Anda di halaman 1dari 5

askep CORPUS ALIENUM

BAB I
TINJAUAN TEORITIS
CORPUS ALIENUM
A.Konsep Dasar Medik
1.Definisi
Terjadi akibat masuknya benda asing ke dalam bola mata. Bulu mata, debu, kuku, dan partikal
lewat udara dapat kontak dengan konjungtiva atau kornea dan menyebabkan iritasi atau abrasi.
Pada benda asing di mata, umumnya klien mengeluh adanya sensasi benda asing (merasa ada
sesuatu di mata) atau penglihatan kabur. Nyeri terjadi jika epitel kornea cedera karna kornea
mengandung saraf sensori berada dibawah epitel. Klien juga bisa mengalami epifora dan fotofobia.

2.Jenis Benda Asing Pada Mata


Benda logam
Terbagi menjadi benda logan magnit dan bukan magnit
Contoh :emas, perak, platina, timah hitam, seng, nikel, aluminium, tembaga, besi.
Benda bukan logam
Contoh :batu, kaca, porselin, karbon, bahan pakaian dan bulu mata.
Benda insert
- Adalah benda yang terdiri atas bahan-bahan yang tidak menimbulkan reaksi jaringan mata,
ataupun jika ada reaksinya sangat ringan dan tidak mengganggu fungsi mata.
- Contoh :emas, perak, platina, batu, kaca, porselin, plastic tertentu
- Kadang-kadang benda insert memberikan reaksi magnit yang mungkin dapat mengganggu
fungsi penglihatan.

3.Anatomi dan Fisiologi


4.Manifestasi Klinis
Pasien biasanya datang mencari pertolongan karna nyeri yang mendadak, yang biasanya sangat
intensif,fotofobia,sensasi benda asing, dan air mata berlebihan. Ketajaman penglihatan mungkin
normal atau menurun, bergantung tempat lesinya.

5.Penatalaksanaan
Benda asing yang tidak menembus dibawah kelopak mata atas dapat diambil dengan
mengangkat kelopak mata atas keatas kelopak mata bawah sehingga memungkinkan bulu mata
kelopak mata bawah menyapu benda asing tersebut keluar dari kelopak mata atas.
Aternatif lain, benda asing dapat dikeluarkan dengan irigasi, hati-hati jangan sampai menyentuh

kornea. Bila benda asing tidak dapat diambil dengan cara ini, mata harus ditutup dan dibalut dan
pasien dirujuk ke ahli oftalmologi. Salah satu bahaya benda asing konjungtiva adalah ancaman
terhadap kornea.
Bila epitel kornea yang merupakan benteng alamiah terhadap mikroorganisme, mengalami
gangguan mata menjadi rentan terhadap infeksi. Maka luka pada kornea harus diinsfeksi setiap hari
untuk mengetahui adanya buku insfeksi sampai telah sembuh dengan sempurna.

6.Komplikasi
1.Endoftalmitis
2.Panoftalmitis
3.Ablasi retina
4.Pendarahan intraokular
5.Ftisis bulbi
7.Pengobatan
Apabila terletak disebelah anterior dari zonula lensa, maka benda asing harus dikeluarkan
melalui insisi limbus dan kamera anterior. Apabila benda tersebut terletak dibelakang lensa dan
disebelah anterior ekuator, maka pengeluaran dilakukan melalui area pars plana yang paling dekat
dengan benda asing karna dengan cara ini kerusakan retina lebih sedikit. Apabila benda asing harus
dikeluarkan melalui insisi limbus dari sebuah posterior dari ekuator, maka benda tersebut
sebaiknya dikeluarkan melalui pars plana dengan vitrektomi/forceps intraocular, sehingga dapat
dihindari terjadinya pendarahan besar koroid akibat insisi dinding posterior bola mata. Metode ini
digunakan untuk benda asing magnetik maupun non magnetik. Tersedia forseps-forseps khusus
untuk memegang benda berbentuk sferis. Setiap bagian retina yang rusak harus distrapi dengan
diatermi, fotokoagulasi, atau koagulasi endolaser untuk mencegah palpasan retina.

8.Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen orbita untuk memastikan adanya benda asing di dalam mata.

B.Konsep Dasar Keperawatan


A.Pengkajian
1. Anamnesa
a.Identitas
b.Identitas penanggung jawab
2. Keluhan Utama

klien

Dilihat dari tanda dan gejala penyakitt


3. Riwayat Trauma
Penyakit yang diderita sekarang
4. Riwayat Penykit Dahulu
Penyakit yang pernah diderita yang mungkin menyebabkan timbulnya penyakit sekarang
5. Pola Kebiasaan
a. Pola pemeliharaan kesehatan
b. Pola aktivitas
c. Pola nutrisi
d. Pola istirahat dan tidur
e. Pola eliminasi
f. Pola psikososial

B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum Klien
a.Kesadaran
b.Vital sign
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Visus (menurun atau tidak ada)
b.Gerakan bola mata (dapat terjadi pembatasan atau hilangnya sebagian pergerakan
bola mata)
c. Pupil (reaksi pupil terhadap cahaya melambat atau hilang
d. Bentuk pupil berubah (tidak bulat pada iridodialisis, melebar pada rupture iris)
e. TIO (menurun pada hifema atau hernia badan kaca)
f. Pemeriksaan khusus (sinar-x, computed tomography, USG).
2.Diagnosa Keperawatan
A. Gangguan sensori persepsi (visual) berhubungan dengan ablasio retra, edema
retina, erosi kornea.
B. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan penglihatan akibat trauma
C. Ansietas berhubungan dengan penurunan penglihatan dan kemungkinan terjadinya
kebutaan
D. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder akibat
trauma
E.
Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat (tidur) berhubungan dengan kesulitan
menutup mata dan nyeri mata.
3.Nursing Care Plane

No
1.

Diagnosa
Keperawatan
Gangguan
sensori
persepsi (visual)
berhubungan
dengan ablasio
retra, edema
retina, erosi
kornea.

Tujuan

Intervensi

Rasional

Klien beradaptasi 1.Tentukan tajam


1.kebutuhan individu dan
terhadap
penglihatan klien,catat
pilihan intervensi
penurunan visual apakah satu atau kedua
bervariasi.
yang terjadi
mata terlibat.
2.membantu klien
2.Kurangi situasi kacau,
menganali keterbatasan
atur pengobatan dan
penglihatan.
atur penyinaran.
3.mengistirahatkan mata
3.pada klien yang
dan mencegah
mengalami abrasi retina, komplikasi lebih lanjut.
anjurkan klien bedrest 4.a.mengatasi dan
dengan satu atau kedua
mencegah infeksi lebih
mata ditutup.
lanjut
4.kolaborasi
b.mengatasi kelainan
a.berikan pengobatan
atau komplikasi yang
sesuai indikasi mata dan terjadi dan mencegah
derajat komplikasinya;
keruusakan lebih lanjut.
antibiotic (topical,
peroral, atau sub
konjungtiva).
b.siapkan intervensi
bedah sesuai indikasi

2.

Resiko cedera
berhubungan
dengan
gaangguan
penglihatan
akibat trauma.

Klien tidak
1.Dapatkan deskripsi
1.memberikan data dasar
mengalami dan
fungsional tentang apa
tentang pandangan
dapat
yang bias dan tidak bisa akurat klien.
menghindari
dilihat oleh klien.
2.klien mengenal
cedera.
2.Orientasikan klien
lingkungannya sehingga
terhadap lingkungan
cedera dapat dihindari
sekitar
3.memenuhi kebutuhan
3.Batasi aktivitas klien
sehari-hari klien tanpa
(seperti menggerakkan
menyebabkan cedera.
kepala tiba-tiba,dll) dan
bantu aktivitas klien
sesuai kebutuhan

3.

Ansietas

Kecemasan klien 1.gunakan pendekatan

1.pemecahan masalah

Paraf

berhubungan
berkurang atau
dengan
hilang
penurunan
penglihatan dan
kemungkinan
terjadinya
kebutaan

untuk menerangkan
sulit untuk orang yang
klien saat memberikan
cemas.
informasi.
2.memberi kesempatan
klien untuk menerima
2.Dorong klien
situasi nyata.
mengekspresikan
3.mengurangi kecemasan
perasaan tentang
kehilangan penglihatan. klien.
3.Beritahu klien tentang
penyakitnya

4.

5.

Gangguan citra Klien dapat


tubuh
menerima

1.Beritahu klien tentang 1.pengetahuan akan


kondisi dan tujuan dari mengakibatkan

berhubungan
perubahan
dengan
tubuhnya.
perubahan
penampilan
sekunder akibat
trauma.

tindakan yang
dilakukan

kerjasama klien
2.meningkatkan
penerimaan klien
2.Beritahu klien tentang
terrhadap perubahan
prognosis penyakit
yang terjadi
secara jujur dan
3.memberikan keyakinan
beritahu pentingnya
bahwa klien tidak
ketaatan terhadap
sendiri dalam
medikasi.
3.Libatkan keluarga atau menghadapi masalah.
orang terdekat klien

Gangguan
Kebutuhan
pemenuhan
istirahat klien
kebutuhan
terpenuhi
istirahat (tidur)
berhubungan
dangan kesulitan
menutup mata
dan nyeri mata.

1.Kaji tingkat nyeri


1.Membantu menemukan
2.Bicarakan dengan klien rencana tindaka.
dan keluarga tentang
2.Mengurangi nyeri
terapi distraksi.
3.mempercepat absorpsi
3.Beri kompres dingin
cairan dan mengurangi
dan hangat sesuai
nyeri
kebutuhan.
4.Mengurangi aktivitas
4.Beri kesempatan pada
mata sehingga nyeri
klien untuk istirahat
berkurang dan
pada siang hari dan
kebutuhan istirahat
waktu tidur malam hari. terpenuhi.

Diposkan oleh GUEH UHIBBUKI FILLAH di 20.59

Anda mungkin juga menyukai