Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama :
Hestia Mahardini (43214120389)
A. POKOK PERMASALAHAN
1. Masalah Utama Kompor Pada bulan juli 1987, Divisi Produk Chrome
mengusulkan untuk menaikkan harga kompor tersebut sebesar 90
sen; 80 sen mencerminkan biaya tambahan atas operasi tambahan
dan 10 sen merupakan markup laba atas tambahan biaya tersebut.
Sebelum usulan tersebut diajukan, harga produk tersebut sekarang
adalah $10/ unit. Divisi kompor elektrik sangat keberatan dengan
usulan kenaikan harga tersebut dan setelah tiga minggu berdebat,
diputuskan untuk membawa pertikaian tersebut kepada staf keuangan
untuk mencari jalan tengah.
2. Masalah Pengendalian Thermostatis pada pertengahan tahun 1987,
kapasitas produksi dari perusahaan-perusahaan independen tersebut
jauh
melebihi
permintaannya.
Salah
satu
akibatnya
adalah
akhirnya
diserahkan
kepada
Pada
tahun
staf
keuangan
untuk
penyelesaian.
3. Masalah
Transmisi
akhir
1985,
Divisi
Gear
and
transmisi
yang
baru,
mengusulkan
harga
$12
ditambah
B. PEMBAHASAN
Menurut saya, seluruh divisi atau staff keuangan sebagai penengah masalah
tersebut harus paham terlebih dahulu tentang prinsip dasar harga transfer.
Bagi divisi penjualan, harga transfer merupakan pendapatan dan akan
diperhitungkan adanya laba untuk pusat laba penjualan, sedangkan bagi
pusat laba pembelian, harga transfer merupakan biaya atau harga pokok
sehingga diharapkan masih dapat dijual dengan memperoleh keuntungan.
Selanjutnya staff keuangan harus memberikan informasi yang relevan
kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal balik yang
optimum
antara
biaya
dan
pendapatan
perusahaan,
menghasilkan
dalam industri. Dalam kasus ini, output dari pusat laba pembelian terhalng
dan kembali, laba perusahaan tidak dapat optimal. Jika jumlah transfer
dalam perusahaan adalah kecil atau situasi tersebut bersifat sementara,
banyak perusahaan membiarkan para pembeli dan penjualn untuk saling
bekerja sama tanpa campur tang kantor pusat. Beberapa perusahaan
memberikan wewenang kepada pusat laba pembelian atau penjualan untuk
menyerahkan keputusan perolehan sumber daya ke satu orang atau komite
yang terpusat.
Pricing Corporate Services
Manajer unit usaha tidak dapat mengendalikan efisiensi kinerja dari kegiatan
jasa-jasa unit usaha, namun ia dapat mengendalikan jumlah jasa yang
diterimanya. Tiga teori pemikiran mengenai jasa-jasa. 1.
Suatu unit usaha harus membayar biaya variable standar dari jasa yang
diberikan. Jika membayar kurang dari itu, maka unit usaha akan termotivasi
untuk menggunakan jasa-jasa dalam jumlah yang lebih banyak daripada
yang dibenarkan secara ekonomis. Dan sebaliknya, jika membayar melebihi
dari biaya variable standard, maka mereka mungkin tidak akan
menggunakan jasa-jasa yang dipandang perlu oleh manajer senior. 2.
Suatu unit usaha harus membayar harga yang sama dengan biaya variable
standard ditambah bagian yang wajar dan biaya tetap standard (biaya
penuh/fullcost). Pendukung teori ini berpendapat jika unit usaha tidak
mempercayai bahwa jasa
tersebut bernilai sebesar itu, maka ada sesuatu yang salah dalam kualitas
atau efisiensi dari unit jasa tersebut. Biaya penuh mencerminkan biaya
jangka panjang perusahaan, dan inilah yang harus dibayar. 3.
Suatu unit usaha harus membayar harga yang sama dengan harga pasar,
atau biaya penuh standard (standard full cost) ditambah margin labanya.
Harga pasar digunakan jika memungkinkan, jika tidak, maka harga sebesar
biaya penuh ditambah ROI yang akan digunakan. Logikanya adalah modal
yang digunakan oleh unit jasa sebaiknya memperoleh tingkat pengembalian
atas modal yang digunakan sebagaimana dengan unit produksi.
Pilihan Penggunaan Jasa
Pihak manajemen mungkin memutuskan bahwa unit usaha dapat memilih
apakah menggunakan jasa sentral atau tidak. Unit usaha dapat memperoleh
jasa tersebut dari pihak luar, mengembangkan kemampuan mereka atu
memilih untuk tidak menggunakan jasa ini sama sekali.
Kesederhanaan dari Mekanisme Harga
Harga yang dibebankan kepada jasa korporat tidak akan mencapai tujuan
yang dimaksudkan, kecuali jika metode untuk menghitungnya dapat
dimengerti dan dipahami dengan cukup mudah oleh para manajer unit
usaha.
Penentuan Harga Jasa Korporat
Jasa-jasa korporat yang berkaitan dengan kegiatan unit usaha juga harus
diperhitungkan dalam harga produk yang dihasilkan atau dijual oleh unit
usaha. Jasa korporat dapat ditentukan dengan dua jenis transfer, yaitu: 1.
Pengendalian jumlah jasa korporat yang diterima oleh unit penerima, yaitu
dengan biaya variabel standar, biaya penuh atau biaya satndar penuh. 2.
Pilihan penggunaan jasa, yaitu manajer unit usaha juga diberi kesempatan
untuk memilih dan menggunakan jasa dari luar jasa korporat.
Administrasi Harga Transfer
Bagaimana pelaksanaan dari kebijakan harga transfer yang dipilih khususnya
dalam tingkat negosiasi yang diizinkan untuk menentukan harga transfer,
Unit bisnis biasanya memiliki informasi yang paling baik mengenai pasar dan
biaya-biaya yang ada, sehingga merupakan pihak yang paling tepat untuk
mencapai harga yang pantas.
Arbitrase dan Penyelesaian Konflik
Suatu prosedur harus dibuat untuk menengahi arbitrase harga transfer,
prosedur dalam menengahi arbitase harga transfer bisa diserahkan tugas
kepada seorang eksekutif saja, atau membentuk suatu komite yang memiliki
tiga tanggung jawab yaitu menyelesaikan arbitase harga transfer, meninjau
alternative perolehan sumber daya yang mungkin ada dan mengubah
peraturan harga transfer bila perlu. Arbitrase dapat dilakukan dengan
beberapa cara. 1.
Secara formal. Dengan menyerahakan kasus secara tertulis kepada pihak
penengah / pendamai (arbitrator) 2.
Secara informal atau secara lisan saja. Terdapat empat cara dalam
menyelesaikan konflik dalam arbitrase tersebut, yaitu : 1.
Memaksa (Forcing) 2.
Membujuk (Smoothing) 3.
Menawarkan (Bargaining) 4.
Penyelesaian Masalah (Problem Solving)
Klasifikasi Produk
Semakin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, maka semakin
formal dan spesifik peraturan yang ada. Jika harga pasar selalu siap sedia,
maka perolehan seumber daya dapat dikendalikan dengan peninjauan kantor
pusat atas keputusan buat atau beli (make or buy decision) yang melebihi
jumlah tertentu. Beberapa perusahaan membagi produknya ked alam dua
kelas : 1.
Kelas I Meliputi seluruh produk dimana manajemen senior ingin
mengendalikan perolehan sumber daya. Produk ini biasanya merupakan
produk-produk yang bervolume besar, produk-produk yang tidak memiliki
sumber dari luar, dan produk- produk yang produksinya tetap ingin
dikendalikan oleh pihak manajemen demi alas an kualitas atau alasan
tertentu. 2.