Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGENCERAN SEMEN
Tujuan
Evaluasi kualitas semen epididimis :
1.
2.
3.
4.
5.
Pengenceran semen :
1.
2.
3.
4.
Frekuensi
Pemeriksaan dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2014 di laboratorium
reproduksi. FKH Unsyah
Prinsip
Evaluasi kualitas semen epididimis :
Evaluasi kualitas semen epididimis merupaka suatu tindakan yang perlu
dilakukan untuk melihat kuantitas dan kualitas semen. Pemeriksaan dibagi menjadi dua
kelompok yaitu pemeriksaan secara makroskopik dan pemeriksaan mikroskopik.
Pengenceran semen :
Pengenceran semen dilakukan mempunyai dua alasan yaitu alasan teknik dan
alasan biologis. Alasan teknik adalah agar seekor hewan jantan dapat menginseminasi
lebih dari seekor betina, pada IB satu kali ejakulator dapat digunakan untuk beberapa
kali perkawinan setelah sperma diencerkan.
Prosedur pemeriksaan
Alat dan Bahan
1. Evaluasi semen epididimis
Alat :
- Tabung penampung semen
- Beker glass ( 25 ml dan 100 ml)
- Tabung reaksi
- Objek glass dan cover glass
- Mikroskopik
- Cawan petri
- Tisue, scaple dan gunting
- Pipet haemacytometer dan kamar hitung neubauer
Bahan :
- Sepasang testis kerbau
- Pewarna eosin negrosin
- Alkohol 70 %
- NaCl
2. Pengenceran semen
Alat :
- Almuneum foil
- Cawan petri
- Scaple
- Beker glass
Bahan :
-
Ringer Lactat
Alkohol 70 %
Na-sitrat
Prosedur Pemeriksaan
Evaluasi semen epididimis :
- Sediakan alat dan bahan
- Ambil bagian caudal epididimis pada testis kerbau
- Letakan pada cawan petri
- Semprotkan Ringer Lactat sebanyak 5 ml
- Cincang halus caudal epididimis
1. Gerakan massa dan gerakan individu
- Sediakan objek glass dan cover glass
- Ambil cairan sperma dalam cawan petri yang sudah di campur dengan NaCl
-
Hasil
Evaluasi atau pemeriksaan semen merupakan suatu tindakan yang perlu
dilakukan untuk melihat kuantitas (jumlah) dan kualitas semen. Pemeriksaan semen
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pemeriksaan secara makroskopik dan pemerik-saan
mikroskopik. Pemeriksaan makroskopik yaitu pemeriksaan semen secara garis besar
tanpa memerlukan alat bantu yang rumit, sedangkan pemeriksaan mikroskopik
bertujuan melihat kondisi semen lebih dalam lagi serta memerlukan alat bantu yang
cukup lengkap.
HASILNYA
Setelah dilakukan perhitungan dengan pengamatan pada 5 kamar habert maka
ditemukan hasil seperti yang di bawah ini :
W1 = 34, W2 = 43, W3 = 34, W4 = 25, W5 = 33
Jumlah spermatozoa = 34 + 43 + 34 + 25 + 33 : 5 = 170 : 5 = 3,4 mm3
Dengan zat warna eosin-negrosin. Eosin akan mewarnai sperma yang mati
menjadi merah atau merah muda karena permebilitas dinding sel sperma membesar
ketika mati, sedangkan sperma yang hidup tetap tidak berwarna. Negrosin memberi
latas belakang biru-hitam.
Morfologi sperma
Dengan pewarnaan dengan tinta cina atau eosin-negrosin. Dapat diketahui
sperma yang normal dan abnormal.
4a
4b
Diskusi
Evaluasi semen epididimis
Semen merupakan hasil sekresi organ reproduksi ternak jantan yang secara
normal diejakulasikan melalui penis ke dalam saluran kelamin betina sewaktu terjadi
kopulasi, tetapi dengan kemajuan teknologi dapat pula ditampung dengan berbagai cara
untuk keperluan inseminasi buatan. Semen mengandung dua unsur utama, yaitu plasma
semen dan spermatozoa. Plasma semen merupakan cairan yang sebagian besar
disekresikan oleh kelenjar vesikularis dan jumlah kecil disekresikan oleh testis. Plasma
semen mempunyai pH sekitar 7,0 dan tekanan osmotis sama dengan darah, yaitu
ekuivalen dengan 0,9 % natrium chlorida (Toelihere, 1985).
Hafez (1993) mengemukakan bahwa plasma semen sangat esensial sebagai
komponen dalam perkawinan alami karena berperan sebagai pembawa dan protektor
bagi spermatozoa.
Sedangkan Toelihere (1985), mengemukakan bahwa plasma semen mempunyai
fungsi utama sebagai medium pembawa sperma dari saluran reproduksi hewan jantan
ke dalam saluran reproduksi hewan betina. Fungsi ini dapat berjalan dengan baik kerena
plasma semen mengandung bahan-bahan penyanggah untuk mempertahankan pH dan
makanan yang merupakan sumber energi bagi spermatozoa.
Plasma semen kambing mempunyai enzim fosfolipase A yang berasal dari
kelenjar bulbouretralis. Enzim ini disebut egg-yolk coagulating enzyme yang memiliki
kemampuan untuk merombak lesitin dalam kuning telur menjadi lisolesitin. Lisolesitin
peternakan
di
Indonesiabelum
mencapai
tingkatperkembangan
yangmenggembirakan, walaupun sampaisaat ini pemerintah telah melakukanbermacammacam upaya gunamencapai tingkatan yang diinginkan.Salah satu upaya yang
dilakukan pemerintah untuk peningkatan populasi ternak adalah teknologi reproduksi
Inseminasi Buatan (IB). Pengembangan usaha peternakan melalui IB adalah untuk
memperbaiki mutu genetik ternak, peningkatan kualitas dan kuantitas,
serta
DAFTAR PUSTKA
Evans, G. and W.M.C. Maxwell. 1987. Salomons Artificial Insemination of Sheep and
Goats. Butterworths Pty Limited. Collingwood. Victoria.
Hafez, E. S. E. 2000. Reproduction in Farm Animal. 7th Edition. Lippincott Wlliams &
Wilkins. Maryland. USA
Rismiyanto. 2000. Pengaruh Pengenceran Semen Dengan Pengencer Sari Buah Pisang
Terhadap Fertilitas Dan Daya Tetas Telur Ayam Arab. Skripsi. Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
Suyadi. 2003. Kualitas Semen Kambing Kacang Setelah Pengenceran Pada Berbagai
Tahapan Pengenceran. Jurnal Habitat Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
vol. XIII No. 3. Malang.
Toelihere, M. R. 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Cetakan ke-10. Penerbit
Angkasa. Bandung.