SPEKTROFOTOMETRI UV
Vitamin B1
Asisten
Kelompok
Pak Henry
:
Nama kelompok:
W/F
Bernardus D.L.T.K
2443013064
Resita F.
2443013321
Suwandi W.
2443013138
Bagus K.
2443013171
I.
DASAR TEORI
Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer
dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan
atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif
jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi sebagai
panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dengan fotometer adalah panjang
gelombang dari sinar putih dapat lebih dideteksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai
seperti prisma, grating atau celah optis. Pada fotometer filter dari berbagai warna yang
mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. (Marzuki, 2012)
Spektrum elektromagnetik dibagi dalam beberapa daerah cahaya. Suatu daerah
akan diabsorpsi oleh atom atau molekul, dan panjang gelombang cahaya yang diabsorpsi
dapat menunjukkan struktur senyawa yang diteliti. Spektruk elektromagnetik meliputi suatu
daerah panjang gelombang yang luas dari sinar gamma gelombang pendek berenergi tinggi
sampai pada pada panjang gelombang mikro dan panjang gelombang sangat penting
(Marzuki, 2012)
Sinar tampak dari 400 sampai 800 nm dan sinar UV yang berbatasan sekitar 250
sampai 400 nm akan diabsorpsi oleh elektron terliar molekul dan atom spektroskopi absorbsi
dalam bidang ini disebut spektroskopi elektron. Pada penentuan fotometer nyala logam alkali
dan alkali tanah, emisi cahaya juga diukur dalam daerah sinar tampak dan sinar ultraviolet.
(Marzuki, 2012)
Spektrum absorbsi dalam daerah-daerah ultra ungu dan sinar tampak umumnya
terdiri dari satu atau beberapa pita absorpsi yang lebar, semua molekul dapat menyerap radiasi
dalam daerah UV-tampak. Oleh karena itu mereka mengandung elektron, baik yang dipakai
bersama atau tidak, yang dapat dieksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Panjang gelombang
pada waktu absorpsi terjadi tergantung pada bagaimana erat elektron terikat di dalam
molekul. Elektrton dalam satu ikatan kovalen tunggal erat ikatannya dan radiasi dengan
energi tinggi, atau panjang gelombang pendek, diperlukan untuk eksitasinya. (Marzuki, 2012)
Suatu zat tertentu pada kadar 1 % diukur dengan spektrtofotometer dalam kuvet
sepanjang 1 cm harganya tetap, konstanta ini disebut sebagai molar absortivitas
sama, dianjurkan untuk meneranya kembali dengan tepat untuk penentuan kuantitatif, atau
sebelumnya ditentukan kembali harga
(Sudaji, 2008).
Keuntungan utama metode spektrofotometri adalah bahwa metode ini memberikan cara
sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Contoh-contoh spektrofotometer yang
biasa digunakan:
1. Spektrofotometer ultraviolet Unicamp SP 600. Spektrofotometer ini meliputi jangka 220-1000
nm yakni ultraviolet, nampak dan merah dekat
2. Spektrofotometer Unicamp SP500 Series 2. Ini merupakan spektrofotometer dengan jangka
penerapan yang luas mencakup mengalurkan kurva absorpsi cairan lewat daerah nampak dan
ultraviolet, menetapkan absorpsi ataupun transmisi pada panjang gelombang yang telah dipilih
sebelumnya
3. Spektrofotometer Ultraviolet dan nampak Beckman DV. Spektrofotometer ini meliputi jangka
pengukuran 320 nm untuk yang pertama dan yang kedua untuk pengukuran dalam daerah
ultraviolet dibawah 360 nm.
(Higuchi, 1961).
Adapun mekanisme kerja dari spektrofotometer adalah mula-mula sumber radiasi dari
berbagai macam sinar tanda () yang berbeda-beda, masuk ke dalam monokromator. Di
monokromator ini cahaya diubah dari cahaya polikromatik menjadi monokromatik, jadi sinar
yang ada pada monokromator sudah ada tertentu. Kemudian dari monokromator sinar
menembus kuvet atau sampel dimana sampel telah dilarutkan dengan pelrut yang sesuai, yaitu
pada percobaan kali ini memakai pelarut etanol. Di kuvet ini, ada cahaya yang diserap oleh
sampel (absorban) dan ada yang diteruskan disebut transmitan (Marzuki, 2012). Pengukuran
absorbans atau transmittan dalam spektroskopi ultraviolet daerah tampak digunakan untuk
analisis kualitatif dan kuantitatif untuk beberapa senyawa kimia (Hariadi, 2013).
Keuntungan utama metode spektrofotometri adalah bahwa metode ini memberikan
cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Selain itu, hasil yang
diperoleh cukup akurat, dimana angka yang terbaca langsung dicatat oleh detector dan tercetak
dalam bentuk angka digital ataupun grafik yang sudah diregresikan.
Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut spektrofotometer terdiri dari :
sumber cahaya monokromator sel sampel detektor read out (pembaca).
- IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dua lempeng
natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam sel natrium klorida. Sel
ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali larutan yang dianalisis, jika sampel yang dimiliki
sangat sedikit dan harganya mahal.
4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi arus
listrik. Macam-macam detector yaitu Detektor foto (Photo detector),Photocell, misalnya CdS,
Phototube, Hantaran foto, Dioda foto, Detektor panas
5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang berasal dari
detektorAdapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam spektrofotometri adalah :
a. Pada saat pengenceran alat alat pengenceran harus betul-betul bersih tanpa adanya zat
pengotor
b. Dalam penggunaan alat-alat harus betul-betul steril
c. Jumlah zat yang dipakai harus sesuai dengan yang telah ditentukan
d. Dalam penggunaan spektrofotometri uv, sampel harus jernih dan tidak keruh
e. Dalam penggunaan spektrofotometri uv-vis, sampel harus berwarna.
(Yahya, 2013).
Aspek Kualitatif dan Kuantitatif Spektrofotometri UV-Vis
Spektra UV-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus dapat digunakan
untuk analisis kuantitatif.
1. Aspek Kualitatif ;
Data spektra UV-Vis bila digunakan secara tersendiri, tidak dapat digunakan unutk
identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi, bila digabung dengan cara lain seperti
spektroskopi infra merah, resonansi magnet inti, dan spektroskoppi massa, maka dapat digunakan
untuk maksud analisis kualitatif suatu senyawa tersebut.
Data yang diperoleh dari spektroskopi UV dan Vis adalah panjang gelombang maksimal, intensitas,
efek, pH, dan pelarut yang kesemuanya dapat dibandingkan dengan data yang sudah dipublikasikan.
Dari spektra yang diperoleh dapat dilihat, misalnya :
a. Serapan (absorbansi) berubah atau tidak karena perubahan pH. Jika berubah bagaimana
perubahannya apakah batokromik ke hipsokromik dan sebaliknya atau dari hipokromik ke
hiperkromik, dsb.
b. Obat-obat yang netral misalnya kafein, kloramfenikol atau obat-obat yang berisi ausokrom yang
tidak terkonjugasi seperti amfetamin, siklizin, dan pensiklidin. (Hariadi, 2013).
2. Aspek Kuantitatif ;
Suatu berkas radiasi dikenakan pada larutan sampel (cuplikan) dan intensitas sinar radiasi
yang diteruskan diukur besarnya. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah
foton yang melalui satu satuan luas penampang per detik.
Serapan dapat terjadi jika foton/radiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama
dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga. Jika sinar
monokromatik dilewatkan melalui suatu lapisan larutan dengan ketebalan db, maka penurunan
intesitas sinar (dl) karena melewati lapisan larutan tersebut berbanding langsung dengan intensitas
radiasi (I), konsentrasi spesies yang menyerap (c), dan dengan ketebalan lapisan larutan (db). Secara
matematis, pernyataan ini dapat dituliskan :
-dI = kIcdb
bila diintergralkan maka diperoleh persamaan ini :
I = I0 e-kbc
dan bila persamaan di atas diubah menjadi logaritma basis 10, maka akan diperoleh persamaan :
I = I0 10-kbc
dimana : k/2,303 = a ,
maka persamaan di atas dapat diubah menjadi persamaan :
Log I0/I = abc
atau
A = abc
(Hukum Lambert-Beer)
Dimana :
A= Absorban
a= absorptivitas
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
Bila Absorbansi (A) dihubungkan dengan Transmittan (T) = I/I0 maka dapat diperoleh A=log
1/T . Absorptivitas (a) merupakan suatu konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet,
dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel. Tetapi tergantung pada suhu, pelarut, struktur
molekul, dan panjang gelombang radiasi (Hariadi, 2013).
Hukum lambeert-beer :
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan
diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi:
Jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau
ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan
tebal larutan.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya
cahaya yang hamburkan:
T=
atau
%T =
x 100 %
A= - log T = -log
dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas cahaya setelah melewati
sampel.
Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:
A= a . b . c atau A = . b . c
dimana:
A
= absorbansi
b/l
= tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
1.
Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan
yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
2.
Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari
kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3.
Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat
tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari
alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan) (Srisuryono, 2013).
Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang digunakan
2.Spektrofotometri UV (ultraviolet)
Pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki
panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan
lampu deuterium.
Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap
sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan. Oleh
karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagent tertentu.
Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sample
keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri
adalah sample harus jernih dan larut sempurna (Hariadi, 2013).
3. Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible.
Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.
Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber
UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator. Untuk sistem spektrofotometri,
UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat
digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna (Hariadi, 2013).
II.
PROSEDUR KERJA
a. Membuat larutan baku induk
Menimbang Vitamin B1 50 mg
DATA PENIMBANGAN
= 391 solven HCl 0,1 N
Rentang Abs. = 0,2 1,5
Abs
C (ppm)
391
10000
0,1
2,56
1,5
38,36
Larutan Baku
= 1000 ppm
x 1000 = 10 ppm
x 1000 = 15 ppm
x 1000 = 20 ppm
x 1000 = 25 ppm
x 1000 = 30 ppm
Sampel 3 = pipet 1 ml ad 10 ml
Baku
Baku
C (ppm)
Abs
C1
10,36
0,409
C2
15,53
0,598
C3
20,72
0,780
C4
25,9
0,986
C5
31,08
1,163
m ( gram)
C (ppm)
S1
0,0496
99,2
S2
0,0506
101,2
S3
0,0514
102,8
Sampel
Abs
S1
0,7124
18,7177
S2
0,743
19,5101
S3
0,763
20,0567
% Kadar :
S1
S2
S3
% Kesalahan
*= nilai mutlak
IV.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kami mendapat pengamatan Spektrofotometri UV
vitamin B1. Kami memulai praktikum ini dengan membagi tugas. Bagian menimbang
bahan, menyiapkan alat, pembuatan baku induk, dan menyiapkan sampel. Setelah
pengalaman praktikum sebelumnya yang berantakan karena alat-alat yang kurang
bersih, praktikum kali ini kami semua mengeluarkan alat-alat yang akan di pakai dan
mencuci dengan bersih agar ketika di pakai tidak terjadi kontaminasi dan mengulang
lagi.
Sementara mencuci alat, ada yang menimbang bahan untuk baku induknya. Dan
menimbang sampelnya lalu ada yang membuat HCl 0,1 N. Setelah itu kami
melarutkan baku induk, dan memipet sesuai perhitungan. Perlakuan yang sama untuk
sampel. Kami timbang baku induknya 50 mg ad 50 ml. Lalu kami lakukan
pengenceran, kami pipet sebanyak 0,1 ml; 0,15 ml; 0,2 ml; 0,25 ml; 0,3 ml, ad 10 ml
dengan HCl 0,1 N.
Kami lanjutkan pembuatan sampel. Kami timbang sampel 50 mg juga sebanyak 3
kali penimbangan. Lalu kami larutkan dengan HCl 0,1 N lalu ad 50 ml. setelah itu
kami saring sebagian. Perlakuan yang sama untuk sampel 2 dan 3. Lalu kami cek
dengan spektrofotometri.
V.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Gandjar, Ibnu Gholib. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Marzuki, Asnah. 2012. Kimia Analisis Farmasi. Makassar : Dua Satu Press
Wunas, Yeanny dan Susanti. 2011. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif (revisi kedua).
Makassar : Laboratorium Kimia Farmasi Fakultas Farmasi UNHAS
Sudjadi. 2008. Analisis Kuantitatif Obat. Yogyakarta ; gadjah mada university press.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi Ke-III. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI
Higuchi, T., (1961), Pharmaceutical Analysis, Intersciens Publ, New York
Hariadi.Arsyad.PRINSIP SPEKTROFOTOMETER-UV-VIS. Diakses tanggal 8 mei 2013
pukul 20.35.
Yahya.sripatundita. JURNAL SPEKTROFOTOMETER-UV-VIS. Diakses tanggal 8 mei
2013 pukul 21.00.