http://syeilendrapramuditya.wordpress.

com

Teori dan Persamaan Transport Neutron

II.2 Teori Transport Neutron

Pada perhitungan neutronik teras reaktor, hal terpenting yang harus dilakukan
adalah membuat suatu deskripsi fisis yang bersifat analitis dan kuantitatif
mengenai keadaan neutron di dalam teras reaktor. Keadaan neutron yang
dimaksud mencakup populasi neutron, distribusi neutron, energi neutron,
kerapatan neutron, fluks neutron, dan lain sebagainya. Teori yang membahas
mengenai hal-hal tersebut diatas dikenal sebagai Teori Transport Neutron, dan
persamaan yang digunakan dikenal sebagai Persamaan Transport Neutron.
Sebelum membahas persamaan transport neutron, terlebih dahulu kita lihat
beberapa definisi penting, diantaranya :

N (r , E , t )  fungsi kerapatan neutron
(II.6)
v  frekuensi interaksi, v = kecepatan neutron
(II.7)
 
F (r , E , t )  v N (r , E , t )  kerapatan laju reaksi
(II.8)
 
 ( r , E , t )  vN ( r , E , t )  fluks neutron (#/cm2.s)
(II.9)
 ˆ  ( r , E , t ) 
J (r , E , t )   rapat arus neutron, ̂ = arah gerak neutron
(II.10)
 ˆ , t) 
n (r , E ,  fungsi kerapatan angular neutron
(II.11)
 ˆ , t )   n ( r , E , 
ˆ ,t) 
f (r , E ,  kerapatan laju reaksi angular
(II.12)
 
ˆ , t )  v n (r , E , 
ˆ , t )  fluks
 (r , E ,  angular neutron (#/cm2.s)
(II.13)
 ˆ  ( r , E , 
ˆ ,t)   ˆ ,t) 
j (r , E ,  rapat arus angular neutron
(II.14)

1
 http://syeilendrapramuditya.wordpress.com

Jumlah neutron di dalam volume sembarang V, yang memiliki energi antara E

sampai E + dE, dan arah gerak dari ̂ sampai ̂ + d̂ dapat dinyatakan oleh
persamaan berikut :
  ˆ , t) d 3r
jumlah neutron =   n (r , E ,  ˆ
 dE d
V 

(II.15)

Laju perubahan jumlah neutron terhadap waktu dinyatakan oleh persamaan

berikut :
   ˆ , t) d 3r ˆ  n 3 
  n (r , E ,   dE d  ˆ
d r  dE d
t V  V  t 

(II.16)

Laju perubahan jumlah neutron dalam volume V pada dasarnya adalah besarnya
penambahan neutron dikurangi oleh besarnya kehilangan neutron dalam volume
tersebut.

Terdapat 3 mekanisme yang dapat menyebabkan bertambahnya jumlah neutron

dalam volume V, yaitu :
a. Sumber neutron yang terdapat di dalam V, misalnya reaksi fisi nuklir
b. Neutron yang berasal dari luar V, kemudian masuk melalui permukaan S
yang melingkungi volume V tersebut
c. Neutron di dalam volume V mengalami reaksi hamburan (scattering),
ˆ ' ) ke ( E
sehingga berpindah keadaan dari ( E ' ,  , ̂ )

Terdapat 2 mekanisme yang dapat menyebabkan berkurangnya jumlah neutron

dalam volume V, yaitu :
d. Neutron keluar dari volume V melalui permukaan S yang melingkungi
volume tersebut
e. Neutron mengalami reaksi penyerapan (absoption) sehingga “menghilang”
dari V dan / atau reaksi hamburan (scattering), sehingga berpindah
keadaan dari ( E , ̂ ˆ ')
) ke ( E ' , 

2
 http://syeilendrapramuditya.wordpress.com

Berikut ini adalah ekspresi matematis untuk kelima poin diatas :

  ˆ , t) d 3r
a =   s (r , E ,  ˆ
 dE d
V 

(II.17)
 ˆ , t ) d 3 r  fungsi
s (r , E ,  kerapatan sumber (source density)
(II.18)

Poin b dan poin d sama-sama membicarakan neutron yang melewati permukaan S,

baik yang masuk maupun yang keluar dari volume V. Jadi kita dapat menuliskan
poin b dan d dalam satu ekspresi matematis sebagai berikut :
 
ˆ , t )
ˆ n ( r , E , 
net leakage  d  b    dS  v  ˆ
 dE d
S 

(II.19)

Dengan menggunakan teorema Gauss berikut :

     
  A(r )  d r   A(r )
3
dS
S V

(II.20)

Maka integral permukaan (II.19) dapat ditulis dalam bentuk integral volume :
 
ˆ , t )
ˆ n ( r , E ,      
  dS  v  ˆ
 dE d    d r   v  n ( r , E , , t )  dE d
ˆ
3

S  V 

(II.21)
   ˆ , t )
d  b   d 3 r v 
ˆ   n (r , E,  ˆ
 dE d
V 

(II.22)
 
ˆ ' , t )  dE d
ˆ '  ) n ( r , E ' , 
 d r  dˆ  dE v'  s ( E '  E ,  ˆ
3 ' '
c =
V 4 0 

(II.23)
   ˆ , t) d 3r 
e =   v t ( r , E ) n ( r , E ,  ˆ
 dE d
V 

(II.24)

3
 http://syeilendrapramuditya.wordpress.com

 n 3  ˆ
 d r  dE d = a + b + c – d – e
V  t 

(II.25)

 n 
ˆ  n  v n ( r , E , 
ˆ , t)
d  v
3
r  t
V   t

(II.26)

ˆ , t )

  dE ' ˆ v'  ˆ ' ) n ( r , E ' , 
ˆ '  ˆ ' , t )  s ( r , E ,  ˆ 0
0 4
 d s ( E '  E,   dE d


Volume V dipilih secara sembarang, maka agar persamaan integral volume (II.26)
selalu terpenuhi, integran dalam persamaan tersebut harus bernilai nol, yaitu :

 
d r f (r )  0  f (r )  0
3

any V

(II.27)

Bila integran pada pesamaan (II.26) bernilai nol, maka :

n 
ˆ  n  v n ( r , E , 
ˆ ,t)
 v t
t

(II.28)

ˆ ' ) n (r , E ' , 
ˆ ' , t )  s (r , E , 
  dˆ  dE ˆ' 
v'  s ( E '  E ,  ˆ , t)
' '

4 0

Persamaan (II.28) diatas adalah persamaan yang menggunakan fungsi kerapatan

 ˆ , t ) , dan dapat diubah menjadi persamaan yang
angular neutron n ( r , E , 
 ˆ , t)
menggunakan fluks angular neutron  (r , E ,  dengan menggunakan
persamaan (II.13).

1  
ˆ     (r , E )  ( r , E , 
ˆ , t)
 t
v t

(II.29)

 
  dˆ  dE  s ( E  E , ˆ  ˆ )  (r , E , ˆ , t )  s (r , E , ˆ , t )
' ' ' ' ' ' '

4 0

4
 http://syeilendrapramuditya.wordpress.com

  ˆ)
Syarat awal : ˆ ,0)
 (r , E ,  =  0 (r , E , 

(II.30)
 ˆ , t)  0 ,
Syarat batas :  (rs , E , 

ˆ  eˆ  0 untuk seluruh r
jika  s s pada permukaan S

(II.31)

Persamaan (II.29) diatas adalah persamaan transport neutron[9].