Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik

DISUSUN OLEH :
Chandra L Harefa (5115080257)
Andreas S. T. (5115082291)
Antony C. S. (5115082292)
Charles A. S. (5115082293)
M. Iqbal (5115080263)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2009
1. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMK 4 Tanggerang
Kompetensi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester :2/1
Jumlah Pertemuan :2

2. Standar Kompetensi : Memperbaiki peralatan rumah tangga listrik


3. Kompetensi Dasar : Memeriksa hasil perbaikan menggunakan alat ukur
multimeter analog dan digital
4. Indikator :1. Dapat memahami petunjuk operasi Multimeter
2. Memahami penggunaan Multimeter yang diatur pada
range dan pilihan pengukuran sesuai dengan keperluan
pengukuran yang akan dilakukan
3. Memahami pengguaan Multimeter yang digunakan
sesuai dengan petunjuk operasi kerja dan hasil
pengukuran dibaca
4. memahami aspek-aspek keamanan yang dilakukan
sesuai dengan petunjuk kerja.
5. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar peserta didik:

1. Memiliki kompetensi mengukur besaran-besaran listrik dalam peralatan rumah


tangga listrik
2. Memiliki kompetensi memperbaiki peralatan rumah tangga listrik
3. Mampu menggunakan alat ukur Multimeter sesuai petunjuk operasi kerja dan
hasil pengukuran dapat dibaca.
4. Memiliki kompetensi merencanakan kegiatan penemuan jawaban permasalahan
pembelajaran, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data dalam
bentuk laporan.
5. Memiliki kompetensi melakukan uji fungsi hasil perbaikan
6. Memiliki kompetensi membuat resume hasil pembelajaran.
6. Materi Ajar (Lampiran 1)
Pembelajaran ini mencakup pencapaian kompetensi memeriksa hasil perbaikan
alat rumah tangga menggunakan alat ukur multimeter dengan materi sebagai
berikut:
1. Peralatan rumah tangga yang mengandung listrik
2. Konfigurasi Multimeter dan kontrol indicator
3. Batas Ukur (Range)
4. Kriteria Multimeter
5. Simbol-simbol

7. Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

8. Metode Pembelajaran
1. Studi kasus
2. Diskusi
3. Kerja Kelompok
4. Studi perpustakaan/Internet
5. Penugasan

9. kegiatan Pembelajaran
• Kegiatan Awal
 Guru meminta salah seorang peserta didik memimpin temannya untuk
duduk hening lalu berdoa mengucapkan syukur.
 Peserta didik menyimak silabus pembelajaran.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
 Guru bersama peserta didik merumuskan komponen penilaan pembelajaran.
 Guru menjelaskan kemanfaatan materi bagi siswa.
 Guru menyampaikan materi dengan menggunakan media, dan
mempraktikan penggunaan alat ukur multimeter pada peralatan rumah
tangga listrik yang akan diukur.
• Kegiatan Inti
 Peserta didik menyimak materi yang harus dipelajari.
 Peserta didik berlatih mengidentifikasi masalah-masalah peralatan rumah
tangga yang berhubungan dengan materi dalam penggunaan alat ukur
multimeter.
 Peserta didik Latihan menuliskan pertanyaan-pertanyaan permasalahan
tentang peralatan rumah tangga listrik
• Kegiatan Akhir
 Melakukan refleksi proses pembelajaran dengan cara tiga orang peserta
didik diminta memberi komentar tentang kekurangan dan kecukupan proses
pembelajaran yang telah berlangsung. Kekurangan proses pembelajaran
dicatat bersama-sama untuk dijadikan fokus perbaikan pertemuan ke 2..
 Penugasan terstruktur: Penyempurnaan perumusan pertanyaan-pertanyaan
sebagai tugas kelompok. Pertanyaan diketik dalam format word, dicetak
dalam kertas A4 satu setengah spasi, dikerjakan secara kelompok(3 orang)
sesuai dengan pembagian kelompok melalui diskusi, studi
perpustakaan/internet. Tugas dipresentasikan pada pertemuan ke 2
 Guru memimpin doa penutup.

Pertemuan 2
• Kegiatan Awal
 Guru meminta salah seorang peserta didik memimpin temannya untuk
duduk hening memejamkan mata, mengatur pernafasan lalu berdoa
mengucapkan syukur dan janji belajar.
 Guru memimpin mereview pencapaian hasil refleksi pertemuan 1.
 Guru melakukan ceking hasil penugasan pertemuan 1.
 Guru bercerita bahwa attitude sangat menentukan keberhasilan seseorang
dalam belajar.
 Guru melakukan koreksi terhadap hal-hal khusus yang terjadi pada peserta
didik.

• Kegiatan Inti
 Guru mengundi dua diantara lima materi untuk presentasi pada pertemuan
ke 2.
 Materi yang keluar pertama dalam undian dipresentasikan daftar
pertanyaannya secara panel oleh kelompoknya masing-masing.
 Peserta didik diluar penyaji melakukan sanggahan, pertanyaan, klarifikasi
dan penyempurnaan tugas pertanyaan.
 Materi yang keluar kedua dalam undian dipresentasikan daftar
pertanyaannya secara panel oleh kelompoknya masing-masing.
 Peserta didik diluar penyaji melakukan sanggahan, pertanyaan, klarifikasi
dan penyempurnaan tugas pertanyaan.
 Peserta didik dibantu guru menetapkan daftar pertanyaan yang penting dan
relevan sebagai kasus permasalahan pembelajaran (70”)

• Kegiatan Akhir
 Melakukan refleksi proses pembelajaran dengan cara tiga orang peserta
didik diminta memberi komentar tentang kekurangan dan kecukupan proses
pembelajaran yang telah berlangsung.
 Penugasan terstruktur: penugasan/proyek melingkupi: perencanaan,
pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data dalam bentuk laporan
portofolio. kelompok (3 orang) sesuai dengan pembagian kelompok.
 Guru memimpin doa penutup. (10”)

10. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian mencakup tiga hal pokok yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian
penugasan/proyek dan diskusi kelompok.

1. Penilaian Unjuk kerja meliputi: Berfikir kritis, memecahkan masalah,


ketrampilan berbicara, partisipasi dalam diskusi, penggunaan internet,
penggunaan word processor, kepemimpinan diri. Dalam hal ini unjuk kerja
diadakan dalam bentuk diskusi. Guru membagi siswa dalam 12 kelompok. Tiap
kelompok (3 orang) mendiskusikan mengenai kasus yang dialami sehari-hari
yang erat kaitannya dengan peralatan rumah tangga listrik.. Setiap kelompok
menganalisa kasus tersebut dan bagaimana cara memperbaikinya dengna
menggunakan alat ukur multimeter kemudian mempresentasikannya di depan
kelas. Setiap kelompok diberi waktu 20 menit untuk presentasi dan tanya jawab.
2. Penilaian penugasan/proyek melingkupi: perencanaan, pengumpulan data,
pengolahan data, penyajian data dalam bentuk laporan portofolio.

11. Alat , Bahan dan Sumber Belajar


1. Alat
1.1. Laptop/desktop
1.2. LCD Viewer
1.3. Papan tulis/Whiteboard & spidol
1.4. OHP Digital Colour
2. Bahan
2.1. Kertas HVS/buram
2.2. Kertas Transparan/ kertas OHP
3. Sumber Belajar
3.1., Modul Alat Ukur
3.2. Buku Paket
3.2. Internet wikipedia.org
Lampiran 1. MATERI PELAJARAN

(Peralatan rumah tangga yang mengandung listrik)

PEMANGGANG ROTI
Pemanggang roti adalah peralatan listrik rumah tangga yang digunakan untuk
memanggang roti yang telah diiris-iris berbentuk lempengan. Panas yang dihasilkan
dengan menggunakan elemen pemanas dari kawat nikelin pipih yang dililitkan pada
lempengan bahan tahan panas seperti asbes atau mika. Roti yang telah diiris
dimasukkan ke dalam rongga yang tersedia, dipanaskan/dipanggang salah satu jenis
pemanggang roti (Bread Toaster) yang banyak dipakai pada rumah tangga ditunjukkan
pada gambar 2 – 5 berikut ini :

1. Konstruksi Pemanggang Roti


Pemanggang roti yang banyak dipakai di rumah tangga mempunyai konstruksi
yang terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
− Rumah pelindung
− Elemen pemanas
− Dudukan roti
− Pengatur panas dan timer
− Perlengkapan mekanik lainnya

1.1. Rumah Pelindung


Rumah pelindung dari pemanggang roti tersebut dari bahan pelat yang
dilapisi chrom atau dicat dengan cat tahan panas agar tidak mudah korosi/berkarat.
Untuk mengetahui lebih jelas bentuk dari rumah pelindung ini dapat dilihat pada
gambar 2-6 berikut :
1.2. Elemen Pemanas
Elemen pemanas umumnya terdiri dari 3 (tiga) bagian yang dihubungkan
jajar/paralel dan ditempatkan sedemikian rupa berjajar, sehingga membentuk dua
rongga diantaranya. Elemen pemanas ini dibuat dari bahan pemanas yaitu kawat
nikelin bulat atau pipih yang dililitkan pada lempengan mika atau asbes.
Gambar 2-7 menunjukkan bentuk dari elemen pemanas dan kawat kisikisi
yang memisahkan roti dengan elemen pemanas dengan jarak tertentu agar roti tidak
menempel pada elemen pemanas.

1.3. Dudukan Roti


Dudukan roti dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat dinaik/turunkan.
Menurunnya dilakukan dengan cara ditekan (secara manual), sedangkan gerakan
naik kembalinya terjadi secara otomatis menurut panas dan lamanya waktu
pemanggangan yang ditentukan (diset). Gambar 2 – 8 menunjukkan bagian dari
dudukan roti tersebut.

1.4. Pengatur Panas dan Timer


Pada peralatan pemanggang roti biasanya dilengkapi dengan pengatur panas dengan
bimetal atau dengan pengatur lamanya waktu pemanggangan (timer). Baik pengaturan
pemanggangan dengan menggunakan pengatur panas dengan bimetal ataupun pengatur
waktu (timer), pengaturannya dilakukan dengan cara memutar tombol, dengan
kedudukan light, medium dan dark atau dengan kedudukan 1, 2 dan 3. Bagian pengatur
panas dengan bimetal ditunjukkan pada gambar 2 – 9.

Gambar 2 – 9 Pengatur panas

1.5. Perlengkapan Mekanik Lainnya


Selain bagian-bagian yang disebutkan di atas, pemanggang roti juga
dilengkapi dengan bagian-bagian mekanik lainnya seperti pengangkat roti ke atas,
bila roti telah cukup panas/waktu pemanggangannya.

2. Perawatan dan Perbaikan Pemanggang Roti.


2.1. Memeriksa Pemanggan Roti
Pemanggang roti dikatakan baik bila :
− Pada peralatan ini tidak terdapat hubung singkat rangkaian kelistrikan dengan
badannya. Hal ini dapat diperiksa dengan menggunakan Multimeter /AVO
meter atau dengan lampu penguji. Lihat gambar 2-10.

− Pada saat belum bekerja, antara elemen tidak terdapat hubungan, untuk ini
ukur dengan Multimeter /AVO-meter pada ujung-ujung kabel penghubung.
− Bila tombol ditekan ke bawah, antara elemen akan terhubung dan bila kita
ukur dengan Multimeter /AVO meter akan menunjukkan nilai tahanan.
(Untuk Toaster kecil = 300 watt nilai tahanannya = 150 ohm).
− Bila tombol dinaikkan hubungan elemen pemanas terputus dan bila diukur
dengan Multimeter /AVO meter akan menunjuk nol.

2.2. Perbaikan.
Pada umumnya kerusakan pada pemanggang roti disebabkan oleh :
a. Kotor karena lemak dan sisa pembakaran.
Perbaikannya dengan cara membersihkan bagian-bagian tertentu,misalnya :
− Pada terminal, yaitu membersihkan kontak dan sambungan, membersihkan
kontak-kontak dengan amplas halus dan mengencangkan kembali baut pada
sambungan.

b. Kesalahan pemakaian, sehingga mengakibatkan :


− Elemen pemanas putus, untuk mengetahui elemen yang putus dapat diamati
secara visual atau diukur dengan AVO-meter. Bila elemen putus diganti
dengan yang baru.
− Perlengkapan mekanik dari pemanggang roti rusak , untuk ini buka sekerup
bagian bawah dari rumah pemanggang roti tersebut, periksa bagian mekanik
pengangkat roti dan pengatur panas/bimetal. Perhatikan pada saat membuka
pegas-pegas dan sambungan mekaniknya.

c. Kabel Penghubung.
Kerusakan kabel penghubung ini sering terjadi karena sering tertekuk.
Kerusakan dapat dalam bentuk kabelnya putus atau isolasi kabel rusak. Bila
masih memungkinkan, pada tempat kerusakan saja dipotong atau diisolasi.
Tetapi bila sudah terlalu pendek sebaiknya diganti baru.
Susunan konstruksi pemanggang roti (two slices) secara lengkap dapat kita
lihat pada gambar 2-11 berikut ini :
Pokok Bahasan : KONFIGURASI MULTIMETER
Kekeliruan dalam PengukuranMengukur adalah membandingkan suatu besaran
yang tidak diketahui nilainya dengan besaran lain yang sudah diketahui nilainya. Dalam
melakukan pengukuran ada beberapa istilah yang biasa digunakan yaitu : Piranti/
instrument /alat ukur adalah alat untuk menentukan harga/ nilai suatu besaran.
Kecermatan adalah nilai selisih suatu alat ukur menampilkan harga/nilai dari
suatu besaran yang diukurnya.
Ketelitian adalah ukuran dari ketepatan pelaksanaan ulang suatu pengukuran.
Kekeliruan adalah selisih dari harga sebenarnya dari besaran yang diukur.

Macam-macam kekeliruan
Ada 2 macam kekeliruan dalam pengukuran yaitu :
Kekeliruan sistematika adalah kekeliruan yang disebabkan oleh
kesalahan pada alat ukur, metode pengukuran dan human error
(manusia yang melakukan pengukuran). Kekeliruan acak adalah
kekeliruan yang disebabkan oleh gangguan- ganguan sementara dan
kekeliruan baca. (factor-factor di luar pengukuran).
Konfigurasi Multimeter
Multimeter bisa juga disebut dengan AVOmeter adalah alat untuk mengukur
arus, tegangan dan hambatan. Ada 2 macam jenis multimeter yaitu multimeter analaog
( yang menggunakan kumparan putar untuk menggerakkan jarum penunjuk papan skala
dan hasil pengukuran dibaca lewat penunjukan jarum pada papan skala) dan
multimeter digital (hasil pengukuran langsung dapat dibaca dalam bentuk angka yang
tampil pada layar display ) .

Konfigurasi Multimeter dan kontrol indikator yang terdapat pada


sebuah Multimeter diperlihatkan pada gambar di bawah ini

Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk menentukan posisi kerja Multimeter, dan
batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam Ω ),
saklar ditempatkan pada posisi Ω , jika digunakan untuk mengukur tegangan saklar
ditempatkan pada posisi ACV-DCV dan jika digunakan untuk mengukur kuat arus
saklar ditempatkan pada (mA-µ A). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur
tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari
tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus
berada pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.
Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk menera jarum penunjuk
pada angka nol (sebelah kiri papan skala).
Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan untuk
menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk mengukur
nilai tahanan/resistan. Dalam proses kalibarsi, kedua ujung kabel penyidik (probes)
dipertemukan kemudian tombol diputar untuk memposisikan jarum pada angka nol.
Terminal/ lubang kabel probe: tempat untuk menghubungkan
kabel penyidik dengan Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau
out dan (-) atau common. Pada Multimeter yang lebih lengkap
terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor (penguatan arus
searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan
lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor.
_____________________________________________________________________

Batas Ukur (Range)


Batas Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-
angka; 0,25 – 25 – 500 mA. Untuk batas ukur (range) 0,25,
kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 0,25 mA. Untuk
batas ukur (range) 25, kuat arus yang dapat diukur berkisar
dari 0 – 25 mA. Untuk batas ukur (range) 500, kuat arus yang
dapat diukur berkisar dari 0 – 500 mA.

Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari


angka; 10 – 50 – 250 – 500 – 1000 ACV/DCV. Batas ukur
(range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur
adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan
maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt, demikian
seterusnya.

Batas Ukur (Range) Ohm : terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo
Ohm (kΩ ). Untuk batas ukur (range) x1, semua hasil
pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada
satuan Ω ). Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil
pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10
(pada satuan Ω ). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (kΩ ),
semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan
skala (pada satuan kΩ ), Untuk batas ukur (range) x10k
(10kΩ ), semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan
dikali dengan 10kΩ .
Multimeter adalah alat test yang sangat berguna. dengan mengoperasikan sakelar
banyak posisi, meter dapat secara cepat dan mudah dijadikan sebagai sebuah Voltmeter,
sebuah Ammeter atau sebuah Ohmmeter. Alat ini mempunyai berbagai penepatan
( disebut 'range' ) pada setiap range mempunyai pilihan AC atau DC. Beberapa
multimeter mempunyai kelebihan tambahan layaknya sebagai range pengukur transistor
dan range untuk pengukuran kapasitansi dan frekuensi.

1. MULTIMETER ANALOG :

Meter-meter Analog mengambil sedikit tenaga dari rangkaian yang diuji untuk
mengoperasikan jarum penunjuknya. Alat harus bersensitivitas tinggi setidaknya
20k /V atau memposisikan pembenahan pembacaan untuk rangkaian yang diuji.
Cermati pada sesi dibawah ini Sensitivitas untuk telitinya
Battery didalam meter untuk menyediakan jangkah pengukuran resistansi, akan
habis dalam masa tahunan tetapi membiarkan meter pada jangkah pengukuran resistansi
akan membuat batteray terus bekerja sampai habis.

Jangkah rata-rata multimeter analog Biasanya ( Nilai Teganagan & Arus adalah
Nilai Max setiap Jangkah Ukur ).

Tegangan DC: 0.5V, 2.5V, 10V, 50V, 250V, 1000V.


Tegangan AC: 10V, 50V, 250V, 1000V.
Arus DC: 50µA, 2.5mA, 25mA, 250mA. Jangkah ukur arus tinggi hilang pada tipe meter
ini.
Resistansi: 20 , 200 , 2k , 20k , 200k

Merupakan ide yang bagus untuk multimeter analog meletakkan jangkah tegangan DC
layaknya 10V ketika tidak digunakan, Adalah agar tidak rusak oleh pemakaian yang
kurang Hati - Hati, dan mudah diubah kemanapun sesuai yang diinginkanSensitivitas
Dari Multimeter Analog.
Multimeter harus berada pada sensitivitas tinggi setidaknya 20k /V dengan kata lain
jangkah tegangan DC berada sangat rendah perlu pembenaran pembacaan. Untuk
memenuhi pembacaan yang benar ( Valid ) Resistansi meter harus sepuluh kali resistansi
alat yang diukur (lakukan ini , nilai lebih tinggi dekat dengan dimana meter
dihubungkan). anda dapat menaikan resistansi meter dengan memilih jangkah ukur yang
lebih tinggi ,tetapi akan mendapatkan pembacaan dengan akurasi yang sangat rendah!

Pengukuran Arus dan Tegangan Dengan Multimeter :


Pilih jangkah ukur dengan lebih besar dari dengan pembacaan yang masih dapat
dilakukan.
Sambungkan meter, yakinkan sambungan pada sisi yang benar. Meter Digital akan
selamat pada penyambungan terbalik, tetapi meter analog mungkin menjadi rusak.
Jika pembacaan melampaui skala : sesegera mungkin lepaskan dan pilih jangkah ukur
yang lebih tinggi.

Multimeter Sangat Mudah Rusak oleh Perlakuan Yang Kurang Berhati-hati mohon
diperhatikan hal ini:
a. Selalu melepas meter sebelum memindah jangkah ukur.
b. Selalu periksa letak jangkah sebelum dihubungkan kerangkaian.
c. Jangan membiarkan jangkah ukur pada pengukuran arus (kecuali saat pembacaan
ukuran).
d. Jangkah pengukur arus paling besar resiko kerusakannya karena berada pada resistansi
rendah .

Pembacaan Skala Analog :

Tilik penempatan sakelar jangkah ukur pilih skala yang berhubungan. Untuk beberapa
jangkah ukur anda perlu mengalikan atau membagi 10 atau 100 seperti ditunjukan
pembacaan dibawah ini. Untuk jangkah ukur Teganagn AC Gunakan Tanda Merah
sebab Calibrasi Skala Sedikit Geser.

Contoh Pembacaan skala :

Jangkah Ukur DC 10V : 4.4V ( Baca Langsung Skala 0-10 )


Jangkah Ukur DC 50V : 22V ( Baca Langsung Skala 0-50 )
Jangkah Ukur DC 25mA : 11mA ( Baca 0-250 dan Dibagi Dengan 10 )
Jangkah Ukur AC 10V : 4.45V ( Gunakan Skala Merah, Baca 0-10 )

Pengukuran Resistansi Dengan Multimeter :

Untuk Pengukuran resistansi komponen, harus tidak terhubung pada sebuah rangkaian.
jika anda mencoba mengukur komponen dalam rangkaian anda akan mendapati
kesalahan pembacaan, ( Termasuk Jika Catu Daya Tidak Dilepas ) akan merusak
multimeter.

# ) Cara yang digunakan setiap meter sangat berbeda maka perlu latihan yang
dipisahkan:

A. Pengukuran resistansi dengan DIGITAL Multimeter :

Letakan jangkah ukur resistansi yang mungkin lebih besar dari yang ada. Perhatikan
penampil menunjukan "off dari skala" ( Biasanya kosong atau 1 pada sisi kiri ). Jangan
kuatir ini tidak salah, itu benar - resistansi udara sangat tinggi !
Sentuhkan ujung pengukur meter bersama dan periksa apakah terbaca nol. jika tidak
nol, putar sakelar ke 'Set Zero' jika tidak coba lagi.
Letakkan ujung penduga ke komponen. Jauhi sentuhan lebih dari satu sambungan pada
waktu yang sama atau anda akan dapatkan kenaikan pembacaan!

B. Pengukuran Resistansi Dengan Multimeter ANALOG :


Skala resistansi meter analog normalnya berada paling atas, skala ini tidak umum sebab
pembacaannya terbalik dan juga tidak linear (pada pembagianya). Ini tidak
menguntungkan, tetapi ini terjadi karena kerjanya meter.
Letakan jangkah ukur resistansi yang paling sesuai. Pilih jangkah ukur resistansi
sehingga mendekati tengah skala.
Sebagai contoh: dengan skala yang ditunjukkan dibawah dengan resistansi sekitar 50k
pilih × 1k range.
Pegang ujung pengukur meter bersama dan tepatkan pengaturan didepan yang biasanya
ditandai "0 ADJ" putar sampai jarum menunjukan Nol ( Ingat Skala 0 Bagian
Kanan ). jika tidak dapat ditera pembacaan Nol, maka Batteray didalam meter perlu
diganti.
Letakkan penduga pada simpangan komponen . Jauhi sentuhan lebih dari satu
sambungan pada waktu yang sama atau anda akan dapatkan kenaikan pembacaan!

Skala Multimeter Analog


Skala resistansi terletak paling atas, catat dibaca secara terbalik dan tidak linier
(termasuk jaraknya).
Pembacaan skala resistansi
untuk resistansi gunakan skala lebih tinggi, tidak hanya itu dia dibaca terbalik dan tidak
linear ( termasuk jaraknya ).
Tilik peletakan sakelar jangkah sehingga anda tahu berapa pengalinya untuk
pembacaan.
Lampiran 2.
Lembar Penilaian
Hari/Tanggal : …………………………………………………….............
Topik diskusi/kasus : ……………………………………………………..

Penilaian 1
Nama
Nilai Nilai
Kelompok/
No kasus yang dinilai Kualit Kuantit Kriteria Penilaian :
Nama
atif atif Kriteria Nilai
peserta Indikator
Nilai Kualitatif
Kuantitatif
Penilaian kelompok 80-100 Memuaskan 4
1. Menyelesaikan 70-79 Baik 3
tugas kelompok 60-69 Cukup 2
45-59 Kurang cukup 1
dengan baik
2 Kerjasama
kelompok
3 Hasil tugas
Jumlah Nilai Kelompok
Penilaian Individu Peserta didik
1. Berani
mengemukakan
pendapat
2. Berani menjawab
pertanyaan
3. Inisiatif
4. Ketelitian
Jumlah Nilai Individu

Penilaian 2
Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif Deskripsi

Pengantar Menunjukkan dengan tepat isi


laporan penelitian, kesimpulan
maupun rangkuman.
Isi Kesesuaian antara judul dengan
isi dan materi. Menguraikan hasil
laporan penelitian, kesimpulan,
dan rangkuman dengan tepat.
Penutup Memberikan kesimpulan hasil
penelitian
Keakuratan data Data yang diperoleh harus akurat,
berdasarkan fakta penelitian
Struktur Penyajian data Data yang disajikan dalam
portofolio tersusun secara
sistematis/ terstruktur dengan baik

Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif


80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang cukup 1

Anda mungkin juga menyukai