Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

(CVA Infark)
Oleh: M. Syaiful Islam, S. Kep.

A. Tinjauan Teori
1. Pengertian
CVA (Cerebro Vascular Accident) merupakan kelainan fungsi otak yang timbul
mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darahotak yang dan
bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja dengan gejala-gejala
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabakan cacat berupakelumpuhan
anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir, daya ingat dan bentukbentuk kecacatan lain hingga menyebabkan kematian (Muttaqin, 2008).
CVA Infark adalah sindrom klinik yang awal timbulnya mendadak, progresif
cepat, berupa defisit neurologi fokal atau global yang berlangsung 24 jam terjadi karena
trombositosis dan emboli yang menyebabkan penyumbatan yang bisa terjadi di sepanjang
jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria
karotis interna dan duaarteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung
aorta jantung (arcus aorta) (Suzanne, 2002).
Stroke adalah gangguan peredarah darah otak yang menyebabkan defisit
neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak. (sudoyo
aru, dkk 2009)

2. Penyebab (Etiologi)
Menurut NANDA Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik dan
stroke hemorragik.
a. Stroke iskemik (non hemoragik) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau kesrluruhan terhenti. 80%
stroke adalah stroke iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
1) Stroke trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan.
2) Stroke embolik: tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah
3) hipoperfusion sistemik: berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian
tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
b. stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita
hipertensi. Stroke hemoragik ada dua jenis yaitu:
1. Hemoragik intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan
otak
2. Hemoragik subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan
jaringan yang menutupi otak).
Faktor-faktor yang menyebabkan stroke:

1. Faktor yang tidak dapat diubah (Non Reversible)


Jenis kelamin: pria lebih sering ditemukan menderita stroke
dibanding wanita.
Usia: makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke
Keturunan: adanya riwayat keluarga yang terkena stroke
2. Faktor yang dapat diubah (Reversible)
Hipertensi
Penyakit jantung
Kolesterol tinggi
Obesitas
DM
Polisetemia
Stress Emosional
3. Kebiasaan hidup
Merokok
Peminum alkohol
Obat-obatan terlarang
Aktivitas yang kurang sehat : jarang olahraga, makanan
berkolesterol

3. Tanda dan gejala (Manifestasi Klinis)


Menurut NANDA manifestasi klinis CVA infark sebagai berikut
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separoh badan


Tiba-tiba hilang rasa peka
Bicara cendel atau pelo
Gangguan bicara dan bahasa
Gangguan penglihatan
Mulut moncong atau tidak simetris ketika menueringai
Gangguan daya ingat
Nyeri kepala hebat
Vertigo
Kesadaran menurun
Proses kencing terganggu
Gangguan fungsi otak

4. Patofisiologi
1

Klasifikasi ( Arief Mansoer, dkk, 2007) berdasarkan Klinika.


a Stroke Hemoragik (SH)Stroke yang terjadi karena perdarahan Sub
arachnoid, mungkindisebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada
daerahtertentu, biasanya terjadi saat pasien melakukan aktivitas atausaat
aktif. Namun bisa juga terjadi saat istirahat, kesadaran pasien umumnya
menurun.
b Stroke Non Hemoragik (SNH)Dapat berupa iskemia, emboli dan trombosis
serebral, biasanyaterjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau
dipagihari. Tidak terjadi iskemi yang menyebabkan hipoksia
danselanjutnya dapat timbul edema sekunder, kesadaran pasienumumnya
baik.
Berdasarkan Perjalanan Penyakit

Trancient Iskemik Attack (TIA) atau serangan iskemiksepintasMerupakan


gangguan neurologis fokal yang timbul mendadakdan hilang dalam
beberapa menit (durasi rata-rata 10 menit)sampai beberapa jam (24 jam).
Stroke Involution atau ProgresifAdalah perjalanan penyakit stroke
berlangsung perlahanmeskipun akut. Munculnya gejala makin bertambah
buruk, proses progresif beberapa jam sampai beberapa hari.
Stroke CompleteGangguan neurologis yang timbul sudah menetap
atau permanen, maksimal sejak awal serangan dan sedikit memperlihatkan
parbaikan dapat didahului dengan TIA yang berulang.

5. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi CVA infark (Muttaqin, 2008)
a.
Dalam hal imobilisasi:
1) Infeksi pernafasan (Pneumoni),
2) Nyeri tekan pada dekubitus.
3) Konstipasi
b.
Dalam hal paralisis:
1) Nyeri pada punggung,
2) Dislokasi sendi, deformitas
c.
Dalam hal kerusakan otak:
1) Epilepsy
2) Sakit kepala
d.
Hipoksia serebral
e.
Herniasi otak
f.
Kontraktur
Menurut nanda komplikasi stroke
Dini (0-48 jam pertama)
Edema serebri. Defisit neurologis cenderung memberat, dapat
mengakibatkan peningkatan TIK, herniasi, dan akhirnya
menimbulkan kematian
Infrak miokard. Penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal
Jangkan pendek (1-14 hari)
Pneumonia akibat immobilisasi lama
Infark miokard
Emboli paru. Cenderung terjado 7-14 hari pasca stroke, sering kali terjadi
pada saat pernderita mobilisasi
Stroke rekuren: dapat terjadi setiap saat
Jangka panjang(>14 hari)
Stroke rekuren
Infark miokard
Gangguan vaskuler lain: penyakit vaskuler perifer

6. Penatalaksanaan
Ada bebrapa penatalaksanaan pada pasien dengan CVA infark (Muttaqin, 2008):
a. Untuk mengobati keadaan akut, berusaha menstabilkan TTV dengan :
1) Mempertahankan saluran nafas yang paten
2) Kontrol tekanan darah

3) Merawat kandung kemih, tidak memakai keteter


4) Posisi yang tepat, posisi diubah tiap 2 jam, latihan gerak pasif.
b. Terapi Konservatif
1) Vasodilator untuk meningkatkan aliran serebral
2) Anti agregasi trombolis: aspirin untuk menghambat reaksi pelepasan
agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
3) Anti koagulan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya
trombosisiatau embolisasi dari tempat lain ke sistem kardiovaskuler.
4) Bila terjadi peningkatan TIK, hal yang dilakukan:
Hiperventilasi dengan ventilator sehingga PaCO2 30-35 mmHg
Osmoterapi antara lain :
o Infus manitol 20% 100 ml atau 0,25-0,5 g/kg BB/ kali dalam
waktu 15-30 menit, 4-6 kali/hari.
o Infus gliserol 10% 250 ml dalam waktu 1 jam, 4 kali/hari
Posisi kepala head up (15-30)
Menghindari mengejan pada BAB
Hindari batuk
Meminimalkan lingkungan yang panas

7. Prognosis
Menurut Dewanto (2009), prognosis pada klien dengan stroke adalah
bergantung pada jenis stroke dan sindrom klinis stroke. Kemungkinan hidup setelah
menderita stroke bergantung pada lokasi, ukuran, patologi lesi, ukuran, patologi lesi,
serta usia pasien dan penyakit yang menyertai sebelum stroke. Stroke hemoragik
memiliki prognosis buruk. Pada 30 hari pertama risiko meninggal 50%, sedangkan
pada stroke iskemik hanya 10%.

8. Clinical Pathway
Stroke
Hemoragik

Stroke Non
Hemoragik

Peningkatan
Tekanan

Trombus/Emboli
diserenral

Aneurisma/APM
Pendarahan
Arkanoid /
Ventrikel
Hematoma
Serebral
p. TIK/ Herniasis
Serebral
Penurunan
Kesadaran
Penekanan
Saluran
Pernapasan
Pola Napas
Tidak Efektif

Area Gocca

Vasopasme
arteri serebral/
saraf serebral
Iskemik/infark
Deficit
Neurologi

Suplai darah
kejaringan tidak
Resiko ketidak
efektifan perfusi
jaringan otak

Hemisfer
Kanan

Hemisfer Kiri

Hemiprase/
plegi kiri

Hemiprase/
plegi Kanan

Deficit
Perawatan
Diri

Gangguan
mobilitas
Fisik

Kerusakan
Integritas
Kulit

Kerusakan
fungsi N VII

Kurang
Pengetahuan

Kerusakan
Komunikasi
Vervbal
Resiko
Aspirasi

Resiko Trauma

Resiko Jatuh

B. Asuhan Keperawatan
1 Diagnosa Keperawatan
1) Hambatan mobilitas fisik b.d hemiparesis keseimbangan
2) Kerusakan Integritas kulit b.d hemiparesis/ hemipelagia, penurunan mobilitas
3) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d suplai darah ke jaringan
serebral tidak adekuat
4) Kerusakan komunikasi verbal b.d kerusakan fungsi N VII dan N XII
5) Defisit perawatan diri; mandi,berpakaian, makan, toileting b.d kerusakan
neurovaskuler

2 Intervensi Keperawatan
1) Hambatan mobilitas fisik b.d hemiparesis keseimbangan
- Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat
latihan
- Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai
dengan kebutuhan
- Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap
cedera
- Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi
- Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
- Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai
kemampuan
- Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan
ADLs ps.
- Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.
- Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan
2) Kerusakan Integritas kulit b.d hemiparesis/ hemipelagia, penurunan mobilitas
- Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
- Hindari kerutan padaa tempat tidur
- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
- Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
- Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
- Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
- Monitor status nutrisi pasien
- Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
3) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d suplai darah ke jaringan
serebral tidak adekuat
- Bersihkan jalan nafas dari sekret
- Pertahankan jalan nafas tetap efektif
- Berikan oksigen sesuai intruksi
- Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan sistem humidifier
- Beri penjelasan kepada klien tentang pentingnya pemberian oksigen
- Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi
- Monitor respon klien terhadap pemberian oksigen
- Anjurkan klien untuk tetap memakai oksigen selama aktifitas dan tidur
- Kolaborasi pemberian antibiotik

- Posisikan pasien pada posisi semifowler


4) Kerusakan komunikasi verbal b.d kerusakan fungsi N VII dan N XII
- Libatkan keluarga untuk membantu memahami / memahamkan informasi
dari / ke klien
- Dengarkan setiap ucapan klien dengan penuh perhatian
- Gunakan kata-kata sederhana dan pendek dalam komunikasi dengan
klien
- Dorong klien untuk mengulang kata-kata
- Berikan arahan / perintah yang sederhana setiap interaksi dengan klien
- Programkan speech-language teraphy
- Lakukan speech-language teraphy setiap interaksi dengan klien
5) Defisit perawatan diri; mandi,berpakaian, makan, toileting b.d kerusakan
neurovaskuler
- Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
- Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri,
berpakaian, berhias, toileting dan makan.
- Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan
self-care.
- Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai
kemampuan yang dimiliki.
- Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien
tidak mampu melakukannya.
- Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
- Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.
- Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas seharihari.

DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI
Muttaqin, Arif (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan.
salemba medika: jakarta.
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing
Smeltzer, Suzanne.(1996). Keperawatan Medikal Bedah.(2002) alih bahasa Monica Ester.
Jakarta : EGC
Wilkinson, J.M., & Ahern N.R.,(2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Diagnosa
NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC Edisi Revis Jilid 2.

Anda mungkin juga menyukai