kongestif
pulmonal
atau
pembengkakan
tungkai
(Crouch
MA,
Failure
Banyak Manifestasi
Sering dikaitkan dengan hipertrofi ventrikel
kanan dan fraks injeksi
Faktor genetic dan non genetic (termasuk
yang didapat seperti myocarditis)
Hypertrophic (HCM), dilated (DCM), restrictive
(RCM),
arrhythmogenic
right
ventricular
(ARVC), yang tidak terklasifikasikan
Obat obatan
Blocker,
calcium
antiarrhythmics, cytotoxic agent
Toksin
Endokrin
Nutrisional
Infiltrative
Lainnya
antagonists,
Failure
PATOFISIOLOGI
ADHF dapat muncul pada orang yang sebelumnya menderita gagal
Failure
disebabkan
karena penurnan
kontraktilitas
miokard disertai
dengan
peningkatan venous return (aliran balik vena). Hal ini tentunya akan
meningkatkan bendungan darah di paru paru. B endungan ini akan
menimbulkan transudasi cairan ke jaringan dan alveolus paru sehingga terjadilah
oedema paru. Oedema ini tentunya akan menimbulkan gangguan pertukaran gas
di paru paru (Price, 2005).
Sedangkan apabila curah jantung menurun, maka secara fisiologis tubuh
akan melakukan kompensasi melalui perangsangan sistem adrenergik dan RAA
untuk mempertahankan curah jantung ke arah normal. Sedangkan apabila tubuh
tidak mampu lagi melakukan kompensasi, maka penurunan curah jantung akan
memicu penurunan aliran darah ke jaringan berlanjut. Apabila terjadi penurunan
aliran darah ke ginjal, akan memicu retensi garam dan air oleh sistem renin
angiotensin aldosteron. Retensi ini akan menjadi lebih progresif karena tidak
diimbangi
dengan
peningkatan
tekanan
atrium
kanan
akibat
proses
Mc.Bride
BF,
White
M,
dalam
Acute
1 receptor
Gejala
Tanda
Dominan
Edema perifer/ kongesti
Failure
Sesak
napas,
kelelahan,
Edema
Perifer,
peningkatan
Anoreksia
vena
pulmonal,
asites,
jugularis,
edema
hepatomegaly,
overload
cairan
(kongesti), kaheksia
Edema pulmonal
Konfusi,
kelemahan,
syndrome)
pada perifer
Sesak napas
dingin
jantung hipertensif)
Gagal jantung kanan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Kelelahan
Perubahan status mental
Penyempitan tekanan nadi
Hipotensi
Ekstremitas dingin
Perburukan fungsi ginjal
Failure
Acute
acute
1.6.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk kasus ADHF menurut Hanafiah (2006):
1. Laboratorium : (1) Hematologi : Hb, Ht, Leukosit. (2) Elektrolit : K,
Na, Cl, Mg. (3) Enzim Jantung (CK-MB , Troponin, LDH). (3)
Gangguan fungsi ginjal dan hati : B UN, Creatinin, Urine Lengkap,
SGOT, SGPT. (4) Gula darah. (5) Kolesterol, trigliserida. (6) Analisa
Gas Darah
2. Elektrokardiografi, untuk melihat adanya : (1) Penyakit jantung
jantung
1.7.
PENATALAKSANAAN
Terapi untuk pasien acute decompensated heart failure tidak berubah
Failure
Failure
Gambar 1. Algoritma untuk stabilisasi awal pada acute decompensated heart failure di
instalasi gawatdarurat dalam Kirk JD. Acute Decompensated Hheart Failure:
Nnovel Approaches To Cclassification Aand Treatment. Philadelphia :
Departement of Emergency Medicine University of Pennsylvania; 2004
Failure
Failure
b.
c.
d.
e.
: Non farmakologi
Failure
untuk
meningkatkan
kekuatan
kontraksi
jantung
dan
untuk
mengurangi
darah
oleh
impedansi
ventrikel.
Misal
tekanan
:
natrium
terhadap
nitropusida,
nitrogliserin.
d. Angiotensin Converting Enzyme inhibitor ( ACE inhibitor ) adalah agen
yang menghambat pembentukan angiotensin II sehingga menurunkan
tekanan darah. Obat ini juga menurunkan beban awal ( preload ) dan
beban akhir ( afterload ). Misal : captopril, quinapril, ramipril, enalapril,
fosinopril,dll.
e. Inotropik ( Dopamin dan Dobutamin )
1) Dopamin digunakan untuk meningkatkan tekanan darah , curah
jantung dan produksi urine pada syok kardiogenik.
2) Dobutamin
menstimulasi
adrenoreseptor
di
jantung
sehingga
Failure
c.
menderita penyakit yang sama seperti yang dialami pasien sekarang dan
ada riwayat penyakit hipertensi di keluarga.
d. Diagnosa Medis dan Therapy
Diagnosa Medis : ADHF st B, susp. HHD/FC IV HT St. II.
Therapy :
a. O2 2-4 lt/mt
b. IVFD NS 8tts/mt
c. Furosemid 40-0-0
d. Spironolakton 100-0-0
e. ISDN 3x5mg
f. Captopril 2x25mg
g. Digoksin 10,25
h. As. Folat 2x2gr
i. CaCo3 31
j. Antacid 3xcth 1
3. Data Bio, Psiko, Sosial, Spiritual
a.
Data Biologis
1) Bernapas
Pasien mengatakan masih merasa sesak, baik menarik ataupun
menghembuskan napas. Batuk sudah berkurang tetapi lebih sering
dimalam hari.
2) Makan dan Minum
Pasien mengatakan tidak bisa menghabiskan makanan yang diberikan
di rumah sakit oleh karena merasa sesak, pasien mengatakan minum
1000 cc/hari.
3) Eliminasi
Saat pengkajian pasien mengatakan belum BAB dari kemarin, pasien
biasa BAB 1 kali sehari. Produksi urine 100cc/3jam, urin agak pekat.
4) Tidur dan Istirahat
Failure
Data Sosial
Pengetahuan
Failure
Temp: 36 oC
Nadi : 90 x/mnt
d. Keadaan Fisik
1) Kepala dan Leher
Bentuk kepala simetris, nyeri tekan tidak ada, distribusi rambut merata,
kebersihan kepala cukup. Vena jugularis tampak menonjol.
2). Dada: Bentuk simetris, pergerakan dada simetris, retraksi otot dada
ada, ronchi (+),suara jantung S1-S2iregular.
3) Payudara dan Ketiak
Nyeri tekan tidak ada.
4) Abdomen: Hepar tidak teraba, peristaaltik positif.
5) Genetalia
Tidak ada kelainan.
6) Integumen
Warna kulit sawo matang, kebersihan cukup.
7) Ekstremitas
Atas: Pergerakan tangan kiri & kanan terkoordinasi, bengkak tidak ada,
terpasang IVFD NS 8 tts/menit pada tangan kiri, lembab.
Bawah: Pergerakan normal terkoordinasi, lembab
8) Pemeriksaan neurologis
Failure
WBC 8,52
RBC
3,64
PH
7,42
PCO2
38
HGB
11,2
HCT
34,9
PO2 185
HCO3- 24,6
MCV
95,8
MCH
30,7
BE
PLT
330
0,2
SO2 100%
Ureum 140,81
137,40 Ka 5,30
Creat 2,82
2. Data hasil thorak P-A : Kesan kardio megali +edema paru.
3. Hasil EKG : Irama AF, respon 100x/mt, axis normal, episode flutter
di V1-V3 Kesan susp. LVH
2.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri Akut b.d. iskemi jaringan
b. Penurunan kardiak output berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokar
c. Risiko kambuh berhubungan dengan ketidaktahuan mengenai perawatan
gagal jantung.
d. Kerusakan pertukaran gas b/d perubahan membrane kapiler alveolus d/d
dispneu, ortopneu.
e. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai oksigen/kebutuhan,
kelemahan
Failure
f.
Failure
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC :
Electrolit and acid base
balance
Fluid balance
Hydration
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama . Kelebihan
volume cairan teratasi dengan
kriteria:
Terbebas dari edema, efusi,
anaskara
Bunyi nafas bersih, tidak ada
dyspneu/ortopneu
Terbebas dari distensi vena
jugularis,
Memelihara
tekanan vena sentral, tekanan
kapiler paru, output jantung dan
vital sign DBN
Terbebas
dari
kelelahan, kecemasan atau
bingung
Intervensi
NIC :
a.
b.
c.
Kelemahan menyeluruh
Ketidakseimbangan antara
suplei oksigen dengan
kebutuhan
Gaya hidup yang dipertahankan.
DS:
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC :
Self Care : ADLs
Toleransi aktivitas
Konservasi eneergi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama . Pasien bertoleransi terhadap
aktivitas dengan Kriteria Hasil :
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan tekanan darah, nadi
dan RR
Mampu melakukan aktivitas sehari hari
(ADLs) secara mandiri
Keseimbangan aktivitas dan istirahat
Intervensi
NIC :
Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara
berlebihan
Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia,
sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam
merencanakan progran terapi yang tepat.
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan sosial
Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda,
krek
2.
Intoleransi Aktivitas
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC :
Cardiac Pump effectiveness
Circulation Status
Vital Sign Status
Tissue perfusion: perifer
Setelah dilakukan asuhan selama
penurunan kardiak output klien teratasi
dengan kriteria hasil:
Tanda Vital dalam rentang normal
(Tekanan darah, Nadi, respirasi)
Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada
kelelahan
Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak
ada asites
Tidak ada penurunan kesadaran
AGD dalam batas normal
Tidak ada distensi vena leher
Warna kulit normal
NIC :
Evaluasi adanya nyeri dada
Catat adanya disritmia jantung
Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput
Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
Monitor balance cairan
Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
Monitor toleransi aktivitas pasien
Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
Anjurkan untuk menurunkan stress
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
Jelaskan pada pasien tujuan dari pemberian oksigen
Sediakan informasi untuk mengurangi stress
Kelola pemberian obat anti aritmia, inotropik, nitrogliserin dan
vasodilator untuk mempertahankan kontraktilitas jantung
Kelola pemberian antikoagulan untuk mencegah trombus
perifer
Minimalkan stress lingkungan
DAFTAR PUSTAKA