Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Anak Agung Dwi
2. Devi Martiana
3. Dyan Marfiastuti
4. Endang Nur Jamalia
5. Fanti Fadliyah
6. Fendy Efrata
7. Fernando Teti Da C
8. Huriah
9. Ida Bagus Putu Andika P
10. Ida Bagus Putu Surya Manuaba
11. Liniyatul Husniyah
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh memerlukan energy untuk fungsi fungsi organ tubuh, penyembuhan luka,
mempertahankan suhu, fungsi enzim pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Secara
umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk
kebutuhan metabolism basal, faktor patofisiologi seperti adanya faktor tertentu yang
mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, fakotr sosio ekonomi
seperti adanya kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Zat gizi
(Nutrients) merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu : energy, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses proses
kehidupan.
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat zat gizi. Malnutrisi sering terjadi pada pasien pasien dengan penyakit
kronis, misalnya 10% : pasien pasien dengan kanker, pasien pasien dengan penyakit
paru atau jantung. Pasien pasien yang sudah masuk rumah sakit dengan malnutrisi
sebanyak 30 60% dari kasus- kasus, 10 25% dengan malnutrisi berat. Kebutuhan
nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Dilihat
dari kegunaannya, nutrisi merupakan sumber energy dari segala aktivitas dalam system
tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti glikoken
yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber
lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari hari yang dimakan oleh manusia.
B. Tujuan
1. Memberikan penjelasan tentang kebutuhan nutrisi
2. Memberikan penjelasan proses keperawatan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Memberikan gambaran proses keperawatan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Terkait
1. Prinsip Prinsip Nutrisi
Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energy untuk fungsi organ
dan pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu tubuh, dan untuk menyediakan
material mentah untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatankembali dan
perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua reaksi biokimia dalam sel tubuh.
Proses metabolic dapat menjadi anabolic (membangun) atau katabolic (merusak).
Pada umumnya, ketika kebutuhan energy dipenuhi lengkap oleh asupan kalori pada
makanan, maka berate badan tidak berubah. Jika pemasuka kalori melebihi kebutuhan
energy, maka berat seseorang akan menambah. Ketika pemasukan kalori gagal untuk
memenuhi kebutuhan energy, maka seseorang akan kehilangan berat badan.
(Potter&Perry, 2005)
a. Nutrien
Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam
kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Kebutuhan energy dipenuhi dengan metabolism karbohidrat, protein, dan lemak.
Air adalah komponen tubuh yang vital dan bertindak sebagai penghancur zat
makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energy, tetapi penting untuk
proses metabolism dan keseimbangan asam basa. (Potter&Perry,2005)
Makanan kadang kadang digambarkan menurut kepadatan nutrient,
proporsi nutrient penting untuk jumlah kalori. Makanan dengan kepadatan
nutrient tinggi, seperti buah buahan dan sayur sayuran, menyediakan sejumlah
besar nutrient yang berhubungan dengan kalori. Makanan dengan kepadatan
nutrient rendah, seperti gula dan alcohol, tinggi kalorinya tapi berzat gizi rendah.
(Potter&Perry,2005). Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
adalah asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
(Wilkinson&Ahern,2011).
b. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama dalam diet. Tiap gram
karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat diklasifikasikan menurut unit gula
dan sakarida. Monosakarida, seperti glukosa (dektrosa) atau fruktosa tidak dapat
dipecah menjadi unit gula yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa,
dan maltosa dibentuk dari monosakarida dan air. Polisakarida seperti glikogen
dibentuk dari banyak unit gula, mereka tidak dapat dilarutkan dalam air.
Beberapa polisakarida tidak dapat dicerna karena manusia tidak memiliki enzim
yang dapat memecahkan polisakarida. Metabolisme karbohidrat terdiri dari 3
proses utama, yaitu;
Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida dan air
(glikogenolisis)
Anabolisme glukosa menjadi glikogen untuk penyimpanan (glikogenesis)
Perubahan asam amino dan gliserol menjadi glikogen untuk energy
(gluconeogenesis)
c. Protein
Protein dapat digunakan untuk menyediakan energy, tetapi karena peranan
protein esensial dalam pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan, kalori yang
cukup harus disediakan dalam diet dari sumber nonprotein. Protein dihemat
sebagai energy ketika ada karbohidrat yang cukup dalam diet untuk memenuhi
kebutuhan energy tubuh. Kemudianprotein dapat digunakan dalam keseimbangan
nitrogen dan membangun jaringan.
d. Lipid
Lipid (lemak) merupakan nutrien padat yang paling berkalori dan
menyediakan 9 kkal per gram. Lemak merupakan bentuk penghasil energy tubuh
yang utama. Monoliserida dari porsi lipid yang dicerna dapat diubah menjadi
glukosa dengan proses glukonegensis. Semua sel tubuh kecuali sel darah merah
dan neuron dapat mengoksidasi asam lemak dan energy.
e. Air
Air merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel bergantung
pada lingkungan cair. Air menyusun 60% hingga 70% dari seluruh berat badan.
Kebutuhan cairan dipenuhi oleh konsumsi cairan dan makanan padat yang tinggi
kadar air, seperti buah buahan dan sayuran, dan air yang diproduksi selama
oksidasi makanan. Pada orang sakit terjadi peningkatan kebutuhan cairan, orang
sakit memiliki penurunan kemampuan untuk mengeluarkan cairan.
f. Vitamin
Vitamin merupakan substansi organic dalam jumlah kecil pada makanan yang
esensial untuk metabolisme normal. Tubuh tidak mampu mensistensis vitamin
dalam jumlah yang dibutuhkan dan bergantung pada asupan diet kandungan
yang berlebih.
Vitamin Larut Lemak
Vitamin larut lemat A, D, E dan K disimpan dalam tubuh. Dengan
mengunyah.
Makanan
dicampur
dengan
saliv, yang
mengandung
pitalin(amylase saliva), suatu enzim yang bertindak pada zat tepung, untuk mengubah
menjadi maltose. Pencernaan zat tepung lebih banyak terjadi didalam mulut. Protein
dan lemak dipecah secara fisik tetapi tetap tidak berubah secara kimia karena enzim
dalam mulut tidak bereaksi dengan nutrisi ini.
Makanan yang telah ditelan memasuki esofagus dan bergerak sepanjangnya
dengan kontraksi otot peristaltic. Massa makanan yang berada pada kardiak spinter,
berlokasi pada pembukaan atas lambung, menyebabkan spingter rileks dan
memungkinkan makanan masuk ke lambung.
Di dalam lambung pepsinogen disekresikan dan diaktifkan oleh asam hidroklorik
menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil
enzim lipase dan amylase untuk mencerna lemak dan zat secara berturut turut.
Kelenjar pilorik lambung juga mensekresikan gastrin yaitu sebuah hormone yang
mengatur lingkungan asam. Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan makanan.
Volume makanan, kandungan lemak, tekanan onkotik, dan susunan fisik makanan
mempengaruhi motilitas lambung.
Makanan meningggalkan lambung pada sfingter pilorik sebagai asam, massa cair
yaitu kimus. Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan empedu,
getah intestinal, sekresi pankreas. Empedu mengemulsi lemak untuk mengizinkan
aksi enzim dan menahan asam lemak dalam larutan.
Sekresi intestinal terdiri dari tujuh enzim, yaitu lipase untukpencernaan lemak,
dua peptide untuk pencernaan protein, dan amilase, sukrosa, laktosa, dan maltose
untuk pencernaan karbohidrat. Sekresi pankreas mengandung lima enzim, yaitu
amylase untuk mencerna zat tepung, lipase untuk memecahkan lemak yang teremulsi,
dan tripsin, kimotipsin dan karbosipeptidase untuk memecahkan protein.
Peristalsis terjadi terus menerus dalam usus kecil, mencampurkan sekresi dengan
kimus. Campurannya menjadi alkalin yang meningkat, menghilangi aksi enzim
lambung dan meningkatkan aksi sekresi duodenal. Porsi besar dari pencernaan terjadi
dalam usus kecil, yang memproduksi glukosa, fruktosa, glukosa dan galaktosa dari
karbohidrat; asam amino dan peptida dari protein; dan asam lemak, gliserin, dan
gliserol dari lipid.
3. Absorpsi
Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang daerah usus
kecil terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk meningkatkan area
permukaan yang ada untuk absorpsi. Nutrien diabsorpsi oleh difusi aktif dan osmosi,
transport aktif, dan pinositosis. Isi dalam intestine bergerak dengan kerja peristaltik ke
usus besar. Feses dibentuk didalam kolon untuk eliminasi. Ketika motilitas intestinal
meningkat seperti pada diare, tubuh kehilangan nutrien dan air yang bergerak melalui
usus kecil terlalu cepat untuk keseluruhan absorpsi.
B. Konsep Proses Keperawatan
1. Definisi Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan suatu tahap penting dari proses pemberian
asuhan keperawatan yang sesuai bagi kebutuhan individu. Oleh karena itu, pengkajian
yang akurat lengkap sesuai kenyataan, dan kebenaran data sangat penting untuk
langkah selanjutnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai respon individu.
(Arif Muttaqin, 2003)
Pengkajian pertama meliputi pengumpulan data tentang perilaku klien sebagai
suatu system adaptif yang berhubungan dengan masing masing model adaptasi;
fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan ketergantungan. Oleh karena itu, pengkajian
pertama diartikan sebagai pengkajian perilaku, yaitu pengkajian klien terhadap
masing masing model adaptif tersebut akan memberikan gambaran keadaan klien
kepada tim kesehatan lainnya. (Nursalam, Salemba Medika, 2002)
Perawat berkolaborasi dengan ahli diet dalam pengkajian nutrisi yang
komprehensif. Karena makanan dan cairan adalah kebutuhan dasar biologis semua
makhluk hidup, maka pengkajian nutrisi penting. Pengkajian nutrisi penting
khususnya bagi klien yang berisiko masalah nutrisi yang berhubungan dengan stress,
penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup, dan faktor faktor lain. Pusat
pengkajian nutrisisekitar empat area pokok, yaitu:
a. Pengukuran Fisik dan Antropometrik
Pengukuran fisik meliputi pengukuran tinggi dan berat badan.
Antropometrik adalah suatu system pengukuran ukuran dan susunan tubuh
dan bagian khusus tubuh. Membantu dalam mengidentifikasi masalah
nutrisi termasuk perbandingan ketinggian untuk lingkar pergelangan
tangan, lingkar lengan bagian tengah atas, lipatan kulit trisep, dan lingkar
otot bagian tengah atas.
b. Tes Laboraturium dan Biokimia
Tes laboraturium biasanya digunakan untuk mengetahui status nutrisi
termasuk ukuran protein plasma seperti albumin, transferrin, retinol yang
mengikat protein, total kapsitas ikatan zat besi, dan hemoglobin.
c. Riwayat Diet dan Kesehatan
Hal.254
Gangguan Menelan (00103) Hal.255
Kelas 2 : Pencernaan
Saat Ini Belum Tersedia
Kelas 3 : Absorpsi
3. Konsep Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
NOC
Ketidakseimbangan Ntrisi :
1. Status
Kurang
dari
Kebutuhan
Tubuh
NIC
Nutrisi:
ukuran
Biokimia
2. Status Nutrisi :
Masa tubuh
3. Status Nutrisi :
1. -
Memonitor albumin,
total protein,
hemoglobin, kadar
hematokrit
- Menyediakan
pengganti gula,
yang sesuai
- Tinjau dengan
pengukuran pasien
asupan cairan dan
output , nilai
hemoglobin ,
tekanan darah ,
atau berat badan
dan kerugian ,
yang sesuai
2. -
Timbang pasien
pada interval yang
tepat
Asupan Gizi
3. -
Gangguan Menelan
Memantau Asupan
Kalori dan Nutrisi
Memberikan pasien
dengan protein
tinggi , kalori tinggi
, makanan jari
bergizi dan
minuman yang
dapat dengan
mudah dikonsumsi ,
yang sesuai .
1. - Tentukan asupan
makanan pasien dan
kebiasaan makan
- Memfasilitasi
identifikasi perilaku
makan harus diubah
- Memantau
makanan / cairan
yang ditelan dan
menghitung asupan
kalori
- Dorong pasien untuk
memilih makanan
semisoft ,jika
kekurangan air liur
menghalangi
menelan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Kasus :
Pada tanggal 11 Desember 2013, pasien atas nama An.A usia 14 tahun dibawa
orang tuanya ke Rumah Sakit dengan keluhan utama muntah lebih dari 5x dan BAB
lebih dari 6x dan ibu pasien mengatakan bahwa pasien sering mengkonsumsi
makanan yang pedas dan sering jajan sembarangan yang menyebabkan pasien sulit
menelan, dan saat ini dirawat di Ruang Mawar dengan Diagnosa Medis Diare.
(Hari Mdy, 2013)
1. Keluhan Utama yang dirasakan pasien yaitu Muntah lebih dari 5x dan BAB lebih dari
6x dengan konsistensi encer sejak 3 hari sebelum masuk RS Riwayat Kesehatan
sekarang saat di kaji pasien Nampak lemah, sedangkan Riwayat Kesehatan masa lalu
yaitu penyakit yang pernah dialami klien yaitu Demam dan klien tidak pernah
mengalami kecelakaan. Riwayat Kesehatan Keluarga tidak ada penyakit genetik.
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien Lemah, Tanda-tanda vital klien yaitu : suhu 38C, Nadi
100x/mnt, RR: 30x/mnt, Tekanan Darah 90/60 mmhg. Tinggi Badan 100 cm , Berat
Badan 30 kg (sesudah masuk RS) (sebelum masuk RS=34 kg).
a. Bentuk kepala
: Simetris, mesochepal, tidak ada benjolan, tidak ada lesi.
b. Rambut
: Bergelombang, bersih, tidak ada ketombe
c. Mulut
: Tidak ditemukan stomatitis, Halitosis, gigi molar deksta
inferior carries, kotor, tidak ada indikasi pembesaran
tonsil dan ovula sejajar.
d. Mata
: Konjungtiva pucat, sclera tidak ikterik, pupil mengecil
dengan rangsang cahaya, otot mata aktif segala arah,
fungsi penglihatan masih jelas terhadap obyek.
e. Hidung
: Simetris, silia lebat, ada penumpukan secret
f. Leher
: Fungsi menelan cukup bagus, tidak ditemukan indikasi
pembesaran thyroid dan saluran limfe.
g. Dada
h. Jantung
i. Abdomen
j. Ekstremitas
B. Analisa Data
N
O
1.
DATA
DS :
ETIOLOGI
Mual dan muntah
MASALAH
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
(Buku NANDA
2012-2014, Domain
2, Kelas 1 (00002)
hal.251)
makan
DO :
BB : 30 kg (sebelum masuk RS
= 34 kg)
Makanan tidak dihabiskan
Bising usus hiperaktif (40x per
menit)
DS :
2.
Masalah perilaku
makan
menyangkut di tenggorokannya.
DO :
Gangguan menelan
(Buku NANDA
2012-2014, Domain
2, Kelas 1 (00103)
5x
Pasien terlihat kesulitan dalam
menelan
Pasien gelisah
Pasien menolak makan
hal.255)
Diagnosis Keperawatan
1.
Ketidakseimbangan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah
C. Perencanaan
No
1.
Diagnosa
Tujuan
Perawatan
Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
Intervensi
Rasional
1. - Memonitor albumin ,
Setelah dilakukan
total protein ,
proses keperawatan
terpenuhi,
penurunan
hematokrit
-
atau kenaikan
Menyediakan
berat badan.
pengganti gula ,
yang sesuai
Mengetahui
adanya
hemoglobin , kadar
Mengetahui
Dengan kriteria :
pengukuran pasien
asupan cairan dan
1. Status Nutrisi:
output , nilai
ukuran
hemoglobin ,
Biokimia
2. Status
Nutrisi : Masa
kerugian , yang
tubuh
3. Status
Nutrisi
Asupan Gizi
Tinjau dengan
sesuai
:
2. - Timbang pasien pada
interval yang tepat
3. - Memantau Asupan
Kalori dan Nutrisi
-
Memberikan pasien
dengan protein
tinggi , kalori tinggi ,
makanan yang
bergizi dan minuman
yang dapat dengan
mudah dikonsumsi ,
yang sesuai .
2.
Gangguan menelan
1. - Tentukan asupan
makanan pasien dan
Setelah dilakukan
proses keperawatan
selama 2x24 jam
nutrisi dapat
terpenuhi,
kebiasaan makan
-
Memfasilitasi
identifikasi perilaku
makan harus diubah
makanan apa
saja yang
dianjurkan
dan makanan
yang tidak
boleh
dikonsumsi.
Dengan kriteria :
1. Status
Nurisi:
Makanan
Memantau makanan /
asupan kalori
dan
Asupan Cairan
memilih makanan
semisoft ,jika
kekurangan air liur
menghalangi
menelan.
D. Implementasi
No.
1.
Hari/tanggal
Tindakan
Respon hasil
Kamis,
10 - Pengukuran
tekanan TD : 110/80 mmHg
Desember 2013
Jam 08.30
darah
dan
berat BB : 34 kg
badan
- Memberikan makanan
(pagi)
2. Jumat,
11
Desember 2013
Melakukan penkes
tentang
makanan
cairan
asupan
dan
Paraf
Jam 08.30
(pagi)
dikonsumsi
-
Pasien BAB 2x
sehari dan sudah
tidak muntah
E. Evaluasi
No.
1.
Hari/tanggal
Kamis,10 Desember 2013
Evaluasi
S : Pasien mengatakan tidak lemas
Jam 08.30
O : BB pasien meningkat
(pagi)
2.
Paraf
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam kategori
zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Kebutuhan
energy dipenuhi dengan metabolism karbohidrat, protein, dan lemak. Air adalah
komponen tubuh yang vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan
mineral tidak menyediakan energy, tetapi penting untuk proses metabolisme dan
keseimbangan asam basa.
Pada umumnya, ketika kebutuhan energy dipenuhi lengkap oleh asupan kalori
pada makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika pemasukan kalori melebnihi
kebutuhan energy, maka berat seseorang akan menambah. Ketika pemasukan kalori gagal
untuk memenjuhi kebutuhan energi, maka seseorang akan kehilangan berat badan.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini disarankan kepada para pembaca agar dapat lebih
memperdalam pengetahuan tentang pentingnya keseimbangan nutrisi dan peranan nutrisi
dalam tubuh, serta mengetahui bahwa nutrisi tidak boleh kurang atau berlebih dalam
tubuh yang akan berdampak kepada kesehatan tubuh.
Diharapkan perawat serta tenaga kesehatan mampu memahami lebih mendalam
tentang pentingnya nutrisi dalam menunjang penyembuhan klien, serta mampu
mengaplikasikannya dengan tepat kepada klien untuk meningkatkan derajat kesehatan
klien dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. Heather. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2012 2014. Alih bahasa, Made Sumarwati, dan Nike Budhi Subekti ; Editor edisi Bahasa
Indonesia, Barrarah Bariid, Monica Ester, dan Wuri Praptiani. Jakarta : EGC, 2012. Hal 251 dan
264.
Jhonson, Marion. Nursing Outcomes Classification (NOC). Amerika : Mosby, 1999
Muttaqin, Arif. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta : Salemba Medika, 2003. Hal 34.
Nursalam. Konsep dan Penerapan Metologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi,
Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan edisi 2. Jakarta : Salemba Medika, 2002. Hal 22
Potter and Perry. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Alih bahasa Renata
Komalasari; editor edisi Bahasa Indonesia, Monica, Devi Yulianti, Intan Parulian. Ed 4 Vol 2.
Jakarta : EGC, 2005. Hal 1421 1430.