Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh,
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2015
TUJUAN
Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui pemeriksaan Imunoserologi yang tepat untuk mendeteksi dini
kehamilan.
2. Untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja dari pemeriksaan tes kehamilan
hCG.
Tujuan Khusus
1. Untuk dapat melakukan pemeriksaan kehamilan hCG
2. Untuk mendeteksi adanya human chorionic gonadotropin (hCG) dalam sampel urine
pasien secara kualitatif sebagai deteksi dini kehamilan.
3. Untuk dapat menginterpretasikan hasil yang didapatkan melalui tes kehamilan hCG.
II.
METODE
Metode yang digunakan adalah metode imunokromatografi rapid test.
III.
PRINSIP
Sampel urine yang mengandung hCG akan bergerak secara kapilaritas pada sepanjang
membrane kemudian akan bereaksi dengan konjugat warna. Sampel positif akan bereaksi
dengan antibody spesifik anti hCG yang melapisi membrane strip sehingga terbentuk garis
warna test. Hasil negative ditandai dengan tidak munculnya garis warna pada test.
IV.
LATAR BELAKANG
Satu hal yang tidak bias lepas dari proses kehamilan adalah perubahan hormon yang
menyebabkan berbagai perubahan organ dan system tubuh seorang ibu hamil. Hormon itu
sendiri merupakan aneka substansi kimia yang dilepaskan kealiran darah untuk merespons
suatu rangsangan dan mengaktifkan sel, sesuai dengan hormon yang dibutuhkan dan
membutuhkannya. Fertilisasi terjadi pada hari-hari setelah ovulasi yang merupakan titik
tengah daur haid. Telur yang telah mengalami proses pembuahan mengapung kearah tuba
fallopi dan masuk kedalam uterus dimana ovum menanam diri pada endometrium sekretorik
yang telah siap. Segera setelah implantasi pada hari ke-21 hingga hari ke-23 dari siklus,
dimulai produksi gonadotropin korionik (chorionic gonadotrpin,CG).
Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon khas kehamilan (ditemukan
dalam darah dan urine perempuan hamil). Hormon yang dibentuk oleh trofoblast (lapisan
bagian luar janin yang terbentuk pada awal pembentukan janin dan plasenta) ini berfungsi
mempertahankan korpus luteum (jaringan berwarna kuning dalam indung telur yang
terbentuk ketika indung telur baru saja melepaskan sel telur) yang membuat eksogen dan
progesterone sampai plasenta terbentuk seutuhnya. Molekul HCG bersifat dimerik, terdiri
dari satu sub unit alfa dan satu sub unit beta, yang khas untuk HCG dan menentukan
individualitas antigenik.
V.
DASAR TEORI
kompleks
antigen-antibody
(immunoassay).
Metode
aglutinasi
dapat
mendeteksi adanya beta-HCG di urin minimal 200 mIU/ml sedangkan metode strip lebih
sensitif yaitu minimal 20-25 mIU/ml. Metode strip ini yang lazim dilakukan karena selain
lebih sensitif juga lebih praktis (Dijar,2012).
Penggunaan strip hCG urin tes merupakan suatu metode imunoassay untuk
memastikan secara kualitatif adanya human chorionic gonadotropin (hCG) didalam urin
sebagai deteksi dini adanya kehamilan. Human chorionic gonadotropin merupakan sebuah
hormon glikopeptida yang dihasilkan oleh plasenta selama kehamilan. Adanya hCG dan
peningkatan konsentrasinya secara cepat didalam urin ibu membuatnya sebagai penanda
untuk memastikan kehamilan.
Terdapat 3 antibodi anti HCG pada strip. Antibodi tersebut adalah antibodi anti HCG
yang pertama (kita sebut saja anti HCG-1), antibodi anti HCG yang kedua (anti HCG-2) dan
anti-anti HCG-1 (antibodi dengan anti HCG-1 sebagai antigen). Ketiga antibodi itu terletak di
lokasi yang berbeda dengan sifat yang berbeda pula. Anti HCG-1 bersifat mobile sehingga
bisa ikut berpindah ke area Test (T) dan Control (C) melalui gerakan kapilaritas. Anti HCG-1
merupakan antibodi monoklonal sedangkan anti HCG-2 bersifat poliklonal. Anti HCG-2 di
area T dan anti-anti HCG-1 di area C bersifat fixed atau tertanam, artinya tidak dapat
berpindah sehingga tidak ikut mengalir/berpindah tempat (Dijar,2012).
Reaksi pembentukan kompleks antigen antibodi antara HCG sebagai antigen dan
anti HCG sebagai antibody bersifat spesifik. Antibodi akan mengenali antigen pada lokasi
tertentu yang disebut epitop. Antibodi poliklonal adalah antibodi yang mengenali suatu
antigen melalui ikatan dengan epitop yang bervariasi karena berasal dari sel B yang berbedabeda. Sedangkan antibodi monoklonal lebih spesifik mengenali antigen pada satu epitop
tertentu karena berasal dari satu sel B yang dibiakan (Dijar,2012).
Kadar hCG berubah secara dramatis selama trimester pertama. Hormon ini adalah
yang pertama kali dapat dideteksi sekitar 11 hari setelah terjadi pembuahan. Tetapi hanya
melalui tetst darah. Setelah itu antara hari ke-12 sampai 14, hormon ini dapat dideteksi
dengan test urine. Kadar hCG akan berlipat ganda kurang lebih setiap 72 jam mulai dari
minggu pertama sampai ke-12 kehamilan, lalu akan cenderung menurun setelah itu (Panca,
2012).
VI.
1. Alat
2. Bahan
VII.
Pot urine
Stopwatch
Lap/ tissue
Sampel urine (urine pagi)
Akon pregnancy test kit
PROSEDUR
1. Alat dan bahan disiapkan serta dikondisikan pada suhu ruang (15 300C)
2. Strip test dibuka dan diharapkan sesegera mungkin untuk digunakan
3. Strip test dicelupkan secara vertical ke dalam urine dengan tanda panah mengarah ke
bawah dan saat pencelupan urine tidak boleh melewati garis maksimal dari strip.
4. Dicelupkan selama 10 15 detik , kemudian diangkat dan diletakkan pada tempat
datar dan kering untuk menghindari kontaminasi. Hasil test diinterpretasikan dalam
waktu 3 menit. Hasil test yang dibaca lebih dari 3 menit dapat dapat menimbulkan
hasil negative palsu.
Positif
DAFTAR PUSTAKA
Panca.
2012.
Laporan
Imunoserologi.
Online.
Available
http://pancarahmat.blogspot.com/2012/05/contoh-laporan-imunoserologi-i.html,
Yoga.
2012.
HCG
(Human
Chorionic
Gonadothropin)
Online.
Available
Available
http://yogabersyair.blogspot.com/2012/10/hcg-human-chorionicgonadothropin.html,
Anonim.
2011.
Salah
Satu
Metode
Tes
Kehamilan.
Online.
http://caldoknotes.blogspot.com/2011/03/salah-satu-metode-tes-kehamilan.html
Dijar.
2012.
Tes
Kehamilan
Dengan
Deteksi
Hormon.
Online.
Available
http://djjars.blogspot.com/2012/04/tes-kehamilan-dengan-deteksihormon_07.
html#.U1NceKLFlPw,