Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Alam semesta yang diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa
mengandung prinsip-prinsip alami yang telah ada dan diatur oleh suatu
mekanisme keteraturan, interaksi (saling mempengaruhi), interdipendensi
(saling ketergantungan), kompetisi, distribusi dan adanya faktor-faktor
pembatas yang secara keseluruhan berproses menurut kaidah-kaidah alami
secara terus menerus, hingga berakhirnya zaman ini. Manusia bertugas
mengelola seluruh isi alam semesta untuk kemanfaatan dalam kehidupan
secara berkelanjutan, dengan tetap berpegang pada prinsip dan konsep
alami agar kemanfatan dan kualitasnya tetap terjaga dan terpelihara
sepanjang masa. Prinsip dan proses ekologis berlangsung secara alami
dalam kaidah-kaidah fitrah yang terus menerus hingga akhir zaman di
planet bumi. Prinsip keberkanjutan dan keseimbangan system alam terjadi
dengan sendirinya atas kekuasaan pencipta kehidupan yaitu Allah, Tuhan
seru sekalian alam,
Pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang
telah banyak dikembangkan dalam banyak negara, termasuk negara
Republik Indonesia, mempunyai kata kunci yaitu ekosistem atau sistem
ekologi. Kalimat ini sudah menjadi 'jargon' yang sering dibahas dalam
perencanaan pembangunan wilayah ekosistem (orientasi pendekatan
ekosistem), yang mendasarkan pada sifat integrasi atau keterpaduan antar
sektor, yang dikenal sebagai pendekatan holistik, pendekatan lintas sektor
maupun program pembangunan berwawasan lingkungan. Model
pendekatan ekosistem telah banyak pula dikembangkan dengan berbagai
program komputasi dan permodelan matematika, yang pada dasarnya
bertumpu pada asas suitabilitas dan elastisitas komponen-komponen
ekosistem yang ada. Cara pendekatan holistik yang digunakan juga dipakai
sebagai cara mengkaji secara integratif/ terpadu atas suatu permasalahan
DSR-EKO
DSR-EKO
dan ruang seluruh proses- proses alam dan sebab-akibat yang ada, terjadi
begitu saja. Inilah salah satu bentuk atau bukti kekuasaan Tuhan atas bumi
dan seisinya. Untuk itulah maka aplikasi ekologi dibutuhkan untuk
melakukan pengelolaan sumber alam dan lingkungan bagi kemanfaatan
manusia seluruhnya secara berkelanjutan. Upaya mengelola alam semesta
ini harus didasarkan pada kaedah, konsep, dan prinsip ekologi, agar dapat
dipelihara kemanfaatan alam semesta atau ekosistem, serta menghindari
terjadinya pencemaran maupun kerusakan lingkungan yang dapat
merugikan berbagai kehidupan dan ekosistemnya.
Beberapa bentuk aplikasi ekologi adalah pengelolaan lingkungan
hidup (PLH), penyusunan tata ruang ekosistem, perencanaan wilayah/kota,
memelihara keseimbangan ekosistem binaan, pengendalian pencemaran
dan kerusakan lingkungan, pengelolaan DAS (daerah aliran sungai),
konservasi tanah dan air, Ekologi perairan, Ekologi pesisir dan laut,
Ekologi hutan, Amdal, Audit lingkungan dan EMS (Environmental
Management System). Penerapan sistem ekologi pada berbagai bidang
tersebut menggambarkan adanya keterkaitan antar dan inter disiplin ilmu
maupun lintas sektor pembangunan dalam suatu model dinamika, dengan
indikator perubahnya dapat diidentifikasi secara nyata dan kuantitatif. Cara
pendekatan terpadu ini sangat penting untuk perencanaan wilayah maupun
untuk penyusunan berbagai model simulasi komputer. Penggunaan sistem
ekologi sebagai dasar perencanaan pembangunan dan lingkungan dapat
memberikan manfaat jangka panjang dalam pengelolaan sumberdaya dan
lingkungan, agar kelestarian fungsinya dapat terus menopang keterlanjutan
kualitas kehidupan di bumi ini. Di samping itu perlu dikembangkan terus
penggunaan sistem ekologi bagi kebutuhan berbagai kehidupan manusia
untuk mencapai kesejahteraan secara arif dan bijak.
PRINSIP DASAR
Mahluk hidup di alam semesta tidak akan dapat hidup sendiri dan
terlepas dari faktor lainnya. Kelangsungan semua mahluk hidup saling
dipengaruhi dan ketergantungan dengan berbagai variasi faktor
disekelilingnya. Hubungan antar individu/populasi dengan habitat atau
relung hidupnya, akan kompleks, spesifik dan beraneka, bahkan bisa
menjadi rumit keterkaitan antar komponen yang ada dalam suatu
DSR-EKO
tapi juga dapat mempunyai habitat sama dengan relung berbeda, atau
relung yang sama dengan habitat berbeda. Ciri khas organisme di habitat
maupun relung ekologis akan sangat banyak variasi dan bentuknya, karena
setiap jenis/species memiliki karakter khas yang cocok untuk lokasi
tertentu, hingga dikenal ada biota endemik, kosmopolit dan unik yang
spesifitasnya bisa beraneka ragam.
Unsur unsur kimia di alam tertentu sangat dibutuhkan dalam
kehidupan, misalkan magnesium dalam klorofil, ferrum dalam sel darah.
Unsur kimia tersebut telah dibuktikan cenderung melakukan siklus dalam
biosfer melalui siklus biogeokimia. Berbagai unsur/senyawa kimia yang
siklus adalah nitrogen, karbondioksida, air, oksigen, fosfor. Siklus nitrogen
hampir terjadi sempurna di alam, walaupun secara lokal dapat berperan
sebagai faktor pembatas dalam sistem biologi. Upaya tumbuhan untuk
mengikat unsur nitrogen di udara tersebut banyak dilakukan oleh golongan
Leguminoceae, melalui bintil akar dan bakteri Rhizobium. Proses
transformasi dan akumulasi materi dalam siklus biogeokimia yang
kompleks digambarkan melalui jaring makanan dan piramida trofik
ekologi. Dalam berbagai penelitian kompleksitas dalam ekosistem sering di
sederhanakan menjadi model-model dinamika, agar sistem kompleks yang
multivariabel tersebut menjadi sederhana, mudah dimengerti, dapat
diprediksi perubahannya per waktu, dinamika pola tingkah laku sistem
dapat diikuti dan diprediksi arah perkembangannya.
Prinsip ekologi yang penting diperhatikan adalah faktor pembatas
(limiting factor atau Hukum minimum Liebig), hukum toleransi oleh VE
Shelford, konsep suksesi ekologis, asas holocoenitik, produktivitas
biomassa, asosiasi dan kompetisi, dinamika polpulasi, preservasi dan
konservasi plasma nutfah, pengelolaan sumber alam (eksplorasi dan
eksploitasinya), exobiologi, manajemen ekosistem (remote sensing atau
analisis citra landsat), permodelan ekosistem/ model dinamika ekosistem
dan berbagai bentuk konsep lainnya.
Asas holocoenitik adalah proses ekosistem yang terjadi interaksi faktor
intra dan ekstra lingkungan biotik dalam kesatuan utuh/integrasi, hingga
perubahan salah satu faktor akan berpengaruh pada faktor lainnya secara
berantai. Cara pandang secara keseluruhan dan terpadu terhadap obyek
masalah lingkungan seperti ini, juga merupakan sebab akibat proses
DSR-EKO
DSR-EKO
DSR-EKO
10
Keseimbangan tersebut bagaikan dua sisi mata uang yang sama, artinya
tersedianya sumberdaya alam hayati dan non-hayati di ekosistem alami
bagi pembangunan atau produksi harus dapat tersedia kuantitas dan
kualitasnya, sepanjang masa atau berkelanjutan, terutama bagi kepentingan
kehidupan masa depan. Merusak ekosistem alami sama saja
menjerumuskan diri dan masyarakat dalam keadaan tanpa harapan masa
depan akan menjadi semakin baik. Oleh karena itu hak dan kewajiban
setiap orang untuk memelihara dan menjaga keseimbangan fungsi
lingkungan hidup secara berkelanjutan, baik dan sehat dalam skala
regional maupun global, pada hakekatnya merupakan bagian hak asasi
manusia.. Kualitas lingkungan hidup juga sudah merupakan kebutuhan
dalam era globalisasi, terutama dengan adanya EMS (Environmental
Management System atau Sistem Manajemen Lingkungan) yang
memberikan standarisasi kualitas lingkungan, melalui ISO seri 14000,
ekolabel, produksi bersih, BPR, audit lingkungan, bisnis hijau, dalam
perdagangan global.
PUSTAKA
Anonim, 1981. Book of Nature. And illustrated encyclopedia of Man & Nature. George Allen
& Unwin, London.
Clark, JR. 1977. Coastal Ecosystem Management. A technical manual for the conservation of
coastal zone resources. A Wiley Interscience Publication
Odum, EP. 1971. Fundamental of ecology. WB Saunders, Philladelphia.
Odum, EP. 1983. Basic Ecology. Saunders College Publishing.
Meadows,R and Behrens, 1972. The Limit to Growth. Universe Book, NY
Soemarwoto, O. 1985. Ekologi, lingkungan hidup dan Pembangunan. Djambatan, Jakarta
Soeriaatmadja, RE. 1979. Ilmu Lingkungan. Penerbit ITB, Bandung
Kormondy, EJ.1978. Concept of ecology. Prentice Hall of India, New Delhi
DSR-EKO
11