Acfta
Acfta
dengan
melakukan
kegiatan
perdagangan,
yaitu
perdagangan
hambatan perdagangan barang baik tarif ataupun non tarif, peningkatan akses
pasar jasa, peraturan dan ketentuan investasi, sekaligus peningkatan aspek
kerjasama ekonomi untuk mendorong hubungan perekonomian para pihak
ACFTA dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat ASEAN dan Cina.
China merupakan salah satu kekuatan utama ekonomi dunia, dan bersama
dengan dua Negara Asia Timur lainnya yaitu Jepang dan Korea Selatan telah
menjadi mitra dagang terpenting Indonesia dan juga asean dari tahun ke tahun.
Untuk meningkatkan hubungan perdagangan dengan China, ASEAN, di mana
Indonesia
menjadi
salah
satu
anggota
yang
menyepakati
kerjasama
pertumbuhan
ekspor
dan
impor
Indonesia
setelah
TINJAUAN LITERATUR
1. Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional tejadi karena masing-masing pihak yang terlibat
memperoleh manfaat dengan adanya perdagangan. Manfaat perdagangan
internasional yang diperoleh suatu Negara adalah perdagangan internasional
akan memperluas pasar dan merancang investasi, pendapatan dan tabungan
melalui alokasi sumber daya dengan lebih efisien. Dan jika dilakukan upaya
ekspornya, maka upaya-upaya ini cenderung meluaskan pasar bagi hasil
produksinya.
Perdagangan internasional akan mendorong lebih banyak pemakaian mesin,
mendorong
penemuan
dan
pembaharuan
di
berbagai
bidang
ekonomi,
bahwa
sumber
efisiensi
dan
produktivitas
berasal
dari
teori
keuntungan
Komparatif
dari
David
Ricardo
merupakan
suatu Negara.
2. Factor Intensity, yaaitu factor teknologi yang digunakan dalam prosese
produksi, baik laborintensity maupun capital intensity.
2. Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks,
melalui studi empiris yang dilakukannya pada tahun 1953, menemukan fakta
mengenai sturktur perdagangan luar neheri (ekspor-impor).
Berdasarkan penelitian lebih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan
ternyata paradoks Leontief dapat terjadi karena empat sebab utama, yaitu :
1. Intensitas factor produksi yang berkebalikan
2. Tariff dan non tariff barrier
3. Perbedaan dalam skill dan humon capital
4. Perbedaan dalam faktor sumber daya alam.
3. Teori Siklus Hidup Produk Internasional ( Internasional Lifestyle Product)
Vernon
Vernon menyatakan bahwa perdagangan internasional terjadi karena barang
dan jasa yang sudah tidak laku dijual di suatu Negara (biasanya Negara maju)
bisa mudah kembali dengan dijual di Negara lain (biasanya Negara sedang
berkembang). Teori keunggulan kompetetif dari Micheal Porter menyatakan
bahwa ada beberapa unsure yang bisa diciptakan oleh Negara dan perusahaan
untuk bersaing di pasar internasional.
ini
berpendapat
bahwa
perdagangan
bebas
hanya
akan
saling
2. ACFTA
November 2001, Negara-negara ASEAN mengadakan perjanjian perdagangan
internasional dengan Negara China yang dikenal dengan ACFTA dan Indonesia
mengimplementasikannya pada 1 januari 2010 yang lalu.
Komitmen kerangka perjanjian ini terus matangkan dalam penandatanganan
perjanjian pada tahun-tahun berikutnya. Indonesia telah meratifikasi Ratifikan
Framework Agreement ASEAN-China FTA melalui keputusan Presiden No 48
Tahun 2004 pada 15 Juni 2004.
Dalam perjanjian itu menyepakati pelaksanaan liberalisasi penuh pada tahun
2010 terhadap wnam Negara ASEAN termasuk Indonesia dengan China.
Menyusul di 2015, juga akan berlaku bagi Negara ASEAN lainnya yakni Kamboja,
Laos, Vietnam, dan Myanmar.
Seiring dengan proses pematangan konsep perdagangan bebas itu, beberapa
keputusan Menteri Keuangan terbit untuk menyenergikan kebijakan nasional
dengan perjanjian ACFTA. Salah satunya adalah tentang penetapan tariff bea
masuk atas impor barang. Masalah tariff bea masuk menjadi salah satu isu
penting dalam kesepakatan ini. Tujuan dari ACFTA adalah untuk memprkecil
bahkan
menghilangkan
hambatan
perdagangan
untuk
meningkatkan
Kerjasama perdagangan bebas ASEAN dan China meliputi lima prioritas bidang
yaitu
pertanian,
sumberdaya
teknologi
manusia,
informasi
investasi,
dan
serta
telekomunikasi,
pengembangan
pengembangan
sungai
Mekong.
Indonesia membuat China bebas melakukan impor barang dan jasa. Sehingga
harga barang-barang dan impor dari China di dalam negeri cenderung lebih
murah dibandingkan dengan barang dalam negeri. Hal ini merupakan salah satu
kerugian yang diterima oleh Indonesia sehingga neraca perdagangan Indonesia
China semakin defisit setiap tahunnya. Liberalisasi perdagangan meliputi
kebijakan yang bertujuan untuk perekonomian terbuka dengan mengurangi
hambatan perdagangan dalam bentuk pengurangan tariff dan peningkatan FDI
dengan sstimulasi PDB.
Gejala
liberalisasi
Perkembangan
lainnya
adalah
perekonomian
keikutsertaan
Indonesia
yang
Indonesia
cukup
stabil
pada
di
G-20.
tengah
dalam
konferensi
G-20
pada
tahun
2013.
Salah
satu
ukuran
bagi
pertumbuhan
mengambil
Indonesia.
ekonomi
manfaat
dengan
yang
dari
kestabilan
dianggap
konferensi
perekonomian
tinggi,
G-20.
Indonesia
Unsur
politik
dan
tingkat
belum
mampu
dari
kebijakan
yang
lain.
Menurut
Pasadilla
(2006)
kasus
pada
negara
industri
seperti
China
dan
Amerika
yang
selalu
dapat
dari
dengan
ASEAN Security
Namun,
pembentukan
AEC
merupakan
penegasan
integrasi
Kelima
pilar
tersebut
menunjukan
arah
liberalisasi
perdagangan
dan
melihat
pola
perdagangan
Indonesia
China,
ACFTA
berpotensi
TABEL 4
Perkembangan Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia Berdasarkan Tujuan
2007-2009
menurunkan nilai ekspor ke China dengan cukup dalam. Namun, hal ini lebih
signifikan terjadi pada nilai ekspor ke Negara lainnya.
Jika dilihat proposi nilai ekspor berdasarkan negrara tujuan, nilai ekspor non
migas dengan tujuan Jepang dan Amerika Serikat mengalami penurunan daari
tahun ke tahun. Jumlah ekspor dengan tujuan AS dan Jepang pada semester I
2007 masing-masing sebesar 11,98% dan 15,52% , menurun menjadi masingmasing sebesar 11,50% dan 11,91% pada semester I 2008. Pada semester I
2009, nilai tersebut kembali menurun menjadi masing-masing sebesar 11,24%
dan 11,58%.
Hal ini berbeda dengan China dan India pada semester I 2007, jumlah ekspor
nonmigas dengan tujuan China dan India masing-masing sebesar 7,36% dan
5,23%, kemudian meningkat menjadi masing-masing sebesar 8,02% dan 6,05%
pada semester I 2008. Pada semester I 2009, nilai tersebut kembali meningkat
lagi menjadi masing-masing 8,39% dan 7,65%.
Sejak ditandatanganinya perjanjian ACFTA membuat IKM harus lebih giat dalam
meningkatkan kualitas produknya. Hal ini disebabkan banyak Negara di dunia
berlomba untuk dapat memasarkan prduk dan jasa mereka ke seluruh penjuru
dunia tanpa hambatan apapun, dengan demikian maka produk dalam negeri
harus mampu bersaing dengan produk luar negeri di dalam Negara sendiri.
setelah
di
terapkannya
ACFTA,
yaitu
China.
Gambar
tersebut
akan
naik,
perantara
akan
memanfaatkan
kondisi
tersebut
untuk
mengimpor barang yang biasanya lebih murah. Apabila pasar belum tercukupi
dan barang impor tidak bisa memenuhi, baru perantara akan mengambil barng
dari IKM. Sehingga kuantitas IKM cenderung lebih turun karena banyaknya
barang impor yang masuk dalam pasar domestic
Dampak negative adanya penerapan ACFTA ini dapat disebabkana oleh dua hal,
yaitu, (i) adanya permainan perantara dan (ii) adanya disparitas harga yang
cukup tinggi. Pertama, perantara sebagai pemilik informasi mudah untuk
memainkan harga. Kedua, adanya disparitas harga yang cukup tinggi antara
produsen IKM dan importor. Hal ini sering dimanfaatkan oleh perantara
perdagangan. Perantara lebih memilih untuk mengimpor barang karena adanya
ACFTA tentu tidak ada hambatan tariff yang harus dibayar oleh perantara. Selain
itu produk China cenderung lebih murah jika jika dibandingkaan dengan produkproduk yang dibuat oleh IKM. Perdagangan bebas ACFTA lebih menguntungkan
bagi perantara bukan bagi produsen.
3.4 Kekuatan, Kelemahan, Peluang serta Ancaman Investasi China ke
Indonesia Setelah Pembentukan ACFTA.
Banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia dan jumlah perdagangan
yang dilakukan Indonesia ke luar negeri tergantung dari pendapatan perkapita
suatu Negara
Gambar 3
sarana komunikasi,
4.1 Kesimpulan
Dengan diterapkannya perdagangan bebas ASEAN China Free Trade Agreement
(ACFTA) dengan tariff 0% telah memberikan pengaruh yang cukup signifikan
terhadap
keberlangsungan
Industri
Kecil
Menengah
(IKM).
Di
mana,
perdagangan bebas ini membuat harga cenderung naik dan omset cenderung
turun. Hala ini menunjukkan bahwa produk-produk China telah membanjiri pasar
local, terutama sejak diterapkannya ACFTA.
Adanya liberalisasi perdagangan dunia menimbulkan banyak dampak bagi
masing-masing
negara.
dampak-dampak
yang
diperoleh
tergantung
dari
dengan
aspek
perdagangan
internasional.
politik
dari
penghapusan
keseluruhan
hambatan-hambatan
perjanjian
dan
organisasi
Dengan
demikian
aspek
politik
yang
berupa
kebijakan
dari
Indriastuti,
Suyani.
2005.
Pembentukan
Perdagangan
Bebas
ASEAN-
Pertumbuhan
Ekspor
Dan
Impor
Indonesia
Menjelang
ACFTA
Di
Ernita.
2013.
Dampak
Penerapan ASEAN-China
Free
Trade
Trade
Agreement (ACFTA)
Dan
Implikasinya
Terhadap
Dan
Tantangan
Indonesia
Dalam
ASEAN-China Free
Trade
Wargionto.
Bersaing
Manejemen
Pada
Rantai
Liberalisasi
Pasokan
Menghasilkan
Perdagangan
The
Kemampuan
untuk
ASEAN-China Free
Trade
Agreement (ACFTA).
Ari Ratna, Afifah, setyo Widagdo. Perlindungan Hukum Usaha Mikro Kecil
Menengah (UKKM) Dari Dampak Adanya Perjanjian ASEAN-China Free Trade
Agreement (ACFTA).