DISUSUN OLEH :
Kelompok : I (Satu)
1.
Abdullah Halim
(12 01 01 001)
2.
(12 01 01 002)
3.
Andrean Revinaldy
(12 01 01 003)
4.
Andri Rinaldi
(12 01 01 004)
5.
Annisa Gustina
(12 01 01 005)
6.
Bagus Suneko
(12 01 01 007)
7.
Bambang
(12 01 01 008)
8.
9.
Deby Apriyanti
(12 01 01 010)
(12 01 01 011)
(12 01 01 012)
(12 01 01 013)
(12 01 01 014)
(12 01 01 015)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Sholawat dan salam
kami haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan
kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan sedikit pun.
Demi memenuhi mata kuliah Serologi dan Imunologi maka disusunlah
makalah ini, yang berjudul Antigen dan Antibodi.
Besar harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang
yang membacanya. Amin.
Palembang,
April 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover ..............................................................................................................
ii
Daftar Isi...........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tubuh manusia memiliki suatu sistem pertahanan untuk melindungi diri dari
benda asing yang mungkin bersifat patogen. Sistem pertahanan tubuh inilah yang
disebut sistem imun. Sistem imun terdiri dari semua sel, jaringan, dan organ yang
membentuk imunitas, yaitu kekebalan tubuh terhadap infeksi atau suatu penyakit.
Sistem imun memiliki beberapa fungsi pada tubuh, yaitu penangkal benda asing
yang masuk ke dalam tubuh, menjaga keseimbangan fungsi tubuh, sebagai
pendeteksi adanya sel-sel yang tidak normal, termutasi, atau ganas dan segera
menghancurkannya
Dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi bermolekul kecil
yang bisa masuk ke dalam tubuh. Substansi kecil tersebut bisa menjadi antigen
bila dia melekat pada protein tubuh kita. Substansi kecil yang bisa berubah
menjadi antigen tersebut dikenal dengan istilah hapten. Substansi-substansi
tersebut lolos dari barier respon non spesifik (eksternal maupun internal),
kemudian substansi tersebut masuk dan berikatan dengan sel limfosit B yang akan
mensintesis pembentukan antibodi.
Sebelum pertemuan pertamanya dengan sebuah antigen, sel-sel-B
menghasilkan molekul immunoglobulin IgM dan IgD yang tergabung pada
membran plasma untuk berfungsi sebagai reseptor antigen. Jumlahnya mencapai
50.000 sampai 100.000 per sel dan semuanya spesifik bagi satu determinan
antigen. Sebuah antigen merangsang sel untuk membuat dan menyisipkan dalam
1.2
Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian antigen dan antibodi ?
b. Apa saja jenis-jenis antigen dan antibodi?
c. Bagaimana interaksi antara antigen-antibodi dan kompleks imun?
1.3
Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian antigen dan antibodi.
b. Untuk mengetahui jenis-jenis antigen dan antibodi.
c. Untuk mengetahui interaksi antara antigen-antibodi dan kompleks imun.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Antigen
Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun dan dapat
bereaksi dengan antibodi. Macam-macam antigen antara lain imunogen
adalah bahan yang dapat merangsang respon imun dan hapten adalah bahan yang
dapat bereaksi dengan antibodi. Antigen tersusun atas epitop dan paratop. Epitop
atau Determinan adalah bagian dari antigen yang dapat mengenal/ menginduksi
pembenntukan antibodi, sedangkan paratop adalah bagian dari antibodi yang
dapat mengikat epitop.
Jenis Antigen
a.
b.
c.
d.
2.2
Antibodi
Antibodi adalah protein serum yang mempunyai respon imun (kekebalan)
pada tubuh yang mengandung Imunoglobulin (Ig). Ig dibentuk oleh sel plasma
(proliferasi sel B) akibat kontak/dirangsang oleh antigen.
Jenis Antibodi
a. Imunoglobulin G
Terbanyak dalam serum (75%). Dapat menembus plasenta membentuk
imunitas bayi sampai berumur 6 sampai dengan 9 bulan. Mempunyai sifat
opsonin berhubungan erat dengan fagosit, monosit dan makrofag. Berperan
pada imunitas seluler yang dapat merusak antigen seluler berinteraksi dengan
komplemen, sel K, eosinofil dan neutrofil.
b. Imunoglobulin A
Sedikit dalam serum. Banyak terdapat dalam saluran nafas, cerna,
kemih, air mata, keringat, ludah dan air susu. Fungsinya menetralkan toksin
dan virus, mencegah kontak antara toksin/ virus dng sel sasaran dan
mengumpalkan/ mengganggu gerak kuman yang memudahkan fagositosis.
c. Imunoglobulin M
Tidak dapat menembus plasenta, dibentuk pertama kali oleh tubuh akibat
rangsangan antigen sifilis, rubela, toksoplasmosis. Fungsinya mencegah
gerakan mikroorganisme antigen memudahkan fagositosis dan Aglutinosis
kuat terhadap antigen.
d. Imunoglobulin E
Jumlah paling sedikit dalam serum. Mudah diikat oleh sel mastosit,
basofil dan eosinofil. Kadar tinggi pada kasus: alergi, infeksi cacing,
skistosomiasis, trikinosis. Proteksi terhadap invasi parasit seperti cacing.
e. Imunoglobulin D
Sedikit ditemukan dalam sirkulasi. Tidak dapat mengikat komplemen.
Mempunyai aktifitas antibodi terhadap makanan dan autoantigen.
a.
Primer
Interaksi tingkat primer adalah saat kejadian awal terikatnya antigen dengan
Sekunder
Netralisasi
Yaitu interaksi yang terjadi jika antibody secara fisik dapat menghalangi
Aglutinasi
Adalah jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau transfuse darah
Presipitasi
Fagositosis
Adalah jika bagian ekor antibodi yang berikatan dengan antigen mampu
Sitotoksis
Adalah saat pengikatan antibodi ke antigen juga menginduksi serangan sel
pembawa antigen oleh killer cell (sel K). Sel K serupa dengan natural killer cell
kecuali bahwa sel K mensyaratkan sel sasaran dilapisi oleh antibody sebelum
dapat dihancurkan melalui proses lisis membran plasmanya.
3. Tersier
Interaksi tingkat tersier adalah munculnya tanda-tanda biologic dari interaksi
antigen-antibodi yang dapat berguna atau merusak bagi penderitanya. Pengaruh
menguntungkan antara lain: aglutinasi bakteri, lisis bakteri, immnunitas
mikroba,dan lain-lain. Sedangkan pengaruh merusak antara lain: edema, reaksi
sitolitik berat, dan defisiensi yang menyebabkan kerentanan terhadap infeksi.
b.
makrofag atau sel lain dalam sistem retikuloendotelial yang meliputi sel-sel
Langerhans di kulit, sel dendritik pada spleen dan lymph node, serta monosit
antigen-antibodi
dapat
diamati
dengan
cara
melakukan
proses imun. Metode yang digunakan dalam pemeriksaan golongan darah ABO
dan Rh adalah dengan menggunakan darah dari probandus dan larutan anti-serum,
yaitu Anti-A, Anti-B, Anti-AB, dan Anti-D.
Ada 3 aktivator yang berbeda yang mendeteksi kuman dan mengaktifkan C3
yang merupakan komplemen kunci. Sistem komplemen mengandung lebih dari 18
macam protein. Protein-protein ini bertindak dalam suatu kaskade, dimana satu
protein mengaktifkan protein berikutnya. Sistem komplemen bisa diaktifkan
melalui 2 cara yang berbeda:
a)
b)
Jalur klasik : diaktifkan oleh antibodi khusus yang terikat pada antigen
(komplek imun).
Aktivasi jalur klasik dimulai dengan C1 yang dicetuskan oleh kompleks
imun antibody dan antigen. IgM memiliki sebanyak 5 Fc mudah diikat oleh C1 .
meskipun C1 tidak mempunyai sifat enzim, namun setelah dia berikatan dengan
Fc dapat mengakifkan C2 dan C4 yang selanjtunya mengkatifkan C3. IgM dan
IgG1, IgG2, IgG3 (IgM lebih kuat dibandingkan dengan IgG) yang membentuk
kompleks imun dengan antigen, dapat mengaktifkan komplemen melalui jalur
klasik, jalur klasik melibatkan 9 komplemen protein utama yaitu C1-C9. Selama
aktivasi, protein-protein tersebut diaktifkan secara berurutan. Produk yang
dihasilkan menjadi katalisator dalam reaksi berikutnya. Jadi stimulus kecil dapat
menimbulkan reaksi aktivasi komplemen berantai.
Bakteri (endotoksin)
b)
c)
Zimosan
d)
e)
Faktor nefritik
C3b dalam jumlah sedikit di dalam serum, dapat mengikat faktor serum
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun dan dapat
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2010.
Interaksi
antigen
dan
Antibody
Rahmah.
2010.
Perbedaan
Antigen
Dan
Antibody.