NREM,REM,
struktur
anatomi
yang
terkait
serta
tidur
normal
dimulai
dari
fase
NREM
atau
Pada orang dewasa normal, siklus ini dapat terjadi 5-7 kali tiap periode
tidur yang berlangsung lamanya kurang lebih 90 menit dan pada umumnya
siklus pertama terjadi paling singkat dibandingkan siklus lainnya. Pada
1/3 dari periode tidur, Slow wave sleep mendominasi, sedangkan proporsi
dari REM meningkat beberapa jam terahkir dari periode tidur. Periode
REM yang pertama biasanya terjadi 70-90 menit setelah tidur dimulai.
Pada masa hidupnya manusia mengalami 2%-5% dari periode tidurnya
pada fase 1 NREM, 45-55% pada fase 2 , 13-23% pada fase SWS dan 2025% pada fase REM. Penggambaran secara ilustratif mengenai fase tidur
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar1- Hipnogram dari tidur. Pada stage 1 dan REM, digambarkan pada level yang
sama,karena memiliki pola EEG yang hampir sama 3,5
Durasi dan distribusi dari fase tidur bervariasi pada tiap tahap usia
kehidupan manusia. Pada bayi baru lahir, durasi tiap siklus berlangsung
selama kurang lebih 60 menit, sedangkan pada dewasa muda kurang lebih
90 menit. Durasi tidur menurun sesuai dengan pertambahan usia
seseorang. Bayi baru lahir dapat tidur sampai 16 jam per harinya
sedangkan pada usia bayi beranjak 6 bulan, waktu tidur berkurang menjadi
12 jam perharinya. Pada usia dewasa normal durasi tidur berlangsung
antara 7,5 sampai 8 jam tiap harinya.1,2,7,8
Gambar 5: skematis lokasi anatomi area-area diotak yang berperan saat tidur
Locus Coeruleus
Bagian ini terletak pada pons bagian atas dan dorsal serta bersifat
Noradrenergik. Locus coeruleus aktif pada saat bangun dan tersupresi
parsial pada fase NREM serta inaktif pada fase REM. Bagian ini memiliki
fungsi untuk menginhibisi aktivitas dari LDT/PPT, juga aktivitas dari
bagian ini pula terinhibisi oleh neuron GABA-ergik.1,4,7
Nucleus Raphe
Nukleus ini terletak di garis tengah dan bersifat serotonergik.
Bagian yang terpenting dari nukleus ini adalah nucleus raphe dorsalis.
Nukleus ini bersifat aktif saat bangun, tersupresi secara parsial saat NREM
dan inaktif saat REM. Kinerja nya di inhibisi oleh neuron GABA-ergik
serta jika aktif, berfungsi menghambat aktivitas LDT/PPT serta
memberikan proyeksi ke hipotalamus. Diduga nukleus ini memliki
kontribusi terhadap respon motorik,otonom serta status emosional saat
perubahan dari tidur ke bangun. 1,7,8
Sistem Mesolimbik
Sistem
ini
berasal
dari
area
ventral
dari
tegmentum
Nuklei Perifornical
Terletak di lateral dari hipothalamus, berfungsi mensekresi orexin
(hipokretin). Nukleus nukleus ini memiliki fungsi eksitatorik pada pusat
aminergik di batang otak yakni locus coeruleus dan nuklei raphe serta
inhibisi terhadap LDT/PPT. Nuklei ini aktif pada saat fase wakefulness
dimana juga berfungsi melimitasi durasi fase REM.1,7
Nuklei ini terletak di inferior dari SCN dan di lateral dari ventrikel
III, dekat dengan nukleus VMPO. Nukleus-nukleus ini menghasilkan
GABA dan galanin yang berfungsi sebagai neurotransmitter penginhibisi
nukleus yang mengatur keterjagaan di batang otak yang bersifat aminergik
meliputi locus coeruleus, nukleus raphe, sistem mesolimbik dan nukleus
tuberomamilary. sehubungan dengan fungsinya yang mempengaruhi
banyak kinerja nukleus, maka VLPO berpotensi untuk menyebabkan
reaktivasi dari pusat pencetus tidur. Sebaliknya pula fungsi dari nukleus ini
di inhibisi oleh sistem Keterjagaan yang bersifat aminergik 1,7,8,10
Bagian dorsal dari VLPO mencetuskan fase NREM dan bagian
medialnya memberikan proyeksi ke LDT/PPT, sehingga menginduksi fase
REM. Kinerja dari VLPO tidak dipengaruhi oleh ritme sirkadian, namun
meningkat dengan adanya kekurangan tidur.Nukleus ini aktif pada saat
tidur dan inaktif pada saat bangun. 1,8
Zona Subparaventrikuler
Letaknya berdekatan dengan dengn SCN input yang berasal dari
bagian ini kemudian akan secara terintegrasi akan mempengaruhi ritme
sirkadian, temperatur (melalui VMPO),perilaku dan fungsi endokrin.8,9
Nukleus Dorsomedial
Sistem Limbik
9
Thalamus
Thalamus
merupakan
stasiun
relay
yang
terahkir
yang
mengintegrasikan
dan
mensinkronisasi
aktivitas
10
fase NREM
fase REM
-
Bangun
+
+
+
mamilarius
LDT/PPT
+
+ = Aktif; = Penurunan aktivitas; - =Inaktif
tidur
bangun
sangat
dipengaruhi
oleh
adanya
Dalam
perkembangannya,
varietas-varietas
baru
dari
Katekolamin
Katekolamin memiliki peran dalam proses bangun, berdasarkan
hasil
penelitian
imunohistokimia,
ditemukan
bahwa
neuron
11
Asetilkolin
Asetilkolin memegang peranan penting terhadap mulainya tidur.
kolinergik
agonis
misalnya
berupa
nikotin
dapat
menyebabkan
dopamin.
Serotonin (5-HT, 5-Hidroksitriptamin)
Kinerja dari serotonin sangat kompleks hal ini disebabkan jumlah
jenis reseptornya yang banyak dan prinsip kerjanya yang bersifat
antagonistik satu sama lain. Pada umumnya serotonin memiliki fungsi
untuk mencetuskan bangun dan berhubungan dengan proses sensoris dan
motorik, terutama berhubungan dengan mood. Sekresi dari 5HT bersifat
aktif pada saat bangun dan tersupresi secara parsial saat fase NREM dan
inaktif pada saat REM.1,7
Neuron yang bersifat serotonergik paling banyak terdapat di
nukleus raphe terutama di bagian dorsal. Kerja nya menghambat nukleus
LDT/PPT di pons dan VLPO sehingga menyebabkan keterjagaan melalui
12
medulla spinalis.7,9
Dopamin
Dopamin memiliki efek yang cukup kompleks terhadap proses tidurbangun ha; ini disebabkan karena dopamin memiliki interaksi multiplel
dengan sistem neurotransmitter yang lainnya di berbagai area di otak.
Neuron dopaminergik berasal dari ventral tegmentum mesencephalon serta
dibagi menjadi 2 macam sistem;1,7
1.Sistem Nigro Striatal
Neuron yang berasal dari substansia nigra memberikan impuls ke
korpus striatum,nukleus accumbens dan korteks prefrontal. Impuls
ini menyebabkan peningkatan kesiagaan, peningkatan aktivitas
motorik
serta
memiliki
efek
seperti
simpatetik
meliputi
ptuitary
dan
mengatur
aktifitasnya.
Neuron
ini
Histamin
Histamin
mencetuskan
keterjagaan
dan
kesiagaan
serta
menginhibisi baik fase NREM dan REM serta berperan pada proses
perencanaan dan kognitif. Histamin dihasilkan oleh neuron di nukleus
tuberomamilary di posterior dari hipoalamus yang memberikan proyeksi
luas ke VLPO,locus coeruleus, nukleus raphe dan LDT/PPT. Jika terjadi
13
REM.7,9
Glutamat
Glutamat mencetuskan keterjagaan, merupakan neurotransmitter
eksistatorik di sistem saraf pusat. Glutamat merupakan transmiter dari
jaras proyeksi thalamokortikal yang bertanggung jawab terhadap
sinkronisasi aktivitas otak selama fase NREM dan Jalur kortikospinal.
Neuron glutamat-ergik juga terdapat pada ARAS yang memberikan
proyeksi ke nukleus LDT/PPT dan ke basis frontalis. Jika terjadi aktivitas
glutamat yang berlebihan, maka akan dapat menyebabkan terjadinya
psikosis. 7,9,10
GABA
GABA terdapat pada lebih dari 30 % sinaps di otak. Neuron
GABA-ergik tersebarluas di formasio retikularis di batang otak, basal
ganglia, hipotalamus dan thalamus. GABA disekresi oleh neuron SCN dan
memberikan pengaruh terhadap transmisi
bersifat aminergik.1,8
Galanin
Merupakan neuropeptida penginhibisi yang dihasilkan oleh VLPO
14
15
Cholecystokinin (CCK)
CCK dihasilkan oleh sel-sel duodenum dan jejunum yang sebagai
respon dari distensi. CCK yang dihasilkan dapat menstimulasi sekresi dari
enzim pankreas serta meningkatkan kontraksi dari kandung empedu.
Neurotransmitter ini juga terdapat pada sistem saraf pusat, berupa 8amino acid peptide (CCK8) serta berfungsi menginduksi dfase NREM,
menurunkan aktivitas motorik memediasi rasa kenyang setelah makan.
CCK-8 terdapat pada formasio retikularis, nukleus raphe, dan di daerah
hipothalamus. Neurotransmitter ini merupakan neurotransmitter eksitatorik
dan biasanya bekerja sebagai co- transmitter dengan 5HT di nukleus raphe,
atau bagian lain di dopamin. 7,8,11
Insulin
Insulin disekresi akibat respons dari peningkatan gula darah serta
mencetuskan fase NREM tidur, namun tidak memberikan pengaruh
terhadap fase REM. Pada pasien diabetes mellitus akan terjadi penurunan
durasi NREM. 7,8,11
Peptida Opioid
Berinteraksi dengan endorphin, enkephalin dan dynorphin dimana
berlokasi di medulla, hipotalamus, thalamus , basal ganglia dan sistem
limbik. Neurotransmitter ini bekerja di nukleus LDT/PPT dengan
menginhibisi REM. 7,8,11
Substansi P
Dihasilkan oleh sinaps di neuron LDT/PPT. Perannya terhadap fase
tidur belum diketahui namun mungkin dapat berperan terhadap kontrol
terhadap transmisi sensorik ke batang otak. 8
Sitokin
Diproduksi oleh limfosit T helper dan mikroglia sebagai respon
terhadap stimlus yang spesifik serta memiliki kemiripan struktur kimia
16
dengan GH. Sitokin ini bekerja dengan memodifikasi respon imun di otak
dan beberapa jenis sitokin diketahui memiliki pengaruh terhadap tidur.4,5,7
Interleukin-1
Diproduksi oleh hipotalamus dan area-area lain dari otak sebagai
respon terhadap endotoksin, TNF-, dan peptida muramyl yang berasal
dari peptidoglikan yang dihasilkan dinding sel bakteri. Produksi
interleukin
ini
diinhibisi
oleh
prostalglandin
E2(PGE2)
dan
hubungannya
dengan
hipotalamus
anterior
dan
sedikit
metabolisme
anandamide
yakni
reseptor
dari
tetrahidrocannabiol.7
Interferons (IFN)
Interferon alpha 2 terutama diproduksi oleh leukosit sebagai respon
terhadap infeksi virus dan memfasilitasi proses fagosit . Puncak tertinggi
level dari gamma interferon terjadi pada saat pk 10.00 malam dan terendah
pada pukul 6.00 pagi. IFN berfungsi meningkatkan fase NREM. 7,8
17
Neurotropin-2
Sitokin ini berfungsi sebagai faktor tidur dan pertumbuhan,
meningkatkan perkembangan dan aktivitas dari neuron penghasil GABA.
Produksi dan pelepasannya ditingkatkan oleh asetilkolin dan glutamat. 7,8
Prostalglandin
Merupakan asam amino yang tidak tersaturasi yang memiliki
struktur berupa 5 cincin karbon dan berasal dari asam arakidonat.
Prostalglandin D2 (PGD2) bekerja di area VLPO serta menginduksi fase
NREM dan REM, menurunkan suhu tubuh serta mempengaruhi
peningkatan pelepasan adenosin di basis frontalis. Hormon ini disekresi
oleh leptomeningen , pleksus choroideus kemudian di alirkan melalui
cairan serebrospinal. 4,7
PGE2 bekerja di hipotalamus posterior untuk mencetuskan
keterjagaan serta meningkatkan suhu tubuh. Prostalglandin jenis ini
menginhibisi produksi IL-1. Progesteron memiliki struktur kimia yang
mirip dengan prostalglandin serta bekerja meningkatkan fase NREM.1,7
Oleamide
Merupakan asam lemak yang tidak tersaturasi yang di sintesis dari
asam arakidonat, serta memiliki efek kerja yang mirip dengan anandamide
dan cannabinoid endogen. Berfungsi mencetuskan fase NREM dan
menurunkan aktivitas motorik.Konsentrasinnya di cairan serebrospinal
meningkat jika kekurangan jam tidur. 1,7,8
18
Cannabinoid
Terdapat 2 macam tipe reseptor cannabinoid yakni CB1 dan CB2.
Reseptor CB1 memiliki jumlah yang sangat banyak di sistem saraf pusat.
Anandamide, sebagai jenis cannabinoid yang paling sering dijumpai,
bekerja mencetuskan fase NREM tetapi efeknya dihambat oleh interleukin.
1,7,8
Adenosine
Adenosin selain memiliki fungsi sebagai vasodilator, juga memiliki
efek dalam proses tidur-bangun yakni dengan mencetuskan fase NREM
terutama stage 3 dan 4 dengan cara menginhibisi neuron kolinergik di
daerah basis frontalis dan pons. Saat bangun, adenosin terakumulasi di
ekstraseluler akibat metabolisme sel astrosit. 1,7,8
Astrosit
mensuplai
glukosa
ke
neuron
melalui
cadangan
Uridine
Diduga uridine berfungsi sebagai neurotransmitter pencetus tidur 7
Nitrit Oxide
Merupakan senyawa gas yang larut lemak yang berfungsi sebagai
co-transmitter terhadap serotonin di nukleus raphe dorsalis. Dapat
mempengaruhi ritme intrinsik dari SCN dan menyebabkan terjadinya fase
REM,dan mempengaruhi fase NREM.Fungsinya yang lain adalah sebagai
vasodilatr dan mengintegrasikan aliran darah otak dengan aktivitas
metabolik
neuron.
Dibawah
ini
dapat
dilihat
macam-macam
19
Noradrenalin
Asetilkolin
5-HT
bangun
Dopamin
-
Histamin
Melatoni
Kesadaran
n
NREM
Pencetu kesadaran
kesadaran
penuh,
penuh/wakef
penuh,
wakefullness
ullness,REM
wakefullne
Inhibisi
Kerja
REM
mood dan
Inhibisi
perilaku
lainnya
perilaku
motorik fase
sirkadian
REM
motorik
emosi,perila
dan
ku dan
sistem
kontrol
imun
pola
ss
REM
-
ritme
motorik
Ritme sirkadian
Ritme sirkadian memiliki jangka waktu antara 23,5 sampai 24,5 dengan
nilai rata-rata 24,2. Ritme ini di cetuskan oleh pacemaker internal, peng-oscillasi
atau jam biologis dimana aktivitasnya di modifikasi oleh faktor-faktor eksternal.
Stimulus eksternal ini meliputi aktifitas photic maupun non photic. Interaksi dari
input eksternal sangat kompleks dengan berbagai variasi derajat inhibisi maupun
sinergi. Pencahayaan merupakan faktor pensinkronasi yang dominan dari pencetur
siklus bangun-tidur ritme sirkadian. Paparan cahaya intensitas tinggi (>2000 lux)
misalnya cahaya matahari di luar ruangan dapat menginduksi peralihan dan
mempengaruhi jangka waktu fase tidur.7,8,10
Terdapat 2 macam marker biologis dari ritme sirkadian yakni dim light
melatonin onset (DLMO) dan minimum of the core body temperatur rhytm
20
(CTmin). DLMO memiliki definisi sebagai waktu ketika level hormon melatonin
mulai meningkat (3 pg/ml di air liur dan 10 pg/ml di plasma melatonin) umumnya
terjadi 2-3 jam sebelum tidur pada orang normal, CTmin terjadi 2-4 jam sebelum
ahkir dari periode tidur.8,9,10
Ritme sirkadian pada mamalia di cetuskan oleh pacemaker utama
circadian yang terletak di nukleus suprachiasmaticus (SCN) yang terletak di
hipotalamus anterior. SCN dapat di bagi menjadi 2 macam komponen yakni
bagian inti dan kulit. Nukleus ini lebih bersifat aktif saat siang hari dibandingkan
dengan saat malam hari dan selama bangun dan fase REM daripada fase NREM,
serta bekerja mencetuskan keterjagaan saat pagi-siang hari serta mempertahankan
tidur saat malam hari. 10,11
Nukleus Suprachiasmaticus menerima input yang berasal dari; 10,11
1. Jalur afferent melalui stimulus photic
Sel-sel ganglion retina yang bersifat fotosensitif mengandung
photopigment,
melanopsin.
Sel-sel
ini
menggunakan
jaras
sebagai neurotransmitter
Kompleks neuron tuberomamillari yang terletak di posterior dari
2. Jalur aferent melalui jalur non photic meliputi nukleus raphe bagian
medial yang terletak di mesencephalon melalui jalur yang bersifat
serotonergik.
Afferen dari nukleus suprachiasmatikus dapat dilihat melalui tabel-3
di bawah ini
Tabel-3 Afferen dari nukleus suprachiasmatikus 8,10,11
21
Afferen
Glutamatergik
Jalur
Dari mata melalui
Neurotransmitter
Glutamat
koneksi afferen
tr.retinohipotalamik
Dari mata melalui
Neuropeptida
alternatif
Histaminergk
Kolinergik
Serotonergik
tr.Genikulohipotalamik
Hipotalamus
Dari basis frontalis dan pons
Dari mesencephalon
,GABA
Histamin
Asetilkolin
Serotonin
SCN memiliki proyeksi efferen ke beberapa area dari CNS meliputi 11,12
1.Hipotalamus (Zona subparavntrikular, area dorsal media, area preoptik
bagian medial, area ventral tuberal
2.Locus coeruleus
3.Nukleus preoptik ventrolateral
4.Basis frontalis
5.Neuron hipocretin
6.Glandula pinealis, yang juga mempengaruhi SCN melalui produksi melatonin
7.Thalamus (nucleus paraventrikuler, area intergenikulata
Melatonin
Melatonin disintesis dan dilepaskan oleh glandula pinealis paling banyak
pada saat malam hari dan disupresi produksinya pada saat siang hari. Produksi
dan sekresi dari melatonn diregulasi melalui stimulus cahaya melalui SCN. Di
glandula pinealis terjadi konversi dari triptophan menjadi serotonin (5Hidroxytriptamin ) kemudian menjadi melatonin (N-acetil-5-metoxytriptamine).
Setelah dihasilkan, melatonin akan mempengaruhi SCN dan mengubah fase dari
sirkadian serta dapat turut mencetuskan mulainya tidur.Produksi dari hormon ini
menurun dengan seiring bertambahnya usia seseorang dan paparan cahaya.
Hormon ini selanjutnya akan di metabolisme di hepar. Hubungan secara skematis
antara afferen dan efferen rangsang dapat dilihat di gambar
22
Gambar 6 : Skematis hubungan antara input afferen dan efferen dengan nukleus
suprakihiasmatik
23
Pada fase tidur REM , diperkirakan pengontrolan terhadap fase ini berasal
dari sirkuit yang terjadi di batang otak.Sel-sel REM on terletak di Formasi
Retikularis di Pons. Aktivasi sel REM-on yang bersifat GABA-ergik menginhibisi
pelepasan noreprinefrin (NE) yang berasal
peningkatan transmisi
24
serta
pergerakan anggota gerak. Pergerakan fasik ini biasa terjadi selama fase
wakefullnes dan terjadi oleh karena proses aktivasi sel REM-Waking on yang juga
berlokasi di formasi retikular di Pons. Nucleus Suprachiasma di hipotalamus
menerima input dari retina dan hal ini sanat penting dalam Ritme Sirkadian dan
proses sinkronisasinya terhadap siklus gelap-terang 4,10,11,13
Fase tidur 5 7,8,9,11
A.Fase Bangun/Wakefulnes
Pada fase wakefulness ditandai dengan adanya EEG berupa
gelombang alfa yang berkekuatan 15-45 mikrovolt 8-13Hz pada dewasa,
dan lebih tinggi pada usia lebih muda. Gelombang alfa berasal dari
oksipital paling jelas didapatkan pada saat relaxed wakefulness dengan
kedua mata terpejam dan akan terblokir dengan membuka mata,
konsentrasi dan peningkatan level kesadaran, stimulasi taktil dan auditorik
pada gambaran. Ilustrasi mengenai gelombang alfa dapat dilihat pada
Gambar-9
25
Gambar 9; Fase wakefulness dengan mata tertutup. Gelombang alfa lebih nampak pada
sandapan oksipital dan nampak lebih dari 50% dari gelombang yang terbentuk. slow eye
movement nampak pada fase ini
gelombang verteks
merupakan
26
dapat dideteksi paling baik di daerah verteks. Pada fase ini didapatkan
EOG berupa gerakan bola mata pendular yang lambat, serta pada hasil
EMG didapatkan
1,7,8,9,10
Contoh rekaman EEG pada fase ini dapat dilihat melalui Gambar-
10.
Gambar 10-A; Fase 1 NREM dimana tidak didapatkan gelombang spindel dan
kompleks K pada perekaman EEG. Terdapat kurang dari 50% gelombang alfa. EEG
menunjukkan campuran dari perlambatan dari gelombang alfa dan gelombang
beramplitudo rendah(4-7 Hz) lebih dari 50 % . Sandapan EMG di dagu lebih rendah
daripada fase wakefulness.8
Gambar 10-B; Stage 1 fase NREM didapatkan gelombang tajam di verteks, tidak
didapatkan spindel tidur maupun kompleks K, Sandapan EMG relatif tinggi pada
gambar ini 8
Fase 2 NREM
Fase ini ditandai dengan adanya kurang dari 20% gambaran
gelombang delta 1 atau lebih kompleks K dan spindel tidur. Fase ini
meliputi 45 sampai 55% total waktu tidur. Gelombang tidur atau disebut
juga aktivitas sigma adalah gelombang ritme sinusoidal yang berkisar
antara 10-14 Hz. Kompeks K adalah gelombang difasik yang memiliki
27
komponen initial negatif atau defleksi yang tajam diikuti fase positif.
Gelombang K berdurasi 0,5 detik dan simetris di regio verteks (lead
central dan central-parietal). Kompleks K dapat terjadi tunggal atau
berurutan secara spontan jika mendapat stimulus auditorik. Pada fase ini
didapatkan hasil rekaman EOG didapatkan SREM yang kadang-kadang
dapat muncul dan hsil rekaman EMG yang berupa aktivitas tonus otot
yang menurun. Gambaran gelombang kompleks K dapat dilihat melalui
Gambar-11
1,7,8,9
Gambar 11; NREM stage 2. Terdiri atas epoch 30 menit dengan didapatkan spindel
tidur dan kompleks K 8
28
Fase 4 NREM
Fase REM
Fase REM ditandai dengan adanya gelombang bervoltage rendah
yang bercampur dengan aktivitas gelombang alfa yang biasanya
berkekuatan
lebih
rendah
1-2
Hz
dari
gelombang
alfa
saat
29
Gambaran
Gambar-13
30
Wakefullness
NREM
errect,
duduk berbaring
Mobilitas
berbaring
normal
REM
berbaring
Respon
terhadap
normal
postur
berkurang
sedang
sedang
mioklonik
ringan- berkurang
sampai
sedang
tidak
31
ber
stimulasi
Kesadaran
sadar
tidak
sadar
respons
tetapi tidak
sadar
reversibel
tertutup
bolamata slow
rolling
tapi
reversibel
tertutup
rapid eye movement
Kelopak mata
Pegerakan mata
terbuka
gerakan
EEG
terarah
gel.alfa,
movement
sinkronisasi
EMG
desinkronisasi
normal
berkurang ringan
desinkronisasi
berkurang sedang
slow
EOG
gerakan bangun
rolling
eye
eye
movement
Perubahan fisiologis yang terjadi selama tidur 13,14,15
Sistem respiratorik
Selama fase NREM terjadi penurunan dari aktivitas Respiratory drive dan
tonus otot jalan napas bagian atas. Hal ini dapat menyebabkan penurunan minute
volume dan ventilasi alveolar sebanyak 25 % serta peningkatan resistensi jalan
napas sebanyak 2 kali lipat,yang diikuti oleh peningkatan ringan PaCO2 dan
penurunan PaO2. Pola pernapasan saat tidur reguler kecuali saat transisi dari fase
wakefulness ke fase tidur, dimana central apneustik dapat terjadi. 1,13,14
Pada fase REM terjadi penurunan lebih lanjut dari hypercarbic and
hypoxic ventilatory drive, dimana pola pernapasan ireguler selama fase REM.
Dalam fase ini pula terjadi penurunan tonus otot yang menahan m.genioglossus
agar tidak jatuh ke belakang dan penurunan kinerja dari m.interkostalis serta otototo t aksesoris dari dinding dada. Sehingga pada orang yang memiliki latar
belakang gangguan jalan napas, misalnya PPOK dan obstructive sleep apneu, hal
ini dapat memperberat 13,14
Sistem kardiovaskular
Tekanan darah menurun selama fase NREM dan fase tonik REM tetapi
dapat meningkat sampai diatas tekanan darah saat bangun selama fase REM.
32
Selama fase REM denyut jantung menjadi bervariasi, dengan episode takikardia
dan bradikardia dan penigkatan denyut secara transient sekitar 35%. Hal ini
disebabkan oleh peningkatan dari aktivasi CNS saat tidur yang disertai pergerakan
bola mata.1,4,7,8,13,14
Sistem Renal
Terjadi penurunan glomerulus filtration rate dan filtration fraction yang
disertai dengan peningkatan sekresi hormon anti diuretic sehingga urin yang
dihasilkan berjumlah sedikit namun memiliki konsentrasi yang pekat. 7,14
Sistem Endokrin
Beberapa sekresi hormon berhubungan langsung dengan siklus tidur
bangun. Hormon melatonin dilepaskan dari glandula pinealis di bawah kontrol
nukleus supra chiasmatik selama 4-5 jam,biasanya dimulai Pk 21.00 atau waktu
dimulainya malam atau gelap. Produksi hormon ini di inhibisi oleh paparan
cahaya. Fungsi dari hormon ini adalah untuk memfasilitasi proses tidur dan
keterjagaan. 7,13,14
Hormon pertumbuhan paling banyak disekresi selama episode awal dari
SWS, terutama masa pubertas. Hormon prolaktin juga meningkat jumlahnya
sesaat setelah tidur dimulai dan berkurang saat wakefulness. Jika terjadi gangguan
dari fase-fase tidur, maka akan terjadi gangguan pula terhadap produksi kedua
hormon ini.Sekresi Hormon Kortisol menurun saat tidur dan semakin meningkat
pada pagi hari dan memuncak sesaat setelah bangun tidur.7,8,13
Suhu Tubuh
Pada saat tidur terjadi penurunan ambang pasien untuk menggigil serta terjadi
penurunan suhu tubuh
33
Daftar Pustaka
15. http://archive.ajpe.org/legacy/pdfs/aj620216.pdf
35