Anda di halaman 1dari 16

Enterprise Resource Planning

(ERP)
PembahasanKasus

Investasi Informasi Teknologi (IT) pada


Bank BCA

Kelompok 6
Luthfi Daning Nurfalikha (18)
Rifki Fernando (32)
Stephani Santika Dharmawan (37)
Yessy Noviyanti Kawi (43)

Program Pendidikan Akuntansi


BCA angkatan 32

I. PEMBAHASAN TEORI

I.1. SEJARAH SINGKAT ERP


Dahulu, Pada awalnya hanya dibutuhkan pendekatan manual sederhana untuk
mengelola persediaan. Perusahaan bisa menyimpan persediaan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dan tenaga kerja adalah penentu biaya, sehingga fokusnya
adalah menekan biaya tenaga kerja. Strategi ini didukung oleh siklus hidup produk
yang panjang (tahunan) dan variasi produk yang rendah. Kebijakan pembeliannya
adalah membeli sedikit untuk semua material. Asumsi yang digunakan adalah
pelanggan akan terus membeli apa yang dibeli sebelumnya. Bisnis terdahulu
menekankan bahwa persediaan adalah aset sehingga

teknik yang dicari adalah

bagaimana mengelola persediaan yang besar secara efisien


Kemudian sekarang, timbul kebutuhan untuk memesan hanya apa yang
dibutuhkan. Perusahaan tidak lagi dapat memesan dan menyimpan sedikit untuk
seluruh material Pesanan harus berdasarkan atas apa yang terjual sehingga kebutuhan
harus dipenuhi dari material yang ada di persediaan atau material yang telah
dipastikan akan dating. Dalam keadaan saat ini, kelebihan inventory menjadi
masalah besar. Dengan ditemukannya komputer masalah manajemen material mulai
mendapat perhatian.

Praktisi dan akademisi mulai berpikir cara mengelola dua

sumber daya kritis dalam perusahaan yaitu inventory dan tenaga kerja.

I.2. PENGERTIAN DAN TUJUAN ERP


ERP (Enterprise Resource Planning) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut
dengan Perencanaan Sumberdaya Perusahaan adalah struktur sistem informasi yang
digunakan untuk mengintegrasikan proses bisnis dalam perusahaan manufaktur/jasa
yang meliputi operasional dan distribusi produk yang dihasilkan.
Tujuan dari implementasi ERP adalah menyatukan semua divisi yang ada dalam
perusahaan menjadi satu sistem yang dapat dikendalikan secara terpusat. ERP lebih
ditujukan pada sistem back-office, dimana sistem ERP tidak bersentuhan secara
langsung dengan konsumen.
1

I.3. KONSEP DASAR ERP


Konsep-konsep dasar ERP, yaitu:
ERP terdiri atas paket software komersial yang menjamin integrasi yang mulus atas
semua aliran informasi di perusahaan, meliputi keuangan, akuntansi, sumber daya
manusia, rantai pasok, dan informasi konsumen.
Sistem ERP biasanya menangani proses :
a. Manufaktur
b. Logistik
c. Distribusi
d. Persediaan
e. Pengapalan
f. Akuntansi Perusahaan
I.4. TAHAPAN EVOLUSI ERP
Dalam perkembangan ERP tidak terlepas dari perkembangan rekayasa pabrikasi
(manufacturing) itu sendiri. Kebutuhan akan informasi dari proses pabrikasi juga
semakin banyak yang akan berguna bagi setiap pelaku dari pabrikasi baik
pelaksanaan maupun pengambil keputusan. Perkembangan ERP melalui tahapan
yang sangat lama dengan mengembangkan dari sistem yang telah lahir sebelumnya.
1) Tahap I : Material Requirement Planning (MRP)
merupakan cikal bakal dari ERP, dengan konsep perencanaan kebutuhan
material. Dasar perhitungan adalah menggunakan Bill of Material yang
berupa daftar kebutuhan bahan baku (Raw Material) yang dibutuhkan untuk
membuat suatu produk. Dengan perhitungan status persediaan inventory serta
jadwal produksi, sistem tersebut dapatmemberikan rekomendasi pembelian
bahan baku yang dibutuhkan.
MRP dirancang agar dapat menjawab :
2

a. Produk apa yang akan dibuat ?


b. Apa yang diperlukan untuk membuat produk tersebut ?
c. Apa yang sudah dimiliki ?
d. Apa yang harus dibeli ?
2) Tahap II: Close-Loop MRP (Manufacturing Resource Planning)
merupakan Proses MRP diintegrasikan dengan fungsi-fungsi bisnis
manufaktur lain, yang kemudian menghasilkan sistem baru yang disebut
dengan Manufacturing Resource Planning. MRP mendukung perencanaan
hingga ke penjualan dan produksi penjadwalan, perkiraan order konsumen.
3) Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II)
Merupakan konsep mengenai penyatuan kebutuhan material (MRP) dan
kebutuhan sumber daya untuk proses produksi.
MRP II mirip seperti Close Loop MRP namun ditambah dengan tiga elemen :
a. Perencanaan penjualan dan operasi, yang digunakan untuk
menyeimbangkan antara permintaan dan persediaan.
b. Antarmuka keuangan, kemampuan menterjemahkan rencana
operasional (dalam bentuk pieces, kg, gallon, dan satuan lainya)
menjadi satuan biaya.
c. Simulasi, kemampuan melakukan analisis untuk mendapatkan
jawaban yang mungkin diterapkan dalam satuan unit maupun uang.

4) Tahap IV: Enterprise Resource Planning (ERP)


Pada dasarnya ERP adalah penambahan module keuangan pada MRP
II,sehingga
menentukan

lebih

keputusan-

memudahkan

bagi

para

pengambil

keputusan

keputusannya. Penambahan modul lain meliputi proses

manufacturing, distribution, personel, project management, payroll, dan


finance.
5) Extended ERP / ERP II
Generasi ini diluncurkan tahun 2000 yang merupakan perluasan dari sistem
ERP sebelumnya. Extended ERP menambahkan fungsi area pada Sales
Marketing

dan

Customer

Support

sehingga

mampu

menjembatani

komunikasi dengan supplier dan konsumennya.


I.5. FUNGSI DASAR ERP
1. Mendefinisikan Produk
Ada 2 pendekatan definisi yang digunakan, yaitu:
a) Standard Product,yakni produk mengalami permintaan berulang dan ada
inventori
b) Custom Product, yakni produk dibuat berdasarkan pesanan dan pembelian
material disesuaikan dengan jumlah order.
2. Strategi produksi untuk mengantisipasi kebutuhan sesuai permintaan.
Ada dua kategori yang disarankan yakni make to stock dan make to order.
Make

to

stock hanya

dipakai

untuk standard

product sedangkan make

to

order digunakan pada kedua definisi produk yakni standard product dan custom
product. Perbedaan pada strategi produksi make to order adalah adanya tenggang
waktu yang lebih lama antara pengiriman produk dan proses produksi

3. Menentukan Tipe hubungan antara sales order dan supply order.


Apabila menggunakan strategi produksi make to order untuk memenuhi
permintaan pelanggan, maka didapatkan suatu tipe hubungan langsung antara sales
order dengan kebutuhan material. Yakni, ketika order bertambah, maka material yang
dibutuhkan juga akan bertambah. Penentuan tipe hubungan, berfungsi untuk

menentukan kapan material dibutuhkan, berapa jumlah material yang dibutuhkan,


apakah masih ada stok material dan masih perlu dilakukan order kebutuhan material.
4. Pendekatan terhadap proses produksi praktis.
Pendekatan proses produksi secara praktis bertujuan untuk mengurangi
tenggang waktu dalam melaksanakan proses produksi. Pengurangan ini dapat
dilakukan dengan menyederhanakan alur proses material dan rute pengerjaan produk
di lantai produksi.
5. Pendekatan sistem penjadwalan yang baik.
Kemampuan untuk menentukan penjadwalan secara baik di industri manufaktur
sangat dipengaruhi oleh kedinamisan dari jadwal yang ditentukan. Kedinamisan ini
dipengaruhi oleh jumlah order, ukuran order, kapasitas produksi, keterbatasan
sumber daya perusahaan dan aturan-aturan lainnya.
I.6. MANFAAT PENGGUNAAN ERP
1. Dengan sistem yang terintegrasi maka proses pengambilan keputusan akan
lebih efektif dan efisien.
2. Dengan menerapkan ERP ada kemungkinan melakukan integrasi secara
global. Sehingga perbedaan

perbedaan yang terjadi dalam bisnis

internasional dapat diintegrasikan.


3. ERP menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan koreksi data pada banyak
sistem komputer yang terpisah.
4. ERP memberikan lingkup kerja manajemen tidak hanya memonitor saja tetapi
melakukan manajemen operasional juga.

5. Supply chain management dapat terbantu sehingga pelaksanaannya dapat


berjalan dengan lancar.
I.7. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ERP
Kelebihan penggunaan ERP terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Tidak dapat Diukur
a. Integrasi data keuangan
Oleh karena semua data disimpan secara terpusat, maka para eksekutif perusahaan
memperoleh data yang up-to-date dan dapat mengatur keuangan perusahaan dengan
lebih baik.
b. Standarisasi Proses Operasi
ERP menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan menggunakan
sistem dengan cara yang sama. Dengan demikian, operasional perusahaan akan
berjalan dengan lebih efisien dan efektif.
c. Standarisasi Data dan Informasi
Database terpusat yang diterapkan pada ERP, membentuk data yang standar,
sehingga informasi dapat diperoleh dengan mudah dan fleksibel untuk semua divisi
yang ada dalam perusahaan.

2) Dapat Diukur

Keuntungan diatas adalah keuntungan yang dapat dirasakan namun tidak dapat
diukur. Keberhasilan implementasi ERP dapat dilihat dengan mengukur tingkat
Return on Investment (ROI), dan komponen lainnya, seperti:
a. Pengurangan lead-time
b. Peningkatan kontrol keuangan
c. Penurunan inventori
d. Penurunan tenaga kerja secara total
e. Peningkatan service level
f. Peningkatan sales
g. Peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen
h. Peningkatan market share perusahaan
i. Pengiriman tepat waktu
j. Kinerja pemasok yang lebih baik
k. Peningkatan fleksibilitas
l. Pengurangan biaya-biaya
m.Penggunaan sumber daya yang lebih baik
n. Peningkatan akurasi informasi dan kemampuan pembuatan keputusan.

Kekurangan dari ERP adalah :

1. Sistem ERP sangat mahal, hal ini dikarenakan biaya bervariasi dari ribuan dollar
samapai dengan jutaan dollar dimana biaya untuk proses reengineering sangat
tinggi.
2. Ketergantungan pada satu vendor tertentu, hal ini dikarenakan sistem ERP yang
telah diimplementasikan memerlukan support yang lama dari vendor yang
menginstall.
3. Kompleksitas, System ERP biasanya terlalu banyak fitur dan terlalu kompleks
untuk digunakan oleh end user.
4. Data dalam sistem ERP berada dalam satu tempat, contohnya : pelanggan, data
keuangan. Hal ini dapat meningkatkan resiko kehilangan informasi sensitif, jika
terdapat pembobolan sistem keamanan.
I.8. AGAR PENERAPAN ERP BERBUAH MAKSIMAL
Sistem ERP sebagai hasil buatan manusia tidak selamanya bermanfaat bagi setiap
penggunaanya. Dalam penerapannya, sekitar 10% sampai dengan 40 % dari
penggunaan ERP ini mengalami kegagalan. Untuk mengatasinya ada beberapa hal
penting yang harus dilakukan supaya penerapan ERP berhasil. Diantaranya:
1. Pemahaman yang jelas atas sasaran strategis perusahaan
2. Komitmen dari seluruh jajaran manajemen
3. Manajemen implementasi proyek yang baik
4. Mampu mengatasi isu-isu teknik
5. Tim implementasi yang baik
6. Rekayasa ulang proses bisnis

7. Komitmen organisasi untuk berubah


8. Pendidikan dan pelatihan yang intensif
9. Data yang akurat
10. Sosialisasi dan komunikasi yang intensif
11. Pengukuran kinerja yang jelas fokusnya

II. KASUS DI DUNIA PERBANKAN

Investasi Informasi Teknologi (IT) Pada Bank


BCA
LATAR BELAKANG
Ketatnya persaingan bisnis dalam industri apapun menuntut sebuah
perusahaan harus mempunyai perencanaan strategi yang matang untuk dapat
memenangkan persaingan bisnis. Perencanaan strategi ini tentunya disesuaikan
dengan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan. Akan tetapi untuk mencapai
tujuan perusahaan melalui strategi yang telah ditetapkan tentu tidak semudah yang
dibayangkan.
Krisis ekonomi yang melanda bangsa indonesia pada tahun 1997
menyebabkan perekonomian Indonesia mengalami keterpurukan demikian halnya
dengan industri perbankan, industri ini banyak mendapatkan masalah pada saat
Indonesia mengalami krisis moneter baik masalah permodalan maupun masalah
kredit macet. Kondisi ini membuat beberapa bank swasta nasional dilikuidasi oleh
pemerintah sedangkan bank-bank yang selamat dari likuidasi ada yang memutuskan
untuk melakukan merger agar dapat terjadi sinergi di antara bank-bank tersebut
sehingga bisa tetap bertahan dalam industri perbankan nasional.
Untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan bisnis di era pasar
bebas mendatang, pada saat ini banyak industri perbankan nasional yang telah
melakukan investasi di bidang teknologi informasi. Meskipun investasi di bidang
teknologi informasi menghabiskan biaya yang cukup besar namun investasi dibidang
ini tampaknya tidak lagi dianggap sebagai cost center bagi perusahaan hal ini
dikarenakan investasi dalam bidang teknologi informasi ini menyebabkan transaksi
perbankan mengalami peningkatan. Kondisi ini tentunya akan menambah pendapatan
perusahaan yang pada akhirnya akan memperbesar profit perusahaan.

PROFIL BANK CENTRAL ASIA (BCA)


Bank Central Asia (BCA) secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1975
di pusat perniagaan Jakarta dengan nama Bank Central Asia NV. Bank Central Asia
merupakan perbankan swasta nasional yang merupakan Penanaman Modal Asing
(PMA) dimana pemegang mayoritas dari saham BCA yaitu sebesar 51% adalah
Faralln-Djarum Consortium. BCA terus berkembang, sehingga pada tahun 1977
BCA telah menyandang predikat sebagai Bank Devisa.
Di tengah persaingan industri perbankan yang semakin ketat, BCA Sebagai
bank transaksional terus menerus memperluas ragam produknya dengan menawarkan

10

rangkaian jasa yang sangat beragam untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik


para nasabahnya.
PERMASALAHAN
Banyaknya kantor cabang dan beragamnya produk BCA tentu membutuhkan
sistem pengelolaan dan pengawasan yang baik agar tidak terjadi penyimpangan
dalam menjalankan bisnis. Banyaknya kantor cabang tersebut dapat mempersulit
BCA untuk mengetahui kondisi perusahaan secara keseluruhan. Demikian halnya
dengan masalah perkembangan produk yang ada dalam tiap kantor cabangnya.
Padahal untuk bersaing dalam persaingan yang sangat ketat saat ini, perusahaan perlu
mengetahui kondisi internal perusahaannya sehingga perusahaan dapat mengetahui
posisi mereka dalam pasar yang pada akhirnya akan mempermudah perusahaan
dalam pengambilan langkah selanjutnya . Salah satu cara yang diambil BCA untuk
mengatasi masalah tersebut diatas adalah dengan melakukan investasi di
bidang teknologi
informasidimana
BCA
memutuskan
untuk
menggunakan Enterprise Resource Planning (ERP) yang merupakan sebuah sistem
yang dapat mengintegrasikan semua departemen dan kantor cabang yang dimiliki
oleh perusahaan.
INVESTASI INFORMASI TEKNOLOGI
Bank Central Asia (BCA) nampaknya telah menyadari bahwa bank yang
memiliki 795 kantor cabang, 7,9 juta rekening, dan sekitar 15000 karyawan tidak
mungkin beroperasi tanpa adanya dukungan dari sistem teknologi informasi. BCA
sangat meyakini bahwa investasi teknologi akan dapat membantu mereka dalam
memperbaiki proses bisnis yang ada dalam perusahaan sehingga investasi di bidang
teknologi informasi yang telah menghabiskan biaya yang sangat mahal bahkan bisa
mencapai jutaan dollar tidak akan menjadi suatu masalah bagi perusahaan karena
mereka yakin bahwa penggunaan teknologi informasi yang tepat akan dapat
meningkatkan profit perusahaan di masa mendatang.
Investasi di bidang teknologi informasi yang sangat mempengaruhi proses
bisnis BCA menjadi perusahaan yang lebih menguntungkan adalah investasi
dalam Enterprise Resource Planning (ERP). Hal ini dikarenakan penggunaan sistem
ERP dapat menurunkan biaya operasional dan meningkatkan produktivitas
perusahaan. Di samping menurunnya biaya operasional dan meningkatnya
produktivitas perusahaan, investasi sistem yang terintegrasi ini juga memudahkan
BCA dalam melihat kondisi internal perusahaan dan dalam melakukan pengendalian
terhadap kantor-kantor cabang BCA yang telah tersebar di seluruh Indonesia bahkan
BCA telah mempunyai perwakilan di luar negeri
Dengan terintegrasinya kantor-kantor cabang dan departemen-departemen
yang ada membuat kontrol terhadap kantor cabang baik secara manajemen maupun
operasional menjadi lebih mudah dengan adanya teknologi informasi. Hal ini
dikarenakan sistem dari teknologi informasi tersebut telah dapat mengintegrasikan
data-data dari seluruh kantor cabang yang dimiliki perusahaan. Dengan sistem yang
11

terintegrasi perusahaan juga dapat melakukan pengendalian terhadap perusahaan


apabila mendapatkan informasi yang melenceng dari yang telah ditentukan. Di
samping itu terintegrasinya data-data dari kantor-kantor cabang dan departemen yang
ada dalam perusahaan membuat perusahaan dapat mengetahui kondisi
perusahaannya setiap saat, hal ini dikarenakan data-data yang ada dalam sistem ERP
tersebut online dan selalu up to datesehingga dari data yang selalu diperbaharui
tersebut perusahaan akan dapat mengetahui aktivitas dan perkembangan sehari-hari
dari berbagai kantor cabang yang dimiliki perusahaan.
ERP telah mengintegrasikan data-data yang ada dalam perusahaan secara
akurat dan tersimpan dari tahun ke tahun, kondisi ini menjadikan perusahaan
mempunyai
data history yang
akan
sangat
bermanfaat
dalam
melakukan forecasting untuk mengetahui perkembangan perusahaan di masa yang
akan datang. Hal ini tentu dapat mempermudah perusahaan dalam menentukan
perencanaan strategi. Jadi, investasi di bidang teknologi informasi ini diharapkan
dapat mendukung bisnis perbankan dalam melakukan perencanaan strategi dan
kontrol kepada kantor cabang mereka yang telah tersebar di seluruh Indonesia.
Bank Central Asia (BCA) telah menyadari bahwa pemanfaatan teknologi
informasi pada industri perbankan dengan kantor cabang dan nasabah dalam jumlah
yang cukup banyak menjadi suatu kebutuhan mutlak. BCA merupakan perbankan
swasta nasional yang paling serius dibandingkan dengan bank-bank nasional lain
dalam melakukan investasi di bidang teknologi informasi. Investasi di bidang
teknologi informasi ini dimaksudkan agar terjadi keakurasian, kecepatan, mutu
layanan, serta keamanan yang menjadi sisi paling penting yang harus secara cermat
dikelola.
Bank Central Asia (BCA) telah sukses dalam implementasikan ERP yang
merupakan suatu sistem yang terintegrasi. Sebagai dampak dari kesuksesan
implementasi ERP tersebut BCA telah mendapatkan banyak keuntungan yang dapat
memberi nilai tambah bagi perusahaan
Penerapan teknologi informasi yang tepat tentu akan memberi nilai tambah
bagi perusahaan demikian halnya dengan Bank Central Asia (BCA). Penerapan
sistem ERP telah berhasil mengintegrasikan semua kantor cabang dan semua
departemen yang ada dalam perusahaan. Kondisi ini menyebabkan perusahaan akan
dapat mengetahui secara akurat dan tepat mengenai proses yang sedang terjadi dalam
perusahaan dan perlu waktu berapa lama lagiapabila proses tersebut belum selesai.
Kondisi ini menjadikan proses yang ada dalam perusahaan menjadi lebih transparan
sehingga perusahaan dapat memelihara tingkat kualitas pelayanan yang diberikan
kepada para pelanggannya dengan jelas. Dengan pengintegrasian data menjadikan
data-data dari kantor cabang dan departemen-departemen yang ada menjadi lebih
transparan yang nantinya akan mempermudah perusahaan untuk mengetahui kondisi
internal perusahaan secara keseluruhan yang selanjutnya akan mempermudah
perusahaan dalam melakukan pengendalian apabila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan terlebih pada saat ini kondisi perekonomian Indonesia masih belum stabil.
Di samping mempermudah perusahaan dalam melakukan pengendalian, investasi di
12

bidang teknologi informasi ini juga dapat memberikan kemudahan kepada


perusahaan dalam melakukan forecasting karena adanya data history dalam sistem
tersebut dengan demikian perusahaan akan dapat mengetahui kecenderungan produk
di pasaran nantinya sehingga mereka dapat menentukan perencanaan strategi
terhadap target produk mereka di pasar.
Benefit-benefit yang didapatkan perusahaan dengan mengimplementasikan
teknologi informasi pada umumnya merupakan benefit yang tidak dapat diukur
dengan uang tetapi langsung dapat mendukung kinerja perusahaan. Oleh karena
banyaknya benefit yang diperoleh perusahaan baik yang dapat diukur maupun yang
tidak dapat diukur dengan uang yang secara langsung dapat mendukung kinerja
perusahaan menjadikan BCA tidak menganggap investasi di bidang teknologi
informasi ini sebagai cost center dalam perusahaan tetapi lebih menganggap
investasi teknologi informasi tersebut sebagai strategic patner perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya. Implementasi di bidang teknologi informasi ini juga
menjadikan proses yang ada dalam perusahaan menjadi lebih terkontrol.
.
MANFAAT INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI
Adapun keuntungan yang didapatkan perusahaan dengan melakukan investasi
di bidang teknologi informasi tersebut antara lain:
1. Kemudahan melakukan kontrol perusahaan
Implementasi teknologi informasi seperti ERP yang telah dilakukan oleh BCA
menjadikan sistem yang ada dalam perusahaan tersebut menjadi terintegrasi.
Kondisi ini tentu akan mempermudah perusahaan untuk mengetahui
perkembangan bisnisnya setiap saat karena data yang ada dalam sistem tersebut
adalah data yang online dan up to date dengan demikian perusahaan akan dapat
mengetahui aktivitas sehari-hari dari tiap departemen dan kantor cabangnya.
Kondisi ini tentu akan mempermudah perusahaan dalam melakukan kontrol
untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam proses bisnis, dan apabila
kesalahan telah terjadi perusahaan dapat langsung mengetahui sehingga
perusahaan dapat meminimalisasi kerugiannya.

2. Produktivitas Meningkat
Pengimplementasian Enterprise Resource Planning (ERP) pada BCA
menyebabkan kinerja perusahaan menjadi lebih meningkat. Hal ini dikarenakan
penguunaan teknologi tersebut dapat menciptakan kecepatan dalam bekerja dan
juga memberikan tingkat akurasian yang cukup tinggi hal ini tentu akan dapat
meningkatkan peroduktivitas perusahaan karena dengan tingkat kecepatan
bekerja yang tinggi perusahaan akan memperoleh output yang lebih banyak

13

dalam hal ini perusahaan dengan sumber daya yang tetap akan dapat melayani
nasabahnya dalam jumlah yang lebih besar bahkan dengan digunakannya
teknologi ini perusahaan dapat mengurangi sumber dayanya tetapi output atau
banyaknya nasabah yang dilayani mengalami peningkatan.
3. Kemudahan dalam melakukan perencanaan strategi
Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sistem yang terintegrasi
sehingga semua data yang ada dalam setiap departemen dan kantor cabang
perusahaan dapat terintegrasi, kondisi ini tentu akan mempermudah perusahaan
untuk mengetahui kondisi perusahaan secara detail sehingga informasi yang
didapatkan menjadi lebih lengkap. Informasi yang lengkap tersebut akan dapat
membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan bisnisnya di masa yang
akan datang yang pada akhirnya informasi tersebut juga akan membantu
perusahaan dalam melakukan perencanaan strateginya.
KESIMPULAN
Investasi di bidang teknologi informasi sangat diperlukan secara mutlak bagi
perusahaan atau industry manapun meskipun dalam melakukan investasi di bidang
teknologi informasi ini perusahaan harus mengeluarkan dana yang cukup. Hal ini
dikarenakan investasi tersebut telah banyak memberikan keuntungan bagi
perusahaan yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kinerja perusahaan untuk
jangka panjang dalam menghadapi persaingan global.

DAFTAR PUSTAKA

14

Sumber Teori
http://ilovegunadarma.blogspot.com/2012/04/sejarah-erp.html
https://onepieceoftruth.wordpress.com/2011/09/25/a-brief-explanation-of-erpenterprise-resource-planning-and-its-application/
http://lppm.universitasazzahra.ac.id/penerapan-teknologi-enterprise-resourcesplanning-di-perusahaan-indonesia/

Sumber Kasus
http://edwardsimatupang.blogspot.com/2008/01/investasi-informasi-teknologi-itpada.html

15

Anda mungkin juga menyukai