Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
RANCANGAN PELEDAKAN
Teknik Peledakan
Jurusan T. Pertambangan-ITM
Modul 5/hal-1
Modul 5/hal-2
Teknik Peledakan
Jurusan T. Pertambangan-ITM
Modul 5/hal-3
T
K
H
PC
J
T
K
PC
Keterangan :
H = kedalaman lubang bor
T = stemming
B = burden
K = tinggi jenjang
PC = panjang muatan
J = subdrilling
Burden harus merupakan jarak dari muatan (charges) tegak lurus terhadap free face
terdekat, dan arah dimana pemindahan akan terjadi.
Dalam memperkirakan burden harus diingat bahwa densitas bahan peledak jarang sekali
bernilai 1,6 atau kurang 0,8 gr/cc, dan densitas batuan yang diledakkan jarang sekali
melebihi 3,2 atau kurang dari 2,2 gr/cc.
Burden dapat dihitung dengan formula :
B=
dimana :
B = burden
De = diameter bahan peledak (in)
KB = nisbah burden
Teknik Peledakan
Jurusan T. Pertambangan-ITM
Modul 5/hal-4
KB = 20
KB = 40
KB = 25
KB = 35
overbreaks
prakteknya harga
KH = 1,5 4,0.
Kedalaman lubang bor dapat dihitung dengan formula :
H = KH . B
dimana :
KH = nisbah kedalaman lubang
H = kedalaman lubang bor (ft)
1.3 Subdrilling
Tujuan subdrilling adalah agar batuan bisa meledak secara full face sebagaimana yang
diharapkan. Tonjolan-tonjolan pada lantai (floor) yang terjadi setelah dilakukan
peledakan akan menyulitkan peledakan selanjutnya, atau pada waktu pemuatan dan
pengangkutan. Pada kebanyakan batuan KJ tidak boleh lebih kecil dari pada 0,20.
Biasanya dipakai KJ = 0,3 untuk batuan masif.
Besarnya KJ tergantung dari struktur dan jenis batuan, serta arah lubang bor. Pada
lubang bor miring KJ yang dibutuhkan lebih kecil. Kadang-kadang pada lubang bor
yang vertikal juga sering tidak diperlukan adanya subdrilling, misalnya pada coal
stripping atau rock quarry tertentu.
Sudrilling dapat dihitung dengan formula :
J = KJ . B
Teknik Peledakan
Jurusan T. Pertambangan-ITM
Modul 5/hal-5
dimana :
J
= subdrilling (ft)
KJ = nisbah subdrilling
1.4 Stemming
Stemming disebut juga collar. Stemming sangat menentukan stress balance dalam
lubang bor; fungsi lainnya adalah untuk mengurung gas yang timbul. Untuk
mendapatkan stress balance maka T = B. Pada batuan kompak, jika KT kurang dari 1
akan terjadi cratering atau backbreaks, terutama pada collar priming. Biasanya dipakai
KT standar 0,70 dan ini sudah cukup untuk mengontrol air blast dan stress balance.
Stemming dapat dihitung dengan formula :
T = KT . B
dimana :
T = stemming (ft)
KT = nisbah stemming
1.5 Spacing
Spacing adalah jarak antar lubang-lubang yang dirangkai dalam satu baris (row) dan
diukur sejajar terhadap pit wall. Biasanya spacing tergantung kepada burden,
kedalaman lubang bor, letak primer, waktu tunda dan arah struktur bidang batuan.
Yang perlu diperhatikan dalam memperkirakan spacing adalah apakah ada interaksi
antara charges yang berdekatan. Bila masing-masing lubang bor diledakkan sendirisendiri dengan interval waktu yang cukup panjang, untuk memungkinkan setiap lubang
bor meledak dengan sempurna, tidak akan terjadi interaksi antar gelombang energi
masing-masing. Kalau waktu tunda diperpendek maka akan terjadi interaksi, sehingga
akan menyebabkan efek yang kompleks.
Untuk spacing dapat dihitung dengan formula :
S = KS . B
dimana :
S = spacing (ft)
KS = nisbah spacing
Teknik Peledakan
Jurusan T. Pertambangan-ITM
Modul 5/hal-6
KS = 1
KS = 1 2
- Normal
KS = 1,2 1,8
SG.(62,4)
= 0,0312.(SG)
2000
W = AL.(dr)
(ton)
E = (de).(PC).N
Pf = W / E
(ton/cuft)
(lb)
(ton/lb)
dimana :
W = batuan atau material yang diledakkan
N = jumlah lubang bor
Teknik Peledakan
Jurusan T. Pertambangan-ITM
Modul 5/hal-7
Dalam kenyataan di lapangan harga W didapat dari pengukuran sebelum peledakan dan
pengukuran setelah hasil ledakkan habis terangkut. Hal tersebut dilakukan berulangkali,
sehingga didapat Wrata-rata untuk pola peledakan yang sama.
Harga E didapat dari jumlah bahan peledak yang dimasukkan kedalam lubang-lubang
tembak setiap kali peledakan. Erata-rata adalah harga rata-rata dari E masing-masing
lubang tembak tersebut.
Harga Pf diperoleh dari formula berkut :
Pf =
Wrata rata
E rata rata
W
nxH
dimana :
Eq = volume setara (ton/m atau ton/ft)
n = jumlah lubang bor dalam pola peledakan
H = kedalaman lubang bor
Teknik Peledakan
Jurusan T. Pertambangan-ITM
Modul 5/hal-8
Dalam peledakan jenjang banyak cara perhitungan yang dapat digunakan, antara lain :
-
Cara Conya.
]
]
dimana :
Kb = nisbah burden yang telah dikoreksi
Contoh :
Suatu peledakan batugamping direncanakan + 2.000 ton/hari, densitas = 168 lb/cuft.
1. Kondisi
a. KT = 0,7; KJ = 0,3; KS = 1
L = 20 ft dan dr = 0,084 ton/cuft
b. E1 = extra 60% dinamit, SG = 1,28; Ve = 12.200 fps
c. Diameter lubang tembak 3 in
Kompressor dengan 500 cfm
Kecepatan rata-rata pemboran 400 ft per 8 jam/gilir
2. Perhitungan
a. E1 = extra 60% dinamit
Kb = Kbstd x AF1 x AF2
Teknik Peledakan
Jurusan T. Pertambangan-ITM
Modul 5/hal-9
] = 30,5
Kb =
12.B1
De
B1 =
KB.De
30,5 x 3
=
= 7,625 8 ft
12
12
Pj =
berat batuan ,W
maka,
dr
W
2.250
=
= 84 ft
16 x 20 x 0,084
(2 B) x L x d r
(84 (2 x 8)
N =
2 x 2 =
2 x 2
10
S
= 18 lubang bor
Pj (yang telah dikoreksi) = (2B) + (7 x s) = 16 + 70 = 86 ft
W = A x L x dr = (Pj x W) x L x dr
= (86 x 16) x 20 x 0,084
= 2.312 ton
Teknik Peledakan
Jurusan T. Pertambangan-ITM
Modul 5/hal-10
de =
.De 2
4 x 144
x SG x 62,4
= 3,9
E = de1 x (PC1) x N1
= 3,9 x 17 x 18
= 1.193,4 lb
Pf =
W
E
2.312
= 1,94 ton/lb
1.193,4
ft
= Burden
De
Teknik Peledakan
Jurusan T. Pertambangan-ITM
Modul 5/hal-11