Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mandiri Problem Based Learning.
Dalam membuat makalah ini banyak pihak yang membantu. Penulis bersyukur kepada
Tuhan yang selalu memberi berkah kepada penulis. Semoga makalah ini dapat berguna
bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI ... 2
BAB I. PENDAHULUAN
a. Latar belakang . 3
b. Tujuan . 3
BAB II. STRUKTUR JANTUNG
a. Makroskopis . 4
b. Mikroskopis .. 5
BAB III. MEKASNISME KERJA JANTUNG 8
BAB IV. ENZIM-ENZIM .... 12
BAB V. PEMERIKSAAN PEMBULUH DARAH KORONER
a. Fisik . 13
b. Penunjang 17
BAB VI. KESIMPULAN . 23
BAB VII. PENUTUP .24
DAFTAR PUSTAKA .....25
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Balakang
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mandiri Problem Based Learning
pada blok 8 Kardiovaskular-1. Sesuai dengan sekenario kelompok D, makalah ini
berjudul Jantung dan Pembuluh Darah. Makalah ini akan membahas struktur
makaroskopik dan mikroskopik pembuluh darah, sirkulasi sistemik dan pulmnoal,
hokum poiseuille, dan beberapa pemeriksaan yang bersangkutan langsung dengan
pembuluh darah.
b. Tujuan
mampu
memahami
dan
menerapkan
pemeriksaan
sistem
BAB II
STRUKTUR JANTUNG
1. Makroskopis
Keterangan :
1. Koronaria Kanan
2. Koronaria kiri
3. Sirkumfleksa Kiri
4. Vena Cava Superior
5. Vena Cava Inferior
6. Aorta
7. Arteri Pulmonari
8. Vena Pulmonari
9. Atrium Kanan
10. Ventrikel Kanan
11. Atrium Kiri
12. Ventrikel Kiri
13. M. Papillaris
14. Tendinae Chordae
15. Katup Trikuspid
16. Katup Mitral
17. Katup Pulmonalis
Vaskularisasi
Jantung mendapat pendarahan dari A. coronaria codis yang
merupakan cabang dari aorta ascendens. A. coronaria cordis dibagi
menjadi dua, yaitu A. coronaria dextra dan A, coronaria sinistra.
Vena-vena yang bermuara pada sinus coronarius :
1. V. cordis magna
2. V. cordis parva
3. V cordis media
4. V ventricularis sinistra posterior
5. V. obliqua itrii sinistra marshalli
b. Mikroskopis
Susunan umum pembuluh darah :
1. Tunika Intima
2.
Tunika Media
Otot polos
3.
Tunika Adventitia
Jaringan ikat
Vasa vaserum
a. Arteri
Arteri ada tiga tipe :
-
besar/elastik
medium/muscular
arteri kecil/arteriol
vena besar
vena sedang
vena kecil
1. Vena Besar
T. intima : selapis sel endote, kadang-kadang ada jaringan ikat di
bawahnya. 3
T. media : kurang sempurna perkembangannya, kadang tidak ada. Bila
ada, strukturnya histologis mirip dengan vena sedang. 3
T. adventitia : - beberapa kali lebuh tebal dari pada T. medianya
- terdiri atas jaringan ikat dengan serat kolagen tersusun
longitudinal.
- terdapat berkas otot polos yang sangat mencolok dan
tersusun longitudinal.
Contoh : vena cava
2. Vena Sedang
T. intima : sama seperti vena sedang.
T. media : jauh ledih tipis dari pada arteri sedang, serat kolagen lebih
menonjol dari pada serat otot polos.
Berdiameter 1-2 mm
T. adventitia : lebih tebal dati pada T. medianya.
3. Vena Kecil (Venula)
Vena kecil berfungsi sebagai tempat pertukaran zat antara jaringan.
Berdiameter 15-20 um. Dindingnya terdiri dari satu lapis sel endotel.
Permeabilitas dinding sangat tinggi.
BAB III
MEKANISME KERJA JANTUNG
Sistem sirkulasi adalah sistem pengangkut yang menyalurkan O 2 dan berbagai
zat yang diabsorbsi dari saluran cerna ke jaringan, serta membawa kembali CO 2
ke paru dan hasil metabolisme lainnya ke ginjal. Sistem sirkulasi juga berperan
dalam pengaturan suhu tubuh, dan mendistribusi hormon serta berbagai zat lain
yang mengatur fungsi sel.
Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh, dimana pada
saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Selain itu
otot jantung juga mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan listrik.
Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya
tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya, ventrikel mempunyai dinding
otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal
dari ventrikel kanan. Aktivitas kontraksi jantung untuk memompa darah ke seluruh
tubuh selalu didahului oleh aktivitas listrik.
Jantung mempunyai sistem penghantar khusus, yaitu mampu membentuk
rangsang (impuls) tanpa rangsangan dari luar. Sistem penghantar khusus terdiri dari:
1. Nodus Sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat
lubang (muara) vena cava superior.
2. Nodus Atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di
dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.
3. Berkas His (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari
nodus AV dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas his tersebut
bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui
septum, melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium sepanjang
dinding luar.
Oleh karena itu jantung tidak pernah istirahat untuk berkontraksi demi
memenuhi kebutuhan tubuh, maka jantung membutuhkan lebih banyak darah
dibandingkan dengan organ lain. Aliran darah untuk jantung diperoleh dari arteri
koroner kanan dan kiri. Kedua arteri koroner ini keluar dari aorta kira-kira inchi
diatas katup aorta dan berjalan dipermukaan pericardium. Lalu bercabang menjadi
arteriol dan kapiler ke dalam dinding ventrikel. Sesudah terjadi pertukaran O 2 dan
CO 2 di kapiler, aliran vena dari ventrikel dibawa melalui vena koroner dan
langsung masuk ke atrium kanan diman aliran darah vena dari tubuh akan
bermuara.
Arteri yang sangat elastis mengangkut darah dari jantung ke jaringan dan
berfungsi sebagai reservoir tekanan untuk terus mendorong darah ke depan sewaktu
jantung sedang mengalami relaksasi dan pengisian. Kapiler, yaitu pembuluh
berdinding tipis dan berpori-pori, merupakan tempat sesungguhnya untuk
pertukaran antara darah dan jaringan sekitarnya. Vena yang sangat lentur
mengembalikan darah dari jaringan ke jantung dan berfungsi sebagai reservoir
darah.
Sistem sirkulasi darah dibagi menjadi dua, yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi
pulmonal. Sirkulasi paru mulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri
besar dan kecil, kapiler lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena
kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini
mempunyai tekanan yang rendah kira-kira 15-20 mmHg pada arteri pulmonalis.
Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil,
arteriole lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena cava
inferior, vena cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan. Sistem sirkulasi
sistemik dan paru masing-masing terdiri dari sistem pembuluh yang tertutup.
10
11
BAB IV
ENZIM-ENZIM
12
BAB V
PEMERIKSAAN PEMBULUH DARAH KORONER
a. Fisik
Pemeriksaan fisik jantung normal
Untuk memulai pemeriksaan fisik, dokter atau pemeriksa harus selalu berdiri di
sisi kanan tempat tidur pasien. Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan posisi
pasien tidur terlentang, dengan bagian atas badan sedikit meninggi dengan cara
meninggikan bagian atas tempat tidur kurang lebih 30 derajat. Pada keadaan
tertentu, dapat dilakukan pemeriksaan dalam posisis pasien miring ke sisi kiri atau
membungkuk ke depan. Posisi ini memungkinkan apex ventrikel dan ventrikel kiri
lebih dekat ke dinding thoraks. Untuk memudahkan pemeriksaan fisik jantung dan
thoraks dibuat beberapa garis imaginer pada bagian dada depan:
1. Garis midsternum ialah garis yang melalui tengah tengah sternum.
2. Garis sternum ialah garis yang malalui tepi sternum, pada perlekatan costae
dengan sternum.
3. Garis parasternum ialah garis vertikal yang terletak diantara garis midklavikula dan garis sternum.
4. Garis mid-klavikula ialah garis melalui tengah klavikula, biasanya melalui
papila mammae.
5. Garis axillaris anterior ialah garis yang melalui lipatan ketiak depan.
6. Garis axillaris madial ialah garis yang berada di antara garis axillaris
anterior dan garis axillaris posterior.
7. Garis axillaris posterior ialah garis yang melalui lipatan ketiak belakang.
13
apex cordis. Impuls ini dihasilkan oleh pulsasi singkat ventrikel kiri pada saat
ventrikel bergerak ke arah anterior selama kontraksi jantung dan menyentuh
dinding thoraks. Pulsasi ini akan mudah terliat pada orang yang kurus.
Selain itu perlu diperhatikan juga pada saat inspeksi hal hal lain
misalnya bentuk thoraks : normal-simetris, dapat juga terlihat bentuk thoraks
abnormal seperti pectus carinatum (dada burung), thoraks terlihat menonjol
keluar, sebaliknya dapat terlihat bentuk
dinding thoraks mencekung, atau dapat pula ditemukan kelainan lain yang
bersifat patologis. Selanjutnya akan lebih dimantapkanlokasi ictus cordis
dengan pemeriksaan palpasi.
Palpasi
Pertama-tama lakukanlah palpasi secara menyeluruh pada seluruh
dinding thoraks anterior. Pada saat palpasi tangan dalam suhu tidak rendah.
Setelah itu dengan berpedoman pada pemeriksaan inspeksi, sekarang lakukanlah
palpasi pada ictus cordis. Yang perlu dipeeerhatikan pada palpasi ictus cordis :
Perkusi
Pemeriksaan perkusi etrpenting ialah menentukan cardiac dullness
( besar dan bentuk jantung ), yaitu perubahan dari suara sonor untuk perkusi
paru-paru berubah menjadi pekak. Perkusi paru bertujuan untuk mengetahui
suara paerkusi normal yaitu sonor perkusi patologis redup atau pekak.
Pemeriksaan perkusi jantung dilakukan secara sistematis sebagai berikut :
1. Menentukan batas jantung kanan
Ketuklah mulai dari linea mid klavikula dextra dari atas hingga kebawah
sampai terdengar perubahan suara dari sonor menjadi pekak. Kemudian
mintalah pasien melakukan inspirasi dalam dan menahan nafasnya, lalu
lakukanlah perkusi ke bawah hingga terdengar suara redup kembali. Ini
disebut peranjakan hati,yang normal biasanya sebesar 2 jari tangan.
14
linea midklavikula
sinistra dan parasternal sinistra dari atas ke bawah, kemudian ketuk dari atas
ke bawah pada linea midklavikula sinistra sampai didapat perubahan suara
sonor menjadi redup. Inilah batas pinggang jantung, yang normalnya
terletak pada ruang intercostae III sinistra.
4. Menentukan batas jantung kiri
Batas jantung kiri ditentukan dengan cara yang hampir sama dengan di atas,
mulailah dengan mengetuk pada linea axillaris anterior dari atas ke bawah
sampai terdengar perubahan suara sonor menjadi redup, inilah batas paru
kiri bawah, lalu setinggi 2 jari di atasnya, dilakukan perkusi ke arah medial
sampai terdengar perubahan suara menjadi redup. Ini merupakan batas
jantung kiri, yang normalnya terletak sedikit medial dari linea midklavikula
sinistrsa. Bila batas paru bawah kiri sukar ditemukan pada perkusi dari
lateral kiri setinggi setinggi tempat perkusi untuk menemukan batas jantung
kanan ke arah medial/sternum.
5. Menentukan konfigurasi (contour) jantung
Setelah ditentukan IV batas jantung di atas (4 titik), maka sekarang dapat
dicari konfigurasi atau bentuk jantung. Untuk itu dilakukan perkusi baik
pada intercostae dan di atas intercostae, ke arah medial dari linea axillaris
anterior sinistra dan ke arah medial dari linea midklavikuladextra, sampai
ditemukan banyak titik-titik perubahan suara perkusi dari sonor menjadi
redup.sambungkanlah titik-titik tersebut dan gambarlah dengan marker,
sehingga dapat terlihat gambaran konfigurasi jantung.
15
Auskultasi
Pemeriksaan auskultasi jantung yang baik sangatlah penting di klinik,
terutama untuk menentukan berbagai diagnosis dari kelainan jantung. Sebaiknya
pemeriksaan dilakukan dalam ruangan yang sunyi, sehingga bunyi jantung
dapat terdengar dengan jelas. Dengan menggunakan stetoskopdengarlah bunyi I
dan II dengan urutan :
1.
2.
3.
4.
bunyi jantung, misalnya mintalah pasien untuk berbaring ke sebelah kiri, posisi
ini akan membawa ventrikel jantung lebih dekat ke dinding thoraks. Letakkan
secara ringan bagian corong stetoskop pada daerah apex jantung.
Selain itu mintalah pasien untuk duduk dan agak membungkuk ke
depan, mintalah juga untuk mengeluarkan nafas sempurna dan berhenti
bernafas. Letakkan bagian diafragma stetoskop pada dada pada daerah apex
dan tepi kiri sternum.
Perlu pula anda mengenal jenis stetoskop anda dan penggunaanya secara benar.
1. Stetoskop jenis diafragma, lebih baik digunakan untuk mendengar bunyi
jantung bernada tinggi seperti bunyi pada bunyi jantung S1 dan S2, juga
untuk mur-mur aorta, regurgitasi mitral, dan pericardial friction rub.
Dengarlah pad adaerah prekordium, dengan menekan diafragma kuat-kuat
pada dinding thoraks.
2. Stetoskop jenis bell, lebih sensitif untuk jenis suara yang bernada rendah
seperti bunyi jantung S3 dan S4 dan mur-mur pada stenosisi mitral.
Taruhlah bagian corong secara ringan pada daerah apex, dan menuju ke arah
medial sepanjang tepi bawah sternum.
Selanjutnya
1. Bunyi jantung yang berasal dari katup mitral dapat didengar pada apex
cordis.
2. Bunyi jantung yang berasal dari katup trikuspidal dapat didengar pada
intercostae 4-5 di tepi kiri sternum atau linea sternalis dextra.
3. Bunyi jantung yang berasal dari katup aorta dapat didengar pada intercostae
2 di tepi kanan sternum atau nlinea sternalis dextra.
4. Bunyi jantung yang berasal dari katup pulmonal dapat didengar pada intercostae 2
tepi kiri sternum atau linea sternalis sinistra.
b. Penunjang
1. Radiologi
Cor analisa
Pemeriksaan dengan bantuan barium meal yang ada di esophagus untuk
membantu menilai pembesaran jantung.
Ekhokardiografi
Adalah pemeriksaan dengan menggunakan prinsip gelombang suara ultra
(ultra sound) untuk melihat anatomi jantung saat bergerak (berdenyut),
sehingga dapat diketahui adanya gangguan gerakan otot jantung, kebocoran
sekat jantung, penyempitan / kebocoran katub jantung, ukuran ruang
jantung, maupun adanya cairan serta tumor pada rongga jantung.
CT Scan
Digunakan untuk menilai sistem pembuluh coroner dengan rekontruksi
menggunakan kontras media IV.
MRI
Mkenggunakan medan magnet untuk mendiagnosa dan pengobatan dari
pasien yang menderita ateri coroner dan penyumbatan pembuluh darah.
Nuclear medicine
Menggunakan isotop thakium 201 dan tecthenium 99m.
17
2. EKG
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu rekaman mengenai sebagian
aktivitas listrik di cairan tubuh yang diinduksi oleh impuls jantung yang
mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman langsung aktivitas listrik jantung
yang sebenarnya. EKG adalah rekaman kompleks yang menggambarkan
penyebaran keseluruhan aktivitas selama repolarisasi dan depolarisasi.
EKG normal memperlihatkan tiga bentuk gelombang tersendiri :
gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T.
Gelombang P mewakili depolarisasi atrium.
Gelombang QRS mewakili depolarisasi ventrikel.
Gelombang T mewakili repolarisasi ventrikel.
18
19
20
21
22
BAB VII
PENUTUP
Penulis
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2001.
2. Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2008.
3. Eroschenco, Victor P; editor edisi bahasa Indonesia: Dewi Anggraini. Atlas Histologi di
Fiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi ke-9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2003.
September
2009.
5. Jantung dan Pembuluh Darah. Diunduh dari
http://www.medistra.com/index.php?option=com_content&view=article&id=76 8
September 2009.
6. Enzim-Enzim Hati. Diunduh dari
http://www.totalkesehatananda.com/darahhati1.html, 9 September 2009.
7. Cara Keja Jantung. Diunduh dari
24
25