kecantikan hati dinilai lebih baik daripada hanya memiliki kecantikan fisik. Karena dengan
kecantikan hatilah kita bisa berbuat baik pada sesama, menghormati orang lain, dan menghargai
hidup kita serta makhluk lain yang ada di sekeliling kita. Kecantikan hati bahkan sempat
diangkat dalam sebuah lagu hits berjudul You're Beautiful yang sukses dibawakan oleh girl
band Cherry Belle.
Don't cry, don't be shy
Kamu cantik apa adanya
Sadari, syukuri, dirimu sempurna
Jangan dengarkan kata mereka
Dirimu indah pancarkan sinarmu
You are beautiful, beautiful, beautiful
Kamu cantik, cantik, cantik dari hatimu
***
You're Beautiful by Cherry Belle
Meskipun memiliki kecantikan hati jauh lebih baik dibandingkan dengan hanya memiliki
kecantikan fisik, bukan berarti kita sebagai wanita mengabaikan fisik tersebut. Salah besar. Saya
teringat sebuah quote
condong dilihat dari perspektif fisik. Mengapa bukan kecantikan hati? karena kecantikan hati
lebih universal. Semua orang di semua daerah suka wanita yang baik hati, suka menolong, dan
suka menabung. Tapi, tidak semua orang menganggap kondisi fisik tertentu sebagai kecantikan.
Ada yang menganggap kulit putih, ada yang hidung mancung, ada yang leher panjang, dan lainlain sebagai ciri kecantikan. Beda daerah, beda pula standar kecantikannya.
Sekarang kita ulas beberapa ya Cantik ^_^
1. Jepang. Kunci kecantikan di Jepan adalah kulit. Kulit yang lembut dan mulus menjadi
standar kecantikan utama bagi wanita yang ingin dianggap cantik di sana. Untuk
mendapatkan kulit tersebut, mereka banyak mengkonsumsi collagen.
2. Taboo. Di Burma dan Thailand anggota suku Kayan memiliki standar kecantikan yaitu
leher yang panjang. Mereka mulai memanjangkan leher sejak umur 5 tahun dengan
menggunakan gelang-gelang di leher mereka. Mereka menganggap bahwa leher yang
panjang adalah simbol kecantikan bagi wanita.
3. Mauritania. Jika negara lain menganggap langsing sebagai standar kecantikan, maka
berbeda dengan Mauritania. Di sana, gemuk adalah cantik. Jadi, wanita menggemukkan
badannya agar dianggap cantik. (forum.kompas.com, 26/6/12)
Sekarang, standar kecantikan sudah berubah. Arus globalisasi dan perubahan cara pandang telah
membuat perubahan yang luar biasa tentang konsep kecantikan bagi wanita. Kteriteria
kecantikan semakin mengarah pada 3B yaitu Brain, Beauty, dan Behavior. Namun, beauty yang
diinginkan adalah kecantikan yang mengarah pada ciri fisik langsing, tinggi, berkulit putih
putih/mulus/cerah, dan penggunaan make up. Standar kecantikan macam ini semakin meluas
hingga ke Indonesia.
Di Indonesia sendiri, kulit yang putih sebagai standar utama kecantikan. Wanita yang putih dan
bersih dari segala masalah kulit dianggap lebih cantik dari pada wanita yang berkulit gelap dan
berjerawat.
C. WANITA TERJERUMUS PADA KOSMETIK BERBAHAYA KARENA TEROBSESI
MENJADI CANTIK??
Sebagaimana keinginan manusia untuk menjadi sosok yang lebih baik, hampir semua wanita
memang ingin menjadi cantik khususnya secara fisik. Yups, karena seseorang pertama kali
dilihat dari fisik dan penampilannya. Soal kecantikan hati, itu masalah nanti ketika mengenal
lebih jauh. Paling tidak kulit wajah bisa bebas dari jerawat, kulit bersih/mulus/putih, dan tampil
makin sempurna dengan polesan make up. Sayang, keinginan macam ini telah berubah menjadi
obsesi yang bahkan membahayakan diri sendiri.
Obsesi menjadi cantik menjadi alasan utama bagi seorang wanita untuk mengubah penampilan
fisik secara total. Kalian mungkin pernah bertemu bahkan punya kenalan yang bertindak
demikian. Ketika masih duduk di bangku sekolah, dia termasuk wanita yang cuek dengan
penampilan dan kondisi tubuhnya. Wajahnya penuh jerawat karena tidak terawat. Dia sering
diolok-olok karena penampilannya tersebut. Tapi, ketika bertemu lagi dengannya di reuni
sekolah, dia bermetamorfosis menjadi wanita cantik dengan kulit terawat dan penampilan yang
memukau. Wow, sungguh mencengangkan bukan?
Banyak sekali alasan mengapa wanita terobsesi menjadi cantik, misalnya:
buruk bagi kesehatan. Padahal, tidak ada kecantikan yang bisa didapat secara instan. Semua
harus melewati proses yang bertahap.
Berikut beberapa contoh zat-zat berbahaya dalam kosmetik
Sekarang, peredaran kosmetik berbahaya semakin marak di Indonesia. Semua ini secara tidak
langsung dipicu oleh obsesi wanita untuk menjadi cantik itu sendiri. Obsesi tersebut menjadi
mangsa empuk bagi produsen kosmetik nakal yang ingin meraup keuntungan. Berdasarkan
keterangan yang dilansir oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM),
Husniah Rubiana Thamrin Akib, ditemukan bahwa jumlah kosmetik yang mengandung bahan
berbahaya mencapai jutaan. Selain itu, selama tahun 2007, Badan POM menemukan 27 merek
kosmetik yang berbahaya karena mengandung merkuri, asam retinoat, dan zat pewarna
rhodamin (kompas.com, 26/11/2008).
Upaya penyitaan dan pengendalian kosmetik berbahaya pun sudah dilakukan oleh pemerintah
dan Badan POM. Di Mataram misalnya Balai Besar POM Mataram berhasil menyita 6.154
kemasan kosmetik tanpa iin edar, palsu, serta kosmetik berbahaya. Kosmetik berbahaya tersebut
sebanyak 57 buah (globalfmlombok, 24/9/2011). Peredaran kosmetik abal-abal dan berbahaya
sangat beresiko. Kosmetik tersebut mengandung berbagai zat yang berbahaya. Bila digunakan,
zat-zat tersebut juga berdampak buruk bagi kesehatan.
Kosmetik berbahaya telah menyebabkan berbagai kasus. Di yogyakarta, terjadi banyak kasus
efek samping penyakit kulit diakibatkan penggunaan hidrokinon berlebihan pada kosmetik. 40
kasus terjadi misalnya karena kandungan hidrokinon lebih dari 2%. Selain itu, kelainan kulit juga
disebabkan penggunaan kosmetik yang kurang tepat dengan usia sehingga timbul alergi.
Kejadian paling banyak adalah keinginan untuk mencerahkan kulit wajah namun yang terjadi
adalah kesalahan penggunaan kosmetik yang mengakibatkan kulit menghitam (health.detik.com,
5/3/2012).
Adanya peredaran kosmetik yang mengandung bahan-bahan berbahaya mesti membuat kita
sebagai kaum wanita lebih berhati-hati dalam memilih kosmetik yang benar. Jangan sampai kulit
kita rusak karena kita asal memilih kosmetik yang murah dan menawarkan kecantikan instan tapi
berbahaya bagi kecantikan itu sendiri.
D. BENAR, WANITA MUSLIM MUSTI WASPADA DENGAN KOSMETIK
BERBAHAYA DAN TIDAK HALAL
Sebagai wanita muslim, kita tak hanya musti waspada pada kosmetik berbahaya namun juga
kosmetik tidak halal. Mengapa? Sebagai wanita muslim, kita harus menjunjung tinggi syariat
agama dalam setiap perjalanan dan pilihan hidup. Demikian pula pada hukum islam halal-haram.
Islam sudah menyariatkan untuk mematuhi hukum halal dalam seluruh lini kehidupan.
Halal sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti legal atau diizinkan. Maksudnya adalah
sesuatu yang dinyatakan halal maka dilegalkan atau diizinkan untuk dikonsumsi atau dilakukan.
Konsep tentang halal sendiri tidak hanya mencakup soal makanan, namun juga kegiatan, proses,
dan hubungan antar manusia.
Kosmetik yang tidak halal berarti menggunakan bahan-bahan yang tidak dihalalkan oleh syariat
Islam. Bahan-bahan tersebut menggunakan unsur hewani. Berdasarkan keterangan yang dilansir
dalam camillacosmetic.com, zat-zat tersebut antara lain:
Lemak dan turunannya (gliserin, GMS, Cetyl Alc, Stearic Acid, Stearyl Acid, Palmitate
Acid, dll)
Kolagen dan elastin kolagen yang berasal dari babi. Dua zat ini digunakan dalam
pelembab karena berguna untuk menjaga kelenturan kulit.
Ekstrak placenta dan amnion (cairan ketuban) yang bermanfaat untuk meremajakan kulit.
Asam Alfa Hidroksi (AHA) , salah satu senyawa asam laktat, yang dalam pembuatannya
menggunakan media hewan.
Hormon estrogen, ekstrak timus, dan melantonin adalah contoh hormon yang berasal dari
hewan
Sodium Herparin.
Olahan babi sebagai sumber bahan aneka macam, termasuk kosmetik (multiply.com)
Allah sendiri sudah menegaskan dalam Al Maidah ayat 3:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk,
yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi
nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan..
(QS. 5:3)
Dalam ayat di atas, kata "memakan" tidak hanya bermakan memakan lewat mulut. Tapi
memakan tersebut juga berarti mengkonsumsi dalam artian menggunakan olahan babi untuk
berbagai keperluan termasuk kosmetik.
Aman berarti tidak mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan dan tidak menimbulkan
efek samping yang buruk. Sedangkan halal berarti komposisi dalam kosmetik terbuat dari zat
yang halal, diproses dengan halal, dan berasal dari bahan yang halal pula.
Nah sekarang, aku akan berbagi beberapa tips memilih kosmetik yang halal dan aman. Cekidot
^_^
Kenali dulu kondisi kulit kita. Termasuk katagori normal, berminyak, atau sensitif.
Setelah itu, pilih kosmetik yang sesuai dengan kondisi kulit. Penyesuaian ini sangat
penting untuk mengurangi dampak ketidakcocokan kosmetik seperti kulit kemerahan,
gatal-gatal, dan iritasi ringan.
Kenali dulu kebutuhan diri pada sebuah produk kosmetik tertentu. Misalnya kita ingin
membeli maskara. Kita harus mempertimbangkan benarkan maskara tersebut benar-benar
penting untuk menunjang penampilan. Jangan sampai maskara tersebut malah membuat
penampilan kita aneh. Mungkin saja karena bulu mata kita sudah sangat tebal sehingga
tidak membutuhkan maskara. Lebih baik, kita tanyakan dulu pada sahabat kita tentang
hal-hal ini agar kita membeli kosmetik yang benar-benar pas.
Kenali dulu budget membeli kosmetik yang tersedia. Harga kosmetik sangat bervariasi
mulai belasan hingga ratusan ribu rupiah. Mengenali budget sangat penting ketika kita
berniat membeli kosmetik. Jangan malu jika kita mengurungkan niat membeli kosmetik
tertentu karena ternyata kantong dompet benar-benar tidak kooperatif dengan harganya.
Lebih baik membeli kosmetik yang sesuai dengan budget. Namun, jangan gampang
tergiur dengan kosmetik yang murah. Justru kita musti wapada pada kosmetik yang
seperti itu karena menawarkan janji yang muluk-muluk tentang kulit yang menawan, tapi
harganya murah. Jangan-jangan itu tipuan semata.
KENALI IDENTITAS KOSMETIK
Identitas sangat penting ketika kita memutuskan untuk membeli sebuah produk kosmetik.
Identitas kosmetik harus jelas, transparan, dan terpercaya agar kita bisa terhindar dari produk
abal-abal. Ada beberapa hal yang harus kita cermati terkait identitas kosmetik, yaitu: