1. Pengertian
Gastroenteritis Akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh
berbagai bakteri, virus, dan pathogen parasitic. Gastroenteritis Akut (GEA)
diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan /
setengah cair (setengah padat) dengan demikian kandungan air pada tinja lebih
banyak dari biasanya berlangsung kurang dari 7 hari, terjadi secara mendadak.
(Soebagyo, 2008). Dengan kata lain Gastroenteritis adalah peradangan yang
terjadi pada daerah usus yang menyebabkan bertambahnya keenceran dan
frekuensi buang air besar ( BAB ) lebih dari 3 kali perhari yang dapat
menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi adalah suatu keadaan kekurangan atau
kehilangan cairan tubuh yang berlebihan.
Secara klinis Gastro Enteritis dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
a. Gastro Enteritis Desentriform.
Disebabkan oleh antara lain: Shigella, Entamoeba Hystolitica.
b. Gastro Enteritis Koleriform.
Disebabkan oleh antara lain: Vibrio, Klastrida, atau Intoksikasi makanan.
2. Etiologi
Lebih dari 90% diare akut disebabkan karena infeksi, sedangkan sekitar 10%
karena sebab-sebab lain antara lain obat-obatan, bahan-bahan toksik, iskemik
dan sebagainya.
a. Faktor Infeksi
- Infeksi Virus :
- Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis)
- Adenovirus
- Rotavirus
- Norwalk virus
- Astrovirus, dan lain-lain.
3. Patofisiologis
Sebanyak sekitar 9 - 10 liter cairan memasuki saluran cerna setiap harinya,
berasal dari luar (diet) dan dari dalam tubuh kita (sekresi cairan lambung,
empedu dan sebagainya). Sebagian besar (75 - 85%) dari jumlah tersebut akan
diresorbsi kembali di usus halus dan sisanya sebanyak 1500 ml akan
memasuki usus besar. Sejumlah 90 % dari cairan tersebut di usus besar akan
diresorbsi, sehingga tersisa jumlah 150 - 250 ml cairan yang akan ikut
membentuk tinja. Faktor-faktor faali yang menyebabkan Gastro Enteritis
sangat erat hubungannya satu sama lain, misalnya saja, cairan intra luminal
f. Anoreksia
g. Lemah
h. Pucat
i. Nyeri abdomen
j. Perih di ulu hati
k. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan pernafasan cepat
l. Menurun atau tidak adanya pengeluaran urine.
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium meliputi :
a. Pemeriksaan Feses
- Makroskopis dan mikroskopis.
- pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
- Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
b. Pemeriksaan Darah
o pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium,
Kalsium dan Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan
asama basa.
o Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
c. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif,
terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
6. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan penderita Gastroenteritis adalah pemberian cairan, 4 hal
yang perlu diperhatikan dalam pemberian :
a) Jenis cairan.
Cairan rehidrasi oral dan cairan rehidrasi parenteral.
b) Jalan pemberian.
Cairan rehidrasi oral diberikan untuk penderita dehidrasi atau belum, tetapi
kesadarannya menurun, tidak terdapat muntah-muntah hebat.
c) Jumlah cairan.
Jumlah cairan yang harus diberikan adalah:
- Dehidrasi ringan, penggantinya 50 cc/kg berat badan perhari.
- Dehidrasi sedang, penggantinya 60 90 cc/kg berat badan perhari.
- Dehidrasi berat, penggantinya 100 cc/hari berat badan perhari.
d) Jadwal pemberian.
Jadwal pemberian cairan tergantung pada derajat dehidrasi.
- Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada
-
keadaan syok.
Dehidrasi Sedang
dalam.
Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik
seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran
menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
a) Pemberian Terapi Simptomik
Terapi simtomatik harus benar-benar dipertimbangkan kerugian
dan keuntungannya. Antimotilitas usus seperti Loperamid akan
memperburuk diare yang diakibatkan oleh bakteri entero-invasif
karena memperpanjang waktu kontak bakteri dengan epitel usus
yang seyogyanya cepat dieliminasi.
1. Obat-obat antidiare:
Obat-obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat.
Antispasmodik/spasmolitik atau opium (papaverin, loperamid
dan sebagainya) yang menyebabkan terkumpulnya cairan di
lumen usus dan terjadi peningkatan (overgrowth) bakteri,
gangguan digesti dan absorbsi. Obat-obat ini perut akan
bertambah kembung dan dehidrasi bertambah berat (Noerasid
dkk., 1988).
2. Adsorbens:
Obat-obat adsorben seperti kaolin, pektin, charcoal (norit,
Tabonal) dan sebagainya, telah dibuktikan tidak ada
manfaatnya.
3. Stimulans:
Obat-obat stimulan seperti adrenalin, nikotinamide dan
sebagainya tidak akan memperbaiki dehidrasi (hipovolemic
shock) sehingga pengobatan yang paling tepat pemberian
cairan secepatnya (Noerasid dkk., 1988).
4. Antiemetic:
Obat antiemetik seperti chlorpromazine dan prochlorperazine
mempunyai
efek
sedative.
Obat
antiemetik
seperti
Pemberian
dalam
dosis
adekuat
(sampai
dengan