Anda di halaman 1dari 13

DIAZEPAM

DIAZEPAM

1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA


1.1. Golongan (1,6,9)
Diazides (diazos), halogenated, aromatic; benzodiazepin
1.2. Sinonim/Nama Dagang (1,4,5,7)
2H-1,4-Benzodiazepin-2-one, 7-chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-; 7Chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one;
Chloro-1-methyl-5-phenyl-3H-1,4-benzodiazepin-2

(1H)

one;

7Apaurin;

Apozepam; Atensine; Atilen; Bialzepam; Calmpose; Ceregular; Diazemuls;


Eridan; Faustan; LA 111; Methyldiazepinone; Paxate; Vival; Stesolin;
Valium; Diazepam methanol solution; 7-Chloro-1-methyl-5-phenyl-1H-1,4benzodiazepin-2(3H)-one; Diazepam; Diacepin; Alboral; Aliseum; Alupram;
Amiprol.
1.3. Nomor Identifikasi
1.3.1. Nomor CAS

: 439-14-5 (1,4,5,7,10)

1.3.2. Nomor EC

: 207-122-5 (4,7,10)

1.3.3. Nomor RTECS

: DF1575000 (4,5,10)

1.3.4. Nomor UN

: 2811 (4,9,10)

2. PENGGUNAAN (3,4,7)
Digunakan dalam pengobatan untuk terapi anxiolytic, relaksasi otot rangka
(skelet), antikonvulsan, antagonis kardiotoksisitas akibat keracunan klorokuin, dan
meredakan gejala ketagihan alkohol.
2.1. Indikasi dan Dosis
2.1.1 Pengobatan

ansietas

kegelisahan) (3)

(anxiety)

atau

agitasi

(keresahan

atau

Mula-mula berikan diazepam 0,1-0,2 mg/kg (dosis lazim anak > 5


tahun dan dewasa adalah 2-10 mg; untuk anak > 30 hari hingga 5
tahun adalah 1-2 mg) secara intravena (kecepatan pemberian tidak
melebihi 5 mg/menit pada orang dewasa; pemberian untuk anak lebih
dari 3 menit), tergantung pada tingkat keparahan (pada kasus tetanus
diperlukan dosis yang lebih besar); dapat diulang setiap 1-4 jam jika
diperlukan.
Dosis oral adalah 0,1-0,3 mg/kg (dewasa 2-10 mg; pasien lanjut usia
(geriatrik) diperlukan dosis yang tidak melebihi 2,5 mg dengan interval
yang lebih kecil; anak > 6 bulan 1-2,5 mg).
Dosis harus disesuaikan dengan tingkat respons dan toleransi pasien.
Peringatan:
Jangan diberikan secara intramuskular karena akan menimbulkan
absorpsi eratik dan nyeri pada tempat injeksi.
2.1.2 Pengobatan pada konvulsi (3)
Berikan diazepam 0,1-0,2 mg/kg IV, tidak melebihi 5 mg/menit, setiap
5-10 menit (dosis lazim yang mula-mula diberikan untuk dewasa
adalah 5-10 mg; anak > 5 tahun 1-2 mg; anak < 0,2-0,5 mg); dosis
maksimum total untuk dewasa adalah 30 mg atau 5 mg (anak kecil)
atau 10 mg (anak yang lebih dewasa).
2.1.3 Pengobatan pada intoksikasi klorokuin dan hidroksiklorokuin (3)
Pemberian diazepam dosis tinggi 1-2 mg/kg IV (infus melebihi 30
menit) dilanjutkan dengan infus 2 mg/kg/24 jam dapat mengobati
kardiotoksisitas.
Peringatan:
Pengobatan ini kemungkinan dapat menyebabkan pasien mengalami
apnea sehingga pasien harus diintubasi (tindakan medis berupa
penempatan tabung plastik fleksibel dalam trakea untuk melindungi
dan mendukung jalan napas dan memungkinkan respirasi mekanis
atau buatan) dan ventilasinya harus selalu terjaga.
2.1.4 Meredakan gejala ketagihan alkohol (3)
Mula-mula berikan diazepam dengan dosis 5-10 mg IV, lalu 5 mg
setiap 10 menit hingga pasien tenang. Kemungkinan diperlukan dosis
yang lebih besar untuk menenangkan pasien yang mengalami

ketagihan parah. Dosis oral mula-mula adalah 10-20 mg, diulang


setiap 1-2 jam hingga pasien tenang.

3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN


3.1. Organ Sasaran
Sistem saraf pusat

(1,5)

, menyebabkan depresi pernapasan dan penurunan

kesadaran (5).
3.2. Rute Paparan
3.2.1. Paparan Jangka Pendek
3.2.1.1. Terhirup (1)
Tidak tersedia informasi.
3.2.1.2. Kontak dengan Kulit (1)
Dosis letal pada hewan yang dilaporkan adalah 800 mg/kg.
Gejala keracunan tidak dilaporkan.
3.2.1.3. Kontak dengan Mata (1)
Tidak tersedia informasi.
3.2.1.4. Tertelan (1)
Dilaporkan menimbulkan gejala berupa bullae (melepuh),
nekrosis kelenjar keringat ekrin dan tinnitus. Efek lain yang
mungkin

timbul

adalah

sakit

kepala,

mual,

muntah,

epigastric distress, diare, inkontinensia, kantuk, lelah,


pusing, lemah, relaksasi otot, ataksia, disartria, perubahan
salivasi, bicara cadel, rasa pahit, pupil dilatasi, diplopia
(penglihatan ganda), nystagmus dan penglihatan buram,
iritabilitas, gangguan mental dan fungsi psikomotorik,
gangguan ingatan jangka pendek dan anterograde amnesia
(tidak dapat mengingat apapun yang baru terjadi), serta
nyeri sendi dan nyeri pada dada. Pada dosis yang lebih
besar, terutama pada kasus intoksikasi berat, mula-mula
dapat menimbulkan rasa gembira yang kemudian diikuti
dengan sedasi, lalu berkembang menjadi stupor (pingsan),
dan

kemungkinan

koma.

Kemungkinan

dapat

pula

menimbulkan hipotensi dan takikardi atau bradikardi. Dapat

menyebabkan depresi pernapasan atau sirkulasi serta


kematian, namun jarang.
3.2.2. Paparan Jangka Panjang
3.2.2.1. Terhirup (8)
Paparan jangka panjang atau berulang dapat menyebabkan
timbulnya reaksi alergi.
3.2.2.2. Kontak dengan Kulit (8)
Paparan jangka panjang atau berulang dapat menyebabkan
timbulnya reaksi alergi.
3.2.2.3. Kontak dengan Mata (1)
Tidak tersedia informasi.
3.2.2.4. Tertelan (1)
Penggunaan

secara

agranulositosis,

berulang

trombositopenia,

dapat

menyebabkan

pansitopenia,

anemia

aplastik dan asidosis laktat. Selain itu, sebagai tambahan


terhadap efek paparan akut, menelan benzodiazepin secara
berulang dapat menyebabkan reaksi paradoksikal, seperti
ansietas dan stimulasi, ruam kulit, urtikaria, edema,
agranulositosis,
ketidakteraturan

reaksi

hepatik

dan

menstruasi, anovulasi, dan

jaundice,
gangguan

fungsi seksual. Penggunaan benzodiazepin jangka panjang


dapat menimbulkan ketergantungan psikologis atau fisik.
Penghentian tiba-tiba dapat menyebabkan gejala putus obat.
Benzodiazepin dapat menembus plasenta dan dieksresikan
pada air susu ibu. Dapat pula menyebabkan gejala putus
obat pada neonatus. Selain itu dapat pula menyebabkan
malformasi

seperti

bibir

sumbing,

hernia

inguinalis,

kerusakan jantung, mikrosefalus dan retardasi, stenosis


pilorus, atresia duodenum. Khusus untuk diazepam, terdapat
hubungan yang signifikan antara penggunaannya pada
trimester

pertama

sumbing pada anak.

kehamilan

dengan

timbulnya

bibir

4. TOKSIKOLOGI
4.1. Toksisitas
4.1.1. Data pada Hewan (1,5,8,9)
LD50 oral-tikus 352 mg/kg; LD50 oral-tikus 249 mg/kg; LD50
intraperitoneal-tikus 46500 g/kg; LD50 subkutan-tikus 6350 g/kg;
LD50 intravena-tikus 32 mg/kg; LD50 oral-mencit 48 mg/kg; LD50 kulitmencit 800 mg/kg; LD50 intraperitoneal-mencit 37 mg/kg; LD50
subkutan-mencit 800 mg/kg; LD50 intravena-mencit 25 mg/kg; LD50
intramuskular-mencit 65 mg/kg; LD50 parenteral-mencit 150 mg/kg;
LD50 tidak dilaporkan rute paparannya-mencit 140 mg/kg; LD50 oralkelinci 328 mg/kg; LD50 intravena-kelinci 9 mg/kg; LD50 oral-mamalia
500 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan rute paparannya-mamalia 110
mg/kg; LD50 oral-tikus 1200 mg/kg; LD50 oral-anjing 1000 mg/kg; LD50
oral-mencit 700 mg/kg.
4.1.2. Data pada Manusia (1)
TDLo oral-lelaki 143 g/kg; TDLo oral-perempuan 5 mg/kg; TDLo
intramuskular-perempuan 181 g/kg; TDLo intravena-lelaki 143 g/kg;
TDLo intravena-lelaki 71 g/kg/1 menit kontinyu.
4.2. Data Karsinogenik
Bukti pada manusia tidak memadai. Bukti pada hewan tidak memadai.
International Agency for Research on Cancer (IARC) Group 3 (1,9).
Pada pemberian diazepam secara oral pada mencit jantan terjadi
peningkatan insiden tumor hati. Pada pengujian lain yang menggunakan
metabolit diazepam, yaitu oxazepam yang diberikan secara oral, diperoleh
hasil terbentuknya tumor hati pada mencit. Namun, tidak terdapat data
manusia yang dapat dievaluasi (1).
Diazepam tidak dipertimbangkan sebagai bahan karsinogen berdasarkan
IARC, National Toxicology Program (NTP), atau Occupational Safety and
Health Administration (OSHA) (9).
4.3. Data Tumorigenik (1)
TDLo/ 80 minggu kontinyu oral-mencit 42 gram/kg.
4.4. Data Teratogenik (5)
Terdapat beberapa bukti bahwa diazepam dan benzodiazepin lain bersifat
teratotegenik terhadap manusia, dapat meningkatkan risiko malformasi

kongenital jika dikonsumsi oleh ibu hamil pada usia kehamilan semester
pertama.
4.5. Data Mutagenik (1,9)
Mutasi pada mikroorganisme Salmonella typhimurium 958 nmol/ cawan
(-S9); Kehilangan dan non disjungsi (gagal berpisah) pada kromosom seks
Drosophila melanogaster secara oral 200 mg; Analisis sitogenetik
perempuan (tidak dilaporkan) 328 mg/kg selama 78 minggu; Analisis
sitogenetik leukosit manusia 10 mg/L; Kehilangan dan non disjungsi (gagal
berpisah) pada kromosom seks limfosit manusia 25 mg/L; Sistem uji mutasi
lain tikus secara subkutan 25 mg/kg selama 5 hari intermittent; Uji
mikronukleus mencit secara oral 40 mg/kg selama 24 jam; Assay cairan
tubuh mencit menggunakan Salmonella typhimurium 200 mg/kg; Uji
kematian dominan mencit secara oral 326 mg/kg selama 15 hari
intermittent; Uji sperma mencit secara oral 300 mg/kg selama 15 hari
kontinyu; Uji mikronukleus paru hamster 10 mg/L; Transformasi morfologi
embrio hamster 30 mg/L; Sistem uji mutasi lainnya embrio hamster 100
mg/L; Analisis sitogenetik fibroblast hamster 15 mg/L; Analisis sitogenetik
paru hamster 1 gram/L selama 27 jam; Kehilangan dan non disjungsi
(gagal berpisah) pada kromosom seks fibroblast hamster 100 mg/L;
Kehilangan dan non disjungsi (gagal berpisah) pada kromosom seks paru
hamster 100 mg/L; Kehilangan dan non disjungsi (gagal berpisah) pada
kromosom seks paru hamster 75 mg/L; Hasil positif pada uji mikronuklei
sumsum tulang mencit secara in vivo; Hasil positif pada uji sumsum tulang
mencit secara in vivo; Hasil positif pada uji mikronuklei, aneuploidi, dan
aberasi/ kelainan kromosom sel-sel hamster China; Hasil positif pada uji
pertukaran pasangan kromatida limfosit manusia.

5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN

(1,8,9)

5.1. Terhirup
Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Gunakan kantung masker
berkatup atau peralatan yang sejenis untuk memberikan pernapasan buatan
jika dibutuhkan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan
terdekat.

5.2. Kontak dengan Kulit


Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.
Cuci kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun atau deterjen ringan dan
air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal,
sekurangnya selama 15-20 menit. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat jika diperlukan.
5.3. Kontak dengan Mata
Lepaskan lensa kontak, jika ada. Segera cuci mata dengan air yang banyak,
sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata
bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang
tertinggal. Jika iritasi tidak mereda, segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
5.4. Tertelan
Jangan lakukan induksi muntah atau memberikan apapun melalui mulut
pada korban yang tidak sadarkan diri. Jika terjadi muntah, posisikan kepala
lebih rendah daripada panggul untuk mencegah risiko aspirasi ke dalam
paru-paru. Jika korban tidak sadarkan diri, posisikan kepala menoleh ke
arah samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan
terdekat.

6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN


6.1. Resusitasi dan Stabilisasi (2)
6.1.1

Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas


untuk menjamin pertukaran udara.

6.1.2

Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi


ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk
menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon
dioksida.

6.1.3

Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi


darah.

6.2. Dekontaminasi
6.2.1.

Dekontaminasi Mata (2)


a. Posisikan pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah
dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

b. Secara perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci


dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9%
diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu
liter untuk setiap mata.
c. Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
d. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
e. Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
f.

Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke


rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke
dokter mata.

6.2.2.

Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku)

(2)

a. Bawa segera pasien ke pancuran terdekat


b. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang
dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
c. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain
atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
d. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
e. Penolong perlu dilindungi dari percikan misalnya dengan
mengggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hatihati untuk tidak menghirupnya.
f.
6.2.3.

Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

Dekontaminasi Gastrointestinal (6)


Tidak disarankan penggunaan arang aktif karena risiko yang
mungkin timbul kemungkinan akan lebih besar daripada manfaatnya,
kecuali

diduga

adanya

bahan

lain

yang

tertelan.

Metode

dekontaminasi gastrointestinal lainnya (induksi muntah, kumbah


lambung, dan whole bowel irrigation) tidak disarankan.
6.3. Antidotum (6)
6.3.1

Flumazenil
Pemberian flumazenil umumnya tidak dianjurkan tetapi dapat
dipertimbangkan

jika

dapat

secara

hati-hati

dititrasi

untuk

membalikkan depresi pernapasan pada pasien yang membutuhkan

ventilasi

mekanis

dan

tanpa

kontra-indikasi.

Kontra-indikasi

cenderung muncul pada pasien anak.


Dosis untuk dewasa :
0,2 mg IV selama 15 detik
Jika tidak memberikan respons setelah 45 detik, berikan titrasi 0,1
mg dosis IV setiap menit hingga memberikan respons atau dosis
total yang diberikan 2 mg. Jika tidak ada respons juga pada kondisi
ini, pertimbangkan diagnosa.
Dosis untuk anak:
0,01 mg/kg (maksimal 0,2 mg) IV selama 15 detik.
Jika tidak memberikan respons setelah 45 detik, ulangi dosis ini
dengan interval 60 detik hingga dosis total 0,05 mg/kg atau 1 mg.

7. SIFAT FISIKA KIMIA


7.1. Nama Bahan
Diazepam
7.2. Deskripsi (1,4,5,8,9)
Berbentuk serbuk kristal padat berwarna hampir putih hingga kuning; berbau
samar, berasa agak pahit; Rumus molekul C16H13N2OCl; Berat molekul
284,76; Titik lebur 268-275 F (131-135oC); Titik lebur 131,5-134,5 oC; Titik
didih 497,4oC pada 760 mmHg; Titik nyala 254,6oC; .
Praktis tidak larut dalam air. Kelarutan dalam air 0,29%.
Tidak larut dalam dietil eter.
Sedikit larut dalam propilen glikol.
Larut dalam kloroform, dimetilformamid, benzen, aseton, alkohol, eter.
Kelarutan dalam kloroform 1 gram/2 mL kloroform.
Kelarutan dalam eter 1 mg/39 mL eter.
Kelarutan dalam alkohol 62,5 mg/mL alkohol pada suhu 25oC.
7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan
7.3.1. Peringkat National Fire Protection Association/ NFPA (Skala 0-4) (1,8)
Kesehatan 2

: Tingkat keparahan sedang

Kebakaran 1

: Tingkat kebakaran rendah

Reaktivitas 0

: Tidak reaktif

7.3.2. Klasifikasi European Commission/ EC (Frasa Risiko dan Frasa


Keamanan) (1,4,7)
Xn

= Berbahaya

= Beracun

= Mudah terbakar

Xi

= Iritan

R11

= Sangat mudah menyala

R22

= Berbahaya bila tertelan

R21/22

= Berbahaya bila kontak dengan kulit dan tertelan

R23/24/25

= Beracun bila terhirup, kontak dengan kulit dan jika


tertelan

R36/37/38

= Mengiritasi mata,

ystem pernapasan dan kulit

R39/23/24/25 = Beracun: berbahaya karena efek permanen yang


sangat serius bila kontak dengan kulit dan bila
tertelan
R63

= Mungkin berisiko membahayakan janin

S2

= Hindarkan dari jangkauan anak-anak

S26

= Jika kontak dengan mata, bilas segera dengan


banyak yang air dan hubungi dokter

S36

= Kenakan pakaian pelindung yang cocok

S36/37

= Kenakan pakaian dan sarung tangan pelindung


yang cocok

S45

= Jika terjadi kecelakaan atau jika anda merasa


tidak
sehat,
jika
memungkinkan
segera
menghubungi dokter (perlihatkan label kemasan)

S46

= Jika tertelan, segera hubungi


perlihatkan wadah ini atau label

dokter

7.3.3. Klasifikasi Globally Harmonized System (GHS) (9,10)


Tanda

= Berbahaya

Pernyataan bahaya
H301

= Beracun bila tertelan

H301 + H311

= Beracun bila tertelan dan kontak dengan kulit

H311

= Beracun bila kontak dengan kulit

dan

H336

= Dapat menyebabkan kantuk atau pusing

H351

= Diduga menyebabkan kanker

H360

= Dapat merusak fertilitas atau janin

H361

= Diduga merusak fertilitas atau janin

H402

= Berbahaya bagi kehidupan perairan

H412

= Berbahaya bagi kehidupan perairan dengan efek


jangka panjang

Pernyataan kehati-hatian
P201

= Dapatkan petunjuk khusus sebelum digunakan

P202

= Jangan

menangani

bahan

hingga

petunjuk

keamanan telah dibaca dan dipahami


P264

= Cuci bersih setelah menangani

P271

= Hanya digunakan di luar ruangan atau pada


tempat yang berventilasi baik

P280

= Kenakan sarung tangan/ pakaian pelindung/


pelindung mata/ pelindung wajah

P301 + P310

= Bila tertelan: Segera hubungi Sentra Informasi


Keracunan atau dokter

P321

= Penanganan khusus (lihat pada label)

P361

= Tanggalkan segera pakaian yang terkontaminasi

P405

= Simpan dalam kondisi tertutup rapat

P501

= Buanglah

bahan/

wadah

sesuai

peraturan

setempat/ wilayah/ nasional/ internasional

8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS


8.1. Reaktivitas dan Stabilitas (7,8,9)
Sensitif terhadap cahaya. Stabil pada suhu dan tekanan normal.
8.2. Kondisi yang Harus Dihindari (10)
Panas.
8.3. Bahan Tak Tercampurkan (7,8,9,10)
Tidak tercampurkan dengan bahan pengoksidasi kuat, asam mineral, basa
kuat, plastik.

8.4. Dekomposisi (9.10)


Menghasilkan NOx, Cl-, gas atau uap yang mengiritasi. Dalam kondisi
dipanaskan atau terbakar dapat melepaskan uap toksik.
8.5. Polimerisasi (8)
Tidak akan terpolimerisasi.

9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI


9.1.

Ventilasi (1)
Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan
ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan
dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan.

9.2.

Perlindungan Mata (1)


Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan yang dilengkapi pelindung
wajah. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta
semprotan air deras dekat dengan area kerja.

9.3.

Pakaian (1)
Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.

9.4.

Sarung Tangan (1)


Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.

9.5.

Respirator (1)
Pada kondisi penggunaan yang sering atau paparan berat, kemungkinan
diperlukan pelindung pernapasan. Pelindung pernapasan diurutkan mulai
dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan petunjuk peringatan
sebelum menggunakannya.
a. Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi penutup seluruh
wajah yang pengoperasiannya memerlukan tekanan atau mode
tekanan positif lainnya.
b. Setiap alat pernapasan mandiri yang dilengkapi penutup seluruh wajah
yang pengoperasiannya memerlukan tekanan atau mode tekanan
positif lainnya.

Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi


kehidupan dan kesehatan:
a. Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi penutup seluruh
wajah yang pengoperasiannya memerlukan tekanan atau mode
tekanan positif lainnya berkombinasi dengan dengan pemasok
keluaran yang terpisah.
b. Setiap alat pernapasan mandiri yang dilengkapi penutup seluruh wajah.

10. DAFTAR PUSTAKA


1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.
2. Sentra Informasi keracunan (SIKer) dan tim. Pedoman Penatalaksanaan
Keracunan untuk Rumah Sakit. 2001
3. Kearney. T.E. Benzodiazepines (Diazepam, Lorazepam, and Midazolam)
in Poisoning & Drug Overdose Fifth Ed. Olson, K.R., et al. (Eds.).
McGraw-Hill Companies, Inc./Lange Medical Books. New York. 2007.
4. http://www.guidechem.com/reference/dic-4128.html (diunduh April 2014)
5. http://www.inchem.org/documents/pims/pharm/pim181.htm#SubSectionTitle
(diunduh April 2014)
6. http://toxinz.com/Spec/2301543/113543 (diunduh Juli 2014)
7. http://www.chemicalbook.com/CASEN_439-14-5.htm (diunduh Juli 2014)
8. https://www.spectrumchemical.com/MSDS/D4589.pdf (diunduh Juli 2014)
9. http://www.usp.org/pdf/EN/referenceStandards/msds/1185008.pdf

(diunduh

Juli 2014)
10. http://www.lgcstandards.com/WebRoot/Store/Shops/LGC/FilePathPartDocu
ments/ST-WB-MSDS-1348358-1-1-1.PDF (diunduh Juli 2014)

Anda mungkin juga menyukai