MODUL
PEMBIMBING
: TRAY DRYER
: Emma Hermawati, Ir., MT
Praktikum
: 25 Mei 2015
Penyerahan
: 01 Juni 2015
OLEH
KELOMPOK
GHAIDA MUTHI A
NENDEN K ANGGRAENI
NUR ASMALAH
DILA ADILA
KELAS
4
131411009
131411017
131411020
131411059
2A
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengeringan merupakan bagian dalam rangkaian operasi pada industry proses.
Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair dari bahan padat sehingga
mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat sampai dengan batas yang dapat
diterima.
Zat padat yang akan dikeringkan terdapat dalam berbagai macam bentuk antara lain
serpih, biji-bijian, serbuk, Kristal, lempeng atau lembaran sinambung. Untuk
mengeringkan bahan-bahan tersebut di industri telah terdapat berbagai bentuk alat
pengering. Alat-alat pengering itu antara lain: tray dryer, screen conveyor dryer, tower
dryer, rotary dryer, fluidized-bed dryer, flash dryer dan spray dryer (Geankoplis, 1993).
1.2 Tujuan Percobaan
1) Dapat mengenal karakteristik pengeringan dengan tray dryer
2) Mampu mengoperasikan alat pengeringan jens tray dryer skala laboratorium
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengeringan
Pada umumnya pengeringan zat padat berarti pengurangan air atau zat cair lain dari
bahan padat, sehingga sisa zat cair di dalam zat padat itu mempunyai kandungan yang
rendah dan dapat diterima. Setiap bahan yang akan dikeringkan mempunyai kandungan
zat cair yang berbeda, dan ada pula yang tidak sama sekali mengandung zat cair, yang
disebut bone dry. Zat padat yang akan dikeringkan biasanya berbentuk seperti serpih
(flake), bijian (granule), kristal (crystal), serbuk (powder), lempeng (slab), atau lembaran
sinambung (continous sheet) dengan sifat-sifat yang mungkin sangat berbeda dari setiap
jenis bahan yang dikeringkan.
Pada proses pengeringan, ada bahan yang tahan terhadap penanganan kasar atau
terhadap lingkungan operasi dengan suhu yang sangat tinggi, tetapi ada pula yang
memerlukan penanganan yang sangat hati-hati, karena bahan yang akan dikeringkan
tidak tahan terhadap suhu yang terlalu tinggi, kandungan zat lain selain air yang
terkandung pada bahan itu akan ikut teruapkan.
Mengingat banyaknya ragam bahan yang dikeringkan, maka tidak ada satu teori pun
mengenai pengeringan yang dapat meliputi semua jenis bahan dan peralatan yang ada.
Variasi bentuk dan aliran bahan, keseimbangan kebasahannya di dalam zat padat, serta
metode pemberian kalor yang diperlukan untuk penguapan, semuanya menyebabkan
tidak bisa dilakukan suatu pembahasan tunggal secara keseluruhan.
Akan tetapi pada prinsipnya, pada saat pengeringan dilakukan terhadap kandungan di
permukaan bahan, maka air pada permukaan bahan akan menguap. Pada saat
pengeringan mencapai kandungan air di dalam pori-pori bahan, terjadi perubahan laju
pengeringan tergantung dari sifat bahan yang bersangkutan.
5. Tray dryer
Bahan yang dikeringkan dengan cara ini berupa lembaran. Lembaran tersebut
disimpan pada tray kemudian ditiupkan udara panas pada permukaannya, sehingga
air yang terkandung di dalamnya akan menguap (McCabe, 1999).
2.3 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan
1) Luas Permukaan
Makin luas permukaan bahan makin cepat bahan menjadi kering. Air menguap
melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah akan merembes
ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk mempercepat pengeringan
umumnya bahan pangan yang akan dikeringkan dipotong-potong atau di iris-iris
mudah keluar,
potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana panas
harus bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan mengurangi
jarak melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan
kemudian keluar dari bahan tersebut.
air harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan
dan berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang
di keringkan dan cara pemanasan yang digunakan. Makin tinggi suhu dan kecepatan
aliran udara pengeringan makin cepat pula proses pengeringan berlangsung. Makin tinggi
suhu udara pengering, makin besar energi panas yang di bawa udara sehingga makin
banyak jumlah massa cairan yang di uapkan dari permukaan bahan yang dikeringkan.
Jika kecepatan aliran udara pengering makin tinggi maka makin cepat massa uap air yang
dipindahkan dari bahan ke atmosfer.
Kelembaban udara berpengaruh terhadap proses pemindahan uap air. Pada
kelembaban udara tinggi, perbedaan tekanan uap air didalam dan diluar bahan kecil,
sehingga pemindahan uap air dari dalam bahan keluar menjadi terhambat. Pada
pengeringan dengan menggunakan alat umumnya terdiri dari tenaga penggerak dan kipas,
unit pemanas (heater) serta alat-alat kontrol. Sebagai sumber tenaga untuk mengalirkan
udara dapat digunakan blower. Sumber energi yang dapat digunakan pada unit pemanas
adalah tungku, gas, minyak bumi, dan elemen pemanas listrik.
Proses utama dalam pengeringan adalah proses penguapan air maka perlu terlebih
dahulu diketahui karakteristik hidratasi bahan pangan yaitu sifat-sifat bahan yang
meliputi interaksi antara bahan pangan dengan molekul air yang dikandungnya dan
molekul air di udara sekitarnya. Peranan air dalam bahan pangan dinyatakan dengan
kadar air dan aktivitas air, sedangkan peranan air di udara dinyatakan dengan kelembaban
relatif dan kelembaban mutlak.
Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah sebagai berikut:
1. Air bergerak melalui tekanan kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-lapisan
permukaan komponen padatan dari bahan.
4. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.
(Dewi, 2010)
bahan tersebut mencapai kandungan air kesetimbangan. Untuk udara yang mempunyai
humiditas 0%, nilai kandungan air kesetimbangan dari semua bahan adalah 0.
Kandungan air kesetimbangan bervariasi tergantung tipe bahan untuk setiap
persen relative humiditas yang diberikan, seperti pada gambar yang memperlihatkan
beberapa tipe bahan pada temperatur kamar. Padatan yang tidak dapat larut dan tidak
berongga cenderung mempunyai kandungan kebasahan cukup rendah, seperti
diperlihatkan pada bahan glass wool dan kaclin. Untuk bahan yang bersel, berongga
seperti bahan organic dan biologi umumnya mempunyai kandungan air kesetimbangan
yang besar.
2) Kandungan Air Keseimbangan
Udara yang memasuki pengering jarang sekali berada dalam keadaan benar-benar kering,
tetapi selalu mengandung kebasahan yang mempunyai kelembaban relative tertentu.
Untuk udara yang mempunyai kelembaban relative tertentu, kandungan kebasahan di
dalam zat padat yang keluar dari pengering tidak bisa kurang dari kebasahan
keseimbangan yang berkaitan dengan kelembaban udara masuk. Bagian air yang terdapat
dalam zat padat yang basah itu tidak dapat dikeluarkan dengan udara masuk, karena
udara masuk ini mengandung, kelembaban pula yang disebut kebasahan keseimbangan.
permukaan padatan dengan fasa ruah, dimana padatan memiliki konsentrasi yang lebih
tinggi dari fasa ruah menyebabkan terjadinya gaya dorong perpindahan massa, maka air
yang terkandung dalam padatan akan berpindah ke udara. Untuk mengetahui berapa
massa air yang hilang, dapat diketahui dengan cara menghitung selisih antara massa
padatan sebelum dikeringkan dan massa padatan setelah dikeringkan.
Pada proses pengeringan dalam tray dryer aliran udara panas yang dialirkan harus
merata agar proses pengeringan pada setiap tray dapat berlangsung seimbang. Pada
rancang bangun tray dryer kali ini sumber aliran udara berasal dari blower. Aliran udara
yang dihembuskan dari blower harus dapat diatur agar bahan yang dikeringkan tidak
terfluidisasi.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
Nama Alat
Spesifikasi
Tray dryer
Termometer
Stopwatch
Pisau
Spesifikasi
Luas 2 cm x 2 cm
Tebal 3 mm
3.2
Prosedur Kerja
3.2.1
Persiapan
3.2.2
3.2.3
Start Up
MM eenniigmm bbaannkiggl sbeedpbroaulttamchngcwosvawnmapnpbiejalrsyuahengisusdaamhpeilkketarhinugil asny ,tidak boleh bih dari2 cm x 2 cm .M el tak n sam peldiat scaw n pijarkem udian m e i bang beratny
p1i0jar
M e n y a la k a n b lo w e r d e n g a n b u k a a n y a n g
M e n g a tu r te m p e ra tu r k e m u d ia n
m e n y a la k a n p e m a n a s
Peringatan!
M e n c a ta t b e ra t tra y y a n g M e n
b e ris i b a h a n s e tia p 5
g h e n t
m e n it
ik a n
BAB IV
PENGAMATAN DATA
4.1 Obyek Pengamatan
a. Jenis sampel
b. Tebal irisan
c. Ukuran
d. Luas bahan (atas dan bawah)
4.2 Variabel Operasi
a. Set point temperatur pemanas
b. Tray yang dipakai
: Ubi
: 3 mm
: 2 cm x 2 cm
: 2 x ( 2 cm x 2 cm) = 16 cm2
: 600C
: Tray bagian atas
: 260C
: 250C
: Cerah
Tabel 4.1 Data Pengamatan Berat dan Temperatur pada Try Dryer
Waktu
Berat
(menit)
(gram)
Temperatur (0C)
Udara Masuk
Sebelum
Udara Keluar
Kering
Basah
Tray
Kering
Basah
227,5
26
22
35,5
27
21
215,2
29
26
44
34
25
10
214,7
30
24
44
33
23
15
212,5
29
27
39
32
24
20
208,6
29
26
45
33
24
25
206,2
28
28
44
35
23
30
203,4
29
25
45
33
24
35
200,9
29
27
45
34
25
40
197,4
29
25
45
35
25
45
195,8
29
24
43
36
26
50
194,4
29
23
45
37
25
55
193,2
29
24
45
35
24
60
191,7
28
25
45
38
25
65
190,3
29
27
45
34
26
70
189,1
27
23
45
35
25
75
187,2
28
23
45
34
25
80
187,2
28
23
45
33
24
85
187,2
28
23
45
33
25
BAB V
PENGOLAHAN DATA
5.1 Pembuatan Kurva Berat terhadap Waktu
Tabel harga berat bersih atau berat bahan yang dikeringkan (W) terhadap waktu (t).
Harga berat bersih sama dengan harga berat total dikurangi berat tray kosong.
Tabel 5.1 Data Berat Bersih Bahan yang Dikeringkan
Waktu (menit)
Berat Tray +
Bahan
227,5
66,1
215,2
53,8
10
214,7
53,3
15
212,5
51,1
20
208,6
47,2
25
206,2
44,8
30
203,4
42
35
200,9
39,5
40
197,4
45
195,8
50
194,4
33
55
193,2
31,8
60
191,7
30,3
65
190,3
28,9
70
189,1
27,7
75
187,2
25,8
80
187,2
25,8
85
187,2
25,8
161,4
36
34,4
10 20 30 40 50 60 70 80 90
Waktu t (menit)
Gambar 5.1 Kurva Harga Berat Bersih Bahan yang Dikeringkan terhadap Waktu Pengeringan
5.2 Perhitungan Berat Kering Bahan
5.2.1 Data berat basah sampel sebelum dipanaskan dalam oven dan setelah dipanaskan dalam
oven, serta berat bersih bahan dalam tray pada waktu t=0
Berat basah sampel sebelum di oven = 0,8 gram
Berat sampel setelah di oven
= 0,2 gram
Berat bersih bahan dalam tray t=0
= 66,1 gram
5.2.2
5.3 Pembuatan Kurva Kadar Air Bahan (X) terhadap Waktu (t)
Harga kadar air dicari dengan persamaan :
X=
Tabel 5.2 Tabel Harga Kadar Air (X) Bahan terhadap Waktu (t).
Waktu t (menit)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
Berat Bersih W
(gram)
66,1
53,8
53,3
51,1
47,2
44,8
42
39,5
36
34,4
33
31,8
30,3
28,9
27,7
25,8
25,8
25,8
Ls (gram)
X (Kadar air)
16,52
3,00
2,26
2,22
2,09
1,86
1,71
1,54
1,39
1,18
1,08
0,99
0,92
0,83
0,74
0,67
0,54
0,54
0,54
Kurva Hubungan antara Kadar Air dalam Bahan (X) terhadap Waktu (t)
3.5
3
2.5
2
Kadar Air dalam Bahan (X) 1.5
1
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Waktu t (menit)
Gambar 5.2 Kurva Harga Kadar Air Bahan (X) terhadap Waktu (t)
5.4 Penentuan Periode Laju Konstan
Dalam langkah ini, jika teramati ada ruas garis di kurva X vs t yang mengindikasikan adanya
tahap adaptasi, terlebih dahulu abaikan data di ruas itu.
5.4.1 Dari kurva X vs t, teramati secara visual adanya garis lurus yang terbentuk.
5.4.2
Memisahkan data yang membentuk garis lurus, dan membuat kurva kadar air (X) vs t
sendiri dengan program Excel
Tabel 5.3 Kadar Air pada Waktu Tertentu
Waktu (menit)
60
65
70
75
80
85
Kurva Hubungan antara Kadar Air dalam Bahan (X) terhadap Waktu (t) Tertentu
1
0.8
0.6
Kadar Air (X)
0.4
0.2
0
55
60
65
70
75
80
85
90
Waktu t (menit)
5.4.4
dx
dt
X = -0.012 t + 1.546
dx
=0,012
dt
5.4.5
( )
Rc=2,95 10
g H 2O
g H 2O
=2,94 2
2
cm . menit
m .menit
Waktu (t)
60
65
70
75
80
85
Rata-rata
5.5.2
Membuat harga X rata-rata atas titik-titik yang hampir sama sebagai harga X * (X
kesetimbangan)
Pada tabel di atas rata-rata titik yang didapat adalah = 0,6433, maka nilai X* = 0,6433
0,83
0,74
2, 95
g H2O/m2.menit
Xc
0,67
0,54
0,54
0,54
0,54
5.6.2
Gambar 5.4 Kurva Laju Pengeringan Konstan (Rc) terhadap Kadar Air (X)
Memplotkan harga X=X* dengan R=0 sehingga membentuk titik (X*,0)
0.6
0.8
Gambar 5.5 Memplot titik (0,6433 ; 0) pada Kurva Laju Pengeringan Konstan (Rc) terhadap
Kadar Air (X)
1.5
1
0.5
0
0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Kadar Air (X)
5.6.8
Dengan terbentuknya garis datar, garis miring, serta titik (X *,0) maka kurva karakteristik
pengeringan telah lengkap. Dengan mudah dapat dilihat 3 harga karakteristik
pengeringan, yaitu Xc, Rc, serta X*
3.5
3
2.5
2
Laju Pengeringan R (g H2O/m2.menit)
1.5
1
0.5
0
0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Kadar Air (X)
BAB VI
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
6.1 Pembahasan
Praktikum kali ini merupakan proses pengeringan bahan menggunakan alat pengering tray
dryer. Praktikum ini bertujuan agar mampu mengoperasikan alat pengering tray dryer skala
labaoratorium sehingga memperoleh kurva karakteristik pengeringan dari alat pengering tray
dryer.
Pada percobaan kali ini, bahan yang dikeringkan adalah dari jenis umbi-umbian yaitu ubi
jalar kuning. Berdasarkan literatur, kandungan air pada ubi jalar kuning sebesar 68,78%.
Bahan tersebut dikeringkan menggunakan alat pengering tray dryer. Prinsip kerja dari
pengering tray dryer yaitu bahan yang akan dikeringkan berbentuk lembaran kemudian udara
panas yang berasal dari unit pemanas dialirkan menggunakan blower sehingga udara panas
melewati tray dengan permukaan berlubang yang berisi bahan.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengiris ubi jalar sehingga berbentuk persegi
dengan luas permukaan bahan 2 cm x 2 cm dan ketebalan tidak lebih dari 3 mm. Hal ini
bertujuan untuk memperluas bidang kontak antara udara pemanas dengan bahan, karena
ukuran yang kecil dan tipis memperkecil jarak pengeringan yang harus dicapai udara
pemanas dari permukaan bahan ke pusat bahan sehingga air dalam bahan mudah keluar.
Selain itu, waktu pengeringan pun menjadi lebih cepat. Setelah itu, bahan disimpan diatas
tray sampai menutupi seluruh permukaan tray. Selanjutnya, tray digantungkan didalam alat
pengering tray dryer yang dilengkapi dengan timbangan. Blower dinyalakan 5 menit
kemudian setelah itu pemanas (heater) elektrik dinyalakan dan diatur pada temperature 60 0C.
Setiap 5 menit dilakukan pengamatan pada berat tray yang berisi bahan, suhu udara masuk
dan keluar, serta suhu sebelum tray sampai berat tray yang berisi bahan konstan.
Langkah kedua yang dilakukan adalah memanaskan beberapa iris bahan diatas cawan
penguap menggunakan oven dengan temperatur 1000C sampai berat cawan berisi bahan
konstan.
Berdasarkan data pengamatan, berat tray yang berisi bahan konstan pada waktu ke-85
menit. Dari pengolahan data pengamatan, kadar air bahan yang dikeringkan menurun dari
mula-mula 3,00 menjadi 0,54 dengan laju pengeringan konstan 2,95x10 -4 g H2O/m2.menit
serta diperoleh kurva karakteristik pengeringan pada gambar 5.7.
6.2 Kesimpulan
1)
DAFTAR PUSTAKA
Falasah, Mohammada Ari dan Mukti, Wibawa 1999. Rancang Bangun Pengering
Bandung.
Schefler, William C. 1987. Statistika untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran, dan
Ilmu yang Bertautan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Perhitungan Berat Kering Sampel
Ls=
Ls=
0,2
66,1
0,8
Ls=16,52 gram
2. Perhitungan Kadar Air Bahan (X)
X=
X t =0=
66,116,52
16,52
X t =0=3,00
X t =5=
53,816,52
16,52
X t =0=2,26
X t =10=
53,316,52
16,52
X t =0=2,22
X t =15=
51,116,52
16,52
X t =45=
34,416,52
16,52
X t =45=1,08
X t =50=
3316,52
16,52
X t =50=0,99
X t =55=
31,816,52
16,52
X t =55=0,92
X t =60=
30,316,52
16,52
X t =15 =2,09
X t =20=
47,216,52
16,52
X t =20=1,86
X t =25=
44,816,52
16,52
X t =25=1,71
X t =30=
4216,52
16,52
X t =30=1,54
X t =35=
39,516,52
16,52
X t =35=1,39
X t =40=
3616,52
16,52
X t =40=1,18
X t =60=0,83
X t =65=
28,916,52
16,52
X t =65=0,74
X t =70=
27,716,52
16,52
X t =70=0,67
X t =75=
25,816,52
16,52
X t =75=0,54
X t =80=
25,816,52
16,52
X t =80=0,54
X t =85=
25,816,52
16,52
X t =85=0,54
( )
Dik : Ls = 16,52 gr
A = 672 cm2
dx
=0,0025
dt
Rc=
16,52
. (0,012 )
672
4
Rc=2,95 10
g H 2O
g H 2O
=2,95 2
2
cm . menit
m . menit
No
1
Gambar
Keterangan
Seperangkat alat Tray Dryer yang
dilengkapi dengan blower, heater,
dan timbangan (neraca)