BATUAN SEDIMEN
4.1
Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui jenis-jenis batuan sedimen yang ada di permukaan bumi dengan
4.2
4.2.1
Dasar Teori
Proses Terbentuknya Batuan Sedimen
Batuan seminen terbentuk, berawal dari perubahan sedimen yang mengalami
proses litifikasi. Proses awalnya berasal pelapukan batuan lain yang kemudian hancur
menjadi material-material yang lebih kecil (butiran sedimen). Setelah itu, butiran
sedimen ini mengalami Transportation (perpindahan) yang di sebabkan oleh erosi.
Butiran sedimen ini tidak selamanya berpindah-pindah, butiran sedimen ini akan
mengalami Deposition, yaitu proses pengendapan.
butiran sedimen yang telah memadat akan mengalami proses Sementasi. Material
yang menjadi semen diangkut sebagai larutan oleh air yang meresap melalui rongga
antar butiran kemudian larutan akan mengalami presipitasi di dalam rongga antar butir
dan mengikat butiran-butiran sedimen.
4.2.2
4.2.3
4.2.4
4.2.5
Nama Butir
Bongkah
Berangkal
Kerakal
24
1/16 2
1/256 - 1/16
< 1/256
Kerikil
Pasir
Lanau
Lempung
2) Bentuk Butir
Untuk menentukan bentuk butir dapat dipakai perbandingan
3) Sortasi
Sortasi adalah tingkat keseragaman ukuran butir pada batuan sedimen semakin
seragam ukuran butirnya akan semakin baik sortasinya. Namun, apabila terdapat
ukuran yang tidak seragam, dari yang halus, sedang, besar dan sangat besar.
Berarti sortasinya semakin buruk. Dapat di lihat pada gambar
4) Kemas
Kemas pada batuan sedimen terbagi menjadi 2 macam, yaitu kemas tertutup
dan kemas terbuka :
1. Kemas Tertutup, bila fragmen saling bersentuhan (grain supported).
60
2. Kemas Terbuka, fragmen tidak saling bersentuhan karena adanya material yang
lebih halus disebut mastriks (matrix supported).
Pada gambar di bawah ini, menunjukkan kemas di dalam batuan sedimen
meliputi bentuk packing, hubungan antar fragmen, orientasi butir dan hubungan
antar fragmen dan matriks.
4.2.6
61
Convolute Lamination adalah laminasi yang tampak terlipat. Struktur ini muncul
akibat adanya arus yang mengalir disekitarnya atau akibat proses dewatering /
liquefaksi (sedimen kehilangan kandungan air secara tiba tiba akibat gangguan).
Gangguan tadi berupa stress (tekanan) yang disebabkan oleh berbagai macam hal,
salah satunya yang sering terjadi adalah gempabumi.
Silang Siur / Croos Bedding terbentuk jika agen transportasi sedimen berupa arus /
current (bisa arus sungai, arus laut, angin dll.). Struktur ini berguna untuk
menentukan paleocurrent atau arus purba.
Mud Cracks yaitu permukaan lumpur yang mongering sampai retak retak karena
disinari matahari. Jika tidak terjadi pembalikan lapisan, biasanya tampak samping
mud cracks berbentuk trapezium dengansisi atas lebih pendek dari sisi bawahnya.
Karena itu lapisan bawah dan atasnya dapat diketahui.
62
Ripple Marks sama dengan croos bedding, disebabkan oleh arus. Bedanya, ripple
marks hanya bentukan yang ada di permukaan lapisan sedimen. Struktur ini juga
menandakan arus purba.
Channel, struktur yang terbentuk sepanjang jalur transportasi sedimen dan air yang
mengalir dalam waktu yang lama, dengan kata lain channel ini adalah sungai
purba.
Flute Cast, struktur sedimen yang terjadi akibat material material yang dibawa
arus menggerus bagian dasar sungai. Karena struktur ini hanya ada dibagian dasar
suatu tubuh arus dan bagian yang menggembung selalu dibawah, maka flute cast
mampu dalamenentukan bagian atas dan bawah perlapisan sedimen.
63
Gradasi, struktur ini dicirikan oleh perubahan tekstur batuan secara perlahan
lahan dari atas kebawah. Gradasi normal mempunyai kenampakan makin ke bawah
ukuran butir makin besar. Biasanya, proses sedimentasi normal akan menempatkan
butir - butir paling kasar di bagian terbawah lapisan yang kemudian lapisan halus
ke atas.
64
Ball and Pillow Structure, struktur ini biasanya terjadi jika ada selapis sedimen
pasir berada diantara sedimen lumpur. Disebabkan oleh peristiwa gempa atau
tingginya tingkat sedimentasi sehingga mengganggu stabilitas perlapisan.
65
4.3
4.3.1
Peralatan
4.3.2
Bahan
6 buah batuan sedimen yang telah disediakan
66
4.4
Waktu Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari, tanggal dan pukul :
4.5
Prosedur Kerja
1) Pertama, ambil batu sedimen yang telah disediakan.
2) Tentukan jenis batuan sedimen yang telah diambil dan tentukan pula warna segar
dan warna lapuk batuan.
3) Setelah itu, menentukan tekstur batuan sedimen meliputi ukuran butir, bentuk butir,
sortasi, dan kemas.
4) Berikutnya menentukan komposisi batuan sedimen yang meliputi fragmen,
matriks, aksesoris dan semen.
5) Untuk semen, teteskan larutan HCl pada batuan sedimen. Jika batuan berbuih,
maka semen yang terkandung adalah semen karbonat. Namun, jika batuan tidak
berbuih maka semen yang terkandung adalah semen silika.
6) Setelah itu menentukan struktur batuan sedimen, struktur batuan berlapis atau
struktur batuan berfosil.
7) Langkah berikutnya menentukan ciri khusus batuan sedimen yang telah di
identifikasi.
8) Kemudian menentukan nama batuan sedimen berdasarkan data identifikasi yang
ada.
9) Terakhir, menentukan genesa batuan sedimen yang telah di identifikasi.
67