Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengertian puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014, Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan tingkat
pertama yang memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional,
khususnya subsistem upaya kesehatan.
Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut
Depkes RI (2004), puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota
yang
bertanggung
jawab
menyelenggarakan
pembangunan
2. Sejarah puskesmas
Perkembangan
kesehatan
masyarakat
di
Indonesia
dimulai
sejak
penyakit cacar dan cholera yang sangat ditakuti oleh masyarakat. Di Indonesia
puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja
Kesehatan Nasional (Rajerkesnas) I di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya
mengorganisasi sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan
kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan
dari kegiatan kegiatan seperti Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), Balai
Pengobatan (BP), Pemberantasan Pemberantasan Penyakit Menular (P4M) dan
sebagainya masih berjalan sendiri sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui
rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat
pertama dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan
Masyarakat (puskesmas). Dan puskesmas pada waktu itu dibedakan dalam 4
macam, yaitu :
1.
2.
3.
4.
katagori, yaitu :
1. Puskesmas tipe A, dipimpin oleh dokter penuh
2. Puskesmas tipe B, dipimpin dokter tidak penuh
3. Puskesmas tipe C, dipimpin oleh tenaga paramedik
Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional di
rasakan
karena untuk puskesmas tipe B dan tipe C tidak dipimpin oleh dokter penuh atau
sama sekali tidak ada tenaga dokternya, sehingga dirasakan sulit untuk
mengembangkannya. Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan hanya satu macam
puskesmas dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada suatu daerah dengan
jumlah penduduk antara 30.000 sampai 50.000 jiwa. Konsep berdasarkan wilayah
kerja ini tetap dipertahankan sampai dengan akhir pelita II pada tahun 1979 yang
lalu, dan ini yang lebih dikenal dengan Konsep Wilayah.
Sesuai dengan perkembangan dan kemampuan
pemerintah
dan
dikeluarkannya Inperes Kesehatan Nomor 5 tahun 1974, Nomor 7 tahun 1975, dan
Nomor 4 tahun 1976, dan berhasil mendirikan serta menempatkan tenaga dokter ke
semua wilayah tingkat kecamatan diseluruh pelosok tanah air, maka sejak Repelita
III konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah dengan penduduk
sekitar 30.000 jiwa.
Dan sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas didaerah
daerah tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumlah penduduk sekitar 30.000
jiwa. Dan untuk mengkoordinasi kegiatan kegiatan yang berada disuatu
kecamatan, maka salah satu puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penanggung
jawab dan disebut dengan nama puskesmas tingkat kecamatan atau yang disebut
dengan puskesmas pembina. Dan puskesmas puskesmas yang ada di tingkat
kelurahan atau desa disebut dengan puskesmas kelurahan atau yang lebih dikenal
dengan puskesmas pembantu. Dan sejak itu puskesmas dibagi dalam 2 katagori
seperti apa yang kita kenal sekarang, yaitu :
1. Puskesmas kecamatan (puskesmas pembina)
2. Puskesmas kelurahan atau desa (puskesmas pembantu)
Pengkatagorian puskesmas seperti ini, hingga sekarang masih digunakan.
3. Fungsi puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014, Puskesmas
memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya, dan
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi, puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksanakan
perencanaan
berdasarkan
analisis
masalah
kesehatan
untuk
mengidentifikasi
dan
menyelesaikan
kesehatan
dan
pencegahan
penyakit
tanpa
mengabaikan
termasuk
menyelenggarakan
sumber
dan
pembiayaannya,
memantau
serta
pelaksanaan
ikut
program
menetap,
kesehatan.
kesehatan
dan
pencegahan
penyakit.
Pelayanan
meningkatkan
mengabaikan
Pelayanan
kesehatan
penyembuhan
kesehatan
serta
penyakit
masyarakat
mencegah
dan
tersebut
penyakit
pemulihan
antara
tanpa
kesehatan.
lain
promosi
Pembangunan
Jangka Menengah
Daerah
(RPJMD) Bidang
Kesehatan sesuai situasi dan kondisi daerah tingkat II. Konsekuensinya adalah
perubahan struktur organisasi kesehatah serta tugas pokok da fungsi yang
menggambarkan lebih dominanyan aroma kepentingan daerah tingkat II, yang
memungkinkan terjadinya perbedaan penentuan tingkat skala prioritas upaya
peningkatan pelayanan kesehatan ditiap daerah tingkat II, dengan catatan setiap
kebijakan tetap mengacu kepada Renstra Kesehatan Nasional. Di sisi lain, daerah
tingkat II dituntut untuk melakukan akselerasi di semua sektor penunjang upaya
pelayanan kesehatan (Hatmoko, 2006).
Berdasarkan
karakteristik
wilayah
kerjanya,
Puskesmas
dikategorikan menjadi:
A. Puskesmas kawasan perkotaan
Puskesmas kawasan perkotaan merupakan Puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4
(empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut:
a. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non
agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa;
b. memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km,pasar radius
2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel;
c. lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik;
dan/atau
d. terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. memprioritaskan pelayanan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat);
b. pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;
c. pelayanan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) dilaksanakan oleh
Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh
pemerintah atau masyarakat;
d. optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
e. pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.
B. Puskesmas kawasan pedesaan
Puskesmas kawasan pedesaan merupakan Puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4
(empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut:
a. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris;
b. memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak
memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel;
c. rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh persen; dan
d. terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;
b. pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat;
c. optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
d. pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat perdesaan.
adalah
Puskesmas dikategorikan
Puskesmas
yang
tidak
untuk
menyelenggarakan
pelayanan
rawat
inap,
sesuai
oleh
dinas
kesehatan
kabupaten/kota,
sedangkan
penetapannya
kepala Puskesmas
kepala sub bagian tata usaha
penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan.
6. Sistem rujukan
7. Manajemen puskesmas
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
EGC
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Depkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Berita Negara Republik
Indonesia
Depkes. 2004. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 tahun
2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Berita Negara Republik
Indonesia