SKRIPSI
OLEH
JULITA ARNIS
101000208
SKRIPSI
OLEH
JULITA ARNIS
101000208
ABSTRAK
ii
ABSTRACT
Community health centers is a technical unit health districts/cities which are
responsible for organizing the construction of health in one working area. One of the
main programs in the community health center is maternal and child health.
Maternal and child health program has several main activities contained in the local
region monitoring maternal and child health, which consists of antenatal care,
maternity, new mothers, women with obstetric complications, family planning,
newborn, newborns with complications, babies and toddlers.
This research was explanatory research that explained the workload
relationship with the performance of maternal and child health officer in siantar
community health center, Simalungun regency. The samples from this study were 38
midwives who have a private practice. The data collection included interviews based
on the questionnaire, check list sheet on questionnaires completed by respondents
and direct observation of the performance of maternal and child health officers. Data
analysis was done using the chi-square test.
The result showed that 55,3% of respondentd with low workload category and
by 68,4% of respondents with low performance. Bivariate test result indicated that
the variable of workload (p=0,044) had relationship on the performance of officer in
health centers in the Siantar district Simalungun regency.
In the recommended to health office simalungun regency to put
proportionately the officers in accordance with the needs and provide complete
eqiupment and materials in each health center, enchance the ability of maternal and
child health officers by providing training and higher education.
iii
Nama
: Julita Arnis
Tempat/Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Anak Ke
: 1 Dari 4 Bersaudara
Status Perkawinan
: Belum Kawin
Alamat Rumah
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1998-2004
2. Tahun 2004-2007
3. Tahun 2007-2010
4. Tahun 2010-2014
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh
Beban Kerja Terhadap Kinerja Petugas KIA Puskesmas di Kecamatan Siantar
Kabupaten Simalungun Tahun 2014 sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara khususnya
Departemen Administrasi dan Kebijkana Kesehatan.
Selama menyelesaikan skripsi ini, begitu banyak tantangan yang penulis
hadapi, namun banyak pula dukungan dari berbagai pihat baik secara moril maupun
material. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan
kepada :
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M,Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Drs. Surya Utama,M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
3. dr. Heldy BZ, MPH selaku Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat.
4. Dr. Juanita, SE, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa diselesaikan
dengan baik.
5. dr. Fauzi, SKM selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.
6. dr. Wirsal Hasan, MPH selaku Dosen Penasehat Akademik Fakultas Kesehatan
Masyarakat.
7. Para dosen dan staf di Fakultas Kesehatan masyatakat universitas sumatera utara
khususnya departemen adinistrasi dan kebijakan kesehatan.
8. Dr. Ernawati Tarigan selaku kepala Puskesmas Kecamatan Siantar.
9. Terkhusus kepada orang tua tercinta dan tersayang, Mawardi dan Suryani yang
selalu memberikan dukungan dan mendoakan tiada henti hingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
10. Terkhusus buat nenek dan kakek tercinta dan tersayang, Nasib Wibowo dan
Marsini yang selalu memberikan senyum semangat kepada penulis.
11. Terkhusus adik-adik tercinta Febby Dwi Putri, Vika Aini dan Windy Chairunisa
yang selalu memberikan senyuman dan motivasi.
12. Terkhusus sahabat tercinta Aulia Rahman yang selalu setia memberikan
dorongan dan motivasi.
13. Terkhusus sahabat tersayang Desi Purnama Sari yang selalu setia memberikan
dorongan dan motivasi.
14. Buat teman-teman seperjuangan Fifit, Ade, Shella, Reni, Riri, Ashell, Anggi,
Ayu, Hanif, Martines, Nancy dan banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu
per satu.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan
dukungan kepada penulis.
vi
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dalam skripsi ini.
Akhirnya
semoga
skripsi
ini
bermanfaat
bagi
pihak-pihak
memanfaatkannya.
Medan, Mei 2014
Penulis
Julita Arnis
NIM : 101000208
vii
yang
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ..........................................................................................
Abstrak .................................................................................................................
Abstract ................................................................................................................
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................
Kata Pengantar....................................................................................................
Daftar Isi ..............................................................................................................
Daftar Tabel .........................................................................................................
i
ii
iii
iv
v
viii
x
1
1
7
7
7
8
8
8
9
11
12
13
14
14
15
16
27
27
27
28
29
30
32
33
34
34
34
34
34
34
viii
34
34
35
35
36
36
36
36
38
38
39
42
43
43
43
44
45
45
45
47
50
51
51
53
3.4
3.5
3.6
3.7
53
53
54
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Metode Pengukuran Variabel Independen Beban Kerja Petugas KIA ............... 38
Tabel 3.2 Metode Pengukuran Variabel Dependen Kinerja Petugas KIA .......................... 39
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Menurut Nagori (Desa) /Kelurahan Di Kecamatan
Siantar Tahun 2012 ............................................................................................... 44
Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Nagori (Desa)/Kelurahan Di
Kecamatan Siantar Tahun 2012 ............................................................................ 44
Tabel 4.3 Distribusi Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Nagori (Desa)/Kelurahan Di
Kecamatan Siantar Tahun 2012 ............................................................................ 45
Tabel 4.4 Distribusi Beban Kerja Responden KIA Puskesmas Kecamatan Siantar ........... 45
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Beban Kerja Petugas KIA
Puskesmas Kecamatan Siantar .............................................................................. 46
Tabel 4.6 Distribusi Kinerja Responden KIA Puskesmas Kecamatan Siantar ................... 47
Tabel 4.7 Distribusi Kinerja Responden KIA Berdasarkan Kategori Kinerja
Puskesmas Kecamatan Siantar ................................................................................ 50
Tabel 4.8 Hubungan Beban Kerja Terhadap Kinerja Petugas KIA Dalam
Melaksanakan Tugas-Tugas Pokok KIA Di Puskesmas Kecamatan Siantar .......... 51
Tabel 4.9 Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Petugas KIA Dalam
Melaksanakan Tugas-Tugas Pokok KIA Di Puskesmas Kecamatan Siantar .......... 52
BAB 1
PENDAHULUAN
AKB pada tahun 2007 sebesar 26,9 per 100.000 kelahiran hidup, AKABA 67 per
1000 kelahiran hidup, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Dinkes Sumut
2012).
Untuk menunjang keberhasilan upaya-upaya kesehatan di setiap daerah maka
pemerintah menetapkan UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, dimana
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia memberikan wewenang pada
daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan secara otonom. Otonomi daerah
dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada
daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan peraturan, pembagian dan
pemanfaatan sumber daya nasional, serta penimbangan keuangan pusat dan daerah ,
sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan
keadilan, serta potensi dan keanekaragaman daerah yang dilaksanakan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam peningkatan derajat
kesehatan adalah didirikan puskesmas di setiap kecamatan. Berdasarkan Kepmenkes
RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat, puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota
yang
bertanggung
jawab
menyelenggarakan
pembanguanan
Puskesmas
memiliki
upaya
kesehatan
wajib
dan
upaya
kesehatan
di puskesmas dapat dilihat dari beban kerja yang dimiliki oleh setiap tenaga
kesehatan.
Berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang dimaksud
dengan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
Beban kerja adalah tanggungjawab kewajiban yang harus dilaksanakan karena
pekerjaan tertentu dan juga sebagai tanggung jawab (Simamora, 2001). Semakin
banyak tugas yang harus dikerjakan oleh seseorang semakin berat beban kerja yang
disandangnya dan semakin tidak optimal hasil yang didapatkannya (Gibson dkk,
1995).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2004) tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, beban kerja puskesmas sebagai unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota terlalu berat. Pertama disebabkan
oleh rujukan kesehatan ke dan dari dinas kesehatan kabupaten/kota kurang berjalan.
Kedua, karena dinas kesehatan yang sebenarrnya bertanggungjawab terhadap
keberhasilan pembangunan kesehatan secara menyeluruh di wilayah kabupaten/kota
lebih banyak melaksanakan tugas-tugas administratif.
Menurut Mathis dan Jackson (2002), kinerja pada dasarnya adalah apa yang
dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang
memengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Domen (2013) mengenai pengaruh
karakteristik individu dan beban kerja terhadap kinerja petugas KIA dalam
melaksanakan program di puskesmas se Kota Pematangsiantar adalah terdapat
hubungan antara karakteristik individu, psikologi dan beban kerja terhadap kinerja
petugas KIA dalam melaksanakan tugas di puskesmas se Kota Pematangsiantar.
Keberhasilan pelayanan kesehatan ibu dan anak selain angka mortalitas dapat
juga dilihat dari hasil cakupan seperti : cakupan pelayanan ibu hamil kunjungan ke 1
(K1),
jumlah penduduk 830.986 jiwa, jumlah puskesmas 34 dan jumlah bidan yang bekerja
di puskesmas 538 orang. Salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten
Simalungun yaitu Kecamatan Siantar. Kecamatan Siantar memiliki 2 unit puskesmas
induk, 5 unit puskesmas pembantu dan 2 unit poskesdes, jumlah tenaga kesehatan
untuk Puskesmas Kecamatan Siantar terdiri dari 10 dokter umum, 2 dokter gigi, 50
bidan PNS (Pegawai Negeri Sipil), 31 bidan PTT (Pegawai Tidak Tetap), 29 perawat
dan 2 perawat gigi. Dengan sumber daya yang dimiliki, maka diupayakan dapat
mengurangi AKI dengan meningkatkan kinerja petugas, oleh karena itu perlu dilihat
kinerja petugas KIA yang terdapat di puskesmas.
Dari hasil survei awal yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap petugas KIA
bahwa pelayanan antenatal belum dilaksanakan sesuai dengan standar seperti
pengisian buku KIA dengan lengkap, ukur lingkar lengan atas dan ukur tinggi fundus
uteri, dimana hal tersebut digunakan untuk pendeteksian secara dini penyakit yang
mungkin terjadi. Pemilihan Kecamatan Siantar sebagai tempat penelitian karena
Kecamatan Siantar memiliki jumlah bidan yang terbanyak di wilayah Kabupaten
Simalungun, walaupun jumlah bidan terbanyak ada di Kecamatan Siantar, tetapi
bidan yang bertugas di program KIA masih banyak yang tidak melakukan pelayanan
sesuai standar.
Pembagian beban kerja yang kurang merata kepada setiap tenaga kesehatan di
puskesmas menjadi penyebab kurangnya kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan
pada masyarakat, pegawai yang tidak mendapatkan tugas yang tidak merata maka
beban kerja yang diterimanya tidak merata. Demikian juga dengan permasalahan
yang terjadi di Koordinator KIA yang merupakan program yang berfokus pada
kesehatan ibu, bayi dan balita, yang merupakan salah satu penentu derajat kesehatan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas dan survei awal yang dilakukan pada
Puskesmas Kecamatan Siantar, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Petugas KIA Puskesmas di Kecamatan
Siantar Kabupaten Simalungun.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana pengaruh beban kerja terhadap kinerja petugas KIA
Puskesmas di Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh beban
kerja terhadap kinerja petugas KIA Puskesmas di Kecamatan Siantar Kabupaten
Simalungun.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi dinas kesehatan dan puskesmas lainnya dalam menyusun
perencanaan sumber daya manusia khususnya petugas KIA.
2. Bagi petugas KIA sebagai bahan informasi dan pemahaman tentang beban kerja
dalam upaya peningkatan kinerja.
3. Bagi peneliti sendiri, pelaksanaan penelitian ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman secara langsung dalam penerapan disiplin ilmu yang diperoleh.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan kabupaten/kota,
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional
dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat
pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
3. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota,
sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya sebagian upaya pembangunan
selalu
berupaya
menggerakkan
dan
memantau
10
termasuk
menyelenggarakan
dan
pembiayaannya,
memantau
serta
pelaksanaan
ikut
program
menetapkan,
kesehatan.
11
tersebut
antara
lain promosi
kesehatan,
pemberantasan
penyakit,
pelayanan
kesehatan
strata
pertama
yang
bertanggungjawab
unit
pelaksana
teknis
dinas
kesehatan
kabupaten/kota
yang
12
kesehatan
kabupaten/kota,
sedangkan
13
14
15
WHO,
mulai
surveilens
dari
adalah
kegiatan
suatu
kegiatan
mengumpulkan,
sistematis
menganalisis
dan
16
17
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus
oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat.
6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat
dan pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.
7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di
semua fasilitas kesehatan.
9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.
Beberapa program KIA menurut Kemenkes 2010 adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan
khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan
dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri atas:
18
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan dengan alat timbangan dan
mikrotois.
b. Ukur tekanan darah dengan alat tensimeter.
c. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas) dengan meteran.
d. Ukur tinggi fundus uteri.
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin dengan alat stetostop.
f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan dengan alat form skrining.
g. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
h. Test laboratorium (rutin dan khusus).
i. Tatalaksana kasus.
j. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan golongan
darah, hemoglobin, protein urine dan gula darah puasa. Pemeriksaan khusus
dilakukan di daerah prevalensi tinggi dan atau kelompok berisiko,
pemeriksaan yang dilakukan adalah hepatitis B, HIV, sifilis, malaria,
tuberkulosis, kecacingan dan thalasemia. Dengan demikian maka secara
operasional, pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh
tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula bahwa
frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan,
dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan sebagai
berikut :
19
20
Tenaga
kesehatan
yang
berkompeten
memberikan
pelayanan
21
22
23
standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan
rujukan. Diperkirakan sekitar 15-20 % ibu hamil akan mengalami komplikasi
kebidanan. Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat
diduga sebelumnya, oleh karenanya semua persalinan harus ditolong oleh
tenaga kesehatan agar komplikasi kebidanan dapat segera dideteksi dan
ditangani. Untuk meningkatkan cakupan dan kualitas penanganan komplikasi
kebidanan maka diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu
memberikan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi secara berjenjang
mulai dari polindes/poskesdes, puskesmas mampu PONED sampai rumah
sakit PONEK 24 jam. Pelayanan medis yang dapat dilakukan di Puskesmas
mampu PONED meliputi :
a. Pelayanan obstetri :
1) Penanganan perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas.
2) Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan (preeklampsi dan eklampsi)
3) Pencegahan dan penanganan infeksi.
4) Penanganan partus lama/macet.
5) Penanganan abortus.
6) Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi
rujukan.
b. Pelayanan neonatus :
1) Pencegahan dan penanganan asfiksia.
2) Pencegahan dan penanganan hipotermia.
24
25
26
27
28
29
2.3.3
Pengukuran Kinerja
Menurut Rosidah (2009), fokus dalam pengukuran kinerja adalah penilaian
30
Beban kerja meliputi tanggungan kerja yang meliputi fisik maupun mental.
Akibat beban kerja yang berlebihan maka dapat mengakibatkan seorang tenaga
kesehatan mengalami gangguan kesehatan dan menghambat pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya.
Beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh
tenaga kesehatan profesional dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan
kesehatan. Analisa beban kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada satuan
kerja dengan cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi dengan
kapasitas kerja perorangan per satuan waktu. (Depkes, 2004)
Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja antara lain :
a. Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh tenaga kerja, yaitu :
1. Tugas-tugas yag bersifat fisik, seperti tata ruang,alat kerta, tempat kerja,
sikap kerja, kondisi kerja dan tingkat kesulitan.
2. Organisasi kerja, seperti waktu istirahat, waktu kerja, sistem upah, struktur
organisasi dan pelimpahan wewenang.
3. Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, kimia, biologis dan
psikologis.
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh pekerja sendiri
yang timbul akibat dari faktor eksternal. Faktor internal meliputi somatis
(jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan dan status gizi) dan
faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan).
31
2.4.1
32
Variabel Dependen
Beban kerja
1. Pelayanan
Antenatal
2. Pelayanan Ibu
Nifas
3. Deteksi Dini
Faktor Risiko dan
Komplikasi
4. Pelayanan
Kesehatan Bayi
dan Balita
5. Pelayanan KB
33
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah explanatory research yang menjelaskan hubungan
beban kerja dengan kinerja petugas KIA di Puskemas Kecamatan Siantar Kabupaten
Simalungun.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Siantar.
Pemilihan lokasi pada penelitian ini karena Kecamatan Siantar memiliki jumlah
tenaga kesehatan terbanyak di Kabupaten Simalungun.
3.2.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014 Mei 2014.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah bidan PNS (pegawai negeri sipil) dan bidan
PTT (pegawai tidak tetap) yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Siantar yang berjumlah 60 orang ( bidan PNS dan bidan PTT).
3.3.2
Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah 38 orang bidan (bidan yang melaksanakan
program KIA di puskesmas dan bidan yang tidak melaksanakan program KIA di
puskesmas tetapi mempunyai izin praktek di rumah sebagai praktek pribadi). Cara
pengambilan sampel adalah dengan metode proportionate stratified random sampling
34
35
yaitu pengambilan sampel secara acak dan proposional dari setiap puskesmas. Sampel
yang dipilih terdiri dari bidan yang melaksanakan program KIA di puskesmas dan
bidan yang tidak melaksanakan program KIA di puskesmas, tetapi membuka praktek
di rumah. Pembagian pengambilan sampel secara proporsional di setiap puskesmas
agar mewakili keseluruhan populasi. Besar sampel ditentukan dengan rumus sebagai
berikut :
n =
Keterangan :
n
N
d
= Jumlah sampel
= Jumlah populasi
= Presisi yang ditetapkan (0,1)
n =
n = 38
36
37
38
Jumlah
Dimensi
pertanyaan
6
Kuantitatif
Kualitatif
Indikator
- Kesesuaian
petugas dengan
kunjungan
pasien
- Kesesuaian
petugas dengan
tugas luar gedung
- Kesesuaian
petugas dengan
tugas pokok
- Kesesuaian
dengan kesulitan
pekerjaan
- Kejenuhan dalam
melakukan
pekerjaan
Pilihan
jawaban
Tidak
skor
Ya
Kategori
variabel
1. Baik
(10-12)
2. Kurang
(6-9)
39
Jumlah
pertanyaan
Kinerja
50
Dimensi
1. Pelayanan
antenatal
Indikator
1. Timbang BB
dan ukur TB
2. Ukur tekanan
darah
3. Nilai status
gizi
4. Ukur tinggi
fundus uteri
5. Presentase
denyut
jantung janin
6. Skrining
status
imunisasi TT
Pilihan
jawaba
n
Sering/s
elalu
Kadangkadang
Tidak
Sk
or
Kategori
variabel
Baik (51100)
Kurang
(0-50)
1
0
40
7. Pemberian
tablet zat besi
8. Tes
labolatorium
9. Tatalaksana
kasus
10. Konseling
2. Pelayanan
nifas
1. Pemeriksaan
tekanan
darah
2. Pemeriksaan
tinggi fundus
uteri
3. Pemeriksaan
lokhia
4. Pemeriksaan
payudara
5. Pemberian
kapsul
Vitamin A
200.000 IU
6. Pelayanan
KB pasca
salin
3. Deteksi
dini faktor
resiko dan
komplikasi
1. Deteksi dini
faktor resiko
dan
komplikasi
4. Pelayanan
kesehatan
bayi
1. Pemberian
imunisasi
dasar
lengkap
(BCG, Polio
1,2,3,4,
DPT/HB1,2,
3, Campak)
sebelum bayi
berusia 1
tahun
2. Stimulasi
deteksi
intervensi
dini tumbuh
kembang
bayi
3. Pemberian
41
4.
5.
5. Pelayanan
kesehatan
anak balita
1.
2.
3.
4.
5.
vitamin A
100.000 IU
(6 - 11
bulan)
Konseling
ASI
eksklusif
Penanganan
dan rujukan
kasus bila
diperlukan
Pelayanan
pemantauan
pertumbuhan
minimal 8
kali setahun
yang tercatat
dalam Buku
KIA/KMS
Stimulasi
Deteksi dan
Intervensi
Dini Tumbuh
Kembang
(SDIDTK)
minimal 2
kali dalam
setahun
Pemberian
Vitamin A
dosis tinggi
(200.000
IU), 2 kali
dalam
setahun
Kepemilikan
dan
pemanfaatan
buku KIA
oleh setiap
anak balita
Pelayanan
anak balita
sakit sesuai
standar
dengan
menggunaka
n pendekatan
MTBS
42
6. Pelayanan
KB
1. Konseling
pada ibu
hamil untuk
melakukan
KB pasca
salin
BAB 4
HASIL PENELITIAN
43
44
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Silampuyang
Silau Manik
Silau Malaha
Marihat Baris
Siantar Estate
Rambung Merah
Karang Bangun
Pem. Simalungun
Dolok Marlawan
Pantoan Maju
Sejahtera
Sitalasari
Laras Dua
Nusa Harapan
Lestari Indah
Dolok Hataran
Pem. Silampuyang
Jumlah
Sumber : BPS Simalungun
Laki-laki
1.952
1.176
1.459
1.915
1.929
2.706
2.496
4.926
1.514
1.014
1.007
2.001
1.302
1.591
2.083
1.880
935
31.886
Jumlah Penduduk
Perempuan
1.921
1.181
1.416
1.758
1.992
2.696
2.508
4.991
1.581
1.044
1.107
2.122
1.353
1.777
1.771
2.127
922
32.267
Jumlah
3.873
2.357
2.875
3.673
3.921
5.402
5.004
9.917
3.095
2.058
2.114
4.123
2.655
3.368
3.864
4.007
1.857
64.153
Jenis Sarana
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Poskesdes
Polindes
Klinik
Jumlah
2
buah
5
buah
1
buah
2
buah
6
buah
45
6
Praktek Dokter
7
Praktek Bidan
8
Apotek
9
Toko Obat
Sumber : BPS Simalungun
7
55
7
6
buah
buah
buah
buah
Tenaga Kesehatan
Dokter
Bidan
Perawat/Mantri
Dukun Bayi
Jumlah
25 Orang
78 Orang
87 Orang
13 Orang
Pernyataan
n
Ya
%
Tidak
%
Jumlah
n
%
78,9 8
21,1 38
100
31,6 26
68,4 38
100
60,5 15
39,5 38
100
46
78,9 8
21,1 38
100
84,2 6
15,8 38
100
47,4 20
52,6 38
100
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa beban kerja petugas KIA dalam melakukan
program-program yang terdapat di puskesmas adalah 8 (21,1%) menjawab tidak
sesuai perbandingan jumlah petugas dengan jumlah kunjungan pasien, 26 (68,4%)
menjawab tidak sesuai pekerjaan puskesmas di luar tugas pokok, 15 (39,5%)
menjawab tidak sesuai perbandingan jumlah petugas dengan tugas-tugas di luar
gedung puskesmas, 8 (21,1%) menjawab tugas pokok di puskesmas tidak ada
hubungannya dengan KIA, 6 (15,8%) menjawab jenuh menunggu proses persalinan
karena menyita waktu yang lama dan 20 (52,6%) menjawab berani menolong
persalinan dengan letak bokong.
Beban kerja petugas KIA dalam melaksanakan program di puskesmas
dikategorikan berdasarkan beban kerja baik dan beban kerja kurang baik., untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Beban Kerja Petugas
KIA Puskesmas Kecamatan Siantar
Beban Kerja
Sesuai
Tidak Sesuai
Jumlah
Jumlah
17
21
38
Persentase
44,7
55,3
100
47
Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa beban kerja petugas KIA Puskesmas
Kecamatan Siantar beban kerja baik sebesar 17 (44,7%) dan beban kerja kurang baik
sebesar 21 (55,3%).
4.2.2 Kinerja
Distribusi kinerja pada responden dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Distribusi Kinerja Responden KIA Puskesmas Kecamatan Siantar
No.
Pernyataan
Tidak
Kadang-
Selalu
Jumlah
kadang
A.
1
Pelayanan antenatal
Bidan melakukan timbang berat badan dan ukur
5,3 22
57,9 14
36,8 38
100
tinggi badan
2
7,9 22
57,9 13
34,2 38
100
18,4 21
55,3 10
26,3 38
100
15,8 16
42,1 16
42,1 38
100
13,2 16
42,1 17
44,7 38
100
jantung janin
6
10,5 21
55,3 13
34,2 38
100
15,8 20
52,6 12
31,6 38
100
13 34,2 22
57,9 3
7,9
38
100
15 39,5 15
39,5 8
21,0 38
100
10
10 26,3 14
36,8 14
36,9
38 38
100
10,5 22
57,9 12
31,6 38
100
17
21,0 21
55,3 9
23,7 38
100
18
15,8 22
57,9 10
26,3 38
100
15,8 23
60,5 9
23,7 38
100
18,4 20
52,7 11
28,9 38
100
B.
16
20
sebanyak 2 kali
48
21
C.
27
23,7 21
55,3 8
21,0 38
100
18,4 19
50,0 12
31,6 38
100
40
21,0 19
50,1 11
28,9 38
100
41
15,8 21
55,3 11
28,9 38
100
14
36,8 18
47,4 6
15,8 38
100
43
18,4 21
55,3 10
26,3 38
100
44
21,0 18
47,5 12
31,5 38
100
21,1 20
52,6 10
26,3 38
100
23,7 20
52,6 9
23,7
38
100
13
34,2 17
44,7 8
21,1
38
100
21,0 19
50,1 11
28,9
38
100
18,4 15
39,5 16
42,1
38
100
10
26,3 16
42,1 12
31,6
38
100
bila diperluakan
E.
45
46
48
49
F.
50
Pelayanan KB berkualitas
Bidan melakukan konseling terhadap ibu hamil
mengenai KB pascapersalinan
Dari Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa kinerja petugas KIA dalam
melaksanakan pelayanan antenatal adalah sebagai berikut tidak melakukan timbang
berat badan dan ukur tinggi badan pasien 2 (5,3%), tidak melakukan ukur tekanan
49
darah pasien 3 (7,9%), tidak melakukan ukur lingkar lengan atas pasien 7 (18,4%),
tidak melakukan ukur tinggi fundus uteri 6 (15,8%), tidak melakukan presentasi janin
dan denyut jantung janin 5 (13,2%), tidak melakukan imunisasi TT pada pasien 4
(10,5%), tidak melakukan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
pada pasien 6 (15,8%), tidak melakukan melakukan tes labolatorium pada pasien 13
(34,2%), tidak melakukan konseling kepada pasien 10 (26,3%).
Kinerja petugas dalam melaksanakan pelayanan kesehatan ibu nifas adalah
sebagai berikut tidak melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu
4 (10,5%), tidak melakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri 8 (21,0%), tidak
melakukan pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam 6
(15,8%), tidak
50
yang tercatat dalam nuku KIA/KMS 8 (21,0%), tidak melakukan stimulasi deteksi
dan intervensi dini tumbuh kembang(SD/DTK) minimal 2 kali dalam setahun 9
(23,7%), tidak melakukan pemberian vitamn A dosis tinggi (200.000 IU) 2 kali dalam
setahun 13 (34,2%), tidak memeriksa kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh
setiap anak balita 8 (21,0%) dan tidak melakukan pelayanan anak balita sakit sesuai
standar dengan mengunakan pendekatan MTBS 7 (18,4%). Dan kinerja petugas
dalam pelayanan KB berkualitas adalah tidak melakukan konseling terhadap ibu
hamil mengenai KB pascapersalinan 10 (26,3%).
Kinerja petugas KIA dalam melakukan kegiatan pokok KIA dikategorikan
berdasarkan kinerja baik dan kinerja kurang bai, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7 Distribusi Kinerja Responden KIA Berdasarkan Kategori Kinerja
Puskesmas Kecamatan Siantar
Kinerja
Baik
Kurang
Jumlah
Jumlah
12
26
38
Persentase
31,6
68,4
100
Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa kinerja petugas KIA dalam
melaksanakan kegiatan pokok program KIA adalah kinerja baik 12 (31,6%) dan
kinerja kurang 26 (68,4%).
4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan beban kerja
terhadap kinerja petugas KIA dalam melaksanakan program KIA di Puskesmas
Kecamatan Siantar.
51
No
Variabel
Beban Kerja
- Sesuai
- Tidak Sesuai
Baik
n
%
Kinerja
Kurang
n
%
Total
N
%
2
10
15
11
17
21
11,8
47,6
88,2
52,4
100
100
P
Value
0,044
52
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara beban kerja dengan
kinerja petugas KIA, jika beban kerja sesuai maka kinerja baik, begitu juga
sebaliknya jika beban kerja tidak sesuai maka kinerja kurang, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini :
Tabel 4.9 Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Petugas KIA dalam
melaksanakan Tugas-Tugas Pokok KIA di Puskesmas Kecamatan
Siantar
Variabel
independen
Beban Kerja
Nilai B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
-1.920
.870
4.864
.027
.147
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1
KIA
dalam
53
54
55
56
57
mengetahui kesehatan ibu dan pertumbuhan bayinya, tetapi kadang ada beberapa
responden yang melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
karena berdasarkan permintaan pasien. Terdapat 13 (34,2%) responden yang
menyatakan bahwa mengukur tekanan darah pasien, banyak yang tidak melakukan
pengukuran tekanan darah karena responden mernganggap bahwa pengukuran
tekanan darah tidak perlu dilakukan jika tidak ada keluhan dari pasien, tetapi kadang
ada responden yang melakukan pengukuran tekanan darah karena merasa bahwa hal
tersebut memang penting dan permintaan dari pasien.
Masih dalam kegiatan pelayanan antenatal, terdapat 10 (26,3%) responden
yang menyatakan bahwa selalu mengukur lingkar lengan atas, banyak responden
yang tidak melakukan pengukuran lingkar lengan atas karena tidak tersedianya alat
pengukuran dan menganggap bahwa hal tersebut tidak diperlukan, tetapi kadang ada
responden yang melakukan karena pengukuran lingkar lengan atas dapat
menggambarkan status gizi ibu hamil. Terdapat 16 (42,1%) responden yang
menyatakan bahwa selalu mengukur tinggi fundus uteri, banyak responden yang tidak
melakukan pengukuran tinggi fundus uteri karena responden menganggap bahwa usia
kehamilan bisa ditanya langsung oleh pasien ataupun diperkiran dari bentuk perut
pasien, tetapi ada responden yang kadang melakukan pengukuran fundus uteri karena
permintaan dari pasien. Terdapat 17 (44,7%) responden yang menyatakan bahwa
selalu mengukur presentasi janin dan denyut jantung janin, banyak responden yang
tidak melakukan pengukuran presentasi janin dan denyut jantung janin karena
menganggap bahwa hal tersebut tidak diperlukan, tetapi ada responden yang kadang
melakukan pengukuran presentasi janin dan denyut jantung janin karena permintaan
58
59
yang tidak melakukan konseling karena tidak adanya permintaan dari pasien, tetapi
ada responden kadang melakukan konseling karena merasa pasien membutuhkannya.
Secara operasional pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan
oleh tenaga kesehatan dan memenuhi standar yang terdapat di kegiatan pokok.
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan
ketentuan waktu minimal 1 kali pada trimester pertama, minimal 1 kali pada trimester
kedua dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan itu
dianjurkan untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini
faktor resiko, pencegahan dan penanganan komplikasi (Kemenkes 2010).
2. Pelayanan Nifas
Pada pelayanan nifas terdapat 6 kegiatan, berikut ini penjelasan dari kegiatankegiatan yang terdapat di pelayanan nifas yaitu, terdapat 12 (31,6%) responden yang
menyatakan bahwa selalu melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan
suhu, banyak responden yang tidak melakukan pemeriksaan tekana darah, nadi,
respirasi dan suhu karena responden menganggap bahwa hal tersebut tidak penting
dilakukan dan juga karena tidak tersedianya alat, tetapi ada responden kadang
melakukan pemeriksaan tekana darah, nadi, respirasi dan suhu karena berdasarkan
permintaan pasien. Terdapat 9 (23,7%) responden yang menyatakan bahwa selalu
memeriksa tinggi fundus uteri, banyak responden yang tidak melakukan melakukan
pemeriksaan tinggi fundus uteri karena proses persalinan berjalan tanpa adanya
masalah, tetapi ada responden kadang melakukan pemeriksaan fundus uteri karena
menganggap bahwa hal tersebut memang perlu dilakukan.
60
61
sampai dengan 3 hari setelah persalinan, kunjungan nifas kedua dalam waktu hari ke4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan dan kunjungan nifas ketiga dalam
waktu hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 setelah persalinan (Kemenkes 2010).
3. Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi Kebidanan dan Neonatus oleh
Tenaga Kesehatan Maupun Masyarakat
Kegiatan pokok ketiga yaitu deteksi dini faktor resiko dan komplikasi
kebidanan dan neonatus oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat, yang terdapat 1
kegiatan, berikut ini penjelasan dari kegiatan yang terdapat di deteksi dini faktor
resiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga kesehatan maupun
masyarakat yaitu terdapat 12 (31,6%) responden yang menyatakan bahwa selalu
melakukan pendeteksian dini terhadap faktor resiko dan komplikasi yang akan
dialami oleh ibu hamil, banyak responden yang tidak melakukan pendeteksian dini
terhadap faktor resiko dan komplikasi yang akan dialami oleh ibu hamil karena tidak
ada faktor resiko yang dialami oleh pasien, tetapi ada responden kadang pendeteksian
dini terhadap faktor resiko dan komplikasi yang akan dialami oleh ibu hamil karena
adanya permintaan dari pasien.
Deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang adanya faktor
risiko dan komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini mungkin merupakan
kunci keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi yang dilahirkan.
Sebagian besar kematian ibu dapat dicegah apabila mendapat penanganan yang
adekuat di fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes 2010).
62
63
kasus karena responden menganggap bahwa hal tersebut tidak diperlukan, tetapi ada
responden kadang melakukan penanganan dan rujukan kasus karena permintaaan dari
pasien.
Hal tersebut tidak sesuai dengan tujuan yang terdapat pada pelayanan
kesehatan bayi, dimana pelayanan kesehatan bayi diberikan oleh tenaga kesehatan
sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir. Hal
ini bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar,
mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat
mendapatkan pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui
pemantauan pertumbuhan, imunisasi serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan
stimulasi tumbuh kembang (Kemenkes 2010).
5. Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Pada pelayanan kesehatan anak balita terdapat 5 kegiatan, berikut ini
penjelasan dari kegiatan-kegiatan yang terdapat di pelayanan kesehatan anak balita
yaitu, terdapat 10 (26,3%) responden yang menyatakan bahwa selalu melakukan
pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam buku
KIA/KMS, banyak responden yang tidak melakukan pelayanan pemantauan
pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam buku KIA/KMS karena
responden menganggap bahwa hal tersebut di lakukan di posyandu, tetapi ada
responden kadang melakukan pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali
setahun yang tercatat dalam buku KIA/KMS karena permintaan langsung oleh pasien.
Masih dalam kegiatan pelayanan kesehatan anak balita, terdapat 9 (23,7%)
responden yang menyatakan bahwa selalu melakukan stimulasi deteksi dan intervensi
64
dini tumbuh kembang minimal 2 kali dalam setahun, banyak responden yang tidak
melakukan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang minimal 2 kali
dalam setahun karena responden menganggap bahwa hal tersebut dilakukan di
posyandu, tetapi ada responden kadang melakukan stimulasi deteksi dan intervensi
dini tumbuh kembang minimal 2 kali dalam setahun karena permintaan langsung dari
responden.terdapat 8 (21,1%) responden yang menyatakan bahwa selalu memberikan
vitamin A dosis tinggi (200.000) IU 2 kali setahun, banyak responden yang tidak
memberikan vitamin A dosis tinggi (200.000) IU 2 kali setahun karena menganggap
hal tersbut tidak perlu dilakukan, tetapi ada responden kadang memberikan vitamin A
dosis tinggi (200.000) IU 2 kali setahun karena kebutuhan dari pasien.
Masih dalam kegiatan pelayanan kesehatan anak balita terdapat 11 (28,9%)
responden yang menyatakan bahwa selalu memeriksa kepemilikan dan pemanfaatan
buku KIA oleh setiap anak balita, banyak responden yang tidak memeriksa
kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita karena responden
menganggap bahwa hal tersebut dilakukan di posyandu, tetapi ada responden kadang
memeriksa kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita karena
permintaan langsung dari pasien. Dan terdapat 16 (42,1%) responden yang
menyatakan bahwa selalu melakukan pelayanan anak balita sakit sesuai standar
dengan menggunakan pendekatan MTBS, banyak responden yang tidak melakukan
pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS
karena responden merasa terlalu lama dengan metode MTBS, tetapi ada responden
kadang melakukan pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan
pendekatan MTBS karena responden merasa hal tersebut biasa dilakukan.
65
Penjelasan diatas tidak sesuai dengan tujuan dari pelayanan kesehatan anak
balita dimana lima tahun pertama masa kehidupan, pertumbuhan mental dan
intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa keemasan dimana terbentuk
dasar-dasar kemempuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental
intelektual. Upaya deteksi dini pada anak balita sangat penting agar dapat dikoreksi
sedini mungkin atau mencegah gangguan ke arah yang lebih berat (Kemenkes 2010).
6. Pelayanan KB
Pada pelayanan KB berkualitas terdapat 1 kegiatan, berikut ini penjelasan
dari kegiatan yang terdapat di pelayanan KB berkualitas yaitu, terdapat 12 (31,6%)
responden yang menyatakan selalu melakukan konseling terhadap ibu hamil
mengenai KB pasca salin, banyak responden yang tidak melakukan konseling
terhadap ibu hamil mengenai KB pasca salin karena tidak ada permintaan dari pasien,
tetapi ada responden kadang melakukan konseling terhadap ibu hamil mengenai KB
pasca salin karena adanya permintaan langsung dari pasien.
Secara statistik terdapat hubungan antara beban kerja dengan kinerja petugas
KIA , dimana dari hasil uji chi square diperoleh nilai yang signifikan yaitu 0,044,
yang menunjukkan bahwa kinerja petugas KIA di puskesmas akan semakin tidak baik
apabila beban kerjanya juga semakin tinggi, sebaliknya kinerja petugas KIA di
puskesmas akan semakin baik apabila beban kerjanya juga semakin rendah. Dengan
demikian peningkatan kinerja petugas KIA di puskesmas dapat dilakukan dengan
memberikan beban kerja yang sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan petugas
yang ditunjuk. Berdasarkan uji Regresi, terdapat pengaruh antara beban kerja
66
terhadap kinerja petugas KIA, hal ini dilihat dari nilai yang diperoleh yaitu p = 0,027
< 0,05.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silalahi
(2013), tentang pengaruh karakteristik individu psikologi dan beban kerja terhadap
kinerja petugas KIA dalam melaksanakan program di Puskesmas Se Kota
Pematangsiantar bahwa terdapat hubungan antara yang signifikan dari semua variabel
yaitu variabel karakteristik individu, psikologi dan beban kerja terhadap kinerja
petugas KIA dalam melaksanakan pelayanan antenatal di Puskesmas se Kota
Pematangsiantar. Dan sejalan juga dengan penelitian Tambun (2005), tentang
hubungan beban kerja dengan kinerja koordinator SP2TP puskesmas di kota medan
yang menyatakan bahwa ada hubungan yang benar-benar bermakna antara variabel
beban kerja dengan variabel kinerja koordinator SP2TP puskesmas.
Beban kerja adalah konsep penggunaan energi pokok dan energi cadanan
yang tersedia, suatu tugas dipandang berat apabila energi pokok telah habis terpakai
dan masih harus menggunakan energi cadangan untuk menyelesaikan tugas lain.
Semakin banyak tugas yang harus dikerjakan oleh seseorang semakin berat beban
kerja yang disandangnya dan semakin tidak optimal hasil yang didapatkannya
(Gibson 1995).
Peran kepala puskesmas dalam peningkatan kinerja petugas KIA merupakan
peran penting, karena kepala pukesmas merupakan penanggung jawab program
puskesmas. Kepala puskesmas perlu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
petugas KIA. Kepala puskesmas dapat memberikan pengarahan melalui pelatihan
67
yang dapat mendorong terwujudnya kinerja yang lebih baik karena meningkatnya
keterampilan dan pengalaman melaksanakan pekerjaannya.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Kecamatan
Siantar mengenai pengaruh beban kerja terhadap kinerja petugas KIA dapat
disimpulkan bahwa :
1. Responden yang termasuk beban kerja pada kategori kurang, karena pekerjaan
puskesmas diluar tugas pokok tidak sesuai dan ada tugas lain selain tugas
pokok sebagai petugas KIA.
2. Responden yang termasuk pada kinerja kurang, karena responden hanya
kadang-kadang melakukan indikator-indikator dalam kegiatan pokok KIA
terhadap pasien yang datang.
3. Berdasarkan hasil uji chi-Square yang dilakukan menyatakan bahwa terdapat
pengaruh antara beban kerja dengan kinerja petugas KIA, kemudian
dilanjutkan dengan uji regresi linear berganda yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh antara beban kerja dengan kinerja petugas KIA puskesmas
di Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran dari peneliti adalah
sebagai berikut :
1. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun hendaknya menempatkan
petugas KIA sesuai dengan kebutuhan secara proporsional dan memberikan
68
69
kelengkapan alat dan bahan serta melakukan pelatihan terhadap petugas KIA
mengenai pemakaian alat dan bahan.
2. Kepada kepala puskesmas hendaknya melakukan pengawasan dan melakukan
evaluasi pada setiap kegiatan pokok KIA dan mebusulkan kebutuhan alat dan
bahan ke Dati II.
3. Kepada petugas KIA hendaknya melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas
pokok KIA dengan cara lebih memahami tugasnya secara utuh, melaksanakan
kegiatan kia sesuai standar, melakukan pencatatan yang lengkap dan teratur.
70
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun Tahun 2013.
Depkes RI, 2004. Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
________, 2004. Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan di Tingkat Provinsi, Kabupaten, Kota dan Rumah Sakit.
________, 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 932 Tahun 2002 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota Cetakan Kedua.
Domen,S, 2013. Pengaruh Karakteristik Individu Psikologi Dan Beban Kerja
Terhadap Kinerja Petugas KIA Dalam Melaksanakan Program Di
Puskesmas Se Kota Pematangsiantar Tesis FKM USU.
Gibson, J., L., Ivancevich., Donelly., J., H., 1995. Perilaku, Struktur, Proses Jilid I,
Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
Kemenkes RI, 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Detempat Kesehatan Ibu dan
Anak(PWS-KIA).
___________, 2012. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011.
Mathis, Robert, L., Jacson, Jhon, H., 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia,
Salemba, Jakarta.
Munandar, A., S., 2001. Psikologi Industri dan Organisasi, Universitas Indonesia,
Jakarta.
Profil Dinas Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2012.
Riset Kesehatan Dasar Nasional Tahun 2010.
Rivai, V., Basri., A., F., M., 2005. Performance Appraisal Edisi Pertama, Grafindo
Grafindo Persada, Jakarta.
Rosidah, Ambar Teguh Sulistiyani, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Sastrohadiwiryo, Siswanto, 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Bumi Aksara,
Jakarta.
71
Silalahi, Domen, 2013. Tesis dengan Judul Pengaruh Karakteristik Individu dan
Beban Kerja Terhadap Kinerja Petugas KIA dalam Melaksanakan Program
di Puskesmas se Kota Pematangsiantar.
Simamora, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kedua, Cetakan Ke III,
STIE YPKN, Yogyakarta.
Tambun, Linda, 2005. Skripsi dengan Judul Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja
Koordinator SP2TP Puskesmas di Kota Medan Tahun 2005.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
72
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA PETUGAS
KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PUSKESMAS DI KECAMATAN
SIANTAR KABUPATEN SIMALUNGUN
Identitas Responden
1.
2.
3.
4.
No
Pendidikan
:
: a. D.I
b. D.III
c. D.IV
Pekerjaan
: a. PNS
b. PTT
Tempat Tugas :
Ya
Tidak
73
21
I. Deteksi dini faktor resiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus
27 Saya melakukan pendeteksian dini terhadap faktor resiko
dan komplikasi yang akan dialami oleh ibu hamil
74
42
43
44
kembang bayi
Saya memberikan vitamin A 100.000 IU (6-11 bulan)
Saya melakukan konseling ASI eksklusif
Saya melakukan penanganan dan rujukan kasus bila
diperluakan
L. Pelayanan KB berkualitas
50 Saya melakukan konseling terhadap ibu hamil mengenai
KB pascapersalinan
75
76
77
Frequencies
Beban Kerja
Perbandingan petugas dengan jumlah kunjungan pasien masih sesuai
Frequency
Valid
Tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
21.1
21.1
21.1
Ya
30
78.9
78.9
100.0
Total
38
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Tidak
26
68.4
68.4
68.4
Ya
12
31.6
31.6
100.0
Total
38
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Tidak
15
39.5
39.5
39.5
Ya
23
60.5
60.5
100.0
Total
38
100.0
100.0
Terdapat tugas lain selain tugas pokok saya sebagai petugas KIA
Frequency
Valid
Ya
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
30
78.9
78.9
78.9
Tidak
21.1
21.1
100.0
Total
38
100.0
100.0
78
Ya
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
32
84.2
84.2
84.2
Tidak
15.8
15.8
100.0
Total
38
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Ya
18
47.4
47.4
47.4
Tidak
20
52.6
52.6
100.0
Total
38
100.0
100.0
79
Frequencies
Kinerja
Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Frequency
Valid
Tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
5.3
5.3
5.3
kadang-kadang
22
57.9
57.9
63.2
Selalu
14
36.8
36.8
100.0
Total
38
100.0
100.0
Tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
7.9
7.9
7.9
kadang-kadang
22
57.9
57.9
65.8
Selalu
13
34.2
34.2
100.0
Total
38
100.0
100.0
Tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
18.4
18.4
18.4
kadang-kadang
21
55.3
55.3
73.7
Selalu
10
26.3
26.3
100.0
Total
38
100.0
100.0
Tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
15.8
15.8
15.8
kadang-kadang
16
42.1
42.1
57.9
Selalu
16
42.1
42.1
100.0
Total
38
100.0
100.0
80
Tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
13.2
13.2
13.2
kadang-kadang
16
42.1
42.1
55.3
Selalu
17
44.7
44.7
100.0
Total
38
100.0
100.0
Imunisasi TT
Frequency
Valid
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
10.5
10.5
10.5
kadang-kadang
21
55.3
55.3
65.8
selalu
13
34.2
34.2
100.0
Total
38
100.0
100.0
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
15.8
15.8
15.8
kadang-kadang
20
52.6
52.6
68.4
selalu
12
31.6
31.6
100.0
Total
38
100.0
100.0
Tes labolatorium
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak
13
34.2
34.2
34.2
kadang-kadang
22
57.9
57.9
92.1
selalu
7.9
7.9
100.0
Total
38
100.0
100.0
81
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak
15
39.5
39.5
39.5
kadang-kadang
15
39.5
39.5
78.9
selalu
21.1
21.1
100.0
Total
38
100.0
100.0
Konseling
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak
10
26.3
26.3
26.3
kadang-kadang
14
36.8
36.8
63.2
selalu
14
36.8
36.8
100.0
Total
38
100.0
100.0
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
10.5
10.5
10.5
kadang-kadang
22
57.9
57.9
68.4
selalu
12
31.6
31.6
100.0
Total
38
100.0
100.0
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
21.1
21.1
21.1
21
55.3
55.3
76.3
selalu
23.7
23.7
100.0
Total
38
100.0
100.0
kadang-kadang
82
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
15.8
15.8
15.8
kadang-kadang
22
57.9
57.9
73.7
selalu
10
26.3
26.3
100.0
Total
38
100.0
100.0
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
15.8
15.8
15.8
23
60.5
60.5
76.3
selalu
23.7
23.7
100.0
Total
38
100.0
100.0
kadang-kadang
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
18.4
18.4
18.4
kadang-kadang
20
52.6
52.6
71.1
selalu
11
28.9
28.9
100.0
Total
38
100.0
100.0
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
23.7
23.7
23.7
21
55.3
55.3
78.9
selalu
21.1
21.1
100.0
Total
38
100.0
100.0
kadang-kadang
83
Pendeteksian dini terhadap faktor resiko dan komplikasi yang akan dialami oleh ibu hamil
Frequency
Valid
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
18.4
18.4
18.4
kadang-kadang
19
50.0
50.0
68.4
selalu
12
31.6
31.6
100.0
Total
38
100.0
100.0
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
21.1
21.1
21.1
kadang-kadang
19
50.0
50.0
71.1
selalu
11
28.9
28.9
100.0
Total
38
100.0
100.0
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
15.8
15.8
15.8
kadang-kadang
21
55.3
55.3
71.1
selalu
11
28.9
28.9
100.0
Total
38
100.0
100.0
Vitamin A 100.000 IU
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak
14
36.8
36.8
36.8
kadang-kadang
18
47.4
47.4
84.2
selalu
15.8
15.8
100.0
Total
38
100.0
100.0
84
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
18.4
18.4
18.4
kadang-kadang
21
55.3
55.3
73.7
selalu
10
26.3
26.3
100.0
Total
38
100.0
100.0
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
21.1
21.1
21.1
kadang-kadang
18
47.4
47.4
68.4
selalu
12
31.6
31.6
100.0
Total
38
100.0
100.0
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
21.1
21.1
21.1
kadang-kadang
20
52.6
52.6
73.7
selalu
10
26.3
26.3
100.0
Total
38
100.0
100.0
Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang minimal 2 kali setahun
Frequency
Valid
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
23.7
23.7
23.7
20
52.6
52.6
76.3
selalu
23.7
23.7
100.0
Total
38
100.0
100.0
kadang-kadang
85
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak
13
34.2
34.2
34.2
kadang-kadang
17
44.7
44.7
78.9
selalu
21.1
21.1
100.0
Total
38
100.0
100.0
Memeriksa kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita
Frequency
Valid
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
21.1
21.1
21.1
kadang-kadang
19
50.0
50.0
71.1
selalu
11
28.9
28.9
100.0
Total
38
100.0
100.0
Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS
Frequency
Valid
tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
18.4
18.4
18.4
kadang-kadang
15
39.5
39.5
57.9
selalu
16
42.1
42.1
100.0
Total
38
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak
10
26.3
26.3
26.3
kadang-kadang
16
42.1
42.1
68.4
selalu
12
31.6
31.6
100.0
Total
38
100.0
100.0
86
Crosstabs
Beban Kerja Total * Kinerja Total Crosstabulation
Kinerja Total
Baik
1Beban Kerja Total Baik
Count
Total
Total
15
17
11.8%
88.2%
100.0%
16.7%
57.7%
44.7%
5.3%
39.5%
44.7%
10
11
21
47.6%
52.4%
100.0%
83.3%
42.3%
55.3%
% of Total
26.3%
28.9%
55.3%
12
26
38
31.6%
68.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
31.6%
68.4%
100.0%
% of Total
Kurang
Kurang
Count
Count
% of Total
Chi-Square Tests
Value
df
Pearson Chi-Square
5.590a
1
.018
b
Continuity Correction
4.053
1
.044
Likelihood Ratio
6.018
1
.014
Fisher's Exact Test
.034
Linear-by-Linear
5.443
1
.020
Association
N of Valid Casesb
38
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,37.
b. Computed only for a 2x2 table
.020
87
Regresi
Case Processing Summary
Unweighted Casesa
Selected Cases
Included in
Analysis
Missing Cases
Percent
38
100.0
.0
Total
38
100.0
Unselected Cases
0
.0
Total
38
100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.
Dependent Variable
Encoding
Original
Value
Internal Value
Baik
Kurang
0
1
Baik
Overall Percentage
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500
Kurang
Percentage
Correct
12
.0
26
100.0
68.4
88
Constant
S.E.
.773
Wald
.349
df
4.908
Sig.
1
Exp(B)
.027
2.167
df
Sig.
5.590
.018
5.590
.018
df
Sig.
Step
6.018
.014
Block
6.018
.014
Model
6.018
.014
Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
1
41.380a
.146
.206
a. Estimation terminated at iteration number 5
because parameter estimates changed by less than
,001.
Classification Tablea
Predicted
Kinerja Total
Observed
Step 1
Baik
Overall Percentage
a. The cut value is ,500
Kurang
Percentage
Correct
12
.0
26
100.0
68.4
89
BK
-1.920
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
.870
4.864
.027
.147
Constant
3.934
1.568
a. Variable(s) entered on step 1: BK.
6.299
.012
51.136
90
Frequencies
Beban Kerja
Perbandingan petugas dengan jumlah kunjungan pasien masih sesuai
Frequency
Valid
Tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
21.1
21.1
21.1
Ya
30
78.9
78.9
100.0
Total
38
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Tidak
26
68.4
68.4
68.4
Ya
12
31.6
31.6
100.0
Total
38
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Tidak
15
39.5
39.5
39.5
Ya
23
60.5
60.5
100.0
Total
38
100.0
100.0
91
Terdapat tugas lain selain tugas pokok saya sebagai petugas KIA
Frequency
Valid
Ya
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
30
78.9
78.9
78.9
Tidak
21.1
21.1
100.0
Total
38
100.0
100.0
Ya
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
32
84.2
84.2
84.2
Tidak
15.8
15.8
100.0
Total
38
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Ya
18
47.4
47.4
47.4
Tidak
20
52.6
52.6
100.0
Total
38
100.0
100.0