A. PENGERTIAN
Hemodialisa merupakan proses eleminasi sisa-sisa produk metabolisme (protein)
dan koreksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit antara kompartemen
darah dan dialisat melalui selaput membran semipermiabel yang berperan
sebagai ginjal buatan (Sukandar, 2006).
B. ALASAN HEMODIALISA
Dialisa dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan :
Gagal jantung
negatif
(penghisap)
dalam
kompartemen
dialisat
(proses
ultrafiltrasi).
3. Mempertahankan atau mengembalikan sistem buffer tubuh.
4. Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
D. FREKUENSI HEMODIALISA
E. PROSES HEMODILISIS
Dalam kegiatan hemodialisa terjadi 3 proses utama seperti berikut :
a.
b.
Proses Ultrafiltrasi yaitu proses berpindahnya air dan bahan terlarut karena
perbedaan tekanan hidrostatis dalam darah dan dialisat.
c.
Proses Osmosis yaitu proses berpindahnya air karena tenaga kimia, yaitu
perbedaan osmolaritas darah dan dialisat ( Lumenta ).
Perlengkapan
1. Jarum punksi :
-
Persiapan:
1.
2.
3.
Atur posisi
4
4.
5.
Prosedur:
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Shunt (Scribner)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
dalam bak.
Punksi femoral
1.
2.
3.
Punksi outlet
5.
6.
7.
8.
9.
Fiksasi.
Hubungkan ABL dengan inlet (Punksi Inlet atau canula arteri). Ujung
ABL disuci hamakan terlebih dahulu.
2)
3)
Buka klem AVBL, canula arteri, klem slang infus ditutup, klem canula
vena tetap tertutup.
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
Programkan HD.
18)
19)
Rapikan peralatan.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi pada tindakan hemodialisis Hudak & Gallo, adalah :
1. Ketidakseimbangan cairan
Keseimbangan cairan sangat penting dilakukang sebelum hemodialisa
sehingga tindakan korektif dapat dilakukan pada awal prosedur. Parameter
seperti tekanan darah, nadi, berat badan, masukan dan haluaran, turgor
jaringan, dan gejala-gejala lain akan membantu memperkirakan kelebihan
dan kekurangan cairan.
2. Hipervolemia
Gejala-gejala berikut dapat mengissyaratkan adanya kelebihan cairan :
tekanan darah naik, peningkatan nadi dan frekuensi pernafasan, peningkatan
tekanan vena sentral, dispnea, batuk, edema, peningkatan berat badan yang
berlebihan dan riwayat atau catatan kelebihan masukan cairan dalam
keadaan tidak terdapat kehilangan yang adekuat.
3. Ultrafiltrasi
7
3)
4)
5)
6)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme pengaturan
melemah
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau
mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis
atau ekonomi.
c. PK : Perdarahan
d. PK : Hiperkalemia
e. PK : Hipoglikemia
f. PK : Asidosis
g. PK : Anemia
3. Intervensi Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme pengaturan
melemah
NOC :
a. Electrolit and acid base balance
b. Fluid balance
c. Hydration
NIC :
Fluid management
10
mencegah konstipasi
g. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli
h.
i.
j.
k.
gizi)
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal
b. Monitor adanya penurunan berat badan
c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
d. Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
e. Monitor lingkungan selama makan
f. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
g. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
j. Monitor mual dan muntah
k. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
l. Monitor makanan kesukaan
m. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
n. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
o. Monitor kalori dan intake nuntrisi
11
seimbangan elektrolit
Pertahankan patensi jalan masuk intra vena
Berikan cairan, jika diperlukan
Pertahankan keakuratan data intake dan out put
Pertahankan cairan intraa vena berisi elektrolit dalam aliran tetap,
jika perlu
g. Berikan tambahan elektrolit (secara oral, NGT, dan IV) sesuai
resep, jika diperlukan
h. Konsultasikan dengahn dokter dalam pemberian pengoabtan,
hemat elektrolit (ex; spironolakton), jika perlu
i. Berikan ikatan elektrolit atau penguat (ex: kogeoxalat), sesuai
instruksi, jika perlu
j. Dapatkan spesimen untuk analisis laborat dari level elektrolit
(AGD, urin, serum)
k. Monior kehilangan elektrolit kaya cairan (NGT, section,
plesbotomi drainase, diare, drainage luka, dan diaporosis)
12
13
c. Jika klien dapat menelan, berikans etengah gelas jus jeruk, cola
atau semacam golongan jahe setiap 15 menit sampai kadar
glukosa darahnya meningkat diatas 69 mg/dl
d. Jika klien tidak dapat menelan, berikanglukagon hidroklorida
subkutan 50 ml glukosa 50% dalam air IV sesuai protocol
6. PK : Asidosis Perawat mampu menangani dan meminimalkan episode
asidosis
Asidosis Metabolik
a. Pantau tanda dan gejala asidosis metabolic
1) Pernafasan cepat danlambat
2) Sakit kepala
3) Mual dan muntah
4) Bikarbonat plasma dan pH arteri darah rendah
5) Perubahan tingkah laku, mengantuk
6) Kalsium serum meningkat
7) Klorida serum meningkat
8) Penurunan HCO3
b. Untuk klien klien dengan asidosis metabolic
1) Mulai dengan penggantian cairan IV sesuai program tergantung
dari penyebab dasarnya.
2) Jika etiologinya DM, rujuk pada PK: hipo/hiperglikemia
3) Kaji tanda dangejala hipokalsemia, hipokalemia, dan alkalosis
setelah asidosisnya terkoreksi
4) Lakukan koreksi pada setiap gangguan ketidakseimbangan
elektrolit sesuai dengan program dokter
5) Pantau nilai gas darah arteri dan pH urine.
Asidosis Respiratorik
a. Pantau tanda dan gejala asidosis respiratorik
1) Takikardi
2) Disritmia
3) Berkeringat
4) Mual/muntah
14
5) Gelisah
6) Dyspneu
7) Peningkatan usaha nafas
8) Penurunan frekuensi pernafasan
9) Peningkatan PCO2
10) Peningkatan kalsium serum
11) Penurunan natrium klorida
b. Untuk klien klien dengan asidosis respiratorik
1) Perbaiki ventilasi melalui pengubahan
posisi
pada
7. PK
: Anemia
Perawat
dapat
melakukan
pencegahan
untuk
15
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan
untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3,
Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta.
Ganong, W. F., 1998, Buku ajar: Fisiologi kedokteran. Edisi 17. EGC, Jakarta.
Guyton, A. C. & Hall, J. E., 1997, Buku ajar: Fisiologi kedokteran. Edisi
9. EGC, Jakarta.
L. & Terra, R.
Havens,
P,
2005,
Hemodialysis.
Terdapat
pada:
Terdapat
pada:
NKF,
http://www.kidneyatlas.org
2001, Guidelines for hemodialysis
adequacy.
NKF,
http://www.nkf.com.
2006, Hemodialysis. Terdapat
http://www.kidneyatlas.org.
pada:
Classification,
Availabel
on:
www.Minurse.com
McCloskey, Joanne C, Bulecheck, Gloria M., 1996. Nursing Intervention
Classsification (NIC). Mosby, St. Louise
NANDA, 2002. Nursing Diagnosis : Definition and Classification (2001-2002),
Philadelphia.
Wilkinson, Judith, 2007, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC, EGC, Jakarta.
16