Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur sebagai ucapan terima kasih kehadirat Allah SWT., karena dengan zatNya
yang Maha Rahman dan Maha Rahim kami diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan
Makalah tentang Hidrocephalus. Terima kasih kepada Ibu Dosen pengampu mata kuliah
sistem neurobehavior 1 yang telah memberikan kami kesempatan pula untuk dapat berkreasi
sekaligus upaya meningkatkan pemahaman kami khususnya dalam hal bagaimana memahami
tentang Hidrocephalus. Terima Kasih yang selanjutnya kami ucapkan kepada rekan-rekan
yang sudah banyak membantu guna penyelesaian makalah kami ini.
Selanjutnya kami memohon maaf jika didalam makalah ini terdapat banyak
kekeliruan dan kesalahan, tentunya kami memohon kritik dan sarannya yang membangun
agar dalam proses penyelesaian makalah berikutnya dapat menacapai hasil yang
diinginkan/kesempurnaan. Demikian dan agar makalah ini dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya serta dapat berguna untuk menambah wawasan kita dalam hal ilmu sistem
neurobehavior 1.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
i
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................................
B. Tujuan Penulisan ..................................................................................................
1
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
Definisi................................................................................................................
Bentuk umum......................................................................................................
Etiologi ...............................................................................................................
Manifestasi klinik................................................................................................
Komplikasi..........................................................................................................
Pemeriksaan penunjang.......................................................................................
Penangananan......................................................................................................
Askep .................................................................................................................
Pathway .............................................................................................................
Pembahasan ........................................................................................................
6
6
7
9
10
11
11
15
27
28
29
30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hydrocephalus adalah suatu keadaan dimana terdapat timbunan likuor
serebrospinalis yang berlebihan dalam ventrikel-ventrikel, yang disertai dengan
tekanan intracranial (sarwono, 2007).
Hydrocephalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran
cairan di dalam otak (cairan serebrospinal). Penyakit ini juga dapat ditandai dengan
dilatasi vertical serebra, biasanya terjadi secara sekunder terhadap obstruksi jalur
cairan serebrospinalis, dan disertai oleh penimbunan cairan serebrospinalis di dalam
5
3. Cairan otak yang mengalir jumlahnya normal dan tidak ada sumbatan, tetapi ada
gangguan dalam proses penyerapan cairan kepembuluh darah balik, sehingga otomatis
jumlah cairan akan meningkat pula.
Contoh : bila ada cairan nanah ( meningitis atau infeksi selaput otak) atau darah
(akibat trauma) di sekitar tempat penyerapan.
Ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan, dapat perlahan atau
progresif, menyebabkan ventrikel-ventrikel tersebut melebar, kemudian menekan
jaringan otak sekitarnya. Tulang tengkorak bayi di bawah dua tahun yang belum
menutup akan memungkinkan kepala bayi membesar. Pembesaran kepala merupakan
salah satu petunjuk klinis yang penting untuk mendeteksi hydrocephalus.
D. Manifestasi Klinis
Tanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada awitan dan derajat
ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi CSS (Darsono, 2005). Gejalagejala yang menonjol merupakan refleksi adanya hipertensi intrakranial. Manifestasi
klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :
a. Awitan hidrosefalus terjadi pada masa neonatus
Meliputi pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hidrosefalus kongenital
dan pada masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan
pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama kehidupan.
Kranium terdistensi dalam semua arah, tetapi terutama pada daerah frontal. Tampak
dorsum nasi lebih besar dari biasa. Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih
terbuka bebas. Tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis. Vena-vena di sisi samping
kepala tampak melebar dan berkelok. (Peter Paul Rickham, 2003)
b. Awitan hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak
Pembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi
hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan
penglihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus. Secara umum gejala
yang paling umum terjadi pada pasien-pasien hidrosefalus di bawah usia dua tahun
adalah pembesaran abnormal yang progresif dari ukuran kepala. Makrokrania
mengesankan sebagai salah satu tanda bila ukuran lingkar kepala lebih besar dari dua
deviasi standar di atas ukuran normal. Makrokrania biasanya disertai empat gejala
a)
b)
c)
d)
(Darsono, 2005:213)
E. Komplikasi
Hydrocephalus sebaiknya diketahui sejak dini, karena hydrocephalus akan
menimbulkan komplikasi apabila tidak segera mendapat penanganan. Manifestasi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
berupa pernapasan lambat, denyut nadi turun dan naiknya tekanan darah sistolik.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Skan temograsfi komputer ( CT-Scan) mempertegas adanya dilatasi ventrikel dan
membantui dalam memgidentifikasi kemungkinan penyebabnya( Neoplasma,
kista,malformasi
konginetal
atau
perdarahan
intra
kranial
Fungsi
kecacatan dan kematian. Hal yang dilakukan untuk mengetahui penyakit ini antara
lain :
1. Pengukuran lingkar kepala secara serial dan teratur
Hal ini sangat penting untuk deteksi dini penyakit, karena pembesaran kepala
merupakan salah satu petunjuk klinis yang penting untuk mendeteksi
hydrocephalus.
2. Foto polos kepala dan di susul dengan pemeriksaan ultrasonografi.
Hal ini digunakan untuk menunjang dan melengkapi diagnosis sehingga
diperlukan pemeriksaan tambahan mulai dari yang sederhana.
3. Pemeriksaan dengan senografi
Pemeriksaan ini dapat digunakan menjadi data minimal untuk menilai
pelebaran ventrikel dan ketebalan jaringan otak. Jika ketebalan kurang darin 2 cm,
maka nilai tindakan bedah tidak bermanfaat lagi.
4. Pemeriksaan computerized tomography scan ( CT Scan) atau magnetic resonance
imaging (MRI)
Digunakan untuk mendeteksi struktur anatomi otak, dan penyebab
hydrocephalus, misalnya tumor dalam rongga ventrikel yang semua itu berkaitan
dengan strategi penanganan hydrocephalus.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menangani hydrocephalus antara lain :
a. Menggunakan teknologi pintasan seperti silicon.
Hal ini penting karena selang pintasan itu ditanam di jaringan otak, kulit, dan
rongga perut, dalam waktu yang lama bahkan seumur hidup penderita sehingga perlu
dihindarkan efek reaksi penolakan oleh tubuh. Tindakan bedah pemasangan selang
pintasan dilakukan setelah diagnosis dilengkapi dan indikasi serta syarat dipenuhi.
Tindakan dilakukan terhadap penderita yang dibius otak ada sayatan kecil didaerah
kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak yang selanjutnya
selang pintasan ventrikel dipasang, disusul, kemudian dibuang sayatan kecil didaerah
perut, dibuka rongga perut lalu ditanam selang pintasan rongga perut antara kedua
ujung selang tersebut dihubungkan, dengan sebuah selang pintasan yang ditanam
dibawah kulit sehingga tidak terlihat dari luar.
b. Teknik neuroendoskopi
11
H. Asuhan keperawatan
FORMAT PENGKAJIAN
RUANG PERAWATAN ANAK
I.
Biodata
A. Identitas Klien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama/Nama panggilan
Tempat tgl lahir/usia
Jenis kelamin
Alamat
Tgl masuk
Tgl pengkajian
Diagnosa medik
: An AR
: Mungkid, 8 september 2013
: Laki-laki
: Santan Progowati Mungkid Magelang
: 12 Januari 2014
: 12 Januari 2014
: Hidrocephalus
a.
b.
c.
d.
Nama
: Tn. s
Pendidikan
: SD
Pekerjaan/sumber penghasilan : buruh
Alamat
: Santan Progowati Mungkid Magelang
2. Ibu
a.
b.
c.
d.
Nama
: Ny. B
Pendidikan
: SD
Pekerjaan/Sumber penghasilan: IRT
Alamat
: Santan Progowati Mungkid Magelang
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat alergi obat ataupun
makanan.
Jenis immunisasi
Waktu pemberian
BCG
dibidan
2.
DPT (I,II,III)
3.
Polio (I,II,III,IV)
4.
Campak
5.
Frekuensi
Hepatitis
1x bersama dengan
BCG
V. Riwayat Sosial
1. Yang mengasuh : Kedua orang tuanya
2. Hubungan dengan anggota keluarga : Baik
VI. Riwayat Keluarga
1. Sosial Ekonomi
Orang tua (ayah) bekerja sebagai buruh lepas.
2. Lingkungan rumah
Rumah berada di pedesaan
3. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit asma, TBC, Hipertensi
14
Frekuensi
VII.
VIII.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
: composmetis
4.
a. Tekanan darah
: mmHg
b. Denyut nadi
: 120x / menit
c. Suhu
: 30o C
d. Pernapasan
: 32x/ hari
Kulit
15
Kepala
Kepala tampak membesar LK 39 cm ubun-ubun datar
6.
Mata
Simetris, bersih tidak ada sekret, conjungtiva ananemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor,
kulit penglihatan baik
7.
Telinga
Bersih, simetris, tidak ada cairan yang keluar, tidak ada gangguan
8.
Hidung
Bersih, simetris tidak ada sekret yang keluar
9.
Mulut
Bersih, tidak stomatitis
10.
Leher
Simetris tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
11.
Dada
Inspeksi : dada simetris, tidak ada ketinggalan gerak tidak ada luka
Perkusi : suara sonor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : vesikuler paru-paru bersih tidak ada wheezing
12.
Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada luka bekas operasi
Auskultasi : peristaltik (+) 13 x/menit
Perkusi :
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
13.
Genetalia
Laki-laki, alat kelamin bersih, tidak ada kelainan
16
14.
15.
Muskuloskeletal
Ektremitas atas : gerakan aktif, tidak ada kelainan
Ekstremitas bawah : gerakan (aktif pada kaki sebelah kiri terdapat tusukan infus sejak
tanggal 12 Januari 2010)
X. Pemeriksaan Diagnostik Penunjang
CT. Scan kepala tanggal 9 Januari 2014
Kesan : Hidrocephalus obstruksi intraventrikel lateralis, hematom intraventrikel III dan IV
hematom, tak tampak SOP/INFORK
14 Januari 2014
Baby gram
Kesan pulmo : tak tampak adanya kelainan, tonfigurasi cor normal
Abdomen : gambar distrik system usus
TP
ALB
Bun
Cre
Uric
Glu
Na
K
Cl
Glob
Hasil
4, 72 g/dl
2,83 g/dl
4,8 mg/dl
0,39 mg/dl
3,7 mg/dl
91 mg/dl
140,1 mmol/L
4,63 mmol/L
110,2 mmol/L
1,59 g/dl
Reference
6,40-30
7,0-8,0
0,60-1,30
3,6-72
136,0-145
3,10-5,00
98,0-107,0
-
Informasi lain
diit/asi
Terpasang infus RL 20 Hs/menit mikro
Ceotaxime 2x250 mg IV
Tunggu jadwal operasi pemasangan VP shurt
17
Remaks
Low
Low
Low
High
ANALISA DATA
Hari / tanggal
12 januari 2014
Data fokus
DO:
- kepala membesar
- kesan pada Ct scan :
hidrocefalus obstruksi
intraventrikel lateris,
hematom intraventrikel
III dan IV hematom,
tak tampak
-
SOP/INFORK
kepala tampak
membesar LK 39 cm
ubun-ubun datar
DS :
- Satu minggu sebelum
masuk RS ibu
mengeluh mulai terlihat
kepala anaknya
18
etiologi
Peningkatan
masalah
Gangguan perfusi
TIK
jaringan serebral
Membesar, susah
tengkurap dan susah
miring.
12 januari 2014
DO :
DS :
- Ibu mengatakan saya
Kurang
Ansietas
pengetahuan
khawatir dengan
keadaan anak saya
-
mbak
Ibu mengatakan
bingung dengan
keadaan anaknya ibu
sering bertanya-tanya
tentang keadaan
anaknya.
INTERVENSI
Tgl/
Jam
D Tujuan
x
intervensi
19
Paraf
12
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
jan
3x24 jam, diharapkan klien dapat tengkurap
2015
I
SKALA
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
N
D
I 08.1
K5
A
T
O
R
1. Klien dapat
tengkurap
dan miring
2. Klien dapat
berisirahat
dengan
tenang
3. TTV dalam
batas
normal
20
- Amati adanya
bukti-buktiTIK
(perubahan
kesadaran,
muntah, nyeri
kepala,
peningkatan
tekanan
darah,kejang,bra
dikardi,nafas
lambat dan tidak
teratur)bila ada
- Observasi TTV
(TD,N,S,RR)
- monitor ukuran
tonjolan ubunubun, ukur
lingkar kepala
perhari
- Letakkan kepala
dalam posisi
yang ditinggikan
150-300
- Cegah adanya
mengedan saat
defekasi dan
pernafasan yang
memaksa (batuk
terus menerus)
- Ciptakan
lingkungan yang
tenang.
12
jan
2014
08.2
0
- Gunakan
pendekatan yang
menenangkan
- Nyatakan dengan
jelas harapan
terhadap pelaku
pasien
- Berikan informasi
faktual mengenai
diagnosis,
tindakan
prognosis
- Dengarkan dengan
penuh perhatian
- Identifikasi tingkat
kecemasan
- Dorong keluarga
pasien untuk
mengungkapkan
perasaan,
katekutan,
persepsi
- Instruksikan
keluarga pasien
menggunakkan
tehnik relaksasi
21
I
N
D
I
K
A
T
O
R
SKALA
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Klien
mampu
mengidentif
ikasi dan
mengungka
pkan gejala
cemas
2. Mengidentif
ikasi,
mengungka
pkan dan
menunjukan
tehnik
untuk
mengontrol
cemas
3. Vital sign
dalam batas
normal
4. Postur
tubuh,
ekspresi
wajah,
bahasa
tubuh dan
tingkat
aktifitas
menunjukka
n
berkurangn
ya
kecemasan
22
I. Pembahsan
1. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan TIK
Karena hidrochepalus mengakibatkan berbagai defisit neurologis terutama
disebabkan pengaruh peningkatan tekanan intrakranial akibat adanya peningkatan
jumlah CSF dalam sirkulasi ventrikel.
2. Ansietas b.d kurang pengetahuan keluarga
Karena ibu klien mengatakan khawatir terhadap keadaan anaknya. Dan juga
pendidikan terakhir ibu klien hanya SD.
J. Pathway
Produksi CSS meningkat
absorbsi menurun
23
Pembesaran kepala
Gangguan perfusi
serebral
Ansietas
BAB III
PENUTUP
24
A. Kesimpulan
Hydrocephalus berasal dari bahasa Latin yaitu "Hydro" yang berarti "air" dan
"Cephalus" yang berarti "kepala".Hydrocephalus adalah kelainan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan tekanan intrakranial yang
meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel
Tiga bentuk umum hydrocephalus berdasarkan sirkulasi yaitu hydrocephalus
komunikasi, hydrocephalus non-komunikasi dan hydrocephalus bertekanan normal.
Penyebab hydrocephalus yaitu karena gangguan aliran cairan yang
menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan
jaringan otak disekitarnya, khususnya pusat-pusat syaraf yang vital.
Manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu awitan hidrosefalus yang terjadi pada masa neonates dan awitan
hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak.
Pada dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a. Mengurangi produksi CSS.
b. Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat
absorbsi.
c. Pengeluaran likuor (CSS) kedalam organ ekstrakranial.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono dan Himpunan dokter spesialis saraf indonesia dengan UGM. 2005. Buku Ajar
Neurologi Klinis. Yogyakarta: UGM Press.
Prawirohardjo sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Haws, paulette s. 2008.Asuhan neonatal rujukan cepat.Jakarta: EGC
25
Subekti, nike budhi. 2007. Buku saku managemen masalah BBL. Jakarta : EGC
26