PELAYANAN
KAMAR OPERASI
RUMKITBAN
04.08.06 MARGA
HUSADA PATI
Disusun oleh : Tim OK
PEDOMAN PELAYANAN
KAMAR OPERASI
RUMKITBAN 04.08.06 MARGA
HUSADA PATI
DETASEMEN KESEHATAN
WILAYAH 04.04.03
RUMKITBAN 04.08.06 MARGA
HUSADA PATI
Jln. Panglima Sudirman No.77A Pati
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS MARGA HUSADA
Nomor: 001/III/ Dir/RSMH/SK/2007
Perihal:
Falsafah dan Tujuan Kamar Operasi Rumkitban 04.08.06 Marga Husada
Lampiran:
Karumkitban 04.08.06 Marga Husada Pati
Menimbang:
Perlunya penertiban dan konsolidasi internal seluruh aspek pelayanan dan
pengelolaan Rumah Sakit secara keseluruhan
Mengingat:
1. SK menkes No.67781/RS/63 tahun 1963 tentang syarat-syarat pokok
Rumah Sakit swasta
2. Daftar Tata cara dan syarat pendirian / Pembangunan dan
penyelenggaraan Rumah Sakit swasta
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Falsafah Kamar Operasi Rumkitban 04.08.06 Marga Husada:
Memberikan pelayanan Kamar Operasi kepada pasien, keluarga pasien dan
masyarakat secara profesional dan holistik, dengan mengedepankan nilai nilai
kemanusiaan dan solusi tanpa membeda bedakan bangsa, suku, agama, dan
dilaksanakan oleh seluruh perawat Rumkitban 04.08.06 Marga Husada secara
cepat, ramah, dan ilmiah
Ditetapkan
: di Pati
Pada
tanggal :
Maret 2011
2
Kepala
Rumkitban 04.08.06 Marga Husada
tertutup
dengan
E. JENDELA
Belum ada kaca tembus pandang agar orang dari luar dapat melihat
keadaan di dalam kamar bedah tanpa harus masuk.
F. VENTILASI
1. Memakai AC dilengkapi filter dan sistem ultraclean luminary airflow
dr. Mutiara
2. Suhu diatur antara 18 22C dan kelembaban udara
50 60Nilamsari
%
NIP.197700211200712001
G. SISTEM PENERANGAN
1. Lampu ruangan memakai lampu pijar putih (portable) sehingga mudah
dibersihkan
2. Pencahayan ruangan sesuai peraturan pencahayaan pada buku ini
3
3.
Lampu operasi merupakan lampu khusus yang terdiri dari beberapa
lampu yang fokusnya dapat diatur, tidak panas, terang, tidak menyilaukan
dan tidak menimbulkan bayangan
H. SISTEM GAS
1. Sistem gas dibuat sentral memakai sistem pipa
2. Sistem pipa melalui tertanam dalam tembok
3. Dibedakan sistem pipa O2 dan Nitrogen Oksida
I. SISTEM LISTRIK
1. Ada sistem penerangan darurat dan sistem listrik cadangan ( genset ).
2.
Dalam kamar bedah ada beberapa titik penyambungan aliran listrik,
maka dibedakan sirkuitnya sehingga bila terjadi gangguan listrik pada satu
titik, maka bisa dipindahkan ke titik lainnya.
J. SISTEM KOMUNIKASI
Ada sistem komunikasi dengan ruangan lain di dalam RS
K. INSTRUMENTASI
1.
Semua peralatan mobile, mempunyai roda atau diletakkan diatas trolley
beroda
2.
Semua alat sebagian besar terbuat dari stainless steel dan mudah
dibersihkan
L. DENAH KM.OPERASI
KM
DAERAH PERSIAPAN
R. N2O &
O2
R. LINEN &
STERILISASI
ZONA BERSIH
KM. CREW OK
R.RECOVERY
ROOM
R. ALAT &
LINEN
STERIL
KM.DOKTER
R.CUCI
TANGAN
KET
lebih
luar
dari zona ini
5
Petug
as
luar
OK
Boleh
masuk
Boleh masuk
Lain2
-Berbatas
Pintu
dari
luar
kompleks
OK
-Berbatas
Pintu
dari
Zona
/ruangan
lain
Berbatas
pintu
dengam
zona
/ruangan lain
KARUMKITBAN
KEPALA KAMAR
OPERASI
WAKIL KEPALA
RUANG
ADMINISTRASI
6
PERAWAT
BEDAH
PPAPPA
N. PERSONIL
Spesialis Bedah
Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Spesialis THT
Spesialis Anestesi
Paramedik
No Revisi
Tanggal terbit
Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR TETAP
Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat
ruangan dan staf kamar operasi.
Tujuan :
B. Persiapan fisik
Pasien harus dalam kondisi aman untuk dilakukan operasi yang ditandai oleh
Dokter Ruangan dan atau dokter konsulen penyakit dalam danatau dokter
konsulen anestesi dan atau dokter konsulen lainnya menyatakan pasien
dapat dioperasi
Pasien harus memahami maksud dan tujuan operasi serta resikoyang harus
dihadapi dalam menjalani operasi ini. Lakukan Informed Consent sesuai
prosedur.
3.
Pembersihan Harian
Setiap hari seluruh permukaan lantai kompleks OK VK di bersihkan dan
di desinfeksi
Setiap hari dilakukan pemeriksaan prasarana sepertipenyediaan air
bersih, kelistrikan, pencahayaan, ventilasi,dsb
Setelah dibersihkan dilakukan sterilisasi ruangan denganlampu
ultraviolet secara terus menerus hingga saat dibersihkan keesokan
harinya.
Pelaksana adalah tim pemeliharaan, dan penanggung jawab adalah
Kepala OK dan Kepala VK
Pembersihan Mingguan
10
Pembersihan Bulanan
Dilakukan Pemeriksaan dan penilaian kondisi dan fungsi serta
inventarisasi dan kondisi sarana fisik bangunan prasarana dan peralatan
serta obat-obatan di kompleks OK
Semua bahan medis yang disterilisasi kering diperiksa kapasitas
formalinnya
Semua hasil pemeriksaan dilaporkan di rapat bulanan
12
Instrumen pasca
tindakan
DEKONTAMINASI
PENGERINGAN
Packing / set
Non packing
STERILISASI DI PUSAT
STERILISASI
D ISTRIBUS I
P ENYIMPANAN
13
DEKONTAMINAS I
Linen Tindakan
STERILISASI DI
PUSAT STERILISASI
DI ST R IBU SI
P EN Y IM P AN AN
14
Syarat :
Dokter/Paramedik/bidan terlatih secara intern RS
Menguasai betul / fasih teknik aseptik antiseptik
Mengenal dengan baik teknik operasi yang dilakukan dan kemungkinan
kegawatan
Mampu mengelola pasien gawat
Mengenal dengan baik instrumentasi yang diperlukan
Mengenal karakteristik operator
Teliti dan cekatan
Diutamakan berpengalaman
Tugas :
Sebelum operasi
Berkomunikasi dengan operator mengenai rencana
tindakan operasi dan
kemungkinan komplikasi
Memastikan identitas pasien dan kelengkapan administrasi
Memeriksa pasien yang akan di operasi
Memastikan kelengkapan instrumen dan peralatan
Memastikan kesiapan kegawatan
Memastikan kesiapan anestesi
Memastikan kesiapan fasilitas ruangan operasi
Membantu memposisikan pasien
Membantu operator melakukan antiseptik
Membantu operator menutupi pasien dengan duk steril
Berkomunikasi dengan anestesi tentang kesiapantindakan operasi dan
kondisi pasien
Cuci tangan bedah dan mengenakan jas operasi
Selama Operasi
Membantu operator dalam setiap tindakan yang dilakukan
Memberikan lapang pandang yang baik pada area
operasi dan bersih
sepanjang operasi
Memantau dan meminimalisir perdarahan
Mengawasi kondisi pasien dan berkomunikasi dengan anestesi
Mengawasi kinerja instrumenter dan asisten dua
Mengantisipasi kebutuhan operator baik kebutuhan
personal maupun
kebutuhan tindakan operasi selangkah di depan operator
Bertindak sebagai manajer dari tim pendukung operasi
Sesudah operasi
Membantu menutup luka, membersihkan pasien
Membantu anestesi mengamankan pasien
Membantu transport pasien
Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien
Berkomunikasi dengan operator tentang follow up
1. Asisten madya (asisten dua)
17
pasien
handschoen operator,
dari tubuh.
7. Kenakan jas operasi dan Handschoen dengan lengan dan tangan masih
terbalur antiseptik
Surgical gown
1. Pakaian OK dan APP tim operasi sesuai prosedur
2. Jas wajib dipakai pada setiap operasi sedang hingga besar/ luar biasa
3. Setelah cuci tangan selesai, dan petugas sudah di dalam ruang operasi, buka
Ikatan jas operasi
4. Kenakann jas dengan memasukkan tangan dan lengankedalam lengan jas
yang sesuai. Genggam ujung lengan jasdengan tangan.
5. Biarkan omloop mengikatkan tali di bagian belakang jas
6. Ikatlah tali pada lengan jas sehingga ujung lengan jas melekat pada
pergelangan
7. Kenakan Handschoen dan posisikan tangan selalu diatas pusar
8. Ingat, walaupun sudah memakai jas, bagian pusar ke bawah tetap dianggap
non steril.
Hand gloving
1. Kenakan Handschoen secara hand to hand Glove to glove
2. Handschoen selalu dalam keadaan bagian lengan terlipat keluar.
3. Ambil handshoen kanan dengan tangan kiri dengan memegang bagian lipatan
handschoen kanan yang merupakan sisi yang melekat ke kulit
4. Masukkan tangan kanan hingga semua jari masuk ke tempatnya masing
masing. Lepaskan tangan kiri dan biarkan handschoen masih dalam keadaan
terlipat ditangan kanan
5. Ambil handschoen kiri dengan menggunakan tangan kanan yang sudah
memakai handschoen dengan mengaitkan jari tangan kanan ke dalam lipatan,
yaitu sisi yang kelak akan menghadap ke luar, tidak melekat ke kulit
6. Masukkan tangan kiri hingga jari-jari masuk ketempatnya masing masing.
Dengan jari tangan kanan yang masih mengait ke lipatan handschoen kiri,
lipatan kemudian di buka sedemikian rupa sehingga bagian lengan
handschoen menutupi sepertiga distal lengan bawah tangan kiri.
7. Jari tangan kiri mengait ke lipatan handschoen kanan pada sisi yang kelak
menghadap keluar, kemudian membuka lipatan sedemikian rupa sehingga
sepertiga distal lengan bawah kana tertutup handschoen
8. Posisikan tangan diatas pusar
Posisikan tubuh pasien
Posisi Anestesi
Anestesi Umum
Bila dilakukan anestesi umum, maka sebelum anestesi umum pasien sudah
diposisikan terlentang. Posisikan senyaman
mungkin. Ikat tungkai pada bagian atas lutut. Posisi lengan terlentang dan
terikat pada penyanggah.
Anestesi spinal
Bila dilakukan anestesi spinal, maka posisi anestesi spinal adalah duduk
dengan tungkai lurus ke depan atau uncang-uncang pada kedua sisi bed
21
operasi, tangan diletakkan pada bed atau tungkai dengan posisi palmar
diatas, lemas, kepala tertunduk.
Posisi bokong pasien pada batas bagian badan dan tungkai bed
operasi.
Siapkan penyanggah tungkai di sisi kiri dan kanan batas tersebut.
Setelah selesai antisepsis, klem kasa dipisahkan dengan alat lain dan
dianggap non steril.
Bila sudah ditutup dengan duk, betadine pada area operasi dibersihkan
dengan alkohol 70%
Menutup area operasi
Setelah Proses antisepsis selesai, batasi area operasi dengan duk steril.
Pertama tutup bagian tungkai hingga batas bawah area operasi. Pada posisi
lithotomi tutup bagian alas bokong dan bagian bawah bed.
Bila menggunakan duk bolong, maka langkah selanjutnya hanya memakai duk
bolong ini.
Contoh benang absorpsi adalah plain gut, chromic gut ,Polyglycolic acid
(dexxon / Atramat / polysorb) poligaktin ( Safil, safi quick)
Ukuran
benang
bermacam-macam,
pemakaiannya
tergantung
kebutuhan / jenis operasinya.
Tentang gunting
Dalam hal gunting, untuk menjaga agar tangan tidak goyah yang
bisa
berakibat fatal, maka jari pada tangan kiri ikut membantu menopang
gunting saat pengguntingan dilakukan
PASCA OPERASI
Pengelolaan Pasien
Perawatan luka operasi
Segera setelah selesai tindakan operasi, area operasi dicuci bersih dengan
NaCL
0,9%
steril.
Pembersihan
dilakukan
mulai
dari
luka
sayatan meluas kesekitarnya.
Luka operasi ditutup dengan kasa kompres betadine , lalu kasa steril polos.
Fixasi kasa dengan Hypafix atau plester
Setelah masuk rawat inap perawatan luka sebagaimana standar asuhan
keperawatan
Membersihkan Pasien dan memberikan pakaian
23
Buka kunci roda, dan pindahkan bed agar lantai dibawah bed
bisa
dibersihkan. Gulirkan roda diatas genangan larutan chlorine bolak balik,
keringkan lantai, kemudian kembalikan bed ketempat semula dan di kunci
roda
Trolley
Matikan AC
.Pengelolaan Ruangan
25
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Pengelolaan spesimen
Hal-hal yang harus diperhatikan pada penanganan specimen adalah label
yang benar, pengawetan (preserverasi) dan pengiriman yang benar, sebab
bila pemberian label yang salah atau specimen tertukar dapat berari
menentukan diagnose yang salah untuk dua orang pasien. Hilangnya
specimen dapat berarti tidak dapat menentukan diagnose atau harus
dilakukan pengambilan specimen baru dengan kemungkinan tidak
mendapatkan specimen yang sama jenisnya dengan yang hilang.
Oleh karena itu semua specimen harus diamankan kecuali dokter
memintanya untuk membuang.
a. Prosedur penanganan specimen
1. Tangani specimen dengan hati-hati
2. Instrumenter mengkonfirmasikan lagi dengan dokter mengenaisifat specimen
dan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan,kemudian periksa ulang dengan
om loop sebelum menyerahkankepada on loop.
3. Om loop menyimpannya ke dalam tempat yang tepat, seperti kantong
plastik, stoples dan sebagainya yang steril.
4. Berikan label yang memuat :
a. Nama pasien
b. Nomor C.M. ( Catatan Medik )
c. Tanggal Operasi
d. Nama specimen
1. Apabila diambil lebih dari satu specimen, specimen-specimen itu harus diberi
nomor label sesuai dengan urutan diangkatnya dantempatkan dalam tempat
yang terpisah kecuali dokter meminta untuk menyimpan dalam satu wadah.
2. Organ-organ yang solid seperti : hati, limpa, uterus, dan lain-lain biasanya
dipotong dahulu oleh Dokter sebelum disimpan pada tempat yang sudah berisi
pengawet.
3. Organ yang berbentuk pipa seperti : jaster, Colon, Vesica Winara harus dibuka
dulu agar bahan pengawet mengenai sisi luar dan dalamnya.
4. Jangan membuat trauma pada jaringan specimen seperti biopsi nosofaringeal.
5. Tidak boleh memasukkan dengan paksa ke dalam tempat yang sempit.
6. Jangan membuang specimen kecuali Dokter memintanya untuk dibuang.
a. Prosedur khusus Penanganan Specimen untuk Pemeriksaan Histologi
26
Catatan :
Semua specimen harus dikirimkan dengan formulir yang tepat dan sudah
ditandatangani.
Specimen pada bagian yang menular misalnya : Hepatitis B harus ditangani
lebih hati-hati.
Simpan specimen ini pada stoples yang berlabel khusus, sehingga orangorang yang menanganinya akan lebih hati-hati.
DEKONTAMINASI, DESINFEKSI , STERILISASI
A. DEFINISI
Pada dasarnya, ada banyak usaha kita untuk meminimalisir potensi infeksi di
Rumkitban 04.08.06 Marga Husada Pati Dalam Rangka Pengendalian Infeksi
Nosokomial.
Dari sekian banyak usaha tersebut tidak ada satupun yang bisa secara mandiri
dipergunakan tanpa dibantu usaha lain, tidak ada satu pun cara yang bisa
digunakan untuk semua komponen benda hidup dan benda mati. Semua
merupakan suatu kesatuan usaha yang bertujuan satu : Menghilangkan
sebanyak mungkin mikroorganisme dalam proses interaksi pasien RS dalam
proses pelayanan medis di RS.
Secara umum usaha-usaha tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Dekontaminasi
Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha menghilangkan kontaminasi
suatu benda oleh benda lain yang potensial menjadi sumber infeksi yang
sekaligus juga menghilangkan sebagian mikroorganisme penting.
Desinfeksi
Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha membasmi sebagian besar
mikroorganisme pada benda mati. Pengertian yang sama pada makhluk
hidup disebut Antisepsis.
Sterilisasi
Adalah suatu proses yang berusaha membasmi semua mikroorganisme
pada benda mati.
B. DEKONTAMINASI
Di Rumkitban 04.08.06 Marga Husada Pati Proses dekontaminasi dilakukan
paling awal yaitu segera setelah benda terpapar atau potensial terpapar dengan
cairan tubuh pasien yang potensial mengandung mikroorganisme yang
berbahaya. Dekontaminasi dapat juga dilakukan sebagai tindakan pencegahan .
Pelaksana:
Handschoen dan instrumen : Paramedik/Bidan/Aspar
Linen: Bagian laundry
Perlengkapan : Pasca operasi / Pasca bersalin : masih memakai APP dan
memakai sarung tangan karet / Rumah tangga
Petugas laundry memakai APP sesuai prosedur pengelolaan linen kotor
Dekontaminasi dapat dilakukan dengan beberapa tahap :
Tahap 1
28
: jika benda mati terkontaminasi cairan atau jaringan tubuh pasien dalam
bentuk yang lebih padat, atau keras, atau jumlah banyak . Biasanya
dilakukan pada linen, sedangkan instrumen dan peralatan jarang
terkontaminasi dengan kondisi seperti diatas. Contoh : Linen
terkontaminasi stoolcell, atau feces , atau sisa makanan akibat muntah.
Sebab dikhawatirkan bahan desinfektan yang selanjutnya akan diberikan
bisa berkurang efektifitasnya jika bereaksi dengan bahan2 tsb.
Cara :
Dilakukan pencucian pada daerah yang terpapar saja dengan bantuan air
mengalir yang kuat / disemprot dan dibantu penyikatan.
Dilaksanakan oleh paramedis sebelum linen ditransfer ke laundry.
Dilaksanakan di spoolhoek di OK / VK/ UGD/ HCU / Verbedding.
Tahap 2
: Dengan merendam instrumen / alat / linen dalam larutan chlorine 0,5%
selama 10 menit.
Tahap ini dapat membasmi kuman hingga 80% termasuk Virus HIV, HBV
dan HCV
Cara membuat larutan chlorine :
a. Menggunakan Bayclin 1 bagian bayclin + 9,5 bagian air bersih
b. Menggunakan Presept 5 gram Presept setiap liter air
c. Menggunakan Kaporit 60% 1 ons / 100 gram kaporit + 12 liter air bersih
d.Menggunakan Kaporit 0,5% 14 gram kaporit setiap liter air bersih
Cara merendam :
a.Untuk instrumen dan handschoen Dilaksanakan di spoolhoek di OK / VK/
UGD/ HCU / Verbedding. Untuk Linen dilaksanakan di Ruang Laundry.
b. Untuk Instrumen dan handschoen larutan chlorine disediakan dalam
wadah plastik. Beri tanda ketinggian pada wadah tersebut untuk tiap
kenaikan 1 liter airnya. Wadah untuk Handschoen dan instrumen
terpisah. Untuk Linen , larutan chlorine disediakan dalam bak cuci.
c. Handschoen sebelum dilepaskan dicuci dahulu dalam larutan chlorine,
baru dilepaskan sesuai aturan dan direndam dalam keadaan terbalik.
d. Instrumen direndam dalam keadaan terbuka kuncinya, dan sebaiknya
direndam sekaligus tidak sedikit2. Sebab sifat korosif chlorine, maka
masalah lama perendaman menjadi penting. Bila direndam sedikitsedikit, maka hitungan 10 menit dimulai sejak instrumen terakhir
dimasukkan.
e. Linen langsung direndam dalam bak berisi larutan chlorine, serta
diaduk-aduk sebentar agar semua linen terbasahi dengan baik.
f. Rendam selama 10 menit.
g. Instrumen kemudian diangkat, dicuci dan disikat dengan air detergent,
dan dibilas dengan air mengalir
h. Handschoen diangkat, dicuci dan dikucek dengan air detergent, dan
dibilas bersih dengan air mengalir
i. Linen diangkat, diperas, dan dibilas bersih dengan air mengalir.
j. Selanjutnya sesuai prosedur pengelolaan masing-masing.
29
Jenis
Sabun Antiseptik
2
3
Karbol (phenol)
Cresol (Lysol)
Iodine/Betadine
Alkohol 70%
Chlorhexidine
H2O2 (Hidrogen
Peroksida)
Formalin
Karakteristik
Antiseptik lemah Efektif
melepaskan kotoran pada
tubu atau benda mati
Desinfektan kuat Iritable
dan toksik
Spektrum luas,antisepsis/
desinfektan
sedangTidak begitu toksik,
tidak
iritatif,tidak
korosif
Terpengaruh
darah
Ekonomis
Antisepsis
dan
desinfektankuat, spektrum
luasTidak terlalu toksik,
sedikitiritatif,mudah
menguap,tidak
korosif,
mdh
terbakar
Harga
ekonomis
Antiseptik
kuat,
makin
kuatjika dicampur alkohol
atau detergent
Tidak
toksikRelatif
ekonomis
Antiseptik lambat, namun
karena melepaskan ion
dapat membasmi kuman
anaerob Iritatif pada luka
ekonomis
antisepsis dan desinfektan
kuat sangat iritatif dan
30
Penggunaan
Cuci tangan biasa
Mengepel Lantai dan
dinding keramik
Antisepsis area
tindakan / operasi
Desinfeksi darurat
instrumen
Antisepsis tubuh
Desinfeksi darurat
instrumen
linen
Mengawetkan spesimen
Desinfeksi handschoen
karsinogenik
daur ulang
Bila dicampur alkohol bias Desinfeksi instrumen
sporisidal
ekonomis
Glutaraldehyde
antiseptik kuat dan cepat 2 Merendam instrumen,
(Cidex)
menit
-10
menit rubber/selang
Sporisidal 10 jam Tahan 14
hari
iritatif
Mahal
Chlorine
Dengan kadar ppm yang Desinfeksi semua alat,
tepat
dapat
bersifat instrumen,
desinfektan kuat hingga linen, permukaan
sporisidal
Agak
toksik
Iritatif
dan
korosif
ekonomis
Contoh penggunaan Presept
Desinfeksi Linen 5g untuk 20 L air direndam selama 1 jam
Desinfeksi Lantai 5g untuk 20L air sebagai air pel
Desinfeksi Alat makan 5g untuk 20L air direndam 1 menit
. Tangki sterilisasi
j. Tatakan berlubang
k. Tabung pemanas
l. Lampu Indikator
m. Keran pengeluaran
n. Alat pembuka mur
Cara Penggunaan :
A. Pengemasan
Kemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket
tersebut pada tatakan berlubang dalam tangki sterilisasi, sisakan jarak diantara
paket2 tsb agar pemanasan dapat tersebar dengan baik.
B. Penambahan air
Tambahkan 4 liter air bersih kedalam tanki utama. Selama proses sterilisasi, air
akan menguap secara bertahap dan level air akan menurun. Jadi air yang
dimasukkan harus cukup sedemikian sehingga menegah tabung pemanas
terbakar karena air dibawah level tabung pemanas.
C. Penyegelan
Masukkan tangki sterilisasi kedalam tanki utama. Sisipkan pipa lunak yang
terdapat pada tutup ke celah setengah lingkaran disisi tangki nsterilisasi.
Kemudian tutup. Paskan posisi antara cekungan pada tutup dengan yang pada
tangki utama. Dan kuatkan penutupan dengan kunci wing searah jarum jam
sedemikian sehingga kedap udara.
D. Pemanasan
Colokkan kabel listrik ke stekker PLN, maka tabung pemanas akan menjadi
makin panas. Selama pemanasan, katup pengeluaran dalam posisi terbuka,
sampai tampak adanya uap menyemprot keluar, maka katup pengeluaran
ditutup. Indikator tekanan akan segera bergerak searah jarum jam petanda
tekanan di dalam tangki makin naik.
E. Sterilisasi
Ketika tekanan mencapai batas yang diharapkan, mulailah hitung waktu yang
dibutuhkan untuk sterilisasi. Lihatlah tabel dibawah ini. Ingat, tekanan dalam
tanki tidak boleh dibawah 0,14Mpa, dan bila kita tidak mengontrol tekanan
dengan menyesuaikan voltase listrik, katup pengaman akan membuka sendiri
bila tekanan melebihi 0,165Mpa.
Jenis benda
Waktu
tekanan
Suhu
Benda Karet
15
0,1-0,11
121
Linen
30-45
0,1-0,15
32
121-126
Instrumen
15
0,1-0,15
121-126
20-40
0,1-0,15
121-126
F. Pengeringan
Benda-benda seperti instrumen, linen, dsb akan seger kering dengan cepat.
Setelah sterilisasi selesai, bukalah katup pemuangan. Ketika jarum indikator
menunjukkan angka 0, tunggu 1 2 menit lalu buka penutupnya dan teruskan
pemanasan hingga 10 15 menit untuk menguapkan sisa air. Kemudian matikan
pemanas dengan menekan saklar ke posisi OFF.
G. Pendinginan
Jika yang disterilisasi adalah cairan, maka tidak akan cepat kering. Karenanya
jangan segera membuka katup pembuangan ketika waktu sterilisasi selesai,
untuk menghindari cairan yang mendidih itu tumpah atau meledakkan
wadahnya. Karena itu ketika sterilisasi selesai, matikan listriknya, dan biarkan
tangki mendingin, sampai jarum indikator tekanan menunjukkan angka 0.
Tunggu beberapa menit, kemudian buka katup pembuangan , lalu buka penutup.
H. Pemeliharaan
Sebelum dioperasikan, periksalah apakah airnya cukup (4liter lebih) dan level
air diatas tabung pemanas
Ketika memulai pemanasan, buka dulu katup pembuangan untuk
mengeluarkan udara dingin dalam tanki, kalau tidak, udara akan menghambat
panas dan efek sterilisasi akan terganggu.
Jika ingin mensterilkan cairan, tempatkan cairan kedalam botol kaca
tahanpanas hingga 3/4nya saja. Tutup botol dengan kain dan kasa dan ikat
dengan tali. Jangan menggunakan sumbat karet atau kayu, karena botolnya bisa
pecah.Letakkan botol diatas wadah metal yang lebih besar, sehingga bila botol
pecah pecahan tidak berhamburan.INGAT ! jngan langsung membuka katup
pembuangan ketika waktu sterilisasinya selesai.
Jangan mecampur bahan yang akan disterilisasi yang berbeda waktu
sterilisasinya. Atau berbeda jnis seperti cairan dengan linen, misalnya.
Setelah sterilisasi selesai dan jarum indikator tekanan menunjuk ke angka
0,kalau tidak bisa membuka penutupnya, bukalah katup pembuangan untuk
membiarkan udara luar masuk ke dalam tanki.
Periksa secra berkala kondisi autoclave
Lebih bagus lagi jika air yang digunakan adalah air ion atau air suling.
Ganti gasket / pelapis secara periodik
Buanglah air jika autoclave tidak digunakan lagi.
Pastikan jarum menunjuk ke angka 0 sebelum pemanasan dimulai.
1. Sterilisasi kering dengan Sterilisator Kombinasi UV-Heat
Sterilisator Kering UV-Heat :
a. Pintu penutup
33
b. Jendela
c. Pengatur Suhu
d. Timer
e. Lampu Indikator panas
f. Lampu Indikator UV
g. Tombol start UV
h. Selektor UV / Heat
i. Fuse/sikring
Cara penggunaan :
A. Pengemasan
Kemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket
tersebut pada Rak , sisakan jarak diantara paket2 tsb agar pemanasan dapat
tersebar dengan baik. Tutup pintu.
B. Sterilisasi
Aturlah panas yang ingin kita capai, Nyalakan lampu UV dengan menekan
tombol GL start. Aturlah waktu yang ingin kita pakai sesuai standar sterilisasi
pada tabel. Jika suhu yang kita inginkan tercapai, maka lampu indikator akan
menyala. Hitunglah waktunya.
Jenis benda
Waktu
Suhu
Benda Karet
15-20
120
Linen
30-45
120
Instrumen
15-20
120
C. Pemeliharaan
Bersihkan dan keringkan bagian dalam sterilisator setelah selesai pemakaian.
Pintu harus selalu tertutup
Periksa kondisi sterilisator secara berkala
1. Sterilisasi dengan bahan Kimia.
Bahan Kimia yang digunakan adalah Glutaraldehyde (Cidex)
Cara :
Cara ini digunakan untuk instrumen dan rubber yang berlumen seperti selang
yang perlu disimpan dlam keadaan selalu siap pakai.
Cidex membasmi bakteri vegetatif dalam 2 menit
Cidex membasmi kuman TBC dalam 10 menit
Cidex membasmi spora dalam 10 jam
Efektifitas bertahan selama 14 hari
Iritatif thd kulit sehingga pemakaian instrumen harus memakai handschoen
dan harus dibilas dengan air steril sebelum digunakan.
1. Pelaksanaan Sterilisasi
a. Sterilisasi Instrumen dalam wadah tray berpenutup
Menggunakan Sterilisator kering.
34
Susun instrumen yang akan disteril pada rak atas, wadah tray dan tutup pada
rak bawah.
Setelah selesai sterilisasi, wadah dikeluarkan, masukkan instrumen ke dalam
tray menggunakan korentang yang juga disteril bersama.
Ambil tutup tray dan tutup wadah.
Beri label tanggal pelaksanaan sterilisasi.
b. Sterilisasi Instrumen dalam packing duk
Menggunakan Sterilisator kering
Instrumen yang disimpan dalam packing /paket disusun dalam duk kemudian
ditutup dengan cara menggulung duk pada kumpulan instrumen tsb.
Packing diperkuat dengan selotip / label dengan tulisan tanggal pelaksanaan
steril.
Masukkan ke dalam sterilisator diatas rak.
Setelah selaesai, paket disimpan kembali dalam lemari / wadah tertutup.
c. Sterilisasi Handschoen
Menggunakan sterilisator kering
Setelah handschoen ditiriskan, dan kering, handschoen kemudian diberi sedikit
talcum powder, dan dilipat sebagaimana kondisi saat masih baru.
Letakkan duk sebagai alas tromol/pembungkus handschoen
Susun handschoen dalam tromol , pisahkan kiri dan kanan
Buka kisi-kisi tromol.
Tutup tromol dan kunci
Setelah selesai sterilisasi, kisi-kisi ditutup, tromol diberi label tanggal
pelaksanaan sterilisasi.
d. Sterilisasi Linen
Menggunakan autoclave
Jika linen akan didistribusikan ke ruangan2, duk disimpan dalam tromol.
Linen disusun sebaiknya dalam bentuk gulungan2.sehingga ada ruang
diantaratiap linen. Jika disusun dalam bentuk lipatan, maka disusun dengan
berjajar,bukan menumpuk.
Buka Kisi-kisi tromol , lalu lakukan sterilisasi sesuai petunjuk autoclave.
Setelah selesai tromol diangkat dan kisi-kisi ditutup.
Tromol diberi label tanggal pelaksanaan steril.
Jika linen hendak langsung dipakai, linen dapat langsung disimpan dalam tanki
sterilisasi dan baru dimasukkan ke dalam autoclave.
e. Sterilisasi Kasa / verband
Menggunakan sterilisator kering atau autoclave
Susun kasa dalam tromol dengan posisi berjajar bukan menumpuk
Buka kisi-kisi , tutup tromol, lakkukan sterilisasi.
Setelah selesai, tutp kisi-kisi , tromol diberi label tanggal pelaksanaan
sterilisasi.
35
f. Sterilisasi Rubber
Menggunakan autoclave, dryheat atau cidex
Tidak menggunakan wadah
g. Sterilisasi air
Menggunakan autoclave
Air disimpan didalam botol kaca, berpenutup sumbat kain atau kasa
Botol ditaruh diatas wadah logam
Lakukan sterilisasi sesuai petunjuk autoclave.
Setelah selesai, botol diangkat, sumbat di perkuat dengan plester/hypafix.
E. ADMINISTRASI
Beberapa catatan administratif yang harus dilengkapi :
1. Formulir Persetujuan Tindakan Medik
2. Formulir Informed Consent
3. Formulir Berita Acara serah terima pasien Operasi
4. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium
5. Formulir Laporan Operasi
6. Formulir Perincian Kamar Operasi
7. Buku Register Kamar Operasi
8. Formulir pengumpulan data Indikator mutu pelayanan Kamar Operasi
BARU TEGANG YO
KANG ?
36