Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

JARINGAN TELEKOMUNIKASI
PENGUJIAN TELEPON STANDAR SNI

Oleh Kelompok 6 / TT-3C:


1.
2.
3.
4.

Anang Mashudi
(02)
Avianti Cahyani
(03)
Bibba nur Aristya(04)
Shabrina Yekti A.
(18)

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jalan Soekarno-Hatta No.9 , PO BOX 04, Malang 65141
Tel. (0341) 404425, fax.(0341) 404420
TAHUN 2014
PERCOBAAN 5

PENGUJIAN TELEPON STANDAR SNI


1.1 Capaian Pembelajaran
Mampu melakukan pengujian pesawat telepon standar sesuai persyaratan SNI 04-7042-2004.
1.2 Alat praktikum yang diperlukan:
1) Pesawat Telepon

2) Multimeter Analog
3) Rangkaian Tegangan Telepon

4) Osiloskop

5) Kabel penghubung RJ11

1.3 Pendahuluan
Standar Nasional Indonesia (SNI) Pesawat telepon analog ini menjelaskan persyaratan
konstruksi, persyaratan operasi, persyaratan fasilitas, persyaratan bahan baku, persyaratan mutu
dan pengujian untuk pesawat telepon analog.

Standar ini menggunakan acuan rekomendasi yang dipublikasikan oleh International


Telecommunication Union-Telecommunication (ITU-T), yang terdiri atas:

ITU-TP 310, Kualitas transmisi telepon saluran pelanggan dan set-karakteristik transmisi

telepon digital untuk pita telepon (300 Hz-3400 Hz)


CCITT Q. 23, Technical Features of Push Button Telephone Sets.
CCITT Q.552, Transmission Characteristics at 2-wire Analoque Interfaces of Digital
Exchange.

1.2.1 Persyaratan Mutu

Resistansi
Dalam keadaan buka masuk (ON HOOK), resistansi diukur dengan tegangan 100 VDC
antara kawat a-b (tip-ring), minimal 1 mega Ohm.

Impedansi
a) Keadaan buka masuk (ON HOOK)
Impedansi AC untuk frekuensi 25 Hz diukur dengan tegangan 70 VAC, minimal 4000
Ohm.
b) Keadaan tutup keluar (OFF HOOK)
Impedansi DC diukur dengan tegangan nominal 48 VDC dan/atau 24 VDC serta arus
catu 20 mA, maksimal 400 Ohm.

Pensinyalan
Dengan catuan tegangan nominal 48 VDC dan/atau 24 VDC serta arus 20 mA,
karateristik pensinyalan sebagai berikut:
a) Pulsa
1) Kecepatan pulsa (frekuensi ) (10 1) PPS.
2) rasio sambung (40 7)%.
3) Waktu antar digit: 650 milidetik-1300 milidetik (untuk pengiriman digit secara
berantai oleh perangkat)
4) Jumlah pulsa sambung: 1 pulsa untuk angka 1, 2 pulsa untuk angka 2, demikian
selanjutnya 10 pulsa untuk angka 0.
b) DTMF
1) Frekuensi
o Digit yang dikirim ke PSTN merupakan kombinasi frekuensi rendah dan
frekuensi
o tinggi dengan nilai toleransi 1,8% dari nilai nominal untuk tiap-tiap frekuensi
o (lihat Tabel 1 DTMF).
Tabel 1 DTMF

1.4 Urutan Langkah Percobaan


1.4.1 Pengujian Impedansi ON-HOOK
Tujuan:
Pengujian impedansi on-hook dilakukan untuk menguji impedansi pesawat telepon dalam
keadaan on-hook terhadap sinyal panggil masuk (tegangan AC).
Diagram:

1,0 k

Prosedur pengujian:
1) Menghubungkan pesawat telepon dengan rangkaian tegangan telepon menggunakan
kabel RJ11

2) Memposisikan pesawat telepon dalam keadaan on-hook.


3) Mengatur keluaran generator tegangan dengan cara menekan switch (SW1) tidak lebih
dari 10 detik ! (perhatikan gagang telepon tidak boleh diangkat!)
4) Untuk mengukur tegangan multimeter analog diletakkan pada rosert nomor 1 sehingga
akan mendapatkan tegangan on-hook AC dengan range 250 volt.

5) Untuk mengukur arus on-hook dengan multimeter analog diletakkan pada rosert nomor 2
yang diseri dengan resistor sebesar 1,0 k sehingga akan mendapatkan tegangan AC
pada range 50 volt .
6) Menghitung pembagian nilai yang ditunjukan oleh volt meter dengan nilai arus pada
prosedur nomor 5.
1.4.2

Pengujian Impedansi Off Hook

Tujuan:
Pengujian impedansi arus searah dilakukan untuk menguji impedansi arus searah, pesawat
telepon berada dalam keadaan off-hook.
Diagram:

1,0 k

Prosedur pengujian:
1) Menghubungkan pesawat telepon dengan rangkaian tegangan telepon menggunakan
kabel RJ11

2) Memposisikan pesawat telepon dalam keadaan off-hook.


3) Untuk mengukur tegangan multimeter analog diletakkan pada rosert nomor 1 sehingga
akan mendapatkan tegangan off-hook DC dengan range 50 volt.

4) Untuk mengukur arus off-hook dengan multimeter analog diletakkan pada rosert nomor 2
yang diseri dengan resistor sebesar 1,0 k sehingga akan mendapatkan tegangan DC
pada range 50 volt .
5) Menghitung pembagian nilai yang ditunjukan oleh volt meter dengan nilai arus pada
prosedur nomor 5

1.5 Hasil percobaan


Tabel 2. Hasil Pengukuran impedansi On Hook dan Off Hook
On Hook
No.
1.

Tegangan Terukur

Arus terukur

(Volt)

(mA)

75

R ()
15

Off Hook

2.

Tegangan Terukur

Arus terukur

(Volt)

(mA)

30

15

R()
2

1.6 Pembahasan Hasil Pengujian


a. Pembahasan data percobaan ON-HOOK

Tegangan yang didapat pada resistor 1 k adalah 5 V

Arus yang ada pada resistor 1 k adalah 5 V dibagi dengan resistor 1 k yaitu 5 mA

Tegangan pada telepon yang terukur didapat sebesar 75 V

Jadi Impedansi yang ada pada telepon adalah 75 V dibagi dengan Arus 5 mA sehingga
nilai impedansi telepon sebesar 15
b. Pembahasan data percobaan OFF-HOOK

Tegangan yang didapat pada resistor 1 k adalah 15 V

Arus yang ada pada resistor 1 k terukur adalah 15 V dibagi dengan resistor 1 k yaitu
15 mA

Tegangan pada telepon yang terukur didapat sebesar 30 V

Jadi Impedansi yang ada pada telepon adalah V dibagi dengan Arus 15 mA sehingga
nilai impedansi telepon sebesar 2

1.7 Kesimpulan
Kesimpulan dari pengujian telepon standart SNI antara lain sebagai berikut :
a. Impedansi telepon pada mode ON-HOOK adalah sebesar 22 K dengan standart minimal
impedansi telepon pada mode ON-HOOK adalah 4000 .
b. Impedansi telepon pada mode OFF-HOOK adalah sebesar 375 dengan standart maksimal
impedansi telepon pada mode OFF-HOOK adalah 400 .
c. Pengujian telepon telah sesuai dengan standart SNI.

Anda mungkin juga menyukai