Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Tempat Kejadian Perkara (TKP) adalah tempat ditemukannya benda bukti dan atau tempat
terjadinya peristiwa kejahatan atau yang diduga kejahatan menurut suatu kesaksian. Meskipun
kelak terbukti bahwa di tempat tersebut tidak pernah terjadi suatu tindak pidana, tempat tersebut
tetap disebut sebagai TKP.1
Dalam proses penyidikan untuk mengungkapkan suatu perkara pidana yang menyangkut
nyawa manusia, pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP) merupakan kunci keberhasilan
upaya pengungkapan tersebut. Penanganan yang baik, tepat, cermat dan dilaksanakan secara
profesional merupakan pertanda akan tercapainya keberhasilan penyidikan untuk untuk membuat
jelas dan terang perkara yang akan dihadapi. Sebaliknya bilamana penanganan di TKP tidak
dilakukan secara profesional, maka sulit diharapkan pengungkapan kasus berjalan dengan mulus,
bahkan tidak jarang menemukan jalan buntu. Agar proses penyidikan dapat berjalan dengan
lancar, maka penyidik dan dokter perlu mengetahui bagaimana cara penanganan yang seharusnya
bilamana mereka diharuskan melakukan pemeriksaan di TKP.3
Pemeriksaan kedokteran forensik di TKP harus mengikuti ketentuan yang berlaku umum
pada penyelidikan di TKP, yaitu menjaga agar tidak mengubah keadaan TKP. Semua benda bukti
yang ditemukan agar dikirim ke laboratorium setelah sebelumnya diamankan sesuai prosedur.
Selanjutnya dokter dapat memberikan pendapatnya dan mendiskusikannya dengan penyidik
untuk memperkirakan terjadinya peristiwa dan merencanakan langkah penyelidikan lebih lanjut.
Bila korban masih hidup maka tindakan yang utama dan pertama bagi dokter adalah
menyelamatkan korban dengan tetap menjaga keutuhan TKP. Bila korban telah mati, tugas
dokter adalah menegakkan diagnosis kematian, memperkirakan saat, sebab, cara kematian,
menemukan dan mengamankan benda bukti biologis dan medis. Bila perlu dokter dapat
melakukan anamnesa dengan saksi-saksi untuk mendapatkan gambaran riwayat medis korban.1.
Halaman 1
DASAR HUKUM
Diperlukan atau tidaknya kehadiran dokter di TKP oleh penyidik sangat bergantung pada
kasusnya, yang pertimbangannya dapat dilihat dari sudut korbannya, tempat kejadiannya,
kejadiannya atau tersangka pelakunya. Bilamana pihak penyidik mendapat laporan bahwa suatu
tindakpidana yang menyangkut nyawa manusia (mati) telah terjadi, pihak penyidik dapat
meminta bantuan dari dokter untuk melakukan pemeriksaan di TKP. Peranan dokter di TKP
adalah membantu penyidik dalam mengungkap kasus dari sudut kedokteran forensik. Pada
dasarnya semua dokter dapat bertindak sebagai pemeriksa di TKP, namun dengan perkembangan
Halaman 2
Halaman 3
dan/atau mudah rusak. Setelah informasi terkumpul, disusunlah suatu mental plan tentang
bagaimana TKP tersebut akan dianalisa. Dokter harus selalu ingat untuk tidak melakukan
tindakan-tindakan yang dapat merubah, mengganggu, atau merusak keadaan di tempat kejadian
tersebut; walaupun sebagai kelanjutan dari pemeriksaan itu dokter harus mengumpulkan segala
benda bukti seperti bercak darah,air mani, sisa obat dan makanan. Dengan demikian, sebelum
dokter melakukan pemeriksaan maka tempat tersebut haruslah diamankan (dijaga keasliannya),
dan diabadikan dengan membuat foto atau sektsa keadaan di TKP. 3
Perlengkapan yang sebaiknya dibawa pada saat pemeriksaan di TKP adalah :1
Kamera
Lampu kilat,senter,ultraviolet
Alat tulis
Tang
Kaca pembesar
Halaman 4
umum
PENGENALAN TKP
Ketika seorang petugas tiba di TKP, ia tidak dapat begitu saja langsung memulai
mengumpulkan bukti. Tujuan pengenalan TKP adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai
ke arah mana penyelidikan ini dan mengembangkan pendekatan yang sistematis untuk
menemukan dan mengumpulkan bukti. Pada tahap ini, pemeriksa TKP hanya menggunakan
penginderaannya (mata, telinga, hidung: see, hear, smell), bersama kertas dan pena. 7
Langkah pertama adalah menentukan luasnya tempat kejadian. Misalnya pada kasus
pembunuhan dan korban terbunuh di rumahnya, tempat kejadian adalah rumah dan lingkungan
terdekat di luarnya. Sangatlah penting mengamankan TKP dan daerah lain yang nantinya
mungkin akan turut menjadi bagian penyelidikan. 7,8
Biasanya, petugas polisi yang pertama tiba di lokasi mengamankan core area (daerah
inti) bagian paling jelas dari TKP di mana sebagian besar bukti terkonsentrasi. Ketika petugas
pemeriksa TKP tiba, ia akan memblok daerah yang lebih luas daripada daerah inti karena adalah
lebih mudah untuk mempersempit ukuran TKP dibanding memperluasnya. 7,8
Halaman 5
DOKUMENTASI
Halaman 6
Halaman 7
Setiap pemeriksaan, TKP harus dianggap berada dalam kondisi yang utuh untuk terakhir
kalinya. Oleh karena itu dokumentasi harus dilakukan sebaik-baiknya, termasuk dengan
fotografi. Teknik fotografi yang baik harus dapat memenuhi lima hal: menyediakan bukti
dokumenter, memverifikasi pernyataan saksi, menyediakan sumber untuk analisis ahli dan
rekonstruksi, merekam TKP dengan sudut pandang pemeriksa untuk mengembangkan analisis,
dan mereka ulang TKP untuk keperluan pengadilan. Pengambilan foto TKP biasanya dilakukan
dalam dua cara, yakni tampilan menyeluruh dan tampilan per item barang bukti. Dengan teknik
yang baik, foto dari TKP dapat digunakan dalam perbandingan langsung. Sebagai contoh, foto
dengan ukuran sebenarnya (one-to-one photograph) dapat digunakan untuk membandingkan
sidik jari atau jejak kaki yang difoto dari TKP dengan sidik jari atau jejak kaki yang diketahui
dari tersangka.4,9
Halaman 8
Video adalah metode terbaik dalam mendokumentasikan TKP. Media ini dapat
memberikan sudut pandang yang tidak disediakan oleh foto atau sketsa. Kondisi TKP harus tetap
tidak berubah kecuali oleh adanya penanda yang ditempatkan atau lampu yang dinyalakan
selama penelusuran. Perubahan ini dapat ditandai dengan keterangan audio pada rekaman.
Sebelum merekam, jangkauan kamera harus bersih dari semua petugas di lokasi, dan masingmasing diharapkan untuk tetap diam selama perekaman berlangsung. Begitu kamera video mulai
merekam, maka sebaiknya tidak dihentikan sampai seluruh prosesnya selesai. Pengambilan video
hendaknya dimulai dengan tinjauan umum tentang TKP dan lingkungan sekitarnya. Rekaman
kemudian berlanjut ke TKP dengan pengambilan gambar dari sudut luas, close up dan bahkan
macro (extreme close up) untuk mendemonstrasikan susunan barang bukti dan relevansinya
Halaman 9
Trace evidence (residu tembakan senjata, residu cat, pecahan kaca, bahan kimia yang tidak
jelas, obat-obatan)
Berkas-berkas yang mencurigakan (buku harian, catatan bunuh diri, daftar telepon; juga
termasuk dokumen elektronik seperti mesin penjawab dan unit caller ID)
Untuk dapat memperoleh barang bukti yang diperlukan dalam proses penyidikan dikenal 5
(lima ) macam metode, yaitu: strip method, double strip or grid method, spiral method,
zone method dan wheel method : cara atau metode-metode tersebut tentu sudah di ketahui
Halaman 10
Halaman 11
Arah pergerakan dari sumber perdarahan baik dari korban maupun dari sipelaku
kejahatan.
Sumber perdarahan, darah yang berasal dari pembuluh balik ( padaluka yang dangkal ),
akan berwarnah merah gelap. Sedangkan yang berasal dari pembuluh nadi ( pada luka
yang dalam ) akan berwarnah merah terang.
Darah yang berasal dari pernafasan atau paru-paru berwarnah merah terang dan berbuih
(jika telah kering tampak seperti sarong tawon). Darah yang berasal darisaluran
pencernaan akan berwarna merah-coklat sebagai akibat dari bercampurnya darah dengan
asam lambung.
Darah dari pembuluh nadi akan memberika bercak kecil-kecil menyemprot pada daerah
yang lebih jauh dari daerah perdarahan, sedangkan yang berasal dari pembuluh balik
biasanya membentuk genangan ( ini karena tekanan dalam pembuluh nadi lebih tinggi
dari tekanan atmosfir sedangkan tekanan dalam pembuluh balik lebih rendah hingga tidak
mungkin dapat menyemprot ).
Halaman 12
Dari distribusi bercak darah pada pakaian dapat diperkirakan posisi korban sewaktu
terjadinya perdarahan.
Dari distribusi darah yang terdapat di lantai dapat diduga apakan kasusnya bunuh diri
(tergenang, setempat), ataukan pembunuhan.
Pada kasus tabrak lari, pemeriksaan bercak darah dalam hal ini golongan darahnya yang
terdapat pada kendaraan yang diduga sebagai penabrak di bandingkan dengan golongan
darah korban akan bermakna dan memudahkan proses penyidik.
Didalam melakukan pemeriksaa bercak darah yang telah kering di TKP atau pada
barang-barang bukti seperti pisau, palu tongkat pemukul dan lain sebagainya, penyidik harus
memperoleh kejelasan di dalam tiga hal yang poko yaitu :
1. Apakah bercak tersebut memang bercak darah.
2. Jika bercak darah, apakah berasal dari manusian, apakah golongan darahnya.
Table.3
bentuk dari bercak darah6
Halaman 13
Halaman 14
1.
Budiyanto A et al. Ilmu kedokteran forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI;
2.
1997. p.203-5.
Idries AM. Pedoman ilmu kedokteran forensik. Ed.1. Binarupa Aksara; 1997. p.19-
3.
20,26,286-93.
CSI: The experience, history of crime scene investigation [online]. [cited 2008 May 23];
6.
from: URL:www.science.howstuffworks.com/csi1.htm
Crime scene investigation: a guide for law enforcement [online]. [cited 2008 May 23];
URL:www.feinc.net/cs-proc.htm
Layton J. How crime scene investigation works [online]. [cited 2008 May 23]; Available
11.
from: URL:www.science.howstuffworks.com/csi2.htm
Ruslander HW. Searching and examining a major crime scene [online]. [cited 2008 May 23];
Halaman 15