Oleh:
Mutiara Puspa Widyowati (090810301003)
Eunike Ria Kristina
(090810301059)
Choirun Nissyah R.
(090810301171)
Remirda Eva R.
(090810301255)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2012
Biaya (Expenses) 1
1. DEFINISI BEBAN
Dalam SFAC no 6, FASB mendefinisikan beban adalah aliran keluar atau
pemakaian aktiva dan timbulnya hutang selama satu periode yang berasal dari
penjualan atau produksi barang, atau penyerahan jasa atau pelaksanaan
kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas.
Sedangkan menurut IAI mendefinisikan beban adalah penurunan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal (paragraf 70b).
FASB
dan
IAI
memiliki
sudut
pandang
yang
berbeda
dalam
IAI
dan
FASB
memang
mempertimbangkan
pendapatan
dalam
Biaya
(Expenses) 2
Menurut IAI
Menurut IASB dan FASB
Kos / Biaya
Cost
Beban
Rugi
(losses)
Beban
(expenses)
(Tidak menghasilkan
pendapatan)
konsumsi
mbul
kan
alira
diserahkan
kelu
ar
tidak
aset.
tersebut.
1.
yang
Menurut
Suwardjono
dinyatakan
bahwa ada
beberapa
karakteristik
penting
Aliran
keluar/penuru
nan aset
Aset
2.
atau
dari
menguasai
pemakaiannya
kesatuan
lagi
aset
manfaat
dima
ksud
Teori
Untuk
adala
menyatakan
timbulnya
semu
beban,
transaksi atau
aset
kegiatan
utama.
Yang
dimaksud
kejadian harus
peru
kegiatan
utama
adalah
kegiatan
terjadi dalam
saha
penurunan
an.
direpresentasi
aset
Jadi
yang
Akuntansi
Perekayasaan
dalam
kegiatan
adalah
dan
penurunan aset
bukan
yang berkaitan
denga
dengan operasi
Biaya (Expense
3
3.
Kenaikan kewajiban
Terdapat suatu keadaan dimana perusahaan telah memanfaatkan barang dan
jasa namun sebelumnya tidak mengakuinya sebagai aset atau belum
mengakui kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak
lain. Hal tersebut menimbulkan keharusan perusahaan untuk membayar atau
melakukan pengorbanan ekonomik di masa datang sehingga timbul
kewajiban. Misalnya jasa pengiriman barang yang belum dibayar oleh
perusahaan namun jasa pengirimannya telah dinikmati perusahaan dan
menimbulkan pendapatan. Dengan demikian beban (untuk pengiriman) harus
timbul dengan kenaikan kewajiban.
4.
Penurunan ekuitas
Dalam operasi sentral perusahaan, dengan adanya penurunan aset atau
kenaikan kewajiban akan mengubah ekuitas atau menurunkan ekuitas.
Namun, penurunan ekuitas merupakan karakteristik pendukung karena tidak
setiap
penurunan
aset
mengakibatkan
penurunan
ekuitas. Misalnya
6.
7.
Biaya
(Expenses) 4
memanfaatkan
merepresentasikan
perubahan
aset
nilai.
entitas
memerlukan
Perubahan
nilai
kos
dan
diartikan
beban
sebagai
perngorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan jasa. Jika tidak ada kos maka
tidak ada beban.
Secara konseptual menurut prinsip keberlangsungan usaha (going
concern), penggunaan akan barang dan jasa (aset) perusahaan ditujukan untuk
jangka panjang sehinggan kos dari aset tersebut mengalami dua tahap yaitu
pengakuan dan pembebanan. Hal tersebut berarti kos diakui sebagai aset
kemudian diakui sebagai beban untuk periode manfaat aset tersebut digunakan.
Dengan landasan konsep dasar kontinuitas usaha serta upaya dan hasil,
masalah teoritis dalam tahap pembebanan adalah pemecahan aliran kos yang telah
diakui sebagai aset menjadi bagian yang merupakan biaya perioda berjalan dalam
rangka penentuan biaya periodik dan bagian yang baru akan menjadi biaya dalam
perioda-perioda berikutnya. (Suwardjono, Edisi Ketiga:397)
Selain itu terdapat pula definisi mengenai hubungan kos dan beban
menurut American Accounting Association (AAA) pada tahun 1957 sebagai:
beban adalah biaya yang telah kadaluarsa, secara langsung maupun tidak
langsung pada periode fiskal, dari aliran barang atau jasa ke pasar dan operasi
yang berhubungan
1.2
perubahan yang tidak menguntungkan saja yang terjadi dalam proses memperoleh
pendapatan. Kebalikannya adalah bahwa aktiva yang habis atau menurunnya
aktiva dimana kejadian ini tidak berkaitan dengan proses penyediaan barang dan
jasa bagi pelanggan atau klien seharusnya dikelompokkan sebagai kerugian dan
tidak dikelompokkan sebagai beban. Kerugian dan beban merupakan perubahan
Biaya
(Expenses) 5
yang relevan dalam perhitungan laba bersih bagi pemegang saham dan
perusahaan.
Menurut Suwardjono (Edisi Ketiga, Hlm. 9) terdapat tiga kata kunci pada
pengertian rugi yaitu penurunan ekuitas, bukan merupakan transaksi ke pemilik,
dan transaksi periferal atau insidental. Dalam hal ini yang membedakan biaya dan
rugi adalah mengenai transaksi periferal atau insidental atau di luar kendali
manajemen. Berbeda dengan beban yang timbul akibat dari kendali manajemen
yaitu aktivitas penggunaan aset (barang dan jasa).
Namun, dari definisi yang terdapat dalam Konsep Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan, IAI (1994) tidak memisahkan biaya dengan rugi.
Jadi semua potensi jasa baik yang digunakan secara langsung ataupun tidak
langsung untuk memperoleh pendapatan disebut dengan biaya. IAI (1994) bahkan
secara spesifik menyebutkan hal tersebut seperti yang tertulis pada paragraf 78
berikut ini : kerugian termasuk dalam kelompok beban. Pada dasarnya pembedaan
antara beban dan rugi hanya untuk kepentingan pengungkapan seperti pada
pendapatan dan untung.
2. PENGAKUAN BEBAN
Berdasarkan KDPPLK paragraf 94, beban diakui dalam laporan laba rugi
kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan
aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini
berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban
atau penurunan aktiva (misalnya, akrual hak karyawan atau penyusunan aktiva
tetap). Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara
biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh (matching of cost
with revenue). Misalnya, berbagai komponen beban yang membentuk beban
pokok penjualan (cost or expense of goods sold) diakui pada saat yang sama
sebagai penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang.
Kalau manfaat ekonomi diharapkan timbul selama periode akuntansi dan
hubungannya dengan penghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau tak
langsung, beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang
Biaya
(Expenses) 6
rasional dan sistematis. Hal ini sering diperlukan dalam pengakuan beban yang
berkaitan dengan penggunaan aktiva seperti aktiva tetap, goodwill, paten, merk
dagang. Dalam kasus semacam itu, beban ini disebut penyusutan atau amortisasi.
Prosedur alokasi ini dimaksudkan untuk mengakui beban dalam periode akuntansi
yang menikmati manfaat ekonomi aktiva yang bersangkutan.
Pengakuan beban menurut kerangka kerja IASB terdiri dari dua kriteria
utama yaitu :
1. Terdapat kemungkinan adanya keuntungan yang akan mengalir ke
perusahaan. Tingkat kemungkinan tersebut memang merupakan konsep
yang tidak mutlak. Hal tersebut tergantung pada ketersediaan bukti ketika
laporan keuangan akan disusun atau dipersiapkan.
2. Memiliki nilai yang dapat diukur dan reliabel. Dengan demikian untuk
akun-akun yang menggunakan estimasi, diperlukan bukti-bukti yang
mendukung validitas estimasi tersebut.
Beban harus diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan keuntungan
ekonomi di masa depan berhubungan dengan penurunan aset atau peningkatan
kewajiban dapat diukur secara reliabel.
Semua kos dapat ditangguhkan pembebanannya apabila kos tersebut
memenuhi kriteria sebagai aktiva yaitu:
1
Beban juga dapat timbul dalam laporan laba rugi pada saat timbul
kewajiban tanpa adanya pengakuan aktiva. Misalnya adanya hutang garansi
produk.
Biaya
(Expenses) 7
3. PENGUKURAN BEBAN
Dalam mengukur beban dalam satu periode akuntansi, dibutuhkan
berbagai keputusan atau pertimbangan untuk menentukan bagaimana beban
tersebut akan dialokasikan pada periode-periode selanjutnya yang menunjukkan
adanya pendapatan. Dalam hal tersebut, terdapat berbagai standar akuntansi yang
dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman. Misalnya, IAS 16/AASB 116 yang
menyatakan bahwa nilai-nilai aset yang dapat di depresiasi dapat diukur dengan
beberapa cara setelah pengakuannya (seperti model biaya perolehan atau model
penilaian) dan beberapa pilihan alternatif untuk depresiasi (seperti metode garis
lurus, nilai menurun dan jumlah unit).
Sejalan dengan penilaian aktiva, biaya dapat diukur atas dasar jumlah
rupiah yang digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu,
pengukuran biaya dapat didasarkan pada:
1
Kos Historis
Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara
menjual setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan
normal.
Meskipun pada prakteknya metode pengukuran yang masih banyak
digunakan adalah historical cost, namun dengan mulai diadopsinya IFRS di
Indonesia, maka pengukuran yang sesuai standar adalah dengan menggunakan
Biaya
(Expenses) 8
metode fair value. Dengan demikian, untuk pencatatan beban sebagai akibat dari
depresiasi (penyusutan), nilai yang dicantumkan dalam beban adalah nilai selisih
antara nilai wajar dengan nilai buku (apabila nilai wajar lebih kecil dari nilai
bukunya).
3.1 Alokasi Beban
Salah satu cara untuk mengukur beban adalah dengan mengalokasikan
beban-beban tersebut ke periode-periode dimana beban tersebut dinikmati. Hal ini
biasanya disebut dengan matching concept. Konsep tersebut memperlakukan kos
dengan mengalokasikan kos yang sudah kadaluarsa (beban) ke periode-periode
dimana beban tersebut terjadi. Namun, pengalokasian tersebut hanya bersifat
estimasi. Dalam akuntansi, pencocokan antara beban dan pendapatan merupakan
fungsi utama, namun hal tersebut tetap saja sulit untuk dilakukan karena
berhubungan dengan penilaian akuntan tersebut. Akuntan harus mengidentifikasi
mana aset yang telah digunakan (kadaluarsa) dan jumlah yang harus ditulis
sebagai tandingan pendapatan pada periode tersebut.
Matching Concept adalah hal yang paling penting dalam akuntansi biaya
historis. Kos yang sudah kadaluarsa akan menjadi beban dan disajikan dalam
laporan laba rugi, sedangkan kos yang belum kadaluarsa akan dicatat sebagai aset
dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Untuk mengatasi masalah penentuan
dan pengukuran kos menjadi beban, terdapat tiga metode dari matching kos yang
sering digunakan, yaitu:
Masuk
Keluar
MATCHING
Kos Aktiva
Biay
a
Konsep Matching
Biaya
(Expenses) 9
Biaya
(Expenses) 10
Biaya
(Expenses) 11
expenditure)
yang
dapat
diestimasi
nilai
manfaat
Aditivitas
Apabila alokasi diambil dari total nilai, maka jumlah dari pengalokasian
tersebut harus sama dari total nilai sebelum alokasi, tidak kurang tidak
lebih. Misalnya, alokasi beban penyusutan kendaraan tiap tahun maka
jumlah alokasi untuk setiap tahun tersebut harus sama dengan nilai
kendaraan sebelum alokasi.
2
Tidak ambigu
Biaya (Expenses)
12
Pertahanan
pernyataan
yang
meyakinkan
pilihannya
dan
4.1 Penandingan
Tugas untuk pembuat standar adalah membuat aturan agar laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi menyajikan informasi yang relevan dan
representatif. Dalam hal ini, konsep penandingan tidak dapat digunakan untuk
mengakui item-item pada laporan posisi keuangan yang tidak memenuhi kriteria
aset dan kewajiban. Misalnya hal tersebut terjadi pada goodwill, tenaga kerja, dan
kekayaan intelektual
4.2 Konservatisme
Pada konsep kondervatisme, terjadi asimetri informasi mengenai
pengakuan beban dan laba. Konsep ini mengharuskan untuk mengakui adanya
beban sesegera mungkin apabila ada kemungkinan beban tersebut akan terjadi.
Namun dalam prinsip ini pengakuan laba tidak akan dicatat hingga laba atau
pendapatan tersebut benar-benar terjadi. Konsep tersebut didasarkan oleh asumsi
skeptis akuntan atau kehati-hatian. Namun justru akhirnya konsep tersebut
menghasilkan informasi yang tidak relevan. Konsep konservatisme ini tidak
berfokus pada bukti transaksi, tetapi lebih pada ketakutan menyajikan nilai bersih
aset dan laba terlalu tinggi. Dengan demikian informasi yang mengandung
penyimpangan konservatisme bukanlah merupakan informasi yang netral. Oleh
karena itu penyusun standar kini telah merevisi peraturan dan menghilangkan
konsep penandingan (matching concept) dan konsep konservatisme ini.
Biaya (Expenses)
14
Biaya
(Expenses) 15
Biaya
(Expenses) 16
DAFTAR PUSTAKA
Chairiri, Anis dan Imam Ghozali. 2001. Teori Akuntansi Edisi Pertama.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Godfrey, J., et.al. 1994. Accounting Theory 7th Edition. Sydney: John Wiley and
Sons
Biaya (Expenses) 17