PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
a. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
Makanan merupakan faktor penting dalam kehidupan, karena
makanan merupakan sumber energi tubuh.Tubuh memerlukan bahan bakar
untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk
mempertahankan suhu tubuh, dan untuk menyediakan material mentah untuk
fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali, dan pergerakan sel.
Kebutuhan energi yang terus menerus memerlukan cukup nutrisi. Nutrisi
sendiri adalah substansi kimia di dalam makanan yang diperlukan tubuh.
Fungsi nutrisi adalah sebagai bahan penghasil energi, membangun jaringan
tubuh, membentuk jaringan tubuh, serta pengaturan fungsi tubuh.
Pada umumnya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap oleh
asupan kalori makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika pemasukkan
kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat seseorang akan menambah.
Ketika pemasukkan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan energi, maka
seseorang akan kehilangan berat badan.
Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh.
Enam katagori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
dan mineral. Kegunaan nutrien yang spesifik untuk mengatur respons imun
respons trauma dan penyakit. ( Potter & Perry, 2006).
Pengertian pertumbuhan dan perkembangan mencakup peristiwa yang
statusnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan
lebih menekankan pada fisik, sedangkan perkembangan lebih menekankan
padamental dan kejiwaan seseorang. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel , organ maupun
individu, yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran
panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi
c) Umur pubertas
d) Berhentinya pertumbuhan tulang.
oleh faktor genetic, selain disebabkan oleh faktor genetik, juga oleh
lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara
optimal, kematian balita di negara berkembang Menurut Jellife D.B.
(1989), yang termasuk faktor internal adalah genetik, obstetrik, dan
seks .
2) Faktor Eksternal (Lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi
genetik yang optimal. Kondisi lingkungan yang buruk >> kondisi
genetik optimal tidak dapat tercapai Yang termasuk faktor lingkungan
adalah bio-fisik-psikososial. Faktor ini mempengaruhi setiap individu
sejak masa konsepsi sampai akhir hayat.
Faktor lingkungan dibagi dua:
(a) Lingkungan Pranatal
Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga lahir.
Meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin,
radiasi, infeksi, stress, anoksia embrio.
(b) Lingkungan Pascanatal
Dipengaruhi oleh lingkungan. Meliputi lingkungan biologis,
lingkungan fisik, faktor psikososial, keluarga dan adat-istiadat.
1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui pengertian antropometri gizi
2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis pengukuran antropometri gizi
3. Mahasiswa mengetahui kegunaan pengukuran antropometri gizi
4. Mahasiswa mengetahui Kelemahan pengukuran antropometri gizi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
lebih
menekankan
padamental
dan
kejiwaan
seseorang.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi
tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran berat
(gram,pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Kecepatan
pertumbuhan berbeda pada setiaptahapan kehidupan, hal ini dipengaruhi oleh:
1. Kompleksitas dan ukuran dari organ
2. Rasio otot dengan lemak tubuh (Supariasa, dkk, 2001).
Kecepatan pertumbuhan pada saat pubertas sangat cepat dalam hal tinggi
badan, ditandai denganperubahan otot, lemak dan perkembangan organ yang
diikuti oleh kematangan hormon seks. Pertumbuhan yang optimal sangat
dipengaruhi oleh potensi biologisnya. Tingkat pencapaian fungsi biologis
seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan:
genetik, lingkungan bio-psiko-sosial, dan perilaku (Susilowati. 2008).
Perkembangan (development) menyangkut adanya proses diferensiasi dari
sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang
lebih
menekankan
pada
aspek
fisik
sedangkan
faktor
Anemia
sel
sabit,
kelainan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Antropometri
Pengertian istilah nutritional anthropometry mula-mula muncul
dalam Body measurements and Human Nutrition yang ditulis oleh Brozek
pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe (1966) sebagai:
Pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia
7
pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda. Pengukuran antropometri
ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi
menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak.
Penilaian
pertumbuhan
merupakan
komponen
esensial
dalam
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Lebar siku
Rasio lingkar pinggang panggul(waist-hip circumference ratio)
Tinggi lutut
Perubahan berat badan Suprailiac skinfold
Berat badan
Lingkar kepala Lingkar lengan atas (LILA) Triceps skinfold
11
diperoleh,
dapat
memberikan
gambaran
tentang
keadaan
5) Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran
anak. Secarapraktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari
besarnya kepalaatau peningkatan ukuran kepala. Contoh: hidrosefalus dan
mikrosefalus.
Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang
tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama,
12
13
(melalui
penempatan
air
padadensitometer
atau
underwater weighting)
c. Teknik Isotop Dilution
d. Metoda Radiological
e. Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
f. Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemakmenggunakan kaliper:
skin-fold calipers)
Metode yang paling sering dan praktis digunakan dilapangan:
Antropometri fisik Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm2, ketelitian
0.1 mm, tekanan konstan 10 g/ mm2. Jenis alat yang sering digunakan
Harpenden Calipers, alat ini memungkinkan jarum diputar ke titik nol
apabila terlihat penyimpangan. Beberapa pengukuran tebal lemak dengan
menggunakan kaliper:
a. Pengukuran triceps
b. Pengukuran bisep
c. Pengukuran suprailiak
d. Pengukuran subscapular
14
BAB IV
PROSEDUR DALAM PENGUKURAN
ANTROPOMETRI PADA ANAK
4.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dan cara kerja yang dipakai ditentukan berdasarkan
pengukuran antropometri itu sendiri, diantaranya:
A. Berat badan
Ada 2 macam timbangan berat:
1. Tipe Salter spring balance:
a. Timbangan gantung (Posyandu)
b. Maksimum berat 25 kg dengan ketelitian 100 g
2. Tipe Bathroom scale:
a. Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri, atau
b. Menimbang anak bersama ibunya
c. Maksimum berat 100 kg dengan ketelitian 100 g
B. Tinggi Badan
Ada dua alat untuk pengukuran tinggi badan yaitu:
1. Vertical Measure (Microtoise) kapasitas 2 meter dan ketelitian 0,1 cm.
a. Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri (2 tahun atau >)
b. Mengukur tinggi badan dengan ketelitian 0,1 cm
2. Baby length board
a. Untuk bayi dan anak kurang 2 tahun
b. Mengukur crown-heel length dengan ketelitian 0,1 cm
C. Lingkar Lengan Atas (LLA)
a. skinfold caliper (panjang 33cm ketelitian0,1 cm)
b. dan meteran ukur panjang
15
16
c. Berat badan anak adalah selisih antara (berat badan ibu dan anak)
dengan berat badan ibu. Pembulatan berat badan anak dilakukan
setelah pengurangan (berat badan ibu dan anak) dengan berat badan
ibu. Isikan pada kolom: Berat badan pada formulir
B. Panjang atau tinggi badan
1. Pengukur tinggi badan : MICROTOISE dengan kapasitas ukur 2 meter
dan ketelitian 0,1 cm.
a. Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise
di dinding agar tegak lurus.
b. Letakan alat pengukur di lantai yang DATAR tidak jauh dari bandul
tersebut dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan
atau tonjolan (rata).
c. Tarik papan penggeser tegak lurus keatas, sejajar dengan benang
berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca
menunjukkan angka 0 (NOL). Kemudian dipaku atau direkat dengan
lakban pada bagian atas microtoise.
d. Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat
pada posisi sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.
17
18
satu
angka
dibelakang koma (0,1 cm). Contoh 157,3 cm; 160,0 cm; 163,9 cm.
Isikan ke dalam formulir.
3. Pengukuran Panjang Badan untuk Anak yang Belum Bisa Berdiri
Pengukuran panjang badan dimaksudkan untuk mendapatkan data
panjang badan anak yang belum bisa berdiri agar dapat diketahui status
gizi anak (Susilowati. 2008).
a. Letakan pengukur panjang badan pada meja atau tempat yang rata
.Bila tidak ada meja, alat dapat diletakkan di atas tempat yang datar
(misalnya, lantai).
b. Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah kiri dan
panel penggeser di sebelah kanan pengukur. Panel kepala adalah
bagian yang tidak bisa digeser.
c. Tarik geser bagian panel yang dapat digeser sampai diperkirakan
cukup panjang untuk menaruh bayi/anak.
d. Baringkan bayi/ anak dengan posisi terlentang, diantara kedua siku,
dan kepala bayi/anak menempel pada bagian panel yang tidak dapat
digeser.
19
e. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi/ anak sampai lurus dan
menempel pada meja/tempat menaruh alat ukur. Tekan telapak kaki
bayi/anak sampai membentuk siku, kemudian geser bagian panel
yang dapat digeser sampai persis menempel pada telapak kaki bayi/
anak.
f. Bacalah panjang badan bayi/anak pada skala kearah angka yang
lebih besar. Misalkan: 67,5 cm. Isikan ke formulir
g. Setelah pengukuran selesai, kemudian bayi/anak diangkat.
20
21
h. Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA
(kearah angka yang lebih besar).
i. Tuliskan angka pembacaan pada formulir.
Keterangan:
1. Jika lengan kiri lumpuh, yang diukur adalah lengan kanan (beri
keterangan pada kolom catatan pengumpul data).
2. Simpan pita LiLA dengan baik, jangan sampai berlipat-lipat atau
sobek.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kata Antropometri berasal dari Yunani, dimana Anthropo yang berarti
manusia, dan metric yang berarti mengukur. Secara literal Antropometri
berarti pengukuran manusia. Sedangkan secara umum Antropometri artinya
ukuran tubuh manusia.
Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran secara
spesifik juga diperlukan dan pengukuran ini mencakup Umur, BB (Berat
22
Badan), TB (Tinggi Badan), Lingkar Kepala, BMI atau IMT (index masa
tubuh), Berat Badan Relatif (BBR), dan Rasio Pinggang Panggul (LPP),
Lingkaran Perut, Lipatan Trisep, LLA dan LOLA.
Faktor-faktor yang mempengaruhi status nutrisi seseorang diantaranya
adalah pengetahuan, persepsi atau prasangka, kebiasaan,kesukaan, ekonomi,
status kesehatan, faktor psikologis, alkohol dan obat.
5.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini diharapkan menggunakan literatur yang
lebih banyak sehingga pembahasan bisa lebih baik dan mudah dimengerti
bagi pembaca.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat digunakan sebagai
pedoman bagi pembaca, baik bagi tenaga kesehatan dan khususnya bagi
mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan secara
professional.
DAFTAR PUSTAKA
23
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Supariasa, dkk, 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit EGC.
Susilowati.
2008.
Pengukuran
Status
Gizi
dengan
Antropometri
Gizi.
http://www.eurekaindonesia.org/wp-content/uploads/antropometri-gizi.pdf.
[15
Mei 2010]
24