BAB I
TINJAUAN TEORITIS
CORPUS ALIENUM
A.Konsep Dasar Medik
1.Definisi
Terjadi akibat masuknya benda asing ke dalam bola mata. Bulu mata, debu, kuku, dan partikal
lewat udara dapat kontak dengan konjungtiva atau kornea dan menyebabkan iritasi atau abrasi.
Pada benda asing di mata, umumnya klien mengeluh adanya sensasi benda asing (merasa ada
sesuatu di mata) atau penglihatan kabur. Nyeri terjadi jika epitel kornea cedera karna kornea
mengandung saraf sensori berada dibawah epitel. Klien juga bisa mengalami epifora dan fotofobia.
5.Penatalaksanaan
Benda asing yang tidak menembus dibawah kelopak mata atas dapat diambil dengan
mengangkat kelopak mata atas keatas kelopak mata bawah sehingga memungkinkan bulu mata
kelopak mata bawah menyapu benda asing tersebut keluar dari kelopak mata atas.
Aternatif lain, benda asing dapat dikeluarkan dengan irigasi, hati-hati jangan sampai menyentuh
kornea. Bila benda asing tidak dapat diambil dengan cara ini, mata harus ditutup dan dibalut dan
pasien dirujuk ke ahli oftalmologi. Salah satu bahaya benda asing konjungtiva adalah ancaman
terhadap kornea.
Bila epitel kornea yang merupakan benteng alamiah terhadap mikroorganisme, mengalami
gangguan mata menjadi rentan terhadap infeksi. Maka luka pada kornea harus diinsfeksi setiap hari
untuk mengetahui adanya buku insfeksi sampai telah sembuh dengan sempurna.
6.Komplikasi
1.Endoftalmitis
2.Panoftalmitis
3.Ablasi retina
4.Pendarahan intraokular
5.Ftisis bulbi
7.Pengobatan
Apabila terletak disebelah anterior dari zonula lensa, maka benda asing harus dikeluarkan
melalui insisi limbus dan kamera anterior. Apabila benda tersebut terletak dibelakang lensa dan
disebelah anterior ekuator, maka pengeluaran dilakukan melalui area pars plana yang paling dekat
dengan benda asing karna dengan cara ini kerusakan retina lebih sedikit. Apabila benda asing harus
dikeluarkan melalui insisi limbus dari sebuah posterior dari ekuator, maka benda tersebut
sebaiknya dikeluarkan melalui pars plana dengan vitrektomi/forceps intraocular, sehingga dapat
dihindari terjadinya pendarahan besar koroid akibat insisi dinding posterior bola mata. Metode ini
digunakan untuk benda asing magnetik maupun non magnetik. Tersedia forseps-forseps khusus
untuk memegang benda berbentuk sferis. Setiap bagian retina yang rusak harus distrapi dengan
diatermi, fotokoagulasi, atau koagulasi endolaser untuk mencegah palpasan retina.
8.Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen orbita untuk memastikan adanya benda asing di dalam mata.
klien
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum Klien
a.Kesadaran
b.Vital sign
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Visus (menurun atau tidak ada)
b.Gerakan bola mata (dapat terjadi pembatasan atau hilangnya sebagian pergerakan
bola mata)
c. Pupil (reaksi pupil terhadap cahaya melambat atau hilang
d. Bentuk pupil berubah (tidak bulat pada iridodialisis, melebar pada rupture iris)
e. TIO (menurun pada hifema atau hernia badan kaca)
f. Pemeriksaan khusus (sinar-x, computed tomography, USG).
2.Diagnosa Keperawatan
A. Gangguan sensori persepsi (visual) berhubungan dengan ablasio retra, edema
retina, erosi kornea.
B. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan penglihatan akibat trauma
C. Ansietas berhubungan dengan penurunan penglihatan dan kemungkinan terjadinya
kebutaan
D. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder akibat
trauma
E.
Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat (tidur) berhubungan dengan kesulitan
menutup mata dan nyeri mata.
3.Nursing Care Plane
No
1.
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan
sensori
persepsi (visual)
berhubungan
dengan ablasio
retra, edema
retina, erosi
kornea.
Tujuan
Intervensi
Rasional
2.
Resiko cedera
berhubungan
dengan
gaangguan
penglihatan
akibat trauma.
Klien tidak
1.Dapatkan deskripsi
1.memberikan data dasar
mengalami dan
fungsional tentang apa
tentang pandangan
dapat
yang bias dan tidak bisa akurat klien.
menghindari
dilihat oleh klien.
2.klien mengenal
cedera.
2.Orientasikan klien
lingkungannya sehingga
terhadap lingkungan
cedera dapat dihindari
sekitar
3.memenuhi kebutuhan
3.Batasi aktivitas klien
sehari-hari klien tanpa
(seperti menggerakkan
menyebabkan cedera.
kepala tiba-tiba,dll) dan
bantu aktivitas klien
sesuai kebutuhan
3.
Ansietas
1.pemecahan masalah
Paraf
berhubungan
berkurang atau
dengan
hilang
penurunan
penglihatan dan
kemungkinan
terjadinya
kebutaan
untuk menerangkan
sulit untuk orang yang
klien saat memberikan
cemas.
informasi.
2.memberi kesempatan
klien untuk menerima
2.Dorong klien
situasi nyata.
mengekspresikan
3.mengurangi kecemasan
perasaan tentang
kehilangan penglihatan. klien.
3.Beritahu klien tentang
penyakitnya
4.
5.
berhubungan
perubahan
dengan
tubuhnya.
perubahan
penampilan
sekunder akibat
trauma.
tindakan yang
dilakukan
kerjasama klien
2.meningkatkan
penerimaan klien
2.Beritahu klien tentang
terrhadap perubahan
prognosis penyakit
yang terjadi
secara jujur dan
3.memberikan keyakinan
beritahu pentingnya
bahwa klien tidak
ketaatan terhadap
sendiri dalam
medikasi.
3.Libatkan keluarga atau menghadapi masalah.
orang terdekat klien
Gangguan
Kebutuhan
pemenuhan
istirahat klien
kebutuhan
terpenuhi
istirahat (tidur)
berhubungan
dangan kesulitan
menutup mata
dan nyeri mata.