Oleh :
Abdul Haris Satriawan
K 25 04 012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi
memberikan
pengaruh
pada
percepatan
pembangunan
atau
dengan
memberikan
kesempatan
untuk
Dengan begitu pendidikan yang baik tidak bisa lepas dari komponen
pendidikan yang akan menentukan berhasil atau tidaknya proses pendidikan yang
dijalankan. Komponen yang dimaksud di sini adalah pendidik, peserta didik,
tujuan, materi/ bahan ajar, metode, alat (media), dan evaluasi yang pasti akan
menjadi pertimbangan guru untuk menentukan perencanaan pengajaran yang tepat.
Melihat
permasalahan
tersebut,
guru
dituntut
untuk
mengurangi
gaps/memperkecil permasalahan tersebut. Guru perlu belajar setiap saat dalam arti
belajar menjadikan proses belajar mengajar menjadi semakin efektif. Salah satu hal
paling strategis dilakukan guru adalah melakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang PAIKEM yaitu
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Berdasarkan latar belakang dari Pra-PTK yang dilakukan pada tanggal 9
September 2009 di SMK Bhineka Karya Surakarta siswa kelas XI Teknik
Pemesinan C, maka diadakan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan
Gaya Mengajar Guru dengan Memanfaatkan Media Visual untuk
Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Kompetensi Dasar
Teori Kejuruan Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan
SMK Bhineka Karya Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.
B. Sasaran Tindakan
Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut, maka sasaran
tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1) Subjek Tindakan
Subjek tindakan dalam penelitian tindakan ini adalah siswa kelas XI
Teknik Pemesinan kelas C (TPC) SMK Bhineka Karya Surakarta tahun pelajaran
2009/2010.
2) Fokus Tindakan
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka tujuan
dilakukannya penelitian tindakan ini adalah menerapkan gaya mengajar guru
dengan memanfaatkan media pembelajaran visual untuk meningkatkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran kompetensi dasar teori kejuruan pada siswa kelas XI
TPC Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Bhineka Karya Surakarta
tahun pelajaran 2009/2010.
D. Manfaat Penelitian
Sebagai penelitian tindakan kelas, penelitian ini memberikan manfaat
konseptual utamanya kepada pembelajaran kompetensi dasar teori kejuruan. Di
samping itu juga kepada penelitian peningkatan mutu proses dan hasil
pembelajaran kompetensi dasar teori kejuruan SMK Kompetensi Keahlian Teknik
Pemesinan.
1. Manfaat Teoritis
a.
b.
2. Manfaat Praktis
Pada tataran praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi
nyata berupa langkah-langkah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi siswa, guru,
sekolah, dan peneliti.
Bagi Siswa
Proses pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan belajar dan prestasi
siswa.
Bagi Guru
Penelitian ini merupakan masukan dalam memperluas pengetahuan dan
Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan belajar-
Bagi Peneliti
Berimprovisasi terhadap proses PTK dengan harapan mendapatkan
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah kajian hasil penelitian yang relevan dengan
permasalahan yang akan diteliti. Kerangka berfikir berisi tentang kerangka konsep
yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan yang akan diteliti.
1.
Gaya Mengajar
2.
Media Pembelajaran
6
Seperti yang dikutip oleh Arief S. Sadiman (1990 : 6) ada beberapa batasan
yang berbeda-beda apalagi kurikulum dan materi pelajaran ditentukan sama untuk
semua siswa, maka guru akan mengalami kesukaran jika semua itu diatasi sendiri.
Masalah tersebut dapat diatasi dengan media pembelajaran yaitu dengan fungsinya
dapat:
Mempersamakan pengalaman
Keaktifan
Pada waktu kegiatan belajar mengajar bukannya guru yang aktif dalam
pembelajaran tetapi siswa yang dituntut aktif agar dapat mencapai hasil belajar yang
maksimal. Bila dalam pembelajaran siswa hanya pasif, diam, dan mendengarkan,
maka pelajaran tersebut tidak efektif karena pada dasarnya belajar adalah berbuat.
Jenis-jenis aktivitas belajar banyak macamnya. Para ahli mencoba mengadakan
klasifikasi, antara lain Paul D Dierich membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok
kegiatan sebagai berikut:
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya: membaca, memperhatikan
gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
c. Listening activities, sebagai contoh: mendengarkan; uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
d. Writing activities, misalnya; menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan,
membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
g. Mental activities, misalnya: mengingat, memecahkan masalah, memecahkan
soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Emotional activities, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. (Arief S Sadirman, 2001: 99).
4.
B. Kerangka Berfikir
K
U
R
I
K
U
L
U
M
G
U
R
U
SUMBER
UTAMA
MEDIA
PEMBELAJARAN
(MEDIA VISUAL)
KEAKTIFAN
PEMBELAJARAN.
MENINGKAT
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas disusun hipotesis sebagai berikut:
Peningkatan gaya mengajar guru dengan memanfaatkan media pembelajaran visual
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Teori Pemesinan pada siswa
kelas XI TPC Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Bhineka Karya Surakarta
tahun pelajaran 2009/2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas tentang jenis penelitian, tempat, dan waktu
penelitian, rencana penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan
teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian
yang dimaksudkan untuk memperbaiki mutu program pembelajaran di kelas.
Penelitian
ini
difokuskan
pada
tindakan-tindakan
sebagai
usaha
untuk
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara kepala sekolah, guru Teori
Pemesinan, dan peneliti. Kegiatan perencanaan awal dimulai dari melakukan studi
pendahuluan. Pada kegiatan ini juga mendiskusikan cara melakukan tindakan
pembelajaran dan bagaimana cara melakukan pengamatannya.
14
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
SMK Bhineka Karya Surakarta
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan secara bertahap. Adapun tahapan pelaksanaan
penelitian sebagai berikut:
a. Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan, meliputi: pengajuan judul, pembuatan proposal, survei
di sekolah yang bersangkutan, permohonan ijin serta penyusunan instrumen
penelitian. Jangka waktu yang dibutuhkan dua bulan yaitu mulai September 2009
sampai dengan Oktober 2009.
b. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan, yaitu kegiatan yang berlangsung dilapangan,
meliputi: perencanaan tindakan, implementasi tindakan, pengamatan kelas, refleksi,
analisis dan interprestasi data, perumusan hasil kegiatan. Jangka waktu yang
dibutuhkan satu bulan yaitu bulan November 2009.
c. Tahap Akhir
Tahap akhir adalah pengolahan data dan penyusunan laporan penelitian
dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Maret 2010.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa SMK Bhineka Karya Surakarta tahun
pelajaran 2009/2010 dengan pertimbangan bahwa peneliti berkesempatan melakukan
praktek mengajar/Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK tersebut. Dalam
penelitian ini dipilih satu kelas yaitu kelas XI TPC Semester I Kompetensi Keahlian
Teknik Pemesinan SMK Bhineka Karya Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan
jumlah siswa 35 orang.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan merupakan pengkajian terhadap permasalahan yang
bersifat praktis, situasional, dan konteksual berdasarkan permasalahan yang muncul
dalam kegiatan
menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi atau
memperbaiki sesuatu dan pada umumnya dilaksanakan secara kolaboratif antara
kepala sekolah, guru, dan peneliti. Proses siklus senantiasa berupaya memperoleh
hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang efektif, sehingga dimungkinkan
adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatkan keaktifan
siswa.
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar
teori pemesinan serta perolehan manfaat yang lebih baik. Kepala sekolah dan guru
Teori Pemesinan dilibatkan sejak dialog awal sampai evaluasi. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam penelitian ini yaitu: 1). pra-PTK, 2). perencanaan
tindakan, 3).
pelaksanaan tindakan, 4). observasi dan monitoring, 5). refleksi, 6). Evaluasi, dan 7)
penyimpulan hasil.
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan Ulang
Refleksi
Siklus II
Observasi
Pelaksanaan
Perencanaan Ulang
Refleksi
Siklus III
Observasi
Pelaksanaan
Rekomendasi
Kepala sekolah akan maksud dan tujuan penelitian sehingga guru dan kepala
sekolah paham, sehingga tujuan penelitian tercapai.
2. Perencanaan Tindakan Pembelajaran
Perencanaan tindakan ini mengacu pada hasil Pra-PTK yang telah
dirumuskan
sebagai
fokus
permasalahan.
Dalam
perencanaan
tindakan
media
pembelajaran
yaitu
mendiskusikan
bagaimana
Solusi
untuk
mengatasi
permasalahan
dalam
rangka
upaya
Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi
dan tidak terjadi. Apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan
dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil refleksi itu digunakan
untuk menetapkan langsung lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian.
Dengan kata lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau
kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara.
Pelaksanaan refleksi ini adalah berupa diskusi yang dilakukan peneliti dan
guru teori pemesinan untuk memberi makna, menerangkan dan menyimpulkan,
menelaah hasil tindakan yang telah dilakukan. Refleksi ini dilakukan setiap akhir
siklus penelitian, untuk menentukan perbaikan ataupun tindakan-tindakan
berikutnya.
6. Evaluasi
Evaluasi hasil penelitian dilakukan dengan mengkaji hasil perencanaan,
observasi, dan refleksi pada setiap pelaksanaan PTK. Evaluasi diarahkan pada
penemuan bukti-bukti dari peningkatan keaktifan siswa belajar teori pemesinan
yang terjadi setelah dilaksanakan serangkaian tindakan.
Pada proses ini meliputi penyeleksian, menyederhanakan, memfokuskan,
mengabstraksikan, dan mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional
untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban
terhadap tujuan PTK.
Kegiatan ini dilakukan dalam setiap tindakan yang
dilaksanakan.
lapangan
digunakan
untuk
mencatat
temuan
selama
F. Instrumen Penelitian
1. Definisi Operasional Variabel
a. Gaya Mengajar Guru
Pada penelitian ini, yang dimaksud gaya mengajar guru adalah
keputusan berupa
(2)
kesimpulan
dan
verifikasi
(conclusion
drawing
and
verification)
Dari permulaan pengumpulan data, periset kualitatif mencari makna dari
setiap gejala yang diperolehnya di lapangan. Periset yang berkompeten akan
menangani kesimpulan-kesimpulan itu secara longar, tetap terbuka dan skeptis,
tetapi kesimpulan telah disediakan. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini
bukanlah langkah final dari kegiatan analisis. Dengan bertambahnya data,
kesimpulan yang kabur menjadi lebih mendasar. Dalam hal ini kesimpulan
senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas dapat digambarkan secara skematis
sebagai berikut :
Pengumpulan
Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan/
Verifikasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan hasil-hasil penelitian. Secara sistematik hasil
penelitian ini disajikan dalam susunan sebagai berikut:
A. Profil SMK Tempat Penelitian,
B. Pelaksanaan Tindakan,
C. Pembahasan.
A. Profil SMK Tempat Penelitian
a) Sejarah Berdiri SMK Bhineka Karya Surakarta.
Pada tanggal 1 Agustus 1960 para guru STM Negeri 1 Surakarta mempunyai
gagasan untuk menempung calon-calon siswa yang tidak diterima di STM Negeri 1
Surakarta ke dalam lembaga pendidikan yang lain. Kemudian oleh Bapak Sukamto
selaku Kepala Sekolah STM Negeri 1 Surakarta dibukalah pelaksanaan belajar
mengajar pada siang hari, yang pada waktu itu sering disebut STM siang. STM swasta
bertujuan sebagai berikut :
1. Membantu pemerintah dalam usaha membangun dan mendirikan Sekolah bagi
masyarakat pada umumnya.
2. Menampung para pemuda yang berminat masuk untuk sekolah teknik.
Pada awalnya STM siang membuka 2 jurusan, yaitu Jurusan Bangunan
Gedung dan Jurusan Mesin Umum dengan jumlah kelas masing-masing dua kelas, dan
jumlah siswa masing-masing 56 siswa dan 57 siswa.
Sesuai tuntutan formal pada waktu itu bahwa suatu sekolah swasta yang telah
berdiri untuk diasah atau dibina oleh suatu yayasan, maka para pendiri STM siang
yang terdiri dari: Bapak Soekismo, Bapak Tjiptoardjo, Bapak Soeharjo, Bapak
Sunarso, dan Bapak Sudijono pada tanggal 14 November 1961 mendirikan sebuah
yayasan yang bernama Yayasan Teknik Bhineka Surakarta dengan akta notaries
Raden Soegondo Notodisoerjo no. 28. Setelah yayasan berdiri, maka pada bulan Juli
1962 hingga bulan Agustus 1962 pengurus harian meminta para guru STM Negeri 1
27
Surakarta dan STM siang untuk mengusung nama baru untuk STM siang sehingga
didapatkan nama STM Bhineka Karya Surakarta.
Berdasarkan dokumen tertanggal 8 September 1962 dengan No. 19/
UUM/STM BK/1962 dan No. 20/UUM/STM BK/1962 yang ditandatangani oleh
Bapak M Suprapto Pradjoko selaku kepala sekolah. Sejak itulah resmilah STM siang
berubah nama menjadi STM Bhineka Karya Surakarta.
b) Status Tanah dan Gedung.
Sejak mulai berdiri tahun 1960 sampai tahun 1974 STM Bhineka Karya
masih menumpang di STM Negeri 1 Surakarta. Mulai tahun 1975, siswa STM
Bhineka Karya sudah menempati gedung yang baru di jalan Letjen. Suprapto No. 34,
Sumber, Banjarsari, Surakarta. Gedung yang baru STM Bhineka Karya diresmikan
pada tanggal 2 Mei 1975.
c) Visi dan Misi SMK Bhineka Karya Surakarta
Visi
Misi
d) SMK Bhineka Karya Surakarta membuka dua Bidang Keahlian dan tiga
Kompetensi Keahlian yaitu :
1.
2.
B. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti yang bekerja sama
dengan kepala sekolah dan guru pamong SMK Bhineka Karya Surakarta yang
merupakan guru mata pelajaran Teori Permesinan sebagai upaya untuk meningkatkan
pembelajaran yang berkualitas untuk mata pelajaran yang penulis teliti dalam hal ini
adalah mata pelajaran Teori Pemesinan kelas XI TPC.
1. Pra Penelitian Tindakan Kelas
Pra Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan cara peneliti mengamati
secara langsung di dalam kelas, kemudian hasil pengamatan dilakukan diskusi dengan
guru pamong/pengajar.
a. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan peneliti serta diskusi dengan guru, siswa pada saat
pelajaran berlangsung semakin kurang perhatian terhadap pembelajaran dan apabila
diberikan pertanyaan tidak bisa menjawabnya.
b. Analisis Masalah
Berdasarkan pengamatan peneliti serta diskusi dengan guru mata pelajaran
Teori Pemesinan, maka ditemukan beberapa panyebab permasalahan yang
menyebabkan kejadian tersebut, di antaranya adalah :
Tabel. 4. 1. Analisis masalah pada pra-PTK.
Fakta-fakta
Kondisi
Masalah
Penyebab
Kegaduhan yang
Lingkungan
memberikan
terjadi
Kelas
pengaruh negatif
proses
aula.
berlangsung,
disebabkan sekat
belajar mengajar
berlangsung.
dari kayu.
Tindakan
Guru
Persiapan
selama
media
Guru
materi
pembelajaran
mengajar menjadi
pembelajaran
tidak efektif.
yang
membuat
banyak
Pembelajaran
dua
dikarenakan
terganggu
menggambar,
kondisi
sehingga
pada
tidak
arah.
melakukan
Tindakan
Siswa
waktu
untuk
arah
yang
kapur.
dilakukan
guru.
banyak
banyak
Pembelajaran
siswa semakin
yang
menurun.
menarik.
guru
leluasa
guru
menghabiskan
awalnya
berlangsung
kurang
Kelas
tidak
terganggu
untuk
dengan kegaduhan
memvisualisasikan
kelas lain.
materi yang
disampaikan.
mendeskripsikan
beberapa alat/mesin.
Materi
Materi
Media
tersampaikan secara
pembelajaran
merupakan
lengkap.
serta
pengajaran
mata
kurang tepat.
pelajaran
yaitu
terdeskripsikan
alat
yang
Melakukan
Pekerjaan
dengan baik.
Melakukan
siswa
Teori
diajarkan. Dalam tahap ini guru melibatkan siswa secara aktif dengan
memberikan kesempatan untuk bertanya.
Penutup
Pada akhir pembelajaran, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
melibatkan siswa secara aktif, rangkuman materi, dan memberikan latihan.
Pelaksanaan pembelajaran
salam dan
siswa pun
itu,
guru
Siswa antusias selama pembelajaran berlangsung, hal ini terlihat dari sikap
antara lain: siswa menempatkan diri pada posisi nyaman untuk memperhatikan slide
materi serta sikap antusias.
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung terdapat 3 siswa atau 8,57 %
dari jumlah siswa telah menunjukkan keaktifan bertanya, 4 siswa atau 11,42 % dari
jumlah siswa menunjukkan keaktifan dalam menjawab pertanyaan dari guru, dan 32
siswa atau 100 % dari jumlah siswa yang masuk menunjukkan keaktifan dalam
mengerjakan soal latihan.
c)
Refleksi
pengajaran
menampilkan
gambar,
memberikan
sehingga
keleluasaan
memberikan
kepada
kemudahan
guru
dalam
untuk
hal
Perbaikan
Berdasarkan hasil refleksi terhadap tindakan siklus I, maka perlu perbaiki dan
hasilnya akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan siklus II.
Perbaikan yang disepakati oleh peneliti dan mitra kolaborasi (guru pamong) adalah:
1. Untuk pertemuan berikutnya, guru akan mengajar dengan membagi antara
menjelaskan materi, memperhatikan kelas, dan melakukan aktivitas untuk
mengefektifkan proses pembelajaran.
2. Untuk pertemuan berikutnya, guru akan mencoba untuk mengeraskan suara.
Pelaksanaan pembelajaran
itu,
guru
dengan materi yang lebih banyak, guru terlalu cepat menampilkan slide, sehingga
siswa terlambat untuk mencatat, pada akhirnya siswa sendirilah meminta guru untuk
memberikan kesempatan untuk mencatat.
Pada akhir pembelajaran, guru menutup pembelajaran dengan ringkasan materi
yang telah diajarkan dan guru memberikan tugas rumah kepada siswa agar siswa
belajar mengenai bagian-bagian mesin frais.
b)
Refleksi
Perbaikan
Berdasarkan hasil refleksi terhadap tindakan siklus II, maka perlu perbaiki dan
hasilnya akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan siklus III.
Perbaikan yang disepakati oleh peneliti dan mitra kolaborasi (guru pamong) adalah:
1. Untuk pertemuan berikutnya, guru memberikan ruang kepada siswa untuk
mencatat materi.
2. Untuk pertemuan berikutnya, guru meningkatkan perhatian terhadap kelas.
Pelaksanaan pembelajaran
itu,
guru
siswa atau 100 % dari jumlah siswa yang masuk menunjukkan keaktifan dalam
mengerjakan soal latihan.
c)
Refleksi
menjawab, jumlah siswa aktif mengeluarkan pendapat, dan siwa aktif mengerjakan
soal. Dari hasil pengamatan siklus I, II, dan III menunjukkan secara bertahap
menunjukkan peningkatan jumlah siswa aktif bertanya, menjawab, mengeluarkan
pendapat, dan mengerjakan soal.
Tindakan putaran I
Tindakan putaran II
a) Aktif bertanya
3 Siswa (8,57 %)
4 Siswa (11,42 %)
7 siswa (20 %)
b) Aktif menjawab
4 Siswa (11,42 %)
4 Siswa (11,42 %)
6 Siswa (17,14 %)
0 Siswa (0 %)
1 Siswa (2,8 %)
2 Siswa (5,71 %)
c) Aktif
mengeluarkan
pendapat
d) Aktif mengerjakan soal
33 Siswa (94,28 %)
C. Pembahasan
Pembahasan terhadap permasalahan penelitian maupun hipotesis tindakan
yaitu berdasarkan analisis data kualitatif terhadap hasil penelitian yang diperoleh
dengan kolaboratif antara peneliti, guru, dan kepala sekolah. Kerja kolaborasi dimulai
dari 1) Pra PTK, 2) perencanaan tindakan, 3) pelaksanaan tindakan, 4) evaluasi hasil
pelaksanaan tindakan.
Pada diskusi hasil pra PTK diketahui bahwa banyak permasalahan antara
lainnya: (a) materi tidak tersampaikan secara lengkap dan tidak terdeskripsikan dengan
baik, (b) kondisi fisik kelas memberikan pengaruh negatif yang sangat dominan pada
kondisi psikis, dan (c) siswa kesulitan untuk menvisualisasikan materi yang
disampaikan mengakibatkan intensitas perhatian siswa semakin menurun. Peneliti
bersama guru pamong/mitra kolaborasi bersepakat fokus tindakan yaitu bagaimana
strategis
yakni
pemanfaatan
media
visual
sebagai
media
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Proses pembelajaran teori pemesinan dengan pemanfaatan media visual untuk
meningkatkan keaktifan siswa merupakan kegiatan kolaborasi antara peneliti, guru,
dan kepala sekolah. Diawali dengan kegiatan pra PTK diperoleh kesepakatan bahwa
solusi dari permasalahan kelas yakni pemanfaatan media visual dengan alat
pembelajaran laptop dan LCD. Pembelajaran semacam ini diharapkan dapat
memusatkan perhatian siswa serta menambah motivasi belajar, maka akan memberi
pengaruh positif pada peningkatan keaktifan siswa. Dengan meningkatnya keaktifan
siswa maka pembelajaran bisa dikatakan efektif. Berdasarkan tindakan kelas dalam
setiap siklus maka disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pembelajaran
pemesinan
dengan
perbaikan
mengajar
guru
dengan
B. Implikasi
42
Kesimpulan butir pertama memberikan implikasi bahwa perbaikan mengajar
dan pemanfaatan media visual memiliki peranan yang berarti dalam meningkatkan
keaktifan siswa yang meliputi kegiatan menyimak, mencatat, menjawab pertanyaan
dan mengerjakan latihan soal. Melalui pembelajaran ini juga memberikan siswa
kemudahan dalam memahami, menangkap materi ajar dan terkelolanya kelas.
Sehingga dapat dikatakan proses pembelajaran menjadi efektif.
Kesimpulan butir pertama memberikan implikasi bahwa penelitian tindakan
kelas yang memiliki ciri terdapat proses siklus dan kegiatan refleksi, hal ini
memberikan pengaruh terhadap perbaikan pengajaran pada guru mengajar. Hal ini bisa
dikatakan seluruh elemen kelas mengalami pembelajaran sehingga dapat disimpulkan
terjadi proses peningkatan mutu pendidik dan siswa.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif ini, dalam
usaha peningkatan mutu proses pembelajaran siswa dalam pembelajaran pemesinan
dengan pemanfaatan media visual, maka diajukan sejumlah saran sebagai berikut:
1. Kepada Guru
a) Guru hendaknya selalu mencermati situasi kelas, sehingga secara cepat
dapat menemukan permasalahan-permasalahan kelas.
b) Guru hendaknya dapat menentukan tindakan-tindakan tepat untuk
mengeliminir permasalahan kelas agar keefektifan pembelajaran dapat
tercapai.
c) Guru hendaknya selalu melakukan proses perbaikan-perbaikan di setiap
pengajaran yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Arief S Sadiman. 1990. Media Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arief S Sadirman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grasindo Persada.
Basrowi, M dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Dimiyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rineka Cipta.
HB Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar, Teori dan terapannya
Dalam Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University Press
Husdarta & Yudaha M. Saputra. 2000. Belajar dan Pembeajaran. Depdiknas Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP
Setara D-III.
Miles, Mathew B & Huberman, Michael A. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta :
UI Press.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Nana Sudjana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Sinar Baru
Algesindo.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2006. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. 1989. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Poerwadarminto. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sri Anitah. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta. Sebelas Maret University Press.
Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.