Kehamilan
Hendra Sucipta
102011403
hendranavas@yahoo.com
_______________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rerata bayi
normal (usia gestasi 37 s.d 41 minggu) adalah 3200 gram. Secara umum, bayi berat lahir
rendah dan bayi dengan berat berlebih lebih besar resikonya untuk mengalami masalah. Masa
gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru lahir karena semakin cukup masa
gestasi semakin baik kesejahteraan bayi. Hubungan antara umur kehamilan dengan berat lahir
mencerminkan kecukupan pertumbuhan intrauterin. Penentuan hubungan ini akan
mempermudah antisipasi morbiditas dan mortalitas selanjutnya. 1
ISI
Rumusan masalah
Bayi 39 minggu lahir per vaginam, berat badan 3000 gr, panjang badan 40 cm, lingkar
kepala 33 cm, lingkar dada 30 cm, lingkar perut 30 cm, ketuban jernih.
Bayi menangis spontan, aktif, denyut 140x/menit, refleks bersin positif, badan
kemerahan, ekstremitas sedikit biru.
Anamnesis
Secara umum anamnesis pada pasien hamil sama dengan anamnesa lain pad ilmu kedokteran.
Pertama kali tanyakan identitas:
Nama pasien
Nama suami atau keluarga terdekat
Alamat
Agama
Pendidikan terakhir
Suku bangsa
Riwayat perkawinan:
Pemeriksaan Fisik
Segera setelah bayi lahir, pemeriksaan yang singkat dan teliti pada wajah, mata, mulut,
dada, abdomen, tulang belakang, dan ekstremitas harus dapat menyingkirkan kelainan mayor.
Tangisan yang kuat serta warna kemerahan pada wajah dan tubuh menunjukkan penyesuain
diri yang baik terhadap kehidupan yang independen.
Cuci tangan wajib dikerjakan sebelum memulai pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan sebaiknya dimulai dari kepala hingga kaki untuk memastikan bahwa
pemeriksaan berjalan sistematis dan menyeluruh.
Pemeriksaan dilakukan menurut kesempatan yang ada :
1. Bila bayi tenang, jantung dan paru dapat diperiksa
2. Bila bayi menangis dan pemeriksa dapat melihat palatum dan mencetuskan
rangsang isap, telan, dan muntah, dengan harapan pemeriksa dapat
melakukannya, dengan harapan bahwa ini akan menenangkan sang bayi
sehingga pemeriksaan dapat dilanjutkan.
Pemeriksa harus selalu mengukur kembali lingkar kepala dan suhu (aksila) sebelum
melakukan pemeriksaan. Suhu aksila neonatus aterm adalah sebesar 36,5-37,2o C. Bila
suhu ini berada dalam kisaran normal, pemeriksaan boleh dimulai.
Pemeriksa harus menanggalkan semua pakaian bayi agar inspeksi dapat dikerjakan
secara menyeluruh setiap saat dan memberi ruang gerak yang optimal, contohnya,
pada pemeriksaan panggul.
Berikut ini adalah pemeriksaan yang merupakan pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir,
antara lain:
Mata
Tangan
Mulut
Leher
Ekstremitas atas
Hidung
Ikterus
Jantung
punggung
untuk
pertumbuhan
rambut,
Nadi femoralis
ekstremitas.
Tonus otot
Perbedaan
>
15
mmHg
dianggap
: apakah normal ?
: terasa normal. Ukuran normal diameter fontanel
anterior bervariasi antara 1,5 dan 5 cm. Ubun-ubun
besar berbentuk berlian dan seharusnya tidak cekung
atau cembung. Penutupan fonticulus terjadi sekitar 1218 bulan. Palpasi hingga melewati suturan koronalis,
kemudian susuru sutura sagitalis dari depan ke
belakang menuju fontanel posterior. Ubun-ubun kecil
sukar diraba karena ukurannya hanya sekitar 0,5 cm.
Periksa ada tidaknya rambut serta rasakan teksturnya,
rambut seharusnya lembut.
Wajah
Langit-langit/palatum
Sianosis Lidah
Pernapasan dan pergerakan
dinding dada
Abdomen
Kulit
Panggul
Punggung
Anus
Kaki
Refleks
Lingkar Dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar dada
pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat
digunakan sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada dan
kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat daripada
lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat
rasio lingkar dada dan kepala < 1. Ada juga yang menyatakan bahwa lingkar
dada normal pada bayi baru ladir adalah 30-33cm.
Panjang Badan
Untuk anak usia < 2 tahun, pemeriksaan panjang badan dilakukan dengan
bayi/anak terlentang di atas papn ukuran, tanpa sepatu, atau topi. Diusahakan agar
tubuh bayi lurus. Panjang badan diukur dengan meletakkan verteks bayi pada
kayu yang tetap, sedangkan kayu yang dapat bergerak menyentuh tumit bayi.
Pengukuran langsung dengan tali pengukur tidak akurat hasilnya, kecuali ada
asistent yang memegang kaki bayi agar tidak bergerak dengan panggul dan lutut
lurus. Berkurangnya kurva pertumbuhan badan memperlihatkan adanya kondisi
kronik
dan
kelainan
endokrin.
Membandingkan kurva
ini
dengan
srandard
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan ini dilakukan hanya untuk menyingkirkan different diagnosis yang ada:1
Pemeriksaan Labroratorium
Bilirubin indirect dan direct, bayi baru lahir pada minggu pertama >2mg/dL dan
mengalami penigkatan setelah mendapat ASI (7-14mg/dL),tetapi untuk bayi kurang
bulan yang mendapat susu formula,akan mengalami kenaikan yang lebih tinggi dan
lebih lama
Darah lengkap, terutama yang diperiksa leukosit,untuk mengetahui apakah anak
terkena infeksi atau tidak ( karena ketuban ibu berwarna keruh)
Amnioskopi
Pada kehamilan lanjut dapat dilakukan amnioskopi untuk dapat melihat kutub bawah
janin. Selain itu dapat dilihat pula cairan amnion. Bila cairan amnion mengandung
mekonium pada bayi dengan letak kepala, hal ini merupakan suatu tanda gawat janin
dan bayi harus segera diselamatkan.
Amniosentesis
Tindakan ini dilakukan dengan mengerjakan pungsi melalui abdomen ke dalam
rongga amnion. Cairan yang diperoleh dapat dianalisis dan dari hasilnya dapat dinilai
maturasi bayi. Pada inkompatibilitas rhesus, hasil pemeriksaan ini dapat menentukan
apakah perlu dilakukan suatu transfusi intrauterin. Gluck melakukan pemeriksaan
perbandingan kadar lesitin dan sfingomielin dalam cairan amnion (rasio L/S).
Pemeriksaan ini disebut uji Gluck Bila rasio L/S antara 1 dan 2, berarti bayi akan
menderita sindrom gangguan pernafasan idiopatik ringan.
Elektrokardiografi janin
Hasil pemeriksaan EKG janin sangat dipengaruhi interferensi dari pihak ibu.
Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat dinilai pertumbuhan dan kelainan morfologik serta
fungsional bayi.
Pemeriksaan laboratoris ini mahal dan tidak selamanya hasil pemeriksaan tersebut
memberi informasi yang diharapkan. Kombinasi pemeriksan klinis dan laboratoris dapat
membantu dalam penilaian keadaan yang.sebenarnya.
Fisiologis Normal pada Neonatus
Pada neonates yang baru lahir akan mengalami beberapa perubahan fisiologis, dimana
neonates harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Tiga
faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi ini yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi.
Iiter/menit/m2 (Gessner, 1965). Aliran darah sistemik pada hari pertama rendah, yaitu 1,96
liter/menit/m2 dan bertambah pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/menit/m2) karena
penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah
yang melalui transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian
naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.
Traktus digestivus
Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan lebih panjang dibandingkan
dengan orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat yang berwarna
hitam kehijauan yang terdiri dari mukopoli-sakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran
mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk
dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus,
kecuali amilase pankreas. Aktifitas enzim proteolitik pada neonatus dengan berat badan lahir
4.000 gram besarnya 6 kali aktifitas enzim tersebut pada neonatus dengan berat badan lahir
1.000 gram. Aktifitas lipase telah ditemukan pada fetus 7-8 bulan (Anom, 1941). Pada bayi
prematur, aktifitas lipase masih kurang bila dibandingkan dengan bayi cukup bulan.
Hati
Segera setelah lahir hati menunjukkan perubahan biokimia dan morfologis, yaitu kenaikan
kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai
berkurang, walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu
bayi baru lahir, misalnya enzim dehidrogenase UDPG dan transferase glukoronil sering
kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis. Daya detoksifikasi hati
pada neonatus juga belum sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis
lebih dari 50 mg/kgbb/hari dapat menimbulkan 'gray baby syndrome'.
Metabolisme
Luas permukaan neonatus relatif lebih besar daripada orang dewasa, sehingga
metabolisme basal per-kgbb lebih besar. Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari
pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah
mendapat susu lebih kurang pada hari keenam, energi 60% didapatkan dari lemak dan 40%
dari karbohidrat
Produksi panas
Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu (1) aktifitas otot,
(2) 'shivering' dan (3) 'non shivering thermogenesis' (NST). Pada neonatus cara untuk
meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran 'brown fat' yang
memberikan lebih banyak energi per-gram daripada lemak biasa.
Keseimbangan asam-basa
pH darah pada waktu lahir rendah karena glikolisis anaerobik. Dalam 24 jam neonatus
telah mengkompensasi asidosis ini.
Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar
daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum
sempurna karena (1) jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa, (2) ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, (3) 'renal
blood flow' pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
Kelenjar endokrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu. Pada waktu bayi baru lahir,
kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi, misalnya dapat dilihat pembesaran
kelenjar air susu pada bayi laki-laki atau pun perempuan. Kadang-kadang dapat dilihat gejala
'withdrawal', misalnya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi
perempuan. Kelenjar adrenal pada waktu lahir relatif lebih besar bila dibandingkan dengan
orang dewasa (0,2% dari berat badan dibandingkan dengan 0,1% dari berat badan pada orang
dewasa). Kelenjar tiroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi
sejak beberapa bulan sebelum lahir.
Susunan saraf pusat
Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah subkortikal. Setelah lahir jumlah cairan otak
berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah. Mielinisasi terjadi setelah bayi benunur
2 bulan. Dari perubahan konsentrasi DNA dalam otak dapat diketahui bahwa pertambahan
sel berlangsung terus sampai anak berumur kurang lebih 1 tahun (Mandel dan Bieth, 19S2).
Imunoglobolin
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sumsum tulang dan lamina propria ileum
dan apendiks. Plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan stress
imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin gama G, yaitu imunologi dari ibu
yang dapat melalui plasenta karena berat moiekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi yang
dapat melalui plasenta, seperti toksoplasma, herpes simpleks dan penyakit virus lainnya,
reaksi imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan antibodi gama A, gama
G dan gama M.
Pada manusia, pemindahan imunoglobulin melalui traktus digestivus sangat sedikit, terbukti
dari penyelidikan bahwa tidak ada perbedaan pada bayi yang mendapatkan kolostrum
dengan yang mendapatkan air susu sapi (de Murait, 1962) dan pemberian kolostrum tidak
mempengaruhi maturasi imunologis neonatus (Schneegans, 1962). Imunoglobulin dalam
kolostrum berguna sebagai proteksi lokal dalam traktus digestivus, misalnya terhadap
beberapa 'strain' E.coli.3
APGAR Score
Skor Apgar merupakan pemeriksaan awal yang penting untuk bayi segera setelah
kelahirannya. Pemeriksaan ini terdiri atas lima komponen untuk menggolongkan pemulihan
status neurologi neonatus dari proses kelahirannya dan kemampuan adaptasinya yang segera
terhadap kehidupan ekstra uteri.
Indeks Maturity
Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama setelah
kelahiran.3
Sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan
sedikit bantuan/gangguan.
Oleh karena itu PENTING diperhatikan dalam memberikan asuhan SEGERA, yaitu jaga
bayi tetap kering & hangat, kotak antara kulit bayi dg kulit ibu sesegera mungkin.
1. Membersihkan jalan nafas
Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dengan handuk di atas perut
ibu.
Bersihkan darah/lendir dari wajah bayi dengan kain bersih dan kering/ kassa.
Periksa ulang pernafasan.
Bayi akan segera menagis dalam waktu 30 detik pertama setelah lahir.
Letakkkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi ekstensi.
Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan jari tangan
Penghisapan lendir
Gunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat lain yang steril, sediakan juga
Celupkan tangan yang masih meggunakan sarung tangan ke dalam klorin 0,5%
Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat dengan menggunakan benang DTT.
yang berlawanan.
Lepaskan klem penjepit dan letakkan di dalam larutan klorin 0,5%.
Selimuti bayi dengan kain bersih & kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi
tertutup.
4. Pencegahan infeksi
Memberikan obat tetes mata/salep
diberikan 1 jam pertama bayi lahir yaitu : eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%.
Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin dan langsung diteteskan
pada mata bayi segera setelah bayi lahir.5
Bayi baru lahir sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-hal
dalam perawatannya.
keadaan bersih.
Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya
akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi setelah
digunakan).5
Tujuan :
Mengetahui aktivitas bayi normal/tdk & identifikasi masalah kesehatan BBL ygmemerlukan
perhatian keluarga & penolong persalinan serta tindak lanjut petugaskesehatan
Pemantauan 2 jam pertama meliputi :
mekonium.
Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan.
3. Mencegah infeksi
untuk BAK/BAB.
Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah
tali pusat. Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera
ke bidan jika timbul perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah
setiaphari.
Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih , hangat, dan sabunsetiap
hari.
Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap orang
yangmemegang bayi selalu cuci tangan terlebih dahulu.
keadaan, akan paling praktis untuk memberikan dosis pertama pada neonatus sebelum
pemulangan dari rumah sakit.
Bayi yang terlahir dari ibu hepatitis B positif atau ibu dengan status hepatitis tidka
diketahui memerlukan penatalaksanaan khusus. Jika ibu hepatitis B positif, begitu suhu stabil,
mandikan bayi segera setelah lahir untuk menghilangkan semua bahan darah infeksius.
Bersihkan kulit sebelum setiap injeksi atau pengambilan darah. Sebelum 12 jam pascalahir,
berikan globulin imun hepatitis B kepada bayi (0,5 mL IM) di satu tempat, dan vaksin
hepatitis rekombinan secara bersamaan di tempat yang lain. Jika menggunakan vaksin
Recombivax, gunakan 0,5 mL formulasi dewasa (5g), bukan formulasi pediatri (2,5g) yang
digunakan untuk profilaksis biasa. Jika status hepatitis ibu tidak diketahui, kirim darah ibu
untuk pengujian segera dan berikan vaksin, seperti di atas, dalam 12 jam pertama. Kemudian,
jika ibu ternyata terbukti hepatitis B positif, kepada bayi diberikan globulin hiperimun
sesegera mungkin dan definitif sebelum 7 hari. Jika negatif, lanjutkan jadwal imunisasi yang
lazim. Bayi dari ibu hepatitis B positif harus diimunisasi lebih cepat dari jadwal, dengan dosis
kedua pada 1 bulan dan dosis ketiga, 6 bulan.
dengna balutan basah atau balutan kedap udara. Pemberian obat antiseptik topikal pada tali
pusat dapat mengurangi kolonisasi kuman, tetapi kecuali jika terjadi suatu peningkatan pada
infeksi stafilokokus di ruang perawatan bayi, antiseptik biasanya tidak diperlukan.
Sirkumsisi
Sirkumsisi atau pengangkatan preputium penis hampir di dekat sulkus koronarius
sering dilakukan untuk mencegah penyakit peradangan lambat pada penis (misal,
balanopostitis) serta masalah stenosis atau konstriksi preputium (fimosis atau parafimosis).
Di Amerika Serikat, sirkumsisi telah diperlihatkan menurunkan insidensi kanker penis,
infeksi traktus urinarius, dan penyakit menular seksual.
Sirkumsisi dilakukan dengan teknik jepitan bedah. Pada teknik ini, pelekatan popok
ke tempat bedah pascaoperasi dicegah dengan menggunakan kasa Vaseline atau dengan
mengoleskan Vaseline pada popok atau penis.
Penjagaan higiene yang baik untuk penis yang tidak disirkumsisi harus diajarkan
kepada orang tua dan diulang-ulang selama kunjungan anak sehat. Padakelahiran cukup
bulan, hanya 4% bayi memiliki preputium yang dapat ditarik ke belakang. Angka ini
meningkat menjadi 50% pada usia 1 tahun dan 80 hingga 90% pada usia 3 tahun.5,6
Masalah Pemberian Makanan
Pemberian makan bayi yang berhasil memerlukan kerja sama antara ibu dan bayinya,
mulai dari pengalaman pemberian makanan awal dan berlanjut terus selama anak masih
dalam masa ketergantungan. Dengan segera membina praktek-praktek pemberian makanan
yang menyenangkan dan memuaskan sangat membantu kesehatan emosional bayi dan anak.
Waktu makan harus dapat menyenangkan ibu maupun bayinya dan sebagian besar
menentukan keadaan emosionalnya selama terjadi pemberian makanan. Ketegangan,
kecemasan, iritabel, mudah kecewa atau ibu secara emosional labil, akan lebih mungkin
mengalami kesukaran hubungan selama pemberian makan.
Ketika bayi dapat dengan aman menerima nutrisi enteral setelah dilahirkan,
pemberian makan harus dimulai untuk mempertahankan metabolisme dan pertumbuhan
normal selama transisi dari kehidupan janin ke kehidupan ekstrauterin. Pemasukan cairan
yang tidak cukup menyebabkan bayi mengalami demam dehidrasi. Kebanyakan bayi dapat
mulai minum air susu ibu (ASI) segera setelah lahir. Bila timbul masalah mengenai toleransi
pemberian makanan karena status fisik atau neurologis, pemberian makanan harus dihentikan
dan cairan pariental harus ditambahkan. Ibu yang ingin mulai menyusui di ruang bersalin dan
terus ingin menyusui atas dasar kebutuhan selanjutnya, keluarga harus dukung.
Pemberian makan bayi memerlukan interpretasi praktis kebutuhan nutrisi spesifik dan
berbagai batas napsu makan bayi normal serta prilaku mengenai makan secara luas. Waktu
yang diperlukan bayi untuk mengosongkan lambungnya dapat bervariasi yaitu dari 1 sampai
4 jam atau lebih. Skema pemberian makanan harus didasarkan pada pengaturan sendiri
yang masuk akal.
Waktu antara pemberian makan dan jumlah yang diambil bervariasi dan berharap
dilakukan pada beberapa minggu pertama selama penyusunan rencana pengaturan dirinya.
Pada akhir bulan pertama, lebih dari 90% bayi telah memperlihakan jadwal teratur yang
cocok dan pantas.
Pada bayi sehat yang diberi susu botol, akan menginginkan 6-9 kali minum per 24 jam
pada akhir minggu pertama. Bayi-bayi tersebut akan puas sekitar 4 jam. Bayi yang lebih kecil
atau bayi yang memiliki pengosongan lambung lebih cepat, menginginkan susu formula
sekitar 2-3 jam. Kebanyakan bayi yang cukup bulan akan cepat menaikkan pemasukkan susu
formula dari 30 mL sampai 80-90 mL, setiap 3-4 jam pada usia 4-5 hari. Beberapa bayi tidak
akan bangun tengah malam untuk minum susu setelah usia 3-6 minggu. Setelah usia 4 dan 8
bulan, banyak bayi tidak ingin makan pada sore hari dan akan puas dengan 3 kali makan/hari
pada usia 9-12 bulan. Tangisan bayi merupakan hal yang penting karena lapar. Akantetapi,
orangtua tidak perlu memberi makan setiap kali menangis. Beberapa bayi memiliki sifat
tenang, ada yang hiperaktif, dan ada yang mudah terangsang. Ketika bayi sakit, mereka tidak
ingin makan. Bayi yang bangun dan menangis terus menerus pada interval pendek
disebabkan karena tidak cukup mendapat susu pada setiap kali pemberian susu. Selain itu
juga disebabkan karena terlalu banyak pakaian basah, kotor, atau popok yang tidak enak
dipakai, tertelan udara (gas), lingkungan yang terlalu panas atau dingin, dan sakit. Beberapa
bayi menangis untuk mencari perhatian yang lebih. Adapula bayi yang bersifat acuh ketika
perawatannya tidak terlalu cukup. Bayi yang hanya digendong baru bisa berhenti menangis
biasanya tidak memerlukan makanan di tangannya. Pemberian makanan pada saat
menggendong setika menangis harus dihentikan.
Jenis-jenis makanan yang dapat diberikan yaitu:
a. ASI
ASI direkomendasikan sebagai makanan eksklusif pada semua bayi aterm (cukup bulan)
selama 6 bulan pertama kehidupan. Setelah itu, dianjurkan untuk beralih ke makanan
padat. ASI juga direkomendasikan untuk bayi preterm (kurang bulan). Semua ibu harus
didorong dan didukung untuk menyusui, Konseling harus sudah dimulai pada awal
kehamilan dan ibu harus dibantu oleh perawat maupun spesialis laktasi. Pilihan pemberian
ASI secara langsung atau melalui botol merupakan pilihan pribadi.
Manfaat pemberian ASI untuk bayi yaitu:
Meningkatkan ikatan antara ibu dan anak
Memiliki komposisi nutrisi yang ideal
Mengandung faktor imun (IgA sekretorik)
Mengurangi gastroenteritis
Intoleransi makanan lebih sedikit
Mengurangi insiden enterkolitis nekrotikans pada bayi preterm
Meningkatkan produksi keron sebagai substrat energi alternatif pengganti glukosa
kadang digunakan untuk mencegah gangguan alergi seperti eksim dan asma. Sekitar 1030% bayi dengan intoleransi protein susu sapi menjadi sensitif terhadap kedelai.
Protein
Lemak
Karbohidrat
Vitamin A
Thiamin
Ca
Fe
Kalori
ASI
Sapi
Kerbau
Kambing
1,4
3,7
7,2
60 SI
0,03 mg
30 mg
3,2
3,5
4,3
130 SI
0,03 mg
143 mg
1,7 mg
61
6,3
12,3
7,1
80 SI
0,04 mg
216 mg
0,2 mg
160
4,3
2.3
6,6
125 SI
0,06 mg
98 mg
2,7 mg
64
68
Tabel 1.1. Komposisi Zat Gizi dalam ASI dan Air Susu Berbagai Jenis Hewan (g/100g)
Apabila terjadi masalah dalam pemberian makanan maka pertumbuhan dan
perkembangan anak akan terganggu. Sistim kekebalan imun yang harusnya diperoleh dari
ASI akan menjadi kurang sehingga si anak akan sering terkena sakit. Hubungan anatara ibu
dan anak tidak kuat. Intoleransi terhadap berbagai makanan terutama laktosa akan semakin
besar mengingat banyak bahan-bahan nutrisi yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan
dan pertumbuhan si anak.5,6
Pendidikan Ibu dan Pemulangan
Waktu yang dihabiskan seorang bayi baru lahir di tempat perawatan bayi di rumah
sakit adalah periode bagi observasi sekaligus pendidikan ibu. Saat pemulangan, ibu sudah
harus mendapat cukup instruksi praktis untuk keterampilan serta kepercayaan diri ibu dalam
memberi makan, memandikan, serta memberi perawatan umum kepada bayi. Jika bayi pulang
menggunakan mobil, ibu sudah harus menyiapkan sebuah kursi bayi khusus dan tahu cara
menggunakannya.
Jika memungkinkan, pemeriksaan bayi saat pemulangan harus dilakukan di depan ibu
agar ibu memiliki kesempatan bertanya kepada dokter mengenai hal-hal yang dianggapnya
abnormal. Harus ada suatu perjanjian pasti mengenai perawatan bayi sehat berikutnya. Bayi
yang dipulangkan dalam 48 jam setelah lahir harus dilihat lagi dalam 2 hingga 3 hari. Ibu
juga harus dinasihati bahwa jika bayi sakit selama periode neonatal dan berobat ke rumah
sakit lain, rumah sakit tempat bayi pertama kali dirawat harus diberitahu. Infeksi menular
seperti diare bakterial atau infeksi stafilokokus biasanya menjadi simptomatik setelah
pemulangan. Jika rumah sait asal tempat bayi dirawat tidak diberitahu, dapat terjadi
keterlambatan serius sebelum masalah tersebut diketahui dan dilakukan tindakan perbaikan.5,6
Prognosis
Dubia ad bonam.
PENUTUP
Pada neonatus cukup bulan Sesuai masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan
fisik secara keseluruhan dan jika memang diperlukan pemeriksaan penunjang dpat diakukan
pemeriksaan penunjang. Selain itu, perlu diperhatikan beberapa perubahan fiisiologis pada
neonates yang baru lahir serta perawatannya. Baik oerawatan terhadap neonates sendriri
mauupun perawatan terhadap ibunya. Neonatus yang kahir cukup bulan dan sesuai masa
kehamilan mempunyai prognosis yang bonam.
DAFTAR PUSTAKA
1. Damanik SM. Klasifikasi bayi menurut berat lahir dan masa gestasi. Dalam: Kosim
MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A, penyunting. Buku ajar neonatologi.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI;2010.h.11-5.
2. Gleadle J. Anamnesis dan Pemeriksaan Obstetrik. Dalam At a Glance :Anamnesis
dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Erlangga;2005.h.35.
3. Ilmu Kesehatan Anak. Perinatalogi. Dalam : Bahan Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak.Jilid 3. Jakarta:Infomedika: 2007;h.1044-64.
4. Mcdonald S. Pemeriksaan praktis bayi baru lahir. Dalam: Lorna D. Pemeriksaan
kesehatan ba Cunningham FG, et al. Williams obstetrics. 23th ed. Jakarta:
EGC;2013.h.616-28.
5. Bani AP, Limanjaya D, Aggraini D, Mahanani DA, Hartanto H, Mandera LI, dkk,
penyunting. Buku ajar pediatri rudolph. Dalam: Rudolph AM. Rudolphs pediatrics.
20th ed. Jakarta:EGC; 2006.h.262-5.
6. yi: pendekatan multidimensi. Jakarta: EGC;2011.h.17-46.