PNEUMOTHORAX
Disusun Oleh :
Dewi Astuti
(1002.14021.0 )
Dewi Rusdiani
(1002.14021.0 )
Dian Widiastutik
(1002.14021.0 )
Diana Tulaili
(1002.14021.0 )
Puput Eka Retnani
(1002.14021.0 )
Rika Heridayana
(1002.14021.0 )
Zaenudin Ahmad
(1002.14021.0 )
Thaariq syahrir damanggassi(1002.14021.072)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Asuhan Keperawatan Pneumothorax ini dengan lancar. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen matakuliah Medical Surgical Nursing (Respiratory System),Ns.Nurma
Afiani,S.Kep.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang
penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Asuan Keperawatan
Gangguan Sistem Pernapasan, serta infomasi dari media massa yang berhubungan
dengan Pneumothorax, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar
matakuliah MSN (Respiratory System) atas bimbingan dan arahan dalam
penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis
Daftar isi
Kata
pengantar
.............................................................................................................................
Daftar
isi
...................................................................................................................
Bab I
pendahuluan
1.1 latar Belakang...........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................
1.3 Tujuan.......................................................................................................................
Bab II
Pembahasan
2.1 Definisi pancasila sebagai falsafah...........................................................................
2.2 Jenisjenis falsafah dan manfaatnya.........................................................................
2.3 Langkahlangkah dasar dalam falsafah....................................................................
2.4 Pandangan pancasila dalam falsafah.........................................................................
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian
Pneumothoraks merupakan keadaan terdapatnya udara di dalam rongga pleura
.(askep gangguan pernapasan,2010)
Pneumotorax adalah terdapatnya udara dalam rongga pleura, sehingga paru-paru
dapat terjadi kolaps.
Oper penumothorax
Close pneumotoraks
Tension pneumotoraks
Ringan
kurang 300 cc ---- di punksi
Sedang
300 - 800 cc ------ di pasang
drain
Berat
lebih 800 cc ------ torakotomi
Mendesak paru-paru
(kompresi dan dekompresi),
pertukaran gas berkurang
Sesak
Nyeri
bernapas / pernafsan asimetris /
adanya jejas atau trauma
Nyeri
bernapas
Pekak
dengan batas jelas/tak jelas.
Bising
napas tak terdenga
Nadi
cepat/lemah
Anemis
/ pucat
Poto
toraks 15 - 35 % tertutup
bayangan
WSD/Bullow Drainage
b. Diagnosis fisik :
> Bila pneumotoraks > 30% atau hematotorax sedang (300cc) drainase cavum
pleura dengan WSD, dianjurkan untuk melakukan drainase dengan continues
suction unit.
> Pada keadaan pneumotoraks yang residif lebih dari dua kali harus
dipertimbangkan thorakotomi
> Pada hematotoraks yang massif (terdapat perdarahan melalui drain lebih dari
800 cc segera thorakotomi.
c. Laboratorium (Darah Lengkap dan Astrup)
2.4.3 Terapi :
a. Antibiotika.
b. Analgetika.
c. Expectorant.
2.4.4 Komplikasi
a. Tension Penumototrax
b. Penumotoraks Bilateral
c. Emfiema
2.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pneumothoraks tergantung dari jenis pneumothoraks, derajat
kolaps berat ringan gejala, penyakit dasar dan penyulit yang terjadi untuk
melaksanakan pengobatan tersebut dapat dilakukan tindakan medis atau tindakan
bedah.
1. Penatalaksanaan Medis
Tindakan observasi, yaitu dengan mengukur tekanan intra pleural menghisap
udara dan mengembangkan paru. Tindakan ini terutama di tujukan pada penderta
pneumothoraks tertutup atau terbuka sedangkan untuk pneumothoraks ventil tindakan
utama yang harus dilakukan dekompresi terhadap tekanan intra plura yang tinggi
tersebut yaitu dengan membuat hubungan dengan udara luar.
2. Tindakan dekompresi
Membuat hubungan rongga pleura dengan dunia luar dengan cara :
a. Menusukkan jarum melalui dinding dada terus masuk kerongga pleura dengan
demikian tekanan udara yang positif di rongga pleura akan berubah menjadi
negatif karena udara yang positif di rongga pleura akan berubah menjadi
negatif karena udara keluar melalui jarum tersebut.
b. Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra ventil :
1.Dapat memakai infus set
2.Jarum abbocath
3.Pipa Water Sealed Drainage (WSD)
Pipa khusus (thoraks kateter) steril, dimasukkan ke rongga pleura dengan
perantara troakar atau dengan bantuan klem penjepit (pean) pemasukan pipa
plastik (thoraks kateter) dapat juga dilakukan me;lalui celah yang telah dibuat
dengan bantuan insisi kulit dari sela iga ke 4 pada garis aksila tengah atau pada
garis aksila belakang. Selain itu dapat pula melalui sela iga ke 2 dari garis
klavikula tengah. Selanjutnya ujung selang plastik didada dan pipa kaca WSD
dihubungkan melalui pipa plastik di dada dan pipa kaca WSD di hubungkan
melalui pipa plastik lainnya posisi ujung pipa kaca yang berada
di botol
cm H2O dengan tujuan agar paru cepat mengembang dan segera terjadi
Auskultasi
Suara napas menurun sampai hilang di sisi yang sakit.Pada posisi duduk,semakin
ke atas letak cairan maka semakin tipis,sehingga suara napas terdengar amforis.
B2 (Blood)
Perawat perlu memonoyor dampak pneumothoraks pada status kardiovaskular
yang meliputi keadaan hemodinamik seperti nadi,tekanan darah,dan pengikisan
kapiler (capillary refill time-CRT)
B3(Brain)
Pada inspeksi,tingkat kesadaran perlu dikJI.Selain itu diperlukan juga pemeriksaan
GCS.Apakah composmentis,somnolen,ataukah kokma.
B4(Bladder)
Pengukuran volume output urin berhubungan dengan intake airan.Oleh karena
itu,perawat perlu memonitor adanya oliguria.Oliguria merupakan tanda awal dari
syok.
B5(Bowel)
Akibat sesak nafas,klien biasanya mengalami mual,muntah,penurunan nafsu
makan,dan penurunan berat badan.
B6(Bone)
Pada trauma di rusuk dada,sering di dapatkan adanya kerusakan otot dan
jaringan lunak dada sehingga meningkatkan resiko infeksi.
b.Diagnosa Keperawatan :
1. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekpansi paru yang tidak
maksimal karena akumulasi udara/cairan.
2. Inefektif bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan sekresi sekret
dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan.
3. Perubahan kenyamanan : Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan
reflek spasme otot sekunder.
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakcukupan kekuatan dan
ketahanan untuk ambulasi dengan alat eksternal.
5. Resiko Kolaboratif : Akteletasis dan Pergeseran Mediatinum.
d.
e.
Pertahankan perilaku
tenang, bantu pasien untuk
RASIONAL
Meningkatkan inspirasi maksimal,
meningkatkan ekpsnsi paru dan
ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
Distress pernapasan dan perubahan
pada tanda vital dapat terjadi sebgai
akibat stress fifiologi dan nyeri atau
dapat menunjukkan terjadinya syock
sehubungan dengan hipoksia.
Pengetahuan apa yang diharapkan
dapat
mengurangi
ansietas
dan
mengembangkan
kepatuhan
klien
terhadap rencana teraupetik
.
Pengetahuan apa yang diharapkan
dapat mengembangkan kepatuhan klien
terhadap rencana teraupetik.
Membantu klien mengalami efek
fisiologi
hipoksia,
yang
dapat
dimanifestasikan
sebagai
ketakutan/ansietas.
Mempertahankan tekanan negatif
intrapleural sesuai yang diberikan, yang
kontrol
diri
dengan
menggunakan
pernapasan
lebih lambat dan dalam.
f.
Perhatikan alat bullow
drainase berfungsi baik, cek
setiap 1 - 2 jam :
1)
Periksa pengontrol
penghisap untuk jumlah
hisapan yang benar.
2)
Periksa
batas
cairan
pada
botol
penghisap, pertahankan
pada
batas
yang
ditentukan.
3)
4)
meningkatkan
ekspansi
paru
optimum/drainase cairan.
1)
Air
penampung/botol bertindak sebagai
pelindung yang mencegah udara
atmosfir masuk ke area pleural.
2)
gele
mbung udara selama ekspirasi
menunjukkan lubang angin dari
penumotoraks/kerja
yang
diharapka. Gelembung biasanya
menurun seiring dnegan ekspansi
paru dimana area pleural menurun.
Tak adanya gelembung dapat
menunjukkan
ekpsnsi
paru
lengkap/normal atau slang buntu.
3)
Posis
i
tak
tepat,
terlipat
atau
pengumpulan bekuan/cairan pada
selang mengubah tekanan negative
yang diinginkan.
4)
Berg
una untuk mengevaluasi perbaikan
kondisi/terjasinya perdarahan yang
memerlukan upaya intervensi.
Observasi
gelembung udara botol
penampung
Posisikan sistem
drainage slang untuk
fungsi optimal, yakinkan
slang tidak terlipat, atau j.
menggantung di bawahk.
saluran masuknya ke l.
tempat drainage. Alirkanm.
akumulasi dranase belan.
perlu.
5)
Catat
karakter/jumlah drainage
o.
selang dada.
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain unutk
engevaluasi perbaikan kondisi klien atas
g.
Kolaborasi dengan tim pengembangan parunya.
kesehatan lain :
Dengan dokter, radiologi dan
fisioterapi.
Pemberian antibiotika.
Pemberian analgetika.
Fisioterapi dada.
Konsul photo toraks.
Napas
dalam
dan
perlahan saat duduk setegak
mungkin.
d.
Lakukan pernapasan
diafragma.
Tahan napas selama 3 5
detik kemudian secara
perlahan-lahan,
keluarkan
sebanyak mungkin melalui
mulut.
f.
Lakukan napas ke dua,
tahan dan batukkan dari dada
dengan melakukan 2 batuk
pendek dan kuat.
g.
Auskultasi
paru
sebelum dan sesudah klien
batuk.
RASIONAL
a.
Pengetahuan
yang
diharapkan
akan
membantu
mengembangkan kepatuhan klien
terhadap rencana teraupetik.
b.
e.
h.
f.
g.
i.
hidrasi
yang
adekuat;
meningkatkan masukan cairan
1000 sampai 1500 cc/hari bila
tidak kontraindikasi.
i.
Dorong atau berikan
perawatan mulut yang baik
setelah batuk.
Expextorant
untuk
memudahkan mengeluarkan lendir
dan menevaluasi perbaikan kondisi
klien atas pengembangan parunya.
j.
e.
Tingkatkan
teraupetik.
pengetahuan tentang: sebab- f. Analgetik memblok lintasan nyeri,
sebab
nyeri,
dan
sehingga nyeri akan berkurang.
menghubungkan berapa lama g. Pengkajian yang optimal akan
nyeri akan berlangsung.
memberikan perawat data yang
obyektif
untuk
mencegah
f.
Kolaborasi denmgan
kemungkinan
komplikasi
dan
dokter, pemberian analgetik.
melakukan intervensi yang tepat.
g.
Observasi
tingkat
nyeri, dan respon motorik
klien, 30 menit setelah
pemberian obat analgetik untuk
mengkaji efektivitasnya. Serta
setiap 1 - 2 jam setelah
tindakan perawatan selama 1 2 hari.
3.2 Saran
Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan
tinggal di negara Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia harus
lebih meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai menjaga, memahami
dan melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya
dalam pemahaman bahwa falsafah Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara
Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini dapat diatasi dan lebih
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia ini.
Pancasila
Sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia
Disusun oleh :
(1002.14201.049)
Munira Hi Ali
(1002.14201.072)
(1002.14201.052)
Zaenudin
ahmad
(1002.14201.069)
Malang
Daftar Pustaka
1. Koentjaraningrat. 1980. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta: PT.
Gramedia.
2. Nopirin. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9. Jakarta:
Pancoran Tujuh.
3. Notonagoro. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9.
Jakarta: Pantjoran Tujuh.
4. Salam, H. Burhanuddin, 1998. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta