Anda di halaman 1dari 8

PENYAKIT SENDI GOLONGAN C, D, DAN E

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Muskuloskeletal Semenster Ganjil Tahun


Akademik 2014/ 2015

Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rio Asdiantoro
Anggita Cristina H
Yolanda H
Theresia Peni
Rini Oktami H
Melissa Ria

1262030018
126
126
126
126
126

AKADEMI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2014

BAB I

PENDAHULUAN
Penyakit sendi adalah penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau jaringan
penunjang sekitar sendi,golongan penyakit ini merupakan penyakit degenerative yang
banyak di derita oleh kaum lanjut usia (usia50 tahun ke atas). Penyakit ini menyerang
berbagai sendi, tulang,ligamentum, tendon dan persendian pada laki-laki maupun
perempuan dengan segala usia. Pada pembahasan ini, kami akan membahas penyakit sendi
terbatas pada golongan C, D dan E. Yang meliputi Osteoarthritis, Gout, dan penyakit
jaringan ikat. Dangan ini diharapkan kita mampu mengerti, memahami, mendiagnosa
secara benar dan memberikan intervensi secara tepat, sehingga segala tujuan yang
diinginkan tercapai dengan baik.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENYAKIT SENDI GOLONGAN C ( Osteoarthritis )
Osteoarthritis merupakan suatu patologi pada kartilago hialin dari sendi sinovial,
dimana terjadi pembentukan osteofit pada tulang rawan sendi dan jaringan subchondral
yang menyebabkan penurunan elastisitas dari sendi. Umumnya menyerang sendi-sendi
besar, sendi penumpu berat badan, walaupun terkadang juga menyerang sendi-sendi
kecil sehingga tampak bangkak pada ruas-ruas sendi. Secara umu dibedakan menjadi 2,
yaitu
1. Osteoarthritis Primer
Yaitu OA yang terjadi karena idiopatik(tidak diketahui), dialami setelah usia 45
tahun, sebagai akibat dari proses penuaan (degenerative), menyerang secara
perlahan tapi progresif & bersifat asimetris. Biasanya menyerang sendi yang
menanggung berat badan seperti lutut dan panggul.
2. Osteoarthritis Sekunder
Terjadi pada setiap usia akibat trauma, atau metabolisme yg menyebabkn cairan
sinofialnya menurun shg mengakbatkan abnormalitas kolagen. Menyerang
berbagai sendi(polyarthritis), seperti interphalang distal, karpo metacarpal
1,sendi-sendi lain di tangan, maupun lutut.
PATOFISIOLOGI
a. fibrilasi tulang rawan sendi
b. menipisnya tulang rawan sendi
c. sklerosis tulang subchondral
d. pembentukan osteofit

e. kalsifikasi tulang rawan yang terlepas


f. subluksasi sendi
g. ankylosing
h. kelainan metabolism sehingga membuat produksi kolagen tidak normal ( OA
sekunder)
PREDISPOSISI
a. Obesitas
b. Trauma
c. Kelainan congenital
d. Jenis kelamin
e. genetik
TANDA DAN GEJALA
a. Nyeri saat bergerak
b. Spasme otot sekitar
c. Pembengkakan
d. Kemunduran progresif LGS
e. Krepitasi
f. Deformitas
PEMERIKSAAN FISIOTERAPI
1) Pemeriksaan lingkup gerak
i.
Pasif
ii.
Aktif
2) Palpasi
i.
Nyeri tekan
ii.
Spasme otot
iii.
Oedem
3) Tes trendelenburg
4) Lingkar sendi
PROBLEMATIK fisioterapi
a. Nyeri
b. Kelemahan
c. Fungsional menurun

PENATALAKSANAAN
1) Akut
i.
ii.

Kompres dingin
Latihan isometrik kontraksi pada otot guadriceps
pumping action pembuluh darah balik, yaitu terjadinya
peningkalan perifer resistance of blood vessels. Dengan adanya
hambatan pada perifer maka akan didapatkan peningkatan blood
pressure dan secara otomatis cardiac output meningkat sehingga

mekanisme metabolisme menjadi lancar dan sehingga oedem menjadi


menurun. Karena oedem menurun maka tekanan ke serabut saraf
sensoris juga menurun sehingga nyeri berkurang.
2) Kronik
i.
Ultrasound
ii.
SWD
iii.
Latihan passive movement
iv. Relaxed passive movement
v. Active movement
B. PENYAKIT SENDI GOLONGAN D (GOUT)
Arthritis pirai atau gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi
kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi.gout juga suatu istilah yang dipakai untuk
sekelompok gangguan metabolik yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi asm
urat ( hiperurisemia). Gout dapat bersifat primer maupun sekunder.
1) Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang
berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau
pemakaian obat tertentu.
Menyerang pria dewasa
Wanita setelah menopause
Tanda dan gejala :
i.
Nyeri (seperti artriris septic)
ii.
Inflamasi lokal
iii.
Menyerang sendi mana saja, paling sering pada metatarsofalangeal
iv. Monoartikuler
Perubahan patologis
i.
Pada sendi
i.
Asam urat pada cairan synovial
ii.
Sistemik
- Asam urat dalam plasma meningkat
- Lekositosis
- LED meningkat
iii.
Komplikasi
- Tofi, deposit urat dalam jaringan lunak
- Artritis degeneratif sekunder
- Penyakit ginjal
2) Gout sekunder disebabkan adanya komplikasi dengan penyakit lain
seperti hipertensi dan artherosklerosis.
Menyerang pria dan wanita
Prevalensi usia diatas 45 tahun

Tanda dan gejala


i.
Monoartikuler
ii.
Sering menyerang lutut, bahu dan pergelangan kaki
iii.
Efusi synovial
iv. Sendi panas, nyeri tekan, dan bengkak.
3) PENYAKIT GOUT MEMILIKI 3 TAHAPAN
i.
Artritis gout akut
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan
serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 7
hari. Setelah serangan pertama, penderita akan masuk pada gout
interkritikal. Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka
waktu tertentu
ii.
Artritis gout akut intermiten
ditandai dengan serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita akan
sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu
dan serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama, serangan makin
lama makin panjang, serta jumlah sendi yang terserang makin banyak
iii.
Artritis gout kronik bertofus
Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau
lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang
sering meradang. Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan banyak akan
mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi.

PEMERIKSAAN
Palpasi tangan teraba oedema dan tofus

JMP test akhir ROM flexi dan extens timbul nyeri, terbatas dengan firm
end feel
Pemeriksaan lain :
X ray : tampak pembengkakan sendi asimetris, tampak kista subkortikal
tanpa erosi, kutur bakteri cairan sendi negatif.
4) PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
a) akut
Kurangi nyeri dengan Cold therapy/ Cryotherapy : cold pack, RICE
kompres dingin
rest
b) kronik
- MWD, US dan TENS
- Mobilisasi dini passive movement
- active movement menambah kekuatan otot

C. PENYAKIT SENDI GOLONGAN E ( jaringan ikat )


1) POLYMYALGIA RHEUMATICA
Pengertian :
Polymyalgia Rheumatica (PMR) adalah suatu gangguan peradangan yang meluas,
menyebabkan sakit dan kekakuan otot, terutama di leher, bahu, lengan atas, paha dan
pinggul.
Meskipun beberapa orang mengalami gejala-gejala ini secara bertahap, polymyalgia
rheumatica dapat muncul dalam semalam. Orang dengan polymyalgia rheumatica bisa
saja tidur dengan kondisi baik-baik saja, namun ketika bangun merasakan kekakuan dan
rasa sakit.
Belum diketahui secara pasti pemicu polymyalgia rheumatica, tetapi gangguan ini
dipengaruhi masalah sistem kekebalan tubuh, genetik dan faktor lingkungan. Selain itu,
penuaan juga muncul untuk berperan dalam gangguan ini.

2) Gejala
Gejala Polymyalgia Rheumatica meliputi:
a. Rasa sakit dari sedang hingga parah dan kekakuan pada otot-otot di
pinggul, paha, bahu, lengan atas dan leher
b. Kelelahan
c. Kelemahan atau perasaan umum tidak sehat
d. Kadang-kadang, sedikit demam
e. Anemia--jumlah sel darah merah rendah
3) Perubahan patologis
a. Bertambahnya produksi collagen
b. Kulit mengencang
c. Fibrosis dari paru, ginjal dan usus
d. Sinovitis ringan
4) Komplikasi
a. Hipertensi
b. Salah gizi
c. Kegagalan jantung dan paru
5) Intervensi Fisioterapi pada Polymyalgia Rheumatica (PMR)
Akut : RICE
Kronik :
Mobilisasi General pada seluruh anggota gerak, terutama yang mengalami
nyeri, sangat bermanfaat sekali untuk menghilangkan kekakuan sendi, dan
relaksasi otot-otot disekitar persendian. Termasuk juga mobilisasi sendisendi pada tulang belakang juga sangat membantu mengurangi gejala
nyeri ini. Latihan general yang dilakukan secara rutin setiap pagi juga
sangat bermanfaat dalam mengurangi gejalanya.
Exercise
MWD
US

BAB III
PENUTUP
Demikian ulasan kami mengenai berbagai penyakit sendi golongan C, D, dan E.
diharapkan setelah membaca, kita sebagai fisioterapi mampu memberikan kontribusi yang
baik pada penderita- penderita gangguan sendi seperti diatas.

Anda mungkin juga menyukai