Nama
NIM
: C 111 08 783
Nama
: Juliarwon Putra
NIM
: C 111 09 284
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu
Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Pembimbing :
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .............................................................................. 1
II.
III.
ii
TES KESEIMBANGAN
I.
PENDAHULUAN
Keseimbangan yang normal membutuhkan : (a) informasi sensorik
yang akurat dari mata, reseptor proprioseptif, dan labirin vestibular; (b)
koordinasi dari informasi tersebut dalam otak; dan (c) motor output yang
normal dari sistem saraf pusat kepada sistem muskuloskeletal. Kesalahan
dari salah satu hal diatas dapat menyebabkan ketidakseimbangan.(1)
Alat vestibuler (alat keseimbangan) terletak di telinga dalam (labirin),
terlindung oleh tulang yang paling keras yang dimiliki oleh tubuh. Labirin
secara umum adalah telinga dalam, tetapi secara khusus dapat diartikan
sebagai alat keseimbangan.(2)
II.
mekanikal yang
dipicu
oleh
pergerakan
tertentu
dari
(4)
kanalis yang lain. Hal ini sesuai dengan hidup manusia yang banyak
bergerak horizontal.(2, 4)
III.
IV.
PEMERIKSAAN KESEIMBANGAN
Mengetes keseimbangan merupakan sebuah hal yang kompleks
karena berbagai variasi dari sistem sensorik yang terlibat dalam persepsi
keseimbangan. Tes dibagi menjadi 2 kelompok besar; tes yang
mengaktivasi refleks vestibulo-okular (contoh: electronystagmogram dan
tes rotasi) dan tes keseimbangan umum (posturografi).(7)
A. Tes Kobrak
Posisi pasien tidur telentang, dengan kepala fleksi 30 O, atau duduk
dengan kepala ekstensi 60 O. Digunakan semprit 5 atau 10 ml, ujung
jarum disambungkan dengan kateter. Perangsangan dilakukan dengan
mengalirkan air es (0
endolymph
dalam
kanalis
semi-sirkularis
horizontal.
Mekanisme pergerakan konveksi ini berdasar pada air hangat dan air
dingin pada MAE, menyebabkan perubahan suhu dari 1 sisi kanalis
horizontal ke yang lainnya. Perubahan suhu ini menyebabkan
perbedaan densitas endolymph dalam kanal.(6)
Pada cara ini dipakai 2 macam air, dingin dan panas. Dingin 30 OC,
panas 44 OC. Volume air yang dialirkan kedalam liang telinga masingmasing 250 ml, dalam waktu 40 detik. Setelah air dialirkan, dicatat
lama nistagmus yang timbul. Pada tiap-tiap selesai pemeriksaan (telinga
kiri atau kanan atau air dingin atau air panas) pasien diistirahatkan
selama 5 menit (untuk menghilangkan pusingnya).(2)
Rumus : Sensitivitas L R : (a+c) - (b+d) = <40 detik
Dalam rumus ini dihitung selisih waktu nistagmus kiri dan kanan.
Bila kurang dari 40 detik artinya kedua fungsi vestibuler dalam keadaan
seimbang. Jika lebih dari 40 detik, berati yang mempunyai waktu
nistagmus lebih kecil mengalami parese kanal.(2)
Waktu
Langkah
Telinga
Suhu air
Arah nistagmus
Pertama
Kiri
30 OC
Kanan
Kanan
a. detik
Kedua
Kanan
30 OC
Kiri
Kiri
b. detik
Ketiga
Kiri
44 OC
Kiri
Kiri
c. detik
Keempat
Kanan
44 OC
Kanan
Kanan
d. detik
Nistagmus
C. Electronystagmography (ENG)
ENG gunanya untuk memonitor gerakan bola mata. Prinsipnya
sederhana saja, yaitu bahwa kornea mata itu bermuatan positif. Muatan
positif ini sifatnya sama dengan muatan positif listrik atau magnet yang
selalu mengimbas daerah sekitarnya.(2, 7)
Dengan meletakkan elektroda pada kulit kantus lateral mata kanan
dan kiri, maka kekuatan muatan kornea kanan dan kiri bisa direkam.
Rekaman muatan ini disambungkan pada galvanometer. Bila muatan
kornea kanan sama dengan kiri, galvanometer akan menunjukkan angka
nol (di tengah). Jadi kesimpulannya jarum galvanometer akan bergerak
sesuai dengan gerak bola mata. Dengan demikian, nistagmus yang
terjadi bisa dipantau dengan baik.(2, 7)
D. Videonystagmography / Videooculography
VNG atau disebut juga VOG belakangan menjadi cara yang dipilih
untuk merekam pergerakan mata selama tes vestibular. VOG
Sebagai contoh, misalnya jika BPPV terjadi pada kanalis semisirkularis posterior kiri, maka manuver ini akan menginduksi terjadinya
10
ke kanan sehingga
11
G. Tes Rotasi
Ada 2 macam uji rotasi. Salah satunya dengan menempatkan
subjek di atas kursi yang diletakkan pada pusat aksis rotasi dari suatu
motor torque. Bila subjek duduk tegak dengan memiringkan kepala 30
O
H. Posturografi
Karena keseimbangan merupakan kombinasi antara sensasi
vestibular, penglihatan, dan proprioseptif, telah dirancang beberapa
jenis posturografi untuk mengevaluasi fungsi keseimbangan secara
umum. Yang paling sering digunakan saat ini adalah Computerized
dengan
gangguan
keseimbangan
yang
tidak
diketahui
12
sistem
visual,
vestibular,
dan
sensorik
selama
(12)
13
suatu
Romberg Test
Selama tes Romberg, yang digunakan untuk mengetahui gangguan
vestibuler, pasien diminta untuk berdiri tegak dengan kaki rapat,
mata terbuka kemudian dengan mata tertutup (untuk mengeliminasi
input visual). Normalnya, tidak ada pergerakan badan atau jatuh ke
salah satu sisi. Pada vestibulopati perifer unilateral, pasien
mengalami deviasi perlahan lahan ke arah lesi.(13, 14)
Tes Romberg dapat dibuat menjadi lebih sensitif dengan :
14
Pada gambar diatas, input sensorik dari mata dihalangi. Hal ini
dapat mengakibatkan miring atau jatuh pada pasien dengan
kehilangan proprioseptif dari persendian atau gangguan vestibular
perifer.(15)
Pastpointing Test
Pasien dan pemeriksa berdiri saling berhadapan; mereka kemudian
merentangkan tangan ke depan dengan jari telunjuk saling
menyentuh satu sama lain. Pasien diminta mengangkat tangannya
dan menyentuhkan kembali jari telunjuknya dengan jari telunjuk
15
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Ludman H. Vertigo, in : Ludman H, Bradly PJ. ABC of Ear, Nose, and Throat
17
12. Robinson BS. Common Vestibular Function Test. American Physical Therapy
Association, Section on Neurology. USA. pp. 2.
13. Lalwani AK. Current Diagnosis and Treatment Otolaryngology Head and
Neck Surgery Second Edition. McGraw Hill Publishing, Lange. New York.
2007. Chapter 46.
14. Dejardin S. The Clinical Investigation of Static and Dynamic Balance. B-ENT.
2008. Suppl 8, 29.
15. Dhillon RS, East CA. An Illustrated Colour Test Ear, Nose, and Throat and
Head and Neck Surgery Second Edition. Churchill Livingstone. UK. 1999. pp.
20.
18