STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny.Soeketi
Umur
: 77 Tahun
No. RM
: 24.74.40
Alamat
: Salaman, Magelang
Pekerjaan
: 03 Juni 2015
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Mata kanan dekat hidung bengkak, panas dan nerocos
dekat hidung bengkak, panas, dan nerocos. Keluhan tersebut disadari sejak 1
bulan yang lalu. Sehari setelahnya pasien merasakan keluhan tersebut dan
diperiksakannya ke puskesmas, dan diberikan obat penghilang radang, tetapi
setelah obat habis keluhan pasien tidak hilang. Seminggu yang lalu keluhan
semakin bertambah berat, bengkak sudah tidak ada namun masih nerocos disertai
rasa sakit pada hidung kanan daerah atas dan gatal pada mata kanan. 2 hari yang
lalu keluhan diperberat dengan nerocos yang berlebih terutama saat mengendarai
motor, air mata yang keluar, jernih, dan tidak berbau. Akhirnya pasien datang ke
poli mata RST Magelang. Mata kiri pasien tidak ada keluhan yang sama.
Selain itu pasien mengaku pandangannya kabur saat melihat jauh
dan
saat membaca dekat pasien merasa nyaman apabila bacaannya sedikit dijauhkan.
1
Menyangkal jika kesulitan melihat garis lurus. Namun untuk melakukan kegiatan
sehari-hari tidak terlalu mengganggu. Pasien menyangkal menggunakan kacamata
sebelum usia 40 tahun dan baru menggunakan kacamata baca sejak 20 tahun
yang lalu (riw.kebiasaan) terakhir ganti ukuran kacamata baca 10 thn yll.
Pasien mengaku tidak pernah mengalami hal yang serupa seperti nerocos,
nyeri dan gatal pada matanya.
Pasien mengaku memiliki riwayat diabetes mellitus tidak terkontrol,
dengan hasil pemeriksaan terakhir 236 mg/dL.
Pasien seorang pekerja ibu rumah tangga, dan biaya perawatan ditanggung
BPJS.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Umum
Kesadaran
: Compos mentis
TD
: 130/80 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu
: 36,50
STATUS GENERALIS
-
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher :
Thorax
Cor
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pulmo
: Inspeksi
Perkusi
Auskultasi
: Suara dasar :
Vesikuler +/+
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Pemeriksaan Extremitas
Superior
Inferior
Status Ophtalmicus
No. Pemeriksaan
OD
OS
6/12NC
AddS +3,00
Baik
6/20 S1,506/12NBC
Add S+3,00
J3
Baik
Enoftalmus
(-)
(-)
Eksoftalmus
(-)
(-)
Strabismus
Tidak ditemukan
Tidak ditemukan
(+)
(+)
Ptosis
(-)
(-)
Edema
Tidak ditemukan
(-)
Hematom
(-)
(-)
Hiperemi
Tidak ditemukan
(-)
Laserasi
(-)
(-)
Tidak ditemukan
Tidak ditemukan
(-)
(-)
1.
Visus
2.
Palpebra Superior
Xantelasma
Entropion
Ektropion
4.
(-)
(-)
Tidak ditemukan
(-)
Hematom
(-)
(-)
Hiperemi
Tidak ditemukan
(-)
Laserasi
(-)
(-)
Tidak ditemukan
Tidak ditemukan
Entropion
(-)
(-)
Ektropion
(-)
(-)
Ditemukan
sumbatan
Tidak ditemukan
sumbatan
Hiperemi
(-)
(-)
Injeksi Konjungtiva
(-)
(-)
Injeksi Siliar
(-)
(-)
Sekret
(-)
(-)
Jernih
Jernih
Edema
(-)
(-)
Infiltrat
(-)
(-)
Ulkus
(-)
(-)
Sikatrik
(-)
(-)
Cukup
Cukup
(-)
(-)
Palpebra Inferior
Edema
Xantelasma
Saccus lacrimalis
5.
6.
Konjungtiva
Kornea
Permukaan
7.
COA
Kedalaman
8.
Isi
(Hifema
Hipopion)
Iris
9.
Edema
(-)
(-)
Sinekia
(-)
(-)
3 mm
3 mm
(+)
(+)
(+)
(+)
Pupil
Diameter
Reflek pupil langsung
Reflek pupil tidak
langsung
-
10.
Isokor
Tetes Midriatil
Snowflake appearance
Jernih
Jernih
Tidak ditemukan
Tidak ditemukan
Jernih
Jernih
Cemerlang
Cemerlang
Fokus 0
Batas tegas, Warna
jingga
AVR 2-3,
mikroaneurisma
tidak ditemukan,
neovaskularisasi
tidak ditemukan,
Cemerlang, edema
macula tidak
ditemukan
Perdarahan retina
tidak ditemukan,
neovaskularisasi
tidak ditemukan,
cotton wool patch
tidak ditemukan,
ablasio retina tidak
ditemukan
Fokus -3
Batas tegas, Warna
jingga,
Corpus Vitreum
Kejernihan
12
Fundus Refleks
13.
Funduskopi :
Papil
Vasa
Makula
Retina
14.
(+)
Melebar sempurna
Lensa
Kejernihan
11.
(+)
Melebar sempurna
TIO
Normal
AVR 2-3
mikroaneurisma tidak
ditemukan
Neovaskularisasi
tidak ditemukan
Cemerlang, edema
macula tidak
ditemukan
Perdarahan retina
tidak ditemukan,
neovaskularisasi tidak
ditemukan, cotton
wool patch tidak
ditemukan, ablasio
retina tidak
ditemukan
Normal
15.
Probing test
Tidak Lancar
Lancar
DIAGNOSA BANDING
OD
OD Dakriosistitis
Dipertahankan, karena dari keluhan pasien merasakan mata kanan bawah
dekat dengan hidung bengkak, nyeri, gatal dan nerocos. Pada Probing Test didapatkan
aliran tidak lancar.
OD Dakrioadenitis
Disingkirkan, karena pada nyerinya didaerah glandula lakrimal yaitu didaerah
temporal atas rongga orbita dan disertai kelopak mata bengkak. Pada konjungtiva
ditemukan kemotik konjungtiva dengan belek. Pada palpasi kelenjar preaurikuler
didapatkan pembengkakan kelenjar tersebut
OS
OS Miopia
Dipertahankan, karena dari keluhan pasien mengeluh melihat jauh dan
Disingkirkan karena pasien tdk mengeluhkan pandangan jauh yg kabur. Dan pada
px.snellen chart dapat dikoreksi dgn sferis negative
ODS Presbiopia
ODS Hipermetropia
Tidak ada keluhan yg lebih kabur pada saat melihat dekat. Kabur hanya saat
melihat jauh.lalu di px Snellen chart koreksi didapatkan dgn lensa sferis
negative bukan positif.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak diperlukan karena diagnosa dapat ditegakan dari anamnesa dan
pemeriksaan status oftalmikus
DIAGNOSIS
OD Dakriosistitis, OS Miopia, ODS Presbiopia
TERAPI
Medikamentosa
-
Topikal
Oral
Parenteral
: Tidak dilakukan
Operatif
Non Medikamentosa
-
KOMPLIKASI
Demam dan Abses
EDUKASI
Awal kondisi segera konsultasi ke dokter karena infeksi dapat menebar ke bola
mata dan menyebabkan komplikasi seperti konjungtivitis.
hangat di sekita kantung mata
Kompres
Memberitahu
kepada
pasien bahwa keadaannya akan kembali seperti semula setelah dilakukan insisi dan
drainase, Kemudian setelah diinsisi agar menjaga kebersihan dari mata dan muka
serta dalam bekerja menggunakan alat pelindung muka atau mata agar terhindar dari
sumbatan lagi.
RUJUKAN
Dalam kasus ini dilakukan rujukan Disiplin Ilmu Kedokteran lainnya yaitu
Penyakit Dalam untuk mengontrol gula darahnya.
PROGNOSA
OS
Quo ad visam
: Ad bonam
Quo ad sanam
: Ad bonam
Quo ad functionam
: Ad bonam
Quo ad vitam
: Ad bonam
OD
Quo ad visam
: Ad bonam
Quo ad sanam
: ad bonam
Quo ad functionam
: Ad bonam
Quo ad vitam
: Ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Aparatus lakrimalis
Terdiri atas :
Pars ekskretorius
Persarafan :
N.trigeminus sensoris
N.fascialis parasimpatis
10
Glandula lakrimalis
Glandula lakrimalis diperdarahi oleh pembuluh darah a. lakrimalis. Vena-vena
dari glandula lakrimalis akan bergabung dengan vena oftalmika. Aliran limfe menyatu
dengan pembuluh limfe konjungtiva untuk mengalir ke dalam limfonodus
preaurikuler.
Glandula lakrimalis dipersarafi oleh nervus lakrimalis (sensoris) yang
merupakan cabang dari divisi pertama trigeminus (nervus oftalmikus) , nervus
petrosus superfisialis magna (sekretorius) yang merupakan cabang dari nucleus
salivarius superior, dan nervus simpatis yang menyertai arteri lakrimalis dan nervus
lakrimalis.
Glandula lakrimalis terdiri dari struktur berikut :
1. Bagian orbita berbentuk kenari yang terletak di dalam fossa lakrimalis di
segmen temporal atas anterior dari orbita, dipisahkan dari bagian palpebra oleh kornu
lateralis dari muskulus levator palpebra.
2. Bagian palpebra yang lebih kecil terletak tepat di atas segmen temporal dari
forniks konjungtiva superior. Duktus sekretorius lakrimalis, yang bermuara melalui
11
Lakrima
Air mata mengalir dari lacuna lakrimalis melalui pungtum superior dan
inferior dan kanalikule ke sakkus lakrimalis yang terletak di dalam fossa lakrimalis.
Duktus nasolakrimalis berlanjut ke bawah dari sakkus lakrimasi dan bermuara ke
dalam meatus inferior dari rongga nasal . Air mata diarahkan ke dalam pungtum oleh
isapan kapiler , gaya berat, dan berkedip. Kekuatan gabungan dari isapan kapiler
dalam kanalikuli, gaya berat, dan kerja memompa dari otot Horner yang merupakan
perluasan muskulus orbikularis okuli ke titik di belakang sakkus lakrimalis, semua
cenderung meneruskan air mata ke bawah melalui duktus nasolakrimalis ke dalam
hidung.
Sistem lakrimalis mencakup struktur-struktur yang terlibat dalam produksi dan
drainase air mata. Komponen sekresi terdiri atas kelenjar yang menghasilkan berbagai
unsure pembentuk cairan air mata. Sistem eksresi mulai pada punctum lakrimal,
kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior. Cairan air
mata disebarkan di atas permukaan mata oleh kedipan mata.
Kompleks lakrimalis terdiri atas glandula lakrimalis, glandula lakrimalis
12
aksesorius,
kanalikuli,
punctum
lakrimalis,
sakkus
lakrimalis,
dan
duktus
nasolakrimalis.
Sakkus lakrimalis terletak di dalam fossa lakrimalis yang merupakan os
lakrimalis dan os maksilaris. Lebar sakkus lakrimalis kira-kira 6-7mm dengan
panjang antara 12-15 mm. mukosa sakkus merupakan pseudostratified columnar
ephiltelium dengan sejumlah substansi limfoid dan jaringan elastic yang terletak pada
lapisan jaringan konektif. Sakkus yang normal berbentuk ireguler dan datar dengan
lumen yang kolaps.
Pada prosesus frontalis di kantus anterior dari sakkus lakrimalis terdapat
ligament palpebrale medial yang menghubungkan tarsus superior dan inferior. Bagian
sakkus lakrimalis di bawah ligament ditutupi sedikit serat dari muskulus orbikularis
okuli. Serat-serat ini tidak dapat menahan pembengkakan dan pengembangan sakkus
lakrimalis. Daerah di bawah ligamentum palpebrale mediale membengkak pada
dakriosistitis akut ,dan sering terdapat fistula yang bermuara di daerah ini.
DAKRIOSTITIS
Definisi
Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada kantong air mata yang terletak di
antara sudut bagian dalam kelopak mata dengan hidung. Dakriosistitis biasanya
disebabkan oleh karena adanya blockade pada saluran yang mengalirkan air mata dari
kantong air mata ke hidung. Duktus yang terhalang menjadi terinfeksi. Dakriosistitis
dapat berupa akut maupun kronik. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu
malformasi pada duktus lakrimalis, luka, infeksi pada mata, maupun trauma
Insidensi
Infeksi pada sakkus lakrimalis umumnya ditemukan pada 2 kategori usia, pada
infant dan orang dewasa yang berusia lebih dari 40 tahun. Dakriosistitis akut pada
bayi baru lahir jarang ditemukan, terjadi pada kurang dari 1% dari semua kelahiran.
Dakriosistitis didapat secara primer terjadi pada wanita dan lebih sering pada pasien
dengan usia di atas 40 tahun, dengan puncak insidensi pada usia 60 70 tahun.
Kebanyakan penelitian mendemonstrasikan sekitar 70 83% kasus dakriosistitis
terjadi pada wanita, sementara dakriosistitis congenital memiliki frekuensi yang sama
antara pria dan wanita
13
Etiologi
Etiologi
primer
dakriosistitis
adalah
obstruksi
nasolakrimal
yang
menyebabkan mukokel pada sakkus lakrimalis yang dipresipitasi oleh blokade kronik
pada duktus nasolakrimal interosseus atau intramembranous. Dakriosistitis akut pada
anak-anak biasanya disebabkan oleh Haemophylus influenza. Pada orang dewasa,
biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan Streptococcus hemoliticus
sedangkan
dakriosistitis
kronis
disebabkan
oleh
Staphyloccus
epidermidis,
14
Gambar : Pertama punctum dilatasi dengan memutar suatu probe berbentuk kerucut,
kemudian dibilas dengan larutan salin fisiologis
Tatalaksana
Penatalaksanaan dakriosistitis tergantung pada manifestasi klinik penyakit.
Antibiotic sistemik dengan regimen sebagai berikut :
o Anak-anak
Pasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan, diberikan amoxicillin
clavulanate 20-40mg/kg/hari peroral yang dibagi dalam tiga dosis.
Pasien demam, akut, kasus sedang hingga berat dirawat di rumah sakit dan
diterapi dengan cefuroxime 50-100 mg/kg/hari iv dalam 3 dosis.
o Dewasa
-
Pasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan diberikan cephalexin
15
Pasien demam dan akut dirawat di rumah sakit dengan penanganan cefazolin
1gr
iv
tiap
jam.
Terapi antibiotik diberikan berdasarkan respon klinik dan hasil kultur dan sensitivitas.
Antibiotik intravena dapat diganti dengan antibiotik oral dengan dosis yang sebanding
tergantung dari tingkat perbaikan, tetapi terapi antibiotic harus tetap dilakukan selama
10-14 hari.
-
Koreksi
dengan
pembedahan
dapat
dipertimbangkan
berupa
16
Hordeolum
Komplikasi
Dakriosistorinostomi bila dilakukan dengan baik merupakan prosedur yang
cukup aman dan efektif. Namun, seperti pada semua prosedur pembedahan,
komplikasi berat dapat terjadi. Perdarahan merupakan komplikasi tersering dan
dilaporkan terjadi pada 3% pasien. Selain itu, infeksi juga merupakan komplikasi
serius dakriosistorinostomi. Beberapa ahli menyarankan pemberian antibiotic drop
spray
pada
hidung
setelah
pembedahan.
kesuksesan
dakriosistorinostomi
eksternal
kira-kira
95%.
MIOPIA
Definisi
Merupakan kelainan refraksi mata, dimana sinar sejajar yang datang dari jarak
tak terhingga, oleh mata dalam keadaan istirahat, dibiaskan di depan retina, sehingga
pada retina didapatkan lingkaran difus dan bayangan kabur.
Pada penderita mata rabun jauh (miopia) tidak dapat melihat objek atau benda
jarak jauh, namun akan terlihat jelas apabila objek atau benda itu berada dalam jarak
dekat. Sering kali para penderita rabun jauh merasakan pusing pada kepala jika terlalu
memaksa melihat benda yang jauh dari kemampuan jarak pandangnya.
17
Miopia progresif
Ditemukan pada semua umur dan mulai sejak lahir. Kelainan mencapai puncaknya
waktu masih remaja, bertambah terus sampai usia 25 tahun atau lebih. Besarnya
dioptri melebihi 6 dioptri.
c.
Miopia maligna
18
Miopia yang berjalan progresif, karena disertai kelainan degenerasi dikoroid dan
bagian lain dari mata.
Gejala Klinis
1.
Melihat jauh kabur, melihat dekat jelas
2.
Sakit kepala
3.
Mempunyai kebiasaan mengernyitkan dahi atau memicingkan mata saat
melihat objek yang jauh.
Penatalaksanaan
1.
Kacamata dengan sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman
penglihatan maksimal.
2.
Terapi dengan menggunakan laser dengan bantuan keratomilesis (lasik) atau
operasi lasik mata. Dalam prosedurnya dilakukan pergantian ukuran kornea mata dan
dirubah tingkat miopia dengan menggunakan sebuah laser.
PRESBIOPIA
Definisi
Presbiopia merukan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan
fleksibilitasnya sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat.
Presbiopia
adalah
suatu
bentuk
gangguan
refraksi,
dimana
makin
adalah
suatu
bentuk
gangguan
refraksi,
dimana
makin
19
20
Digunakan lensa positif untuk koreksi presbiopia. Tujan koreksi adalah untuk
4.
Kekuatan
Lensa
Dibutuhkan
tahun
+1,00 D
40-45 tahun
+1,25 D
45
tahun
+1,50 D
45-50 tahun
+1,75 D
50
tahun
+2,00D
50-55 tahun
+2,25 D
55
tahun
+2,50 D
55-60 tahun
+2,75 D
60
+3,00 D
tahun
Positif
yang
Selain kaca mata untuk kelainan presbiopi, ada beberapa jenis lensa lain yang
digunakan untuk mengkoreksi berbagai kelainan refraksi yang ada bersamaan dengan
presbiopinya. Ini termasuk :
a.
Bifokal, untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan dekat. Bisa yang
mempunyai garis horizontal atau yang progresif.
b.
Trifokal, untuk mengkoreksi penglihatan dekat, sedang dan jauh, bisa yang
mempunyai garis horizontal atau yang progresif.
21
c.
Bifokal kontak, untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan dekat, bagian bawah
adalah untuk membaca. Sulit dipasang dan kurang memuaskan hasil koreksinya.
d.
Monovisioin kontak, lensa kontak untuk melihat jauh di mata dominan, dan
lensa kontak untuk melihat dekat pada mata non dominan. Mata yang dominan
umumnya adalah mata yang digunakan untuk fokus pad a kamera untuk mengambil
foto.
e.
Monovision modified, lensa kontak bifokal pada mata non dominan, dan lensa
kontak untuk melihat pada mata dominan. Kedua mata digunakan untuk melihat jauh
dan satu mata digunakan untuk membaca.
f.
Pembedahan refraktif seperti keratoplasti konduktif, LASIK, LASEK, dan
keratektomi fotorefraktif.
DAFTAR PUSTAKA
22
23