Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KUNJUNGAN DENTAL
Banyak orang menghindari perawatan gigi termasuk anak-anak. Mereka merasa
takut terhadap kunjungan ke dokter gigi yang secara rutin akan menyakitkan. Para
dokter gigi harus menggunakan setiap kesempatan untuk membantu pasien atau
orang tua mengatasi masalah ini agar menciptakan perawatan gigi yang efektif. 2
Kunjungan pertama harus dilangsungkan sedemikian rupa sehingga menciptakan
pengalaman yang menyenangkan bagi anak dan harus bertujuan terutama sebagai
tahap pengenalan yaitu dokter gigi mengenali anak, dan anak mengenali dokter gigi
serta lingkungan dimana dia dirawat.
Tujuan kunjungan yang pertama adalah sebagai berikut:
1) Untuk menciptakan komunikasi yang baik antara dokter gigi, anak dan orang tua
2) Untuk mendapatkan keterangan yang penting (riwayat pasien)
3) Memeriksa anak dan untuk mendapatkan foto rontgen bila perlu
4) Melakukan prosedur perawatan sederhana
5) Untuk menjelaskan tujuan perawatan pada anak dan orang tua
Pada umumnya pasien merasa cemas pada kunjungan pertama ke dokter gigi
sehingga penataan kecemasan merupakan hal yang penting bagi seorang dokter gigi.
Pada pertemuan dengan anak dan orang tua, dokter gigi harus menciptakan
komunikasi yang bersahabat sekaligus mencari informasi mengenai riwayat pasien.
Idealnya, pertemuan ini tidak dilakukan di dalam ruang perawatan tetapi di ruangan
lain; jika dalam ruang perawatan, sebaiknya menyediakan kursi bagi anak bukan
mendudukkannya pada kursi perawatan gigi. Pendekatan ini memungkinkan dokter
gigi mengenali dan menghilangkan kecemasan anak sebelum anak berubah menjadi
tegang.
Orang tua sebaiknya menemani anak ke dokter gigi agar dapat menceritakan
riwayat lengkap, hal-hal terinci yang mungkin tidak dapat diperoleh dari anak. Anak
yang sangat muda dan takut biasanya memerlukan bantuan moral orang tua dalam
ruang perawatan, setidak-tidaknya pada kunjungan yang pertama. Pada kunjungan
berikutnya, dokter gigi harus memutuskan apakah orang tua perlu menemani anak
dalam perawatan atau menunggu saja di ruang tunggu. Beberapa dokter gigi tanpa
kecuali menuntut agar anak ditinggal sendiri, sedang yang lain lebih fleksibel dan
mendasarkan keputusan pada usia dan perilaku anak serta pada karakter orang tua. 1
Kunjungan ke dokter gigi bagi pasien anak merupakan hal yang penting
terutama kunjungan pertama. Bila kunjungan pertama sudah berhasil dengan baik
maka kunjungan berikutnya akan menjadi kunjungan yang menyenangkan bagi anak.
Kunjungan pertama ini sering disebut sebagai kunci keberhasilan perawatan dan
merupakan dasar yang nyata bagi dokter gigi. Untuk mencapai tujuan ini perawatan
harus dilangsungkan sedemikian rupa sehingga menjadi pengalaman yang
menyenangkan dan anak akan mengenali dokter gigi dan lingkungannya, 9
TABEL 2.1 Masalah yang Dapat Menjadi Kendala bagi Dokter Gigi dalam Urutan
Frekuensi
Urutan
Masalah
Peringkat
1
Hubungan dokter digi-pasien
2
Kecemasan pasien
Pencegahan
Manajemen praktik
7
8
Sumber: Kent GG, Blinkhorn AS. Pengelolaan tingkah laku pasien pada praktik dokter gigi.
Jakarta : EGC;2005.hal.2
proses memahami dan motivasi untuk taat terhadap perawatan dental memerlukan
kesiapan anak itu sendiri. 8
Kesiapan anak mencakup kemungkinan bahwa secara bawaan orang cenderung
menjadi cemas terhadap perawatan gigi. Penelitian epidemiologi terhadap sumber
kecemasan menunjukkan bahwa ada situasi tertentu yang membuat orang cenderung
merasa cemas dibanding situasi lain. Sebenarnya manusia secara bawaan disiapkan
untuk cemas untuk menghindari objek yang akan menjadi ancaman bagi mereka.12
Temperamen ialah kualitas emosional personal bawaan yang cenderung stabil.
Temperamen juga dipercaya merupakan pengaruh genetik. Kecenderungan dari
temperamen ialah sifat pemalu yang ditemukan pada 10% populasi anak.
Dikarakteristikan dengan kecenderungan sulit beradaptasi dalam situasi baru. Hal ini
tampak jelas saat bertemu dengan orang asing. Kecenderungan temperamen adalah
emosi negatif seperti mengangis, takut, dan marah. Dua kecenderungan temperamen
yaitu sifat malu dan emosi negatif telah dihubungkan dengan rasa cemas terhadap
perawatan dental.8
Faktor personal lain seperti jenis kelamin juga turut berperan dalam tingkat
kecemasan dental yaitu anak perempuan cenderung memiliki tingkat kecemasan
dental yang lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki. 4,14-16
Prevalensi kecemasan dental pada anak usia 11-14 tahun adalah 7,1% dengan
tingkat kecemasan tertinggi pada anak perempuan dan pada anak dengan tingkat
sosial yang rendah.15
2) Faktor Eksternal
10
Faktor eksternal terdiri dari: kecemasan orang tua, situasi sosial dalam keluarga,
latar belakang etnik keluarga, pola asuh orang tua, peran lingkungan sosial.
Prevalensi kecemasan dental dilaporkan berkisar antara 5-20% di berbagai negara.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa kecemasan dental pada anak secara
signifikan dihubungkan dengan kecemasan orang tua.7, 8
Dalam beberapa tahun terakhir, telah menjadi kebiasaan untuk ibu, lebih sering
daripada ayah, untuk menemani anak ke dokter gigi. Untuk alasan ini, efek
kecemasan ibu pada kunjungan ke dokter gigi terhadap anak-anak telah memberi
cukup perhatian dalam literatur dalam kedokteran gigi. Sebagian besar penelitian
menunjukkan terdapat korelasi antara kecemasan ibu dan kooperatif anak pada
kunjungan pertama. Orang tua yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi
cenderung mempengaruhi perilaku anak-anak dan lebih mengarah pada perilaku
negatif. Dengan kata lain, orang tua yang cemas terhadap perawatan gigi cenderung
memiliki anak-anak yang cemas juga. 2,12,17
Anggota keluarga yang lain juga dapat mempengaruhi kecemasan anak misalnya
anggota keluarga yang cemas dijadikan contoh pada anak-anak yang belum pernah
ke dokter gigi yang konsekuensinya dapat mempengaruhi kunjungan ke dokter gigi.12
Pengalaman dental dari teman dan saudara (vicarious learning) juga dapat
menyebabkan kecemasan dental pada anak. Banyak orang yang belum mendapatkan
perawatan dental tetapi merasa cemas. Anak dapat belajar dari cerita teman seusianya
yang bermasalah pada giginya. Rasa takut untuk merasakan sakit secara umum
ditemukan pada anak sehingga sering menimbulkan kecemasan tersendiri pada
anak.8,17
11
Faktor eksternal lainnya yaitu keadaan sosial. Kelompok anak dengan status
sosial ekonomi rendah memperlihatkan tingginya prevalensi kecemasan dental dan
masalah perilaku.8,15
3) Faktor Dental
Faktor dental terdiri dari: Rasa sakit dan lingkungan dental (pengalaman dental).
Anak yang cemas selama kunjungan dental berhubungan dengan pengalaman
traumatik atau prosedur dental yang tidak menyenangkan cenderung tidak kooperatif
dan begitupun sebaliknya, anak-anak yang memiliki pengalaman medis yang positif
lebih cenderung bersikap kooperatif dengan dokter gigi.2,8
Salah satu penyebab kecemasan dental dan masalah perilaku saat perawatan gigi
ialah rasa sakit yang ditimbulkan dari perawatan. Rasa sakit didefinisikan sebagai
pengalaman tidak menyenangkan yang disebabkan karena kerusakan jaringan atau
oleh ancaman kerusakan itu. Sensasi tidak harus disebabkan oleh kerusakan jaringan,
tetapi juga oleh kondisi stimuli seperti suara bur dan jarum. Hal ini disebabkan
karena secara normal rasa sakit menimbulkan reaksi fisiologi dan psikologi untuk
melindungi tubuh dari kerusakan jaringan, perilaku tidak kooperatif. Ini reaksi yang
wajar saat anak merasakan sakit atau ketidaknyamanan.8
Pemahaman anak terhadap rasa sakit sangat bervariasi tergantung kemampuan
kognitif, reaksi dan pemikiran anak terhadap stimuli yang bervariasi bergantung usia
dan kematangan. Faktor tambahan lain seperti perkembangan sosio-emosional,
keluarga dan situasi social, dukungan orang tua, hubungan dengan tim dental
mempengaruhi bagaimana anak menhadapi stress, rasa sakit, dan ketidaknyamanan.8
12
TABEL 2.2 Perubahan Denyut Jantung Rata-Rata dari Keadaan Awal Anak yang
Baru Pertama Kali Ke Dokter Gigi.
Aktivitas
13
+12
+10
-1
-3
Sumber: Kent G.G and Blinkhorn AS. Pengelolaan tingkah laku pasien pada praktik dokter gigi.
Jakarta : EGC;2005.hal.71
Pendapat lain tentang gejala kecemasan juga diungkapkan oleh Nevid, dkk
adalah:19
1)
14
3) Gejala kognitif, meliputi berpikir bahwa dunia akan runtuh, penuh kekhawatiran
akan sesuatu, berpikir bahwa semua akan lepas dari genggaman, memikirkan
hal-hal yang kecil, memikirkan sesuatu yang dirasa mengganggu secara terus
menerus, sulit berkonsentrasi atau fokus pada satu masalah.
15
16
Santai
b.
Sedikit khawatir
c.
Tegang
d.
Cemas
e.
17
4. Bayangkan Anda berada di dental unit untuk membersihkan gigi Anda. Saat
kamu menunggu dokter gigi atau perawat gigi mengambil peralatan yang
akan digunakan untuk pada gigi kamu. Apa yang anda rasakan?
a. Santai
b. Sedikit khawatir
c. Tegang
d. Cemas
e. Sangat cemas sehingga saya bermandi keringat atau bahkan hampir
merasakan sakit secara fisik
DAS sangat popular diantara alat ukur kecemasan dental lainnya. DAS
merupakan alat ukur yang sangat sederhana, mudah untuk dinilai, singkat, sah dan
dapat dipercaya untuk penilaian kuantitatif pada kunjungan dental yang dihubungkan
dengan kecemasan.17,21
2) Modified Child Dental Anxiety Scale (MCDAS)
Modified Child Dental Anxiety Scale (MCDAS) merupakan alat untuk menilai
kecemasan dental pada anak. Skala terdiri dari 8 pertanyaan dengan meminta anak
mengingat tentang prosedur perawatan gigi yang pernah dialami yaitu: 15
a.
b.
pemeriksaan gigi
c.
d.
anestesi lokal
e.
restorasi gigi
f.
pencabutan gigi
18
g.
h.
19
Modified Dental Anxiety Scale merupakan alat ukur yang memiliki keabsahan
tinggi, dan dapat dipercaya, dengan sistem jawaban yang lebih sederhana dan lebih
konsisten. Modified Dental Anxiety Scale digunakan untuk mengukur kecemasan
dental pada studi tertentu.21
Selain itu, jawaban disederhanakan untuk menemukan angka dari tidak cemas ke
sangat cemas. MDAS terdiri dari 5 Pilihan ganda diantaranya:
1 = Jika kamu ke dokter gigi untuk perawatan besok, bagaimana perasaanmu?
2 = Jika kamu sedang duduk di ruang tunggu, bagaimana perasaanmu?
3 = Jika kamu mempunya gigi yang akan dibor, bagaimana perasaanmu?
4 = Jika kamu mempunyai gigi yang akan discalling dan dipolishing, bagaimana
perasaanmu?
5 = Jka kamu gusi kamu diberi anestesi lokal, bagaimana perasaanmu?
Angka dari setiap jawaban dari pertanyaan dijumlah untuk memberi nilai
estimasi dari suatu kecemasan dental.20
5) Venham Picture Test (VPT)
Venham Picture Test terdiri dari 8 kartu dengan dua tokoh disetiap kartu. Tokoh
pertama menunjukkan rasa cemas dan tokoh yang lainnya menunjukkan rasa tidak
cemas. Anak diminta untuk memilih salah satu tokoh pada setiap kartu. Jika anak
memilih Tokoh cemas maka diberi angka 1 dan jika anak memilih tokoh tidak cemas
maka diberi angka 0. (Skor minimum 0 dan maksimum 8).12
20
21
Pada usia ini, konsumsi bahan fluoride, seperti yang terkandung dalam pasta
gigi, atau pada gel dapat diaplikasikan karena anak sudah bisa meludah dengan baik.
Tentu saja penggunaan pasta gigi fluoride sangat penting, namun, gel fluoride dapat
disediakan untuk anak-anak beresiko untuk karies. Selain itu, penggunaan obat
kumur chlorhexidine diperkenalkan kepada anak yang berisiko terhadap penyakit
periodontal dan karies. 2
Pada kelompok usia ini, perhatian khusus terhadap kebersihan mulut sangat
diperlukan karena kelompok usia ini berisiko mengalami penyakit periodontal
maupun karies gigi. 2
Pertumbuhan dan perkembangan pada usia sekolah:24,25
1) Usia 6 Tahun
a. Fisik dan Motorik
-
Erupsi gigi M1 rahang atas dan rahang bawah, erupsi gigi insisivus
sentral rahang bawah
b. Mental
-
22
Mengatakan bagaimana yang cantik dan mana yang jelek dari segi
gambar wajah
Masuk kelas 1 SD
c. Personal-Sosial
-
Meningkatkan sosialiasi
2) Usia 7 Tahun
a. Fisik dan Motorik
23
Erupsi gigi insisivus 1 sentral rahang atas dan gigi insisivus lateral
rahang bawah
b. Mental
-
Mengulangi konsep waktu; membaca jam biasa atau jam tangan dengan
benar sampai seperempat jam terdekat; menggunakan jam untuk tujuan
yang praktis
Masuk kelas 2 SD
Lebih mekanis dalam membaca; sering tidak berhenti pada akhir kalimat.
c. Personal-sosial
-
Anak laki-laki lebih suka bermain dengan anak laki-laki dan anak
perempuan lebih suka bermain dengan anak perempuan
24
b. Mental
-
25
c. Personal-sosial
-
Mendramatisir keadaan
Lebih sopaan
Pergi ke rumah dan masyarakat dengan bebas, sendiri, atau dengan teman
26
Erupsi gigi premolar 1 rahang atas dan Rahang bawah, gigi premolar 2
rahang atas dan tahang bawah serta gigi caninus rahang bawah
b. Mental
-
Menuliskan surat pendek biasa kepada teman atau dengan inisiatif sendiri
27
c. Personal-sosial
-
Menyukai teman-teman
Menyukai percakapan
Lebih diplomatik
28