Klasifikasi
1. Periapikal abses
Abses periapikal sering juga disebut abses dento-alveolar, terjadi di daerah
periapikal gigi yang sudah mengalami kematian dan terjadi keadaan
eksaserbasi akut. Mungkin terjadi segera setelah kerusakan jaringan pulpa
atau setelah periode laten yang tiba-tiba menjadi infeksi akut dengan gejala
inflamasi, pembengkakan dan demam. Mikroba penyebab infeksi umumnya
berasal dari pulpa, tetapi juga bisa berasal sistemik (bakteremia).
2. Subperiosteal abses
Merupakan kelanjutan dari periostitis, periostitis sendiri biasanya menyertai
keadaan abses periapikal akut . Dari periostitis 3-5 hari kemudian bila terjadi
proses supurasi dimana pus terkumpul dibawah periostium maka akan
timbul subperiosteal abses. Penderita akan mengeluh sakit yang hebat
karena jaringan periost banyak sarafnya. Hal ini berlangsung sebentar
kemudian jaringan periost pecah, nanah menerobos keluar dan tertimbun di
bawah mucosa lalu menjadi submucous abses
Gejala & pemeriksaan klinis ;
3. Submucous abses
Desakan pada subperiosteal abses mengakibatkan periostium pecah,
sehingga pus menyebar dan terkumpul di daerah fornix di bawah mucosa
Gejala & pemeriksaan klinis
Th/
Incise ontra oral untuk drainase apabila fluktuasi sudah jelas sekali
Pemberian antibiotika
Extractile gigi penyebab
Keterangan gambar
1. Abses periapical
2. Infeksi sekitar jar
periodontal
3. Abses subperiosteal
4. Abses submucosa
4. Subkutan abses
Gejala klinis hamper mirip dengan submucous abses, hanya disini pusnya
sudah hampir tembus kulit di extra oral sehingga warnanya tampak sangat
hyperemis.
Sepsis umum
Osteomyelitis
Subcutan abses
Phlegmon
Perimandibuler abses
6. Ginggival abses
Peradangan local pada gingival yang berasal dari apical atau marginal
dimana pus terkumpul dibawah jaringan gingiva :
Gejala & pemeriksaan klinis
7.Palatal Abses
Jaringan ikat longgar di daerah palatum tipis sekali, sehingga jika ada pus
maka akan terkumpul di bawah periostium dan disebut subperiosteal-palatal
abses tetap dapat pula disebut submucous palatal abses
Gejala & pemeriksaan klinis :
Jika spasium parapharyngeal terkena akan timbul gejala yang sulit yaitu sakit
menela atau sukar bernafas bila menyebar kearah leher ada kalanya perlu
dilakukan tracheotomy untuk menghindari obstruksi pernafasan
Abses submandibular
b. Sublingual abses
Disini infeksi berjalan kearah lingual dengan menembus tulang diatas
m.mylohyoideus karena pus terkumpul dibawah mukosa dasar mulut,
maka sering disebut abses submukosa sublingualis
Gejala & pemeriksaan klinis
Reaksi sistemik + adanya deman & lesu
Dapat disertai gangguan pernafasan & sukar menelan
Extra oral tidak ada kelainan
Oedem sublingual
Fluktuasi +
Lidah terangkat dan terdorong ke sisi yang normal
Dapat terjadi penyebaran ke :
Spasium paraphrayngeal
Spasium submandibularis
Melalui celah pada m.mylohyoideus karena peradangan mengenai
kelenjar liur submandibularis
abses sublingual
c.
Submental abses
Proses radang berjalan dari bagian apical atau marginal kearah
anterior jaringan lunak dibawah m.mentalis, pada mulanya berupa
cellulitis submentalis dengan konsistensi keras, kemudian mengalami
supurasi menjadi suatu abses dengan fluktuasi + karena pus berada di
bawah kulit maka disebut abses subcutaneous submental
Etiologi ; dari gigi anterior rahang bawah (biasanya incisivus rahang
bawah)
Abses submentalis
3. Spasium lainnya
1. Parapharyngeal abses
Infeksi pada spasium parapharyngeal ini mudah menyebar ke otak
(meningitis) melalui foramina atau menuju ke bawah ke mediastinum
Penyebab : infeksi akut gigi M3 bawah
Gejala & pemeriksaan klinis
Sistemik +, adanya gejala inflamasi & sepsis
trismus rahang,
Terapi :
Therapy:
Hospitalisasi
Antibiotika dosis tinggi
Anagetik & antipiretik
Ruborantia
Infuis bial perlu
Bila asphyxia berat = lakukan tracheotomi
Komplikasi : penderita dapat meninggal karena :