Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Identitas
Nama
: WAG
Umur
: 11 bulan
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
MRS
Kejang sebanyak satu kali, lamanya kejang kurang lebih antara 1030 menit, kejang berhenti sendiri dan setelah kejang penderita sadar
kembali.
Penderita juga dikeluhkan demam sejak 1 hari sebelum MRS (10 Juli
2011), demam terjadi tiba-tiba, mendadak tinggi. Menggigil tidak ada,
berkeringat tidak ada.
Batuk dan pilek sejak kurang lebih 2 minggu sebelum masuk rumah
sakit,mendapat pengobatan namun keluhan tidak berkurang
Buang air besar (+), terakhir kali pukul 13.00 WITA, orang tua
pasien mengeluhkan kotoran terlihat encer dengan frekuensi 2x dalam
sehari
Riwayat Pengobatan :
Sebelum masuk rumah sakit penderita berobat ke bidan dan diberikan
parasetamol syrup dan antibiotika amoxicilin tetapi keluhan batuk dan panas tidak
berkurang.
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Penderita belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya, baik
kejang dengan demam maupun kejang yang tanpa disertai demam
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan atau penyakit yang
sama dengan penderita.
Riwayat Persalinan :
Penderita lahir melalui SC, ditolong oleh dokter, di RSU Sanjiwani, cukup
bulan, dengan berat badan lahir 3100 gram, panjang badan lahir keluarga lupa,
segera menangis dan kelainan tidak ada.
Riwayat Imunisasi :
Diakui lengkap oleh keluarganya.
Riwayat Nutrisi :
ASI
: 0 sekarang
Susu Formula
: 0 sekarang
Bubur beras
: 6 bulan sekarang
: 3 bulan
Tengkurap
: 4 bulan
Duduk
: 6 bulan
Berdiri
Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan umum
Kesadaran
Nadi
Respirasi
: 36 kali/menit, reguler
Suhu aksila
: 37,80 C
Berat badan
: 10,5 kg
: 10,8 kg
Status Gizi
Status General
Kepala
Mata
THT
Telinga
Hidung
Palpasi
Thorax
Cor :
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Pulmo : Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Sonor
Auskultasi
Abdomen :
Inspeksi
: Distensi (-)
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ekstremitas
Status Neurologis :
-
Refleks Fisiologis : R. Biceps +/+, Triceps +/+, APR +/+, KPR +/+
Refleks Patologis : R Babinski -/Meningeal sign : Kaku kuduk (-), Kernig Sign (-), Brudzinski I/II (-)
Pemeriksaan penunjang
DL (11 Juli 2011)
N
Tanggal
7 Juni 2011
Parameter
WBC
Lym
Mid
Gra
Lym%
Mid%
Gra%
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW
PLT
MPV
GDA
25,6
4,1
1,3
20,3
15,9
4,9
79,2
4,37
11,1
33,1
75,7
25,4
33,5
17,6
593,00
6,70
126 mg/dL
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Diagnosis :
Kejang Demam Sederhana + Tonsilofaringitis akut
Penatalaksanaan
MRS
IVFD D5 NS --- 10 tetes/menit
Cefotaxime 3x300 mg iv
Paracetamol syr 3 x cth I + kompres hangat jika Tax > 380 C
Ambroxol syr 3 x cth I
Stesolid syr 3 x cth I
Monitoring :
o Vital Sign
o Kejang
o Kesadaran
Terapi profilaksis
Usulan Pemeriksaan
-
DL
Elektrolit
EEG
LP
Follow Up
Tanggal
S
12/7/2011 Kejang (-)
Panas (-)
Status present
Nadi : 100x/menit
Batuk (-)
RR : 38x/menit
A
Bronkiolitis
Akut + VSD +
P
Th/
-ASI
demand
on
Pilek (+)
Mencret (+)
1 kali
T ax : 37,00C
Gizi kurang
Status general
Kepala: Normocephali
-IVFD D5
NS 16 tts/mnt
-Cefotaxime
3x300 mg iv
isokor
-Paracetamol
syr 3 x cth I +
kompres
Cor: S1 S2 N reguler
hangat
jika
murmur (-)
-Ambroxol
-/-
syr 3 x cth I
-Stesolid syr
3 x cth I
Monitoring:
-Vital Sign
-kesadaran
-kejang
ANALISA KASUS
Definisi
Pada kepustakaan dikatakan bahwa kejang demam adalah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu (suhu rektal lebih dari 38oC) yang disebabkan oleh
suatu proses ekstrakranium (diluar rongga kepala). Anak yang pernah mengalami
kejang tanpa demam kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam
kejang demam.1
Pada kasus ini dari anamnesis dikatakan penderita mengalami kejang saat badan
terjadi demam yang tinggi, mendadak naik secara tiba-tiba. Di samping itu juga
penderita pernah mengalami riwayat penyakit yang sama sebelumnya. Tetapi
secara objektif tidak dilakukan pemeriksaan suhu rectal untuk memastikan berapa
suhunya pada saat penderita masuk rumah sakit. Hal ini dilakukan untuk
mencocokkan apakah penderita mengalami kejang demam sesuai dengan batasan
definisi tesebut.
Epidemiologi
Kejang demam biasanya terjadi pada anak-anak umur 6 bulan 5 tahun.2
Pada kasus ini, pada saat penderita mengalami kejang pertama kali berumur 2,5
tahun dan pada saat ini penderita berumur 4,5 tahun dimana masih berada di
antara rentang umur terjadinya kejang demam.
Etiologi
Dari berbagai kepustakaan menyebutkan penyebab kejang demam sampai saat ini
belum diketahui tetapi beberapa pihak menganggap bahwa penyakit ini berkaitan
dengan demam. Dan demam banyak sekali penyebabnya, diantaranya infeksi
saluran pernapasan atas, radang telinga tengah (otitis media), pneumonia, infeksi
saluran cerna dan infeksi saluran kemih.1,2
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap pasien ditemukan adanya infeksi
pada saluran nafas atas yang ditandai oleh faring yang hiperemis dan tonsil yang
kemerahan.
Manifestasi Klinis
Umumnya kejang demam berlangsung singkat, berupa serangan kejang
klonik atau tonik-klonik bilateral. Pada fase tonik bisa terjadi apnea dan kencing
atau berak-berak. Bentuk kejang yang lain dapat juga terjadi seperti mata terbalik
ke atas dengan disertai kekakuan atau kelemahan, gerakan sentakan berulang
tanpa didahului kekakuan, atau hanya sentakan atau kekakuan fokal.3
Sebagian besar kejang berlangsung kurang dari 6 menit dan kurang dari
8% berlangsung lebih dari 15 menit. Seringkali kejang berhenti sendiri. Setelah
kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah
beberapa detik atau menit, anak terbangun dan sadar kembali tanpa defisit
neurologis. Kejang dapat diikuti hemiparesis sementara (hemiparesis Todd) yang
berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Kejang unilateral yang lama
dapat diikuti oleh hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang yang berlangsung
lama lebih sering terjadi pada demam yang pertama.3
Gejala klinik lainnya sangat tergantung dari penyakit yang mendasarinya.2
Dari heteroanamnesis yang dilakukan, didapatkan informasi bahwa kejang
berlangsung antara 10-30 menit, kejang terjadi pada seluruh tubuh, kejang terjadi
satu kali dan setelah kejang pasien sadar kembali.
Diagnosis
Berdasarkan kepustakaan yang ada kejang akan dimasukkan dalan kejang demam
sederhana apabila terdapat gejala klinis sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
KEJANG
Diazepam rektal
(5 menit)
Di Rumah Sakit
KEJANG
Diazepam IV
Kecepatan 0,5-1 mg/menit (3-5 menit)
(Depresi pernapasan dapat terjadi)
KEJANG
Fenitoin bolus IV 10-20 mg/kgBB.
Kecepatan 0,5-1 mg/menit
(Pastikan ventilasi adekuat)
KEJANG
Transfer ke ICU
10
Keterangan :
1. Bila kejang berhenti terapi profilaksis intermiten atau rumatan diberikan
berdasarkan kejang demam sederhana atau kompleks dan factor risikonya.
2. Pemberian fenitoin bolus sebaiknya secara drip intravena dicampur dengan
cairan NaCl fisiologis, untuk mengurangi efek samping aritmia dan hipotensi.5
Pemberian obat pada saat demam :
Antipiretik
Antipiretik pada saat demam dianjurkan, walaupun tidak ditemukan bukti
bahwa penggunaan antipiretik mengurangi risiko terjadinya kejang demam. Dosis
asetaminofen yang digunakan berkisar 10 -15 mg/kgBB/kali diberikan 4 kali
sehari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis ibuprofen 5 10 mg/ kgBB/ kali, 3-4 kali
sehari.4
Acetaminofen dapat menyebabkan sindrom Reye terutama pada anak
kurang 18 bulan, meskipun jarang. Parasetamol 10 mg/kgBB sama efektifnya
dengan ibuprofen 5 mg/kgBB dalam menurunkan suhu tubuh.4
Antikonvulsan
Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kgBB setiap 8 jam pada saat
demam menurunkan risiko berulangnya kejang (1/3-2/3 kasus), begitu pula
dengan diazepam rectal dosis 0,5 mg/kgBB setiap 8 jam pada suhu > 38,5 0C.
Dosis tersebut cukup tinggi dan dapat menyebabkan ataksia, iritabel dan sedasi
yang cukup berat pada 25-39% kasus.
Fenobarbital, karbamazepin, fenitoin pada saat demam tidak berguna
untuk mencegah kejang demam.4
Pemberian obat rumat
Pemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam
menurunkan risiko berulangnya kejang.5
Dengan meningkatnya pengetahuan bahwa kejang demam benign dan
efek samping penggunaan obat terhadap kognitif dan prilaku, profilaksis terus
menerus diberikan dalam jangka pendek, kecuali pada kasus yang sangat selektif.
Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguan perilaku dan
11
kesulitan belajar (40%50%). Obat pilihan saat ini adalah asam valproat
meskipun dapat menyebabkan hepatitis namun insidennya kecil.5
Dosis asam valproat 15-40 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis, fenobarbital 34 mg/kgBB per hari dalam 1-2 dosis.
Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan ciri
sebagai berikut (salah satu) :
1. Kejang lama lebih dari 15 menit
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang,
misalnya hemiparesis, paresis Todd, Cerebral Palsy, retardasi mental,
hidrosefalus.
3. Kejang fokal
4. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila :
Keterangan
Sebagian besar peneliti setuju bahwa kejang demam > 15 menit
merupakan indikasi pengobatan rumat.
Kelainan neurologist tidak nyata misalnya keterlambatan perkembangan
ringan bukan merupakan indikasi.
Kejang fokal atau fokal menjadi umum menunjukkan bahwa anak
mempunyai fokus organik.
Lama pengobatan rumat :
Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentkan secara
bertahap selama 1-2 bulan.5
Prognosis
12
13
DAFTAR PUSTAKA
14