tangki
transformator. Selain itu juga bushing juga berfungsi sebagai
pengaman hubung singkat antara kawat yang bertegangan dengan
tangki trafo.

e) Tangki dan Konsevator (khusus untuk transformator basah)


(khusus untuk transformator basah); pada umumnya bagianbagian dari trafo yang terendam minyak trafo ditempatkan di dalam
tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya dilengkapi dengan
sirip-sirip pendingin ( cooling fin ) yang berfungsi memperluas
permukaan dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak pada
saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif untuk menampung
pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.

Jenis-jenis Transformator
a

Transformator Daya (Step Up Transformator)

Trafo ini berfungsi untuk menaikan tegangan. Disebut sebagai


trafo daya karena trafo ini digunakan untuk menaikan daya pada
energi listrik dari pembangkit untuk kemudian disalurkan ke gardu
induk. Ciri-ciri trafo daya yaitu :
jumlah lilitan primer lebih sedikit dari pada jumlah lilitan
sekunder.
tegangan primer lebih kecil dari pada tegangan sekunder.
kuat arus primer lebih besar dari pada kuat arus sekunder.

Transformator Distribusi (step down)

Trafo ini berfungsi untuk menurunkan tegangan. Disebut trafo


distribusi karena trafo ini digunakan untuk mendistribusikan energi
listrik dari gardu induk ke konsumen. Ciri-cirinya yaitu :
jumlah lilitan primer lebih banyak dari pada jumlah lilitan
sekunder
tegangan primer lebih besar dari pada tegangan sekunder
kuat arus primer lebih kecil dari pada kuat arus sekunder
c

Trafo Pengukuran
Untuk pemasangan alat-alat ukur dan proteksi pada jaringan
tegangan tinggi diperlukan Transformator pengukuran. Transformator
pengukuran terdiri dari :
Trafo arus (current Transformator)

Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya


ratusan amper lebih yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Jika
arus hendak diukur mengalir pada tegangan rendah dan besarnya
dibawah 5 amper, maka pengukuran dapat dilakukan secara langsung
sedangkan arus yang besar tadi harus dilakukan secara tidak langsung
dengan menggunakan trafo arus sebutan trafo pengukuran arus yang
besar.
Disamping untuk pengukuran arus, trafo arus juga dibutuhkan
untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele

proteksi. Kumparan primer trafo arus dihubungkan secara serie dengan


jaringan atau peralatan yang akan diukur arusnya, sedangkan
kumparan sekunder dihubungkan dengan peralatan meter dan rele
proteksi.
Trafo arus bekerja sebagai trafo yang terhubung singkat.
Kawasan kerja trafo arus yang digunakan untuk pengukuran biasanya
0,05 sampai 1,2 kali arus yang akan diukur. Trafo arus untuk tujuan
proteksi baisanya harus mampu bekerja lebih dari 10 kali arus
pengenalnya.
Trafo tegangan (potensial Transformator)
Berfungsi untuk menurunkan besarnya tegangan tinggi menjadi
tegangan rendah yang diperlukan untuk alat ukur dan pengaman
proteksi.

2.5. Prinsip Kerja Trafo


Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat
memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik
bolak-balik dari satu level ke level tegangan yang lain melalui kinerja satu
gandengan

magnet

dan

berdasarkan

prinsip

induksi

elektromagnetik.

Transformator digunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan
terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan
misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh.
Transformator

terdiri

atas

dua

buah

kumparan

primer

dan

sekunder ) yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektrik
namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi (
reluctance ) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang

dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka


mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di
kumparan primer terjadi induksi sendiri ( self induction ) dan terjadi pula induksi
di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau
disebut sebagai induksi bersama ( mutual induction ) yang menyebabkan
timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder
jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer
keseluruhan (secara magnetisasi ).
e=N

d
dt

Dimana :
e = gaya gerak listrik ( ggl ) [ volt ]
N = jumlah lilitan
d
dt

= perubahan fluks magnet

2.6. Trafo tanpa beban

Bila sebuah trafo dialiri arus bolak-balik (mis i = I sin t), mak fluks yang
dihasilkan juga bolak-balik. Hal ini menyebabkan timbulnya tegangan induksi
baik pada belitan penghasil fluks (primer) maupun pada belitan lain yang
dilingkupi oleh medan bersama (medan yang dihasilkan belitan primer. Ggl
induksi tersebut dituliskan :
e1 N 1 d d 1
dt
dt
e 2 N 2 d d 2
dt
dt

..

4.1

..

4.2

tegangan e1 selalu berlawanan arah dengan penyebabnya yakni v1f sehingga e1


biasa disebut juga ggl lawan. e1 bersama im RS harus mengimbangi tegangan V1 ,
jadi
V1 = im RS + e1

..

4.3

Pada keadaan tanpa beban drop tegangan pada R S besarnya cukup kecil
sehingga e1 V1
Dengan V1 sinusoidal, maka fluks bersama :
= max sin t
Tegangan induksi :
e1 N 1 d N 1 max cos t
dt
e 2 N 2 d N 2 max cos t
dt

4.4

4.5

Dimana = 2f sehingga nilai arus masing-masing adalah :


E1

E2

2
2
2
2

fN 1 max 4.44 fN 1 max

...........

4.6

fN 2 max 4.44 fN 2 max

...........

4.7

Karena tegangan induksi e1 selalu melawan V1 , e1 selalu mengikuti bentuk V1


namun dalam arah yang berlawanan. Karena sifat magnetic inti tidak linear,
dan e1 selalu mengikuti V1 maka arus peneralan (arus yang menghasilkan

medan) harus memberikan fluks sesuai yang dibutuhkan e 1. Akibat arus


peneralan tidak lagi sinusoidal akibat ketiaklinearan inti.
Kompone fundamental dari arus peneralan dapat diuraikan menjadi 2
komponen, yang satu sefasa dengan e1 dan yang lain ketinggalan 90 dari e1.
Komponen yang sefasa e1 menyebabkan rugi histerisis dari arus pusar, yang
totalnya disebut rugi inti. Komponen yang kesu disebut arus magnetisasi (arus
yang efektif menimbulkan fluk bersama)

ic = arus rugi inti (sefasa e1)


im = arus magnetisasi (ketinggalan 90 dari e1)
io = im + im

......................................... 4.8

Rugi inti Pc = E1 io cos c

......................................... 4.9

2.7. Trafo Ideal Berbeban

Jika trafo dianggap ideal, yakni :tahanan kumparan diabaikan dan semua fluks
yang dihasilkan terkurung dalam inti, dan dirangkum oleh kesua belitan, rugirugi diabaikan, dan permeabilitas inti yang sangat tinggi, sehingga arus
peneralan io cukup kecil sehingga dapat diabaikan. Sengan asumsi tersebut
persamaan 4.3 dapat ditulis kembali :

V 1 e1 N

d
dt

4.12

Semua fluk lingkage juga dirangkum oleh belitan N2 sehingga :


Dari persamaan 4.10 & 4.11 diperoleh perbandingan

V1 N 1
V2
N2

4.12

Bila pada terminal sekunder diberi beban, maka dalam rangkaian sekunder
akan mengalir arus i2 dan terdapat ggm N2 i2 , ggm ini akan melawan ggm dari
primer sehingga fluks bersama cenderung berkurang. Akibatnya seimbang

antara tegangan yang diberikan dan ggl lawan e 1 terganggu (berkurang).


Karena itu mengalir i1 untuk mencapai keseimbangan, sehingga
N1i1= N2 i2

4.13

Selanjutnya dapat dinyatakan

i1 N 2
i2 N 1

4.14

Jadi suatu trafo ideal mengubah arus dalam perbandingan terbalik terhadap
jumlah lilitannnya.
Dari persamaan 4.12 & 4.14 diperoleh
V1i1= V2 i2

4.15

yang berarti daya masuk = daya keluaran (rugi-rugi diabaikan ; asumsi trafo
ideal).
Dari persamaan 4.14 & 4.15 diperoleh :
V 1 N1 V 2
N2

dan

V 2 N 1 V1
N2

4.16

Dari persamaan 4.13 & 4.14 diperoleh :

i1 N 2 i 2
N1

Dari persamaan
V1
i1

dan

i 2 N 1 i1
N2

4.17

4.16 & 4.17 diperoleh :

NN
2

V2
i2

NN
2

Z2

4.18

Dimana Z2 adalah impedansi kompleks beban. Dengan demikian impedansi Z 2


dalam rangkaian sekunder dapat digantikan dengan impedansi Z 1 yang
dinyatakan / ditempatkan dalam rangkaian primer.
Kesimpulan :
Dalam suatu trafo ideal :

Tegangan ditransformasikan berbanding lurus dengan lilitannya.

Arus ditransformasikan berbanding terbalik dengan lilitannya.

Impedansi

ditransformasikan

berbanding

lurus

dengan

kuadarat

perbandingan lilitannya.

Daya dan voltampere tidak berubah.

2.8. Trafo Real


Dalam kenyataan suatu trafo yang dioperasikan akan terdapat fluks bocor baik
pada sisi primer maupun pada sisi sekunder (tidak semua dirangkum oleh
semua belitan). Juga terdapat rugi-rugi tembaga belitan dan rugi inti. Untuk
mendapatkan hasil analisa yang lesih mendekati kenyataan, maka semua rugirugi dan fluks bocor harus diperhitungkan : fluks bocor primer dan sekunder
ditunjukkan dengan reaktansi X1 dan X2 . Rugi tembaga primer dan sekunder
ditunjukkan dengan R1 dan R2. Sementara rugi ; karena rugi inti berkaitan
dengan arus tanpa beban io , dimana arus tersebut terdiri dari dua komponen i c
dan im, keduanya ditunjukkan dengan Rc dan Xm, ic2 Rc akan menjadi rugi
histerisis dan rugi arus pusar.
Sementara Xm menunjukkan reaktansi magnetisasi. Untuk memudahkan dalam
analisanya kedua komponen Rc dan Xm dipandang paralel dimana arusnya
masing-masing ic dan im.

Dengan demikian model rangkaiannya dapat digambarkan sebagai berikut :

Dari model rangkaian seperti gambar 4.4 dapat diturunkan persamaan sebagai
berikut :
V1 = E1 + i1 R1 + i1 X1

4.19

E2 = V2 + i2 R2 + i2 X2

4.20

V2 = i2 ZL

E1 N 1 a
E2
N2

( a : perbandingan belitan)

E1 = a E2
Sehingga

: E1 = a (i2 ZL + i2 R2 + i2 X2)

I 2' N 2 1 I 2 aI 2'
I2
N1
a

Karena

Maka

: E1 = a2 i2 ZL + a2 i2 R2 + i2 X2

Dan

: V1 = a2 i2 ZL + a2 i2 R2 + i2 X2 + i1 R1+ i1 X1 4.20

Persamaan 4.20 menyatakan pengertian bahwa apabila parameter sekunder


dinyatakan sebagai bagian dari rangkaian primer (dinyatakan dalam harga
rangkaian primer). Maka parameter sekunder tersebut harus dikalikan dengan
a, sekarang model rangkaiannya dapat digambarkan sebagai berikut :

Bila drop tegangan pada R1 dan X2 akibat i0 dapat diabaikan maka model
rangkainnya dapat disederhanakan menjadi :

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transformator atau yang lebih dikenal dengan trafo adalah alat listrik yang
dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian
listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui gandengan magnit dan menggunakan
prinsip induksi elektromagnetik,dimana perbandingan tegangan antara sisi primer
dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan dan
berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.
Beberapa alasan digunakannya transformator, antara lain:
1
2

Kebutuhan pemakai / beban memerlukan tegangan yang bervariasi


Biasanya sumber jauh dari pemakai sehingga perlu tegangan tinggi

(Pada jaringan transmisi)


Tegangan yang dihasilkan sumber tidak sesuai dengan tegangan
pemakai.

Anda mungkin juga menyukai