BAB X
KONFLIK DAN PERUNDINGAN ANTAR KELOMPOK
1. Definisi Konflik
Konflik harus dirasakan oleh pihak-pihak yang terkait. Ada tidaknya konflik
merupakan masalah persepsi. Jika tidak seorang pun sadar akan adanya suatu konflik,
maka umumnya disepakati bahwa tidak ada konflik.
Pertentangan atau konflik sebagai suatu proses yang diawali ketika satu pihak
merasa bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera
mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi perhatian pihak pertama.
Konflik dilihat sebagai suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk,
kurangnya keterbukaan dan kepercayaan antara orang-orang, dan kegagalan para
manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan.
o Pandangan Interaksionis
4. Proses Konflik
Proses konflik dapat dilihat dalam lima tahap, yaitu oposisi atau ketidakcocokan
potensial, kognisi dan personalisasi, maksud, perilaku, dan hasil.
Langkah pertama dalam proses konflik adalah adanya kondisi yang menciptakan
kesempatan untuk munculnya konflik itu. Kondisi ini telah dimampatkan kedalam tiga
katagori umum :
o Komunikasi
o Struktur
Istilah struktur, digunakan dalam konteks ini untuk mencakup variabel seperti
ukuran, derajat spesialisasi dalam tugas yang diberikan pada anggota kelompok,
kejelasan jurisdiksi, kecocokan tujuan anggota, gaya kepemimpinan, sistem imbalan,
dan derajat ketergantungan antara kelompok-kelompok. Riset menunjukan bahwa
dan spesialisasi bertindak sebagai kekuatan untuk merangsang konflik. Makin besar
kelompok dan makin terspesialisasi kegiatannya, makin besar kemungkinan
terjadinya konflik.
o Variabel pribadi
Jadi kategori terakhir dari sumber-sumber konflik yang potensial adalah faktor-faktor
pribadi. Seperti dinyatakan, faktor itu mencakup nilai individual tiap oarang dan
karakteristik kepribadian yang menyebabkan idiosinkrasi dan perbedaan individual.
Konflik yang dipersepsikan merupakan oleh satu pihak atau lebih akan eksistensi kondisi-
kondisi yang menciptakan kesempatan untuk timbulnya konflik. Konflik yang dirasakan
yaitu pelibatan emosional dalam suatu konflik yang menciptakan kecemasan,
ketegangan, frustasu dan permusuhan.
Maksud berada diantara persepsi serta emosi orang dan perilaku terang-terangan
mereka. Maksud adalah suatu keputusan-keputusan untuk bertindak dalam suatu cara
tertentu dalam suatu episode konflik. Lima maksud penanganan konflik :
o Menghindar : Hasrat untuk menarik diri dari atau menekan suatu konflik.
o Mengakomodasi : Kesediaan dari satu pihak dalam suatu konflik untuk menaruh
kepentingan lawannya diatas kepentingannya.
o Berkompromi : Suatu situasi dalam mana tiap pihak pada suatu konflik
bersedia melepaskan dalam sesuatu.
Tahap IV : Perilaku
Tahap perilaku mencakup pernyataan, tindakan, dan reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak
yang berkonflik. Perilaku konflik ini biasanya secara terang-terangan berupaya untuk
melaksanakan maksud-maksud setiap pihak. Maksudnya adalah bermanfaat untuk
memikirkan tahap IV sebagai suatu proses dinamis dari interaksi.
Tahap V : Hasil
Jalinan aksi reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik menghasilkan kosekuensi. Hasil ini
dapat fungsional, dalam arti konflik itu menghasilkan suatu perbaikan kinerja kelompok
atau disfungsional dalam arti merintangi kinerja kelompok.
o Hasil Fungsional
o Hasil Disfungsional
Bukti yang makin banyak menandakan bahwa jenis kegiatan kelompok merupakan
factor yang menonjol dalam menetapkan fungsionalitas.
Perundingan
Defenisi Perundingan
Perundingan atau negosiasi menyerap interaksi dari hampir semua oarng dalam
kelompok dan organisasi. Perundingan adalah suatu proses dimana dua pihak atau lebih
bertukar barang atau jasa dan merupaya menyepakati nilai (rate) tukar barang dan jasa
tersebut.
Strategi Tawar-menawar
Tawar-menawar Distributif
Tawar-menawar Integratif
Proses Perundingan
Sebelum anda mulai berunding, anda perlu malakukan pekerjaan rumah. Anda
juga ingin menyiapkan suatu penilaian dari apa yang menurut anda merupakan
perndirian pihak lain terhadap tujuan perundingan anda itu. Gunakan informasi
yang telah anda kumpulkan untuk mengembangkan strategi. Anda hendaknya
menetapkan BATNA (Best Alternative to A Negotiated Agreement-Alternatif)
terbaik terhadap persetujuan yang dirundingkan anda dan BATNA pihak lain.
BATNA anda menentukan nilai terendah yang akseptabel bagi anda untuk suatu
persetujuan yang dirundingkan.
Ini tidak perlu bersifat konfrontasional. Lebih tepat inilah suatu kesempatan untuk
saling mendidik dan memberi informasi mengenai persoalan, mengapa persoalan
itu penting, dan bagaimana masing-masing tiba pada permintaan awal mereka.
Hakikat proses perundingan adalah beri dan ambil yang actual dalam upaya
memperbincangkan suatu persetujuan. Tidak diragukan konsesi akan perlu dibuat
oleh kudua pihak.
Sebuah stereotip popular yang dianut oleh banyak orang adalah bahwa wanita itu
lebih kooperatif, menyenangkan, berorientasi pada hubungan dalam perundingan
dibandingkan pria. Bukti tidak mendukung keyakinan ini. Walaupun jenis kelamin
tidak relevan dari segi hasil-hasil perundingan, sikap wanita terhadap perundingan
dan terhadap diri mereka sendiri sebagai juru runding tampaknya agak berbeda dari
sikap pria. Wanita manajer menunjukan kurang percaya diri dalam antisipasi
perundingan dan kurang puas dengan kinerja mereka sesudah proses rampung,
meskipun ternyata bahwa kinerja mereka dan hasil yang mereka capai itu sama
dengan pria. Kesimpulan terakhir ini mengemukkan bahwa wanita mungkin terlalu
menghukum diri mereka sendiri dengan tidak bias bergabung dalam perundingan-
perundingan bila tindakan tersebut akan ada dalam minat terbaik mereka.
Walaupun tampaknya tidak ada hubungan langsung yang berarti antara kepribadian
dan gaya runding seorang individu, latar belakang budaya tampaknya justru relevan.
Gaya runding jelas beraneka antara budaya-budaya nasional.
o Perundingan pihak-ketiga
2. Seorang arbitrator (wasit) adalah pihak ketiga dengan otoritas memaksakan suatu
persetujuan. Arbitrasi dapat bersifat sukarela (diminta) atau wajib (dipaksakan
pada pihak-pihak oleh undang-undang atau kontrak).
Seorang konsultan adalah pihak ketiga yang terampil dan tidak berat sebelah yang
berupaya memudahkan pemecahan masalah lewat komunikasi dan analisis, yang dibantu
oleh pengetahuannya mengenai manajemen konflik.