Anda di halaman 1dari 49

UTILITAS

MOTOR BAKAR

Disusun oleh :
Diani Bahri Puteri

(1512013)

Rifky Parhana Putra

(15120--)

Roberto

(15120--)

Yosea Pratama

(15120--)

TKI KA01 2012


Dosen : Joko ....

Sekolah Tinggi Manajemen Industri


Kementrian Perindustrian RI
Jl.Let.Jend. Suprapto No.26 Cempaka Putih, Jakarta Pusat - 10510.
Tlp: (021) 42886064 Fax: (021) 42888206

DAFTAR ISI
BAB I ( PENDAHULUAN )
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan..................................................................................................... 1

BAB II ( MOTOR BAKAR )


A. Pengertian Umum Motor Bakar............................................................. 2
B. Klasifikasi Motor Bakar......................................................................... 2

BAB III ( MOTOR BENSIN)


A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Pengertian Motor Bensin........................................................................ 4


Siklus Teoritis Motor Bensin.................................................................. 5
Prinsip Kerja Motor Bensin.................................................................... 7
Proses Pembakaran................................................................................. 14
Detonasi pada Motor Bensin...................................................................18
Bahan Bakar............................................................................................19
Parameter Prestasi Mesin........................................................................ 23
Unjuk Kerja Motor Bakar....................................................................... 25

BAB IV ( MOTOR DIESEL)


A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Pengertian Motor Diesel........................................................................ 32


Prinsip Dasar Motor Diesel.................................................................... 32
Sistem Bahan Bakar............................................................................... 35
Tinjauan Energi Motor Diesel................................................................ 35
Parameter Parameter Mesin................................................................. 36
Kelebihan dan Kekurangan Motor Diesel.............................................. 40
Aplikasi dalam Industri...........................................................................41

BAB V (PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 42
B. Penutup................................................................................................... 43

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram P-V dan T-S siklus Termodinamika................................. 5
Gambar 2. Diagram P-V dan T-S siklus otto.................................................... 6
2

Gambar 3. Bagian bagian motor bensin 4 langkah........................................ 7


Gambar 4. Prinsip kerja motor 4 langkah......................................................... 9
Gambar 5. Gambaran cara kerja motor bensin 4 langkah................................. 9
Gambar 6. Bagian bagian motor bensin 2 langkah........................................ 11
Gambar 7. prinsip kerja motor 2 (dua) langkah................................................ 11
Gambar 8. Gambaran Cara Kerja motor bensin 2 langkah.............................. 14
Gambar 9. Tingkat pembakaran dalam sebuah mesin...................................... 15
Gambar 10 . Cairan Methanol........................................................................... 22
Gambar 11. Diagram Alir Prestasi Mesin......................................................... 23
Gambar 12. Pengetesan Prestasi Mesin............................................................24
Gambar 13. Prinsip Kerja Motor Diesel Empat Langkah................................. 32
Gambar 14. Volume Atur Untuk Menganalisa Kerja Maksimum.................... 35
Gambar 15. Sistem Motor Bakar.......................................................................36
Gambar 16. Contoh penggunaan Motor Bakar pada Industri.......................... 41

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan industri, khususnya dalam industri pertanian, penggunaan mesin
tentu tidak dapat dipisahkan dalam pembuatan produk industri tersebut. Baik dalam
industri besar maupun industri kecil, ada sedikitnya alat atau mesin yang digunakan
untuk pengoprasian secara otomatis. Selain itu juga, penggunaannya dimanfaatkan untuk
mengejar hasil yang lebih efisien dan efektif dengan mempertimbangkan kualitas dan
kuantitas produknya, serta keuntungan yang tinggi.
Dalam mengoprasikan mesin untuk menghasilkan produk industri pastilah
membutuhkan sumber tenaga atau motor pembangkit tenaga untuk dapat menjalankan
mesin yang akan digunakan. Motor pembangkit tenaga yang digunakan biasanya berupa
motor bakar atau motor listrik. Kombinasi antara penggunaan mesin dengan sumber daya
manusia yang bagus, tentu akan menghasilkan produk dengan kualitas handal dan
berlangsung secara kontinyu. Dalam penggunaannya, mesin harus dipilih secara tepat
sesuai dengan kebutuhan dalam operasi, baik dari segi fungsi, maupun kapasitasnya.
Umumnya jenis peralatan industri pertanian tidak banyak berbeda dengan peralatan
industri manufaktur. Perbedaan mendasar terletak pada penanganan bahan sebab
komoditas pertanian memiliki karakter mudah rusak dan kamba sehingga diperlukan
teknik khusus agar tidak mengalami kerusakan atau cacat selama proses produksi.
B. Tujuan
a.
b.
c.

Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :


Untuk mengetahui gambaran dan prinsip kerja Motor Bakar
Untuk mendapatkan uraian secara detail tentang cara kerja Motor Bakar Bensin
maupun Motor Bakar Diesel.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Utilitas.

BAB II

43

MOTOR BAKAR
A. Pengertian Umum Motor Bakar
Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak dipakai
dengan memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi energi mekanik.
Mesin yang bekerja dengan cara seperti ini disebut motor pembakaran dalam
(Internal Combustion Engine). Adapun mesin kalor yang cara memperoleh energi
dengan proses pembakaran di luar disebut motor pembakaran luar (External
Combustion Engine).
Motor pembakaran dalam adalah mesin yang memanfaatkan fluida kerja/gas
panas hasil pembakaran, di mana antara medium yang memanfaatkan fluida kerja
dengan fluida kerjanya tidak dipisahkan oleh dinding pemisah.
B. Klasifikasi Motor Bakar
Motor bakar dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam. Adapun
pengklasifikasian motor bakar adalah sebagai berikut:
a

Berdasarkan Sistem Pembakarannya

Mesin bakar dalam (Internal Combustion Engine).


Pada mesin pembakaran dalam fluida kerja yang dihasilkan pada mesin itu
sendiri, sehingga gas hasil pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi
sebagai fluida.
Contoh: motor bakar torak.

Mesin bakar luar (External Combustion Engine)


Pada mesin pembakaran luar fluida kerja yang dihasilkan terdapat di luar
mesin tersebut. Energi thermal dan gas hasil pembakaran dipindahkan ke
dalam mesin melalui beberapa dinding pemisah.
Contoh: kereta uap.

Berdasarkan Sistem Penyalaan

43

Motor bensin
Motor bensin dapat juga disebut sebagai motor otto. Motor tersebut
dilengkapi dengan busi dan karburator. Busi menghasilkan loncatan bunga api
listrik yang membakar campuran bahan bakar dan udara karena motor ini
cenderung disebut spark ignition engine. Pembakaran bahan bakar dengan
udara ini menghasilkan daya. Di dalam siklus otto (siklus ideal) pembakaran
tersebut dimisalkan sebagai pemasukan panas pada volume konstanta.
(Wiranto Arismunandar, 1988: 61).

Motor diesel
Motor diesel adalah motor bakar torak yang berbeda dengan motor bensin.
Proses penyalaannya bukan menggunakan loncatan bunga api listrik. Pada
waktu torak hampir mencapai titik TMA bahan bakar disemprotkan ke dalam
ruang bakar. Terjadilah pembakaran pada ruang bakar pada saat udara udara
dalam silinder sudah bertemperatur tinggi. Persyaratan ini dapat terpenuhi
apabila perbandingan kompresi yang digunakan cukup tinggi, yaitu berkisar
12-25. (Wiranto Arismunandar, 1988: 89).

BAB III
MOTOR BENSIN
A. Pengertian Motor Bensin
43

Secara umum pengertian motor bakar diartikan sebagai pesawat yang dapat
mengubah suatu bentuk energi thermal menjadi bentuk energi mekanik. Motor bakar
dapat pula diartikan sebagai pesawat dan energi kerja mekaniknya diperoleh dari
pembakaran bahan bakar dalam pesawat itu sendiri. Oleh karena itu, motor bakar yang
pembakarannya terjadi di dalam pesawat itu sendiri disebut pesawat tenaga dengan
pembakaran dalam (Internal Combustion Engine).
Pada mulanya perkembangan motor bakar torak dengan motor bakar bensin
ditemukan oleh Nichollus Otto pada tahun 1876. Karena bentuknya kecil dan tenaganya
besar juga mudah dihidupkan dan sangat praktis, maka memberikan kemungkinan untuk
dapat mempergunakan motor tersebut diberbagai lapangan kerja dengan aneka macam
ragamnya.
Motor bakar torak menggunakan silinder tunggal atau beberapa silinder. Salah satu
fungsi torak disini adalah sebagai pendukung terjadinya pembakaran pada motor bakar.
Tenaga panas yang dihasilkan dari pembakaran diteruskan torak ke batang torak,
kemudian diteruskan ke poros engkol yang mana poros engkol nantinya akan diubah
menjadi gesekan putar.

B. Siklus Teoritis Motor Bensin


Siklus termodinamika adalah serangkaian perubahan keadaan berturut-turut
yang dialami oleh sejumlah gas, sehingga dapat kembali ke keadaan semula baik
tekanan volume maupun temperaturnya. Untuk motor bensin digunakan siklus Otto
(Otto Cycle) di mana proses pemasukan kalor berlangsung pada volume konstan.
Beberapa asumsi yang digunakan adalah: (Pudjanarsa, Nursuhud, 2006)
1. Kompresi berlangsung isontropis.
2. Pemasukan kalor pada volume konstan dan tidak memerlukan
43

waktu.
3. Ekspansi isentropis
a) Siklus Termodinamika
Konversi energi yang terjadi pada motor bakar torak berdasarkan pada siklus
termodinamika. Proses sebenarnya amat komplek, sehingga analisa dilakukan pada
kondisi ideal dengan fluida kerja udara.
Idealisasi proses tersebut sebagai berikut:
1

Fluida kerja dari awal proses hingga akhir proses.

Panas jenis dianggap konstan meskipun terjadi perubahan temperatur pada udara.

Proses kompresi dan ekspansi berlangsung secara adiabatik, tidak terjadi perpindahan
panas antara gas dan dinding silinder.

4 Sifat-sifat kimia fluida kerja tidak berubah selama siklus berlangsung.


5

Motor 2 (dua) langkah mempunyai siklus termodinamika yang sama dengan motor 4
(empat) langkah.

Gambar 1. Diagram P-V dan T-S siklus termodinamika


(Cengel & Boles, 1994 : 451)
b) Siklus Otto (Siklus udara volume konstan)
Pada siklus otto atau siklus volume konstan proses pembakaran terjadi pada volume
konstan, sedangkan siklus otto tersebu ada yang berlangsung dengan 4 (empat) langkah
atau 2 (dua) langkah. Untuk mesin 4 (empat) langkah siklus kerja terjadi dengan 4
(empat) langkah piston atau 2 (dua) poros engkol. Adapun langkah dalam siklus otto yaitu

43

gerakan piston dari titik puncak (TMA=titik mati atas) ke posisi bawah (TMB=titik mati
bawah) dalam silinder.

Gambar 2. Diagram P-V dan T-S siklus otto


(Cengel & Boles, 1994 : 458)
Proses siklus otto sebagai berikut :
Proses 1-2 : proses kompresi isentropic (adiabatic reversible) dimana piston bergerak
menuju (TMA=titik mati atas) mengkompresikan udara sampai volume
clearance sehingga tekanan dan temperatur udara naik.
Proses 2-3 : pemasukan kalor konstan, piston sesaat pada (TMA=titik mati atas)
bersamaan kalor suplai dari sekelilingnya serta tekanan dan temperatur
meningkat hingga nilai maksimum dalam siklus.
Proses 3-4 : proses isentropik udara panas dengan tekanan tinggi mendorong piston turun
menuju (TMB=titik mati bawah), energi dilepaskan disekeliling berupa
internal energi.
Proses 4-1 : proses pelepasan kalor pada volume konstan piston sesaat pada (TMB=titik
mati bawah) dengan mentransfer kalor ke sekeliling dan kembali mlangkah
pada titik awal.
C. Prinsip Kerja Motor Bensin

43

Berdasarkan prinsipnya, terdapat 2 (dua) prinsip pada motor bakar torak, yaitu: 4
(empat) langkah dan 2 (dua) langkah. Adapun prinsip kerja motor bakar 4 (empat)
langkah dan 2 (dua) langkah adalah sebagai berikut:
1) Motor Bensin 4 (empat) Langkah
1.1)

b)
c)
d)
e)
f)
g)

Bagian bagian motor bensin 4 (empat) langkah

Gambar 3. Bagian bagian motor bensin 4 langkah


a) Silinder ; Tempat untuk berlangsungnya proses atau siklus dari motor.
Torak ; Untuk mengubah gerakan bolak-balik menjadi gerakan isap dan tekan, juga
sebaliknya untuk mengubah pembakaran menjadi tenaga mekanik (gerak bolak-balik).
Cincin Torak ; Untuk mencegah kebocoran antara dinding silinder dengan torak.
Pena Torak ; Untuk menghubungkan torak dengan batang torak.
Pena Engkol ; Untuk menghubungkan poros engkol dengan batang torak.
Poros Engkol ; Untuk mengubah gerakan bolak-balik torak menjadi gerak putar pada
sumbu utama motor.
Batang Torak ; Untuk meneruskan gaya dari torak ke poros engkol.

h) Saluran Masuk ; Saluran yang dihubungkan dengan karburator, tempat pencampuran


antara udara dengan bahan bakar dan dapat masuk ke silinder dalam keadaan sudah
tercampur.
i) Saluran Buang ; Saluran untuk mengeluarkan gas-gas buang yang dihubungkan
dengan knalpot.
j) Katup Masuk ; Untuk mengatur pemasukan bensin dan udara ke dalam silinderyang
digerakkan oleh poros nok dan ditutup oleh pegas katup.
k) Katup Buang ; Untuk mengatur pembuangan gas-gas bekas pembakaran yang di
gerakkan oleh poros nok dan di tutup oleh pegas katup sebagaimana halnya pada
katup masuk.
l) Busi ; Bagian dari pengapian, yaitu untuk memulainya pembakaran bahan bakar di
dalam silinder dengan bunga api listrik yang meloncat dari elektrode ke tengah-tengah
elektrode sisi.
m) Ruang Engkol ; Untuk oli pelumas dan ruang gerak sumbu engkol.
43

n) Karburator ; Untuk mencampur bahan bakar (Bensin) dengan udara supaya


tercampur dengan halus(seperti kabut).
o) Sistem Pengapian ; Dapat membangkitkan bunga api listrik pada busi, untuk
keperluan pembakaran bahan bakar di dalam silinder.
p) Poros Nok ; Untuk membuka katup-katup dan keluar yang di gerakkan oleh timing
gear melalui sabuk gilir atau rantai keting.
1.2)

Prinsip Kerja Motor Bensin 4 (empat) Langkah


Yang dimaksud dengan motor bakar 4 (empat) langkah adalah bila 1 (satu)

kali proses pembakaran terjadi pada setiap 4 (empat) langkah gerakan piston atau 2 (dua)
kali putaran poros engkol. Dengan anggapan bahwa katup masuk dan katup buang
terbuka tepat pada waktu piston berada pada TMA dan TMB, maka siklus motor 4
(empat) langkah dapat diterangkan sebagai berikut:

Gambar 4. prinsip kerja motor 4 (empat) langkah


(Wiranto Arismunandar, 2002 : 8)
1.3)

Gambaran Cara Kerja Motor Bensin 4 (empat) Langkah

43

Gambar 5. Gambaran Cara Kerja Motor Bensin 4 Langkah

a. Langkah Hisap
Piston bergerak dari TMA ke TMB. Pada ruangan di atas piston terjadi
pembesaran volume yang menyebabkan tekanan menjadi kurang. Tekanan kurang
tersebut mengakibatkan terjadinya hisapan terhadap campuran udara bahan bakar
dari karburator. Keadaan katup masuk terbuka dan katup buang tertutup.

Langkah Kompresi
Piston bergerak dari TMB ke TMA mengadakan kompresi terhadap
campuran udara bahan bakar yang baru masuk pada langkah pengisian. Tekanan
dan temperatur menjadi naik sedemikian rupa sehingga campuran bahan bakar
udara berada dalam keadaan yang mudah sekali untuk terbakar. Sebelum langkah
kompresi berakhir maka busi mengadakan pembakaran kedua katup tertutup.

Langkah Usaha
Akibat adanya pembakaran maka pada ruang bakar terjadi panas dan
pemuaian yang tiba-tiba. Pemuaian tersebut mendorong piston untuk bergerak dari

43

TMA ke TMB. Kedua katup masih dalam keadaan tertutup rapat sehingga seluruh
tenaga panas mendorong piston untuk bergerak.
d

Langkah Buang
Pada langkah buang ini katup masuk tertutup sedangkan katup buang
terbuka. Piston bergerak dari TMB menuju TMA mendesak gas sisi pembakaran
keluar melalui katup buang dan saluran buang (exhaust manifold) menuju
atmosfer.

2) Motor Bensin 2 (dua) Langkah


2.1)

Bagian bagian motor bensin 2 (dua) langkah

43

Gambar 6. Bagian bagian motor bensin 2 langkah


2.2) Prinsip Kerja motor bensin 2 (dua) langkah
Pada motor bensin 2 (dua) langkah, setiap siklus terdiri dari 2 (dua) langkah piston
atau 1 (satu) kali putaran poros engkol. Proses yang terjadi pada motor 4 (empat)
langkah, juga terjadi 1 (satu) langkah penuh. Langkah-langkah tersebut adalah:

Gambar 7. prinsip kerja motor 2 (dua) langkah


(Arends BPM; H Berenschot,1980)
a

Langkah Naik
Piston bergerak dari TMB ke TMA. Beberapa saat sebelum piston sampai di
TMB, gas bekas hasil pembakaran sudah mulai dikeluarkan dan campuran udara

43

bahan bakar barupun sudah mulai dimasukkan. Langkah ini merupakan langkah
kompresi. Pada waktu piston hampir mencapai TMA busi mengadakan
pembakaran.
b

Langkah Turun
Dengan adanya pembakaran pada akhir langkah naik maka terjadi panas dan
pemuaian yang tiba-tiba. Piston bergerak dari TMA ke TMB. Sebelum piston
mencapai TMB maka lubang buang sedah terbuka. Lubang masukpun kemudian
terbuka pula, gas baru masuk dan sekaligus mendorong gas bekas keluar.

Suatu hal yang sangat penting pada motor 2 (dua) langkah ialah adanya lubang-lubang
masuk dan buang sebagai pengganti katup. Piston yang bergerak dari TMB ke TMA dan

43

sebaliknya menutup dan membuka lubang-lubang tersebut. Jadi motor 2 (dua) langkah
umumnya tidak mempunyai katup masuk dan katup buang.
Kelemahan yang paling menonjol pada motor 2 (dua) langkah yaitu sangat singkatnya
waktu yang tersedia untuk pemasukkan dan pembuangan gas bekas. Akibatnya bahan
bakar baru ada yang tercampur dengan gas bekas atau sudah terbuang keluar bersama gas
bekas sebelum sempat terbakar. Tapi kelemahan ini telah diusahakan memperkecilnya
dengan membuat bermacam sistem pembilasan. Pada motor bensin 2 (dua) langkah,
karena pemasukan dan pengeluaran gas baru dan gas bekas tidak diatur oleh klep maka
terdapat beberapa kelemahan, yaitu:
1

Dengan adanya lubang transfer dari lubang buang maka kompresi tidak dimulai dari
TMB. Kerugian ini tidak sama pada masing-masing motor, berkisar antara 20-45%.
Berarti lubang buang baru tertutup pada waktu piston sudah bergerak ada kalanya
800 putaran sesudah TMB.

Terlalu sedikit waktu untuk pemasukan gas baru dan pembuangan gas bekas
sehingga besar kemungkinan sebagian gas bekas, sehingga besar kemungkinan
sebagian gas bekas tidak sempat keluar dan sebaliknya ada juga gas baru yang
sudah keluar sebelum terbakar.

2.3) Gambaran Cara Kerja motor bensin 2 (dua) langkah

43

Gambar 8. Gambaran Cara Kerja motor bensin 2 langkah

D. Proses Pembakaran

43

Secara umum pembakaran didefinisikan sebagai reaksi kimia atau reaksi


persenyawaan bahan bakar oksigen (O2) sebagai oksidan dengan temperaturnya lebih
besar dari titik nyala. Mekanisme pembakarannya sangat dipengaruhi oleh keadaan dari
keseluruhan proses pembakaran dimana atom-atom dari komponen yang dapat bereaksi
dengan oksigen yang dapat membentuk produk yang berupa gas (Sharma, S.P, 1978, hal.
65).

Untuk memperoleh daya maksimum dari suatu operasi hendaknya komposisi gas
pembakaran dari silinder (komposisi gas hasil pembakaran) dibuat seideal mungkin,
sehingga tekanan gas hasil pembakaran bisa maksimal menekan torak dan mengurangi
terjadinya detonasi. Komposisi bahan bakar dan udara dalam silinder akan menentukan
kualitas pembakaran dan akan berpengaruh terhadap performance mesin dan emisi gas
buang.
Sebagaimana telah kita ketahui sebagai bahan bakar motor bensin terutama yang
mengandung unsur-unsur karbon dan hidrogen yang dikenal dengan 3 (tiga) teori
mengenai pembakaran hidrogen tersebut.
1

Hidrokarbon terbakar bersama-sama dengan oksigen sebelum karbon bergabung


dengan oksigen.

Karbon terbakar lebih dahulu daripada hidrogen.


3

Senyawa hidrokarbon terlebih dahulu bergabung dengan oksigen dan membentuk


senyawa (hidrolisasi) yang kemudian dipecah secara terbakar.

43

Dalam sebuah mesin terjadi beberapa tingkatan pembakaran yang digambarkan dalam
sebuah grafik dengan hubungan antara tekanan dan perjalanan engkol. Berikut adalah
gambar dari grafik tingkatan pembakaran :

Gambar 9. Tingkat pembakaran dalam sebuah mesin (Maleev.V.L, 1995 : 160)


Proses atau tingkatan pembakaran dalam sebuah mesin terbagi menjadi empat tingkat
atau periode yang terpisah. Periode-periode tersebut adalah :
1

Keterlambatan pembakaran (Delay Periode)


Periode pertama dimulai dari titik 1 yaitu mulai disemprotkannya bahan bakar
sampai masuk kedalam silinder, dan berakhir pada titik 2. Perjalanan ini sesuai
dengan perjalanan engkal sudut a. Selama periode ini berlangsung tidak terdapat
kenaikan tekanan melebihi kompresi udara yang dihasilkan oleh torak. Dan bahan
bakar masuk terus menerus melalui nosel.

Pembakaran cepat
Pada titik 2 terdapat sejumlah bahan bakar dalam ruang bakar, yang dipecah halus
dan sebagian menguap kemudian siap untuk dilakukan pembakaran. Ketika bahan
bakar dinyalakan yaitu pada titik 2, akan menyala dengan cepat yang mengakibatkan
kenaikan tekanan mendadak sampai pada titik 3 tercapai. Periode ini sesuai dengan
perjalanan sudut engkol b. yang membentuk tingkat kedua.

43

Pembakaran Terkendali
Setelah titik 3, bahan bakar yang belum terbakar dan bahan bakar yang masih,
tetap disemprotkan (diinjeksikan) pada kecepatan yang tergantung pada kecepatan
penginjeksian, serta jumlah distribusi oksigen yang masih ada dalam udara pengisian.
Periode inilah yang disebut dengan periode terkendali atau disebut juga pembakaran
sedikit demi sedikit yang akan berakhir pada titik 4 dengan berhentinya injeksi.
Selama tingkat ini tekanan dapat naik, konstan ataupun turun. Periode ini sesuai
dengan pejalanan engkol sudut c, dimana sudut c tergantung pada beban yang dibawa
beban mesin, semakain besar bebannya semakin besar c.

Pembakaran pasca (after burning)


Bahan bakar sisa dalam silinder ketika penginjeksian berhenti dan akhirnya
terbakar. Pada pembakaran pasca tidak terlihat pada diagram, dikarenakan
pemunduran torak mengakibatkan turunnya tekanan meskipun panas ditimbulkan oleh
pembakaran bagian akhir bahan bakar.
Dalam pembakaran hidrokarbon yang biasa tidak akan terjadi gejala apabila
memungkinkan untuk proses hidrolisasi. Hal ini hanya akan terjadi bila pencampuran
pendahuluan antara bahan bakar dengan udara mempunyai waktu yang cukup
sehingga memungkinkan masuknya oksigen ke dalam molekul hidrokarbon.
Bila oksigen dan hidrokarbon tidak bercampur dengan baik maka terjadi proses
cracking dimana pada nyala akan timbul asap. Pembakaran semacam ini disebut
pembakaran tidak sempurna. Ada 2 (dua) kemungkinan yang terjadi pada pembakaran
mesin berbensin, yaitu:

43

Pembakaran normal (sempurna), dimana bahan bakar dapat terbakar seluruhnya pada
saat dan keadaan yang dikehendaki. Mekanisme pembakaran normal dalam motor
bensin dimulai pada saat terjadinya loncatan api busi. Selanjutnya api membakar gas
yang berada disekelilingnya dan menjalar ke seluruh bagian sampai semua partikel
gas terbakar habis.

Pembakaran tidak sempurna (tidak normal), dimana sebagian bahan bakar tidak ikut
terbakar atau tidak terbakar bersama-sama pada saat dan keadaan yang dikehendaki.
Pada pembakaran tidak sempurna terjadi 2 (dua) peristiwa, yaitu knocking (ketukan)
dan pre-ignition.

E. Detonasi Pada Motor Bensin


Dalam keadaan tertentu maka pembakaran dalam silinder motor dapat terjadi
kenaikan yang sangat cepat dan kuat sehingga diluar terdengar suara knocking.
Kejadian inilah yang biasa disebut denga detonasi akibat gelombang detonasi yang
ada dalam silinder, hingga didalamnya naik lebih cepat hingga 40 kg/cm tiap 0,001
detik.
Detonasi ini dapat terjadi pada semua jenis motor bakar. Sifatnya sangat
merugikan, karena:
1

Mengurangi rendemen motor, sebab lebih banyak panas yang diserahkan pada dinding
silinder dari pada yang diubah menjadi usaha.

Mengakibatkan retak pada torak, batang dan komponen yang lain.

Mengakibatkan pembakaran yang terlampau pagi.


Pada motor bensin terdapat 2 (dua) macam detonasi :

43

Detonasi karena campuran bahan bakar sudah menyala sebelum busi mengeluarkan
bunga api. Hal ini disebabkan karena kotoran-kotoran yang tertimbun dan menyala
terus menerus. Jadi untuk menghilangkan detonasi, motor bensin perlu dibersihkan
secara rutin, perbaikan pada sisitem pendingin.

Detonasi yang timbul karena kecepatan pembakaran bahan bakar disekitar busi,
termampat olehnya sehingga terbakar dengan sendirinya meskipun pembakaran
didahului oleh nyala api busi. Tetapi untuk pembakaran yang sempurna dibutuhkan
gerakan nyala api yang teratur dimulai dari busi.

F. Bahan Bakar
Bahan bakar (fuel) adalah segala sesuatu yang dapat di bakar misalnya kertas, kain,
batu bara, minyak tanah, bensin dsb. Untuk melalukan pembakaran diperlukan 3 (tiga)
unsur, yaitu:
1

Bahan bakar

Udara

Suhu untuk memulai pembakaran.


Panas atau kalor yang timbul karena pembakaran bahan bakar tersebut disebut hasil
pembakaran atau nilai kalor (heating value).
Ada 3 (tiga) jenis bahan bakar, yaitu:
1

Bahan bakar padat

Bahan bakar cair

Bahan bakar gas

43

Kriteria utama yang harus dipenuhi bahan bakar yang akan digunakan dalam motor
bakar adalah sebagai berikut:
1

Proses pembakaran bahan bakar dalam silinder harus secepat mungkin dan panas
yang dihasilkan harus tinggi.

Bahan bakar yang digunakan harus tidak meninggalkan endapan atau deposit setelah
pembakaran karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder.

Gas sisa pembakaran harus tidak berbahaya pada saat dilepas ke atmosfer.

Bahan Bakar Bensin


Premium berasal dari bensin yang merupakan salah satu fraksi dari penyulingan
minyak bumi yang diberi zat tambahan atau aditif, yaitu Tetra Ethyl Lead (TEL).
Premuim mempunyai rumus empiris Ethyl Benzena (C8H18).
Premium adalah bahan bakar jenis disilat berwarna kuning akibat adanya zat
berwarna tambahan. Penggunaann premiun pada umumnya adalah untuk bahan bakar
kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, dll. Bahan bakar
ini juga sering disebut motor gasoline atau petrol dengan angka oktan adalah 88.
adapun untuk pembakaran pada bensin premium adalah sebagai berikut:
2 C8H18 + 25 O2 16 CO2 + 18 H2O
Pembakaran di atas diasumsikan semua bensin terbakar dengan sempurna.
Komposisi bahan bakar bensin, yaitu:
Bensin (gasoline) C8H18

43

Berat jenis bensin 0,65-0,75


Pada suhu 400 bensin menguap 30-65%
4

Pada suhu 1000 bensin menguap 80-90%


(Sumber: Encyclopedia Of Chemical Technologi, Third Edition, 1981: 399)

Methanol atau Methil Alcohol


2

Methanol adalah bahan bakar cair yang mengandung O , berada dalam fase cair
pada temperatur dan tekanan atmosfir. Selama ini methanol merupakan bahan baku
untuk pembuatan formalin, asam asetit dan MTBE atau Methyl Tersier Butyl Ester (C

12

H O). tetapi Methanol dapat juga diperoleh dari ekstrasi biomassa dan kayu.

Bilangan oktan Methanol tiggi sehingga dapat digunakan dengan perbandingan


kompresi yang lebih tinggi. (Arismunandar, 2002:163)
Methanol atau juga disebut metal alcohol dan juga bisa disebut alkohol kayu

dengan rumus kimianya adalah CH OH atau CH O merupakan anggota pertama dari


deret homolog alkohol jenuh. Proses paling tua dan yang pertama untuk memproduksi

43

Methanol adalah dengan cara perusakan distilasi kayu. Untuk menghasilkan alkohol
kayu, tetapi saat ini pembuatan Methanol dilakukan dengan menggunakan gas alam,
gas batu bara, gas air atau gas kotoran pada temperatur tinggi dalam katalis logam.
Adapun persamaan reaksi umum dari Methanol sebagai berikut:
2

2H O+2C > CH +CO > 2CO+4H

> 2CH OH

Sintesa langsung dari karbon monoksida dan hydrogen yang merupakan produk
menengah dari reaksi diatas dapat dilihat pada temperatur dan tekanan tinggi seperti

pada reaksi berikut ini: CO+2H > CH OH

Gambar 10 . Cairan Methanol


Adapun data-data Methanol sebagai berikut :
3

Rumus kimia = CH OH

Berat molekul = 32

Persen massa O = 50,0

Titik didih C = 65,5

43

Perbandingan bahan bakar udara stoikiometri = 0.165

Nilai kalor rendah, MJ/kg = 19,5

Viskositas Uap @ 25C = 0,56

Berat jenis, g/ml = 0,793

Temperatur nyala sendiri = 450C

Bilangan setara = 5

Bilangan oktana = 111


(Anton LW, 97 :151)

G. Parameter Prestasi Mesin


Pada umumnya performance atau prestasi mesin bisa diketahui membaca dan
menganalisis parameter yang ditulis dalam sebuah laporan atau media lain. Biasanya
kita akan mengetahui daya, torsi, dan bahan bakar spesifik dari mesin tersebut.
Parameter itulah yang menjadi pedoman praktis prestasi sebuah mesin.
Parameter prestasi mesin dapat dilihat dari berbagai hal diantara yang terdapat
dalam diagram sebagai berikut :

43

Parameter Prestasi Mesin

Torsi

Daya

Laju Konsumsi Bahan Bakar

Konsumsi Bahan Bakar Spesifik

Efisiensi Bahan Bakar

Gambar 11. Diagram Alir Prestasi Mesin


Secara umum daya berbanding lurus dengan luas piston sedang torsi
berbanding lurus dengan volume langkah. Parameter tersebut relatif penting
digunakan pada mesin yang berkemampuan kerja dengan variasi kecepatan operasi
dan tingkat pembebanan.

Daya maksimum didefinisikan sebagai kemampuan maksimum yang bisa


dihasilkan oleh suatu mesin. Adapun torsi poros pada kecepatan tertentu
mengindikasikan kemampuan untuk memperoleh aliran udara (dan juga bahan bakar)
yang tinggi kedalam mesin pada kecepatan tersebut. Sementara suatu mesin
dioperasikan pada waktu yang cukup lama, maka konsumsi bahan bakar suatu
efisiensi mesinnya menjadi suatu hal yang dirasa sangat penting. (Heywood, 1988 :
823).

43

Gambar 12. Pengetesan Prestasi Mesin

H. Unjuk Kerja Motor Bakar


Pada motor bakar torak, daya yang berguna adalah daya poros, karena daya poros
itulah yang mengerakkan beban. Daya poros itu sendiri dibangkitkan oleh daya
indikator yang merupakan daya gas pembakaran yang menggerakkan torak.
Daya poros yang berputar ditimbulkan oleh bahan bakar yang dibakar dalam
silinder yang selanjutnya torak akan menggerakkan semua mekanisme pada motor
bakar. Unjuk kerja motor bakar tergantung dari daya poros yang dapat ditimbulkan.
Unjuk kerja ini biasanya dinyatakan dalam daya kuda (PS) atau KW persatuan isi
langkah.
Isi langkah Vi = penampang silinder x langkah (m3)
Efisiensi volumetric v =jumlah udara yang dihisap dalam satu siklus : jumlah udara
yang diisikan dalam silinder Vi pada kondisi atmosfer.

43

1,293

273
tekanan

V i(kg)
o
273 + t ( C ) tekanannormal

Jumlah udara =
Dari formula diatas dapat dilihat kalau suhunya lebih rendah, maka tekanan udara
yang masuk lebih besar dan jumlah udara yang akan dihisap lebih besar pula. Sebagai
hasil akan dapat dihasilkan daya yang lebih besar pula karena sejumlah bahan bakar
akan dapat terbakar dengan baik (Soenarto & Furuhama 1995).
Karena itu dalam merancang motor bakar torak, terutama motor diesel, hendaklah
diusahakan agar tekanan maksimum dapat dibatasi apabila perbandingan kompresinya
hendak dipertinggi.

Volume Silinder
Volume silinder antara TMA dan TMB disebut volume langkah torak (V 1).

Sedangkan volume antara TMA dan kepala silinder (tutup silinder) disebut
volume sisa (Vs). Volume total (Vt) ialah isi ruang antara torak ketika ia berada di
TMB ampai tutup silinder.
Vt =V1+Vs ..(1)
Volume langkah mempunyai satuan yang tergantung pada satuan diameter
silinder (D) dan panjang langlah torak (L) biasanya mempunyai satuan
centimetercubic (cc) atau cubic inch (cu.in).
V1 = luas lingkaran x panjang langkah
V 1 = r2 x L

43

V1 =

1
D L
2

Dengan demikian besaran dan ukuran motor bakar menurut volume silinder
tergantung dari banyaknya silinder yang digunakan dan besarnya volume silinder
(Kiyuku & Murdhana 1998).
2

Perbandingan Kompresi
Hasil bagi volume total dengan volume sisa disebut sebagai perbandingan

kompresi

C=

V1 + Vs
V
= 1+ 1
Vs
Vs
.(2)

Dimana :
V1 = volume langkah torak
Vs = volume sisa

Jadi, bila suatu motor mempunyai volume total 56 cu.in dan volume sisa 7
cu.in, maka perbandingan kompresinya adalah :

C=

56
=8
7

Hal diatas menunjukkan bahwa selama langkah kompresi, muatan yang ada
diatas torak dimampatkan 8 kali lipat dari volume terakhirnya. Makin tinggi
perbandingan kompresi, maka makin tinggi tekanannya dan temperatur akhir
kompresi. (Kiyuku & Murdhana, 1998).
Perbandingan kompresi tidak dapat dinaikan tanpa batas, karena motor
pembakaran yang menggunakan busi akan timbul suara menggelitik kalau
perbandingan kompresinya terlalu tinggi (Soenarta & Furuhama, 1995).
43

Torsi dan Daya Poros


Dinamometer biasanya digunakan untuk

mengukur torsi sebuah mesin.

Adapun mesin yang akan diukur torsinya tersebut diletakkan pada sebuah testbed
dan poros keluaran mesin dihubungkan dengan rotor dinamometer. Prinsip kerja
dari dinamometer dapat dilihat pada gambar 2.6. Rotor dihubungkan secara
elektromagnetik, hidrolis, atau dengan gesekan mekanis terhadap stator yang
ditumpu oleh bantalan yang mempunyai gesekan kecil. Torsi yang dihasilkan oleh
stator ketika rotor tersebut berputar diukur dengan cara menyeimbangkan stator
dengan alat pemberat, pegas, atau pneumatik.
Hambatan ini akan menimbulkan torsi (T), sehingga nilai daya (P) dapat
ditentukan sebagai berikut :

P=

2 .n.T
( kW )
60000

............................................(3)

Dimana :
n = putaran mesin (rpm)
T = torsi (Nm)
Torak yang didorong oleh gas membuat usaha. Baik tekanan maupun suhunya
akan turun waktu gas berekspansi. Energi panas diubah menjadi usaha mekanis.
Konsumsi energi panas ditunjukkan langsung oleh turunnya suhu. Kalau toraknya
tidak mendapatkan hambatan dan tidak menghasilkan usaha gas tidak akan
berubah meskipun tekanannya turun.
4

Tekanan Efektif Rata-rata (BMEP)

43

Besar nilai P1 merupakan tekanan efektif rata-rata indikator (indicator mean


effective pressure : IMEP).
Nilai P1, dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

P1 =

Wi
Vs
.................................(4)

Dengan menggunakan nilai Pi dapat memudahkan perhitungan besar usaha


indikator Wi pada tekanan konstan selam torak pada langkah ekspansi. Pada
mesin 4 langkah besar nilai Pi terjadi setiap 2 putaran, sehingga besar nilai N i
indikator dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Dengan satuan Si ( m3, kPa dan rps)
Ni =V1.P1.n/2 (kW).................................................(5)
Dimana :
V1= volume langkah (m3)
Pi = tekanan efektif rata-rata indicator (kPa)
n = putaran mesin (rpm)

Pada mesin 2 langkah besar nilai Pi dihasilkan pada tiap putaran, maka secara
teoritis nilai Ni akan menjadi dua kali lebih besar jika dibandingkan pada
persamaan 4, tetapi pada umumnya besar nilai P i pada mesin 2 langkah lebih kecil
dibandingkan dengan 4 langkah. Nilai Ni disebut sebagai keluaran indikator yang
menyatakan keluaran, disebabkan oleh adanya tekanan pada torak.
Daya yang dapat dimanfaatkan untuk memutar mesin disebut sebagai keluaran
efektif (brake mean out put) nilai Ne dapat dirumuskan sebagai berikut :
Ne = V1. N. BMEP. 2 (kW)(6)

43

Besar

keluaran

efektif

dapat

diukur

dengan

menggunakan

sebuah

dynamometer. Nilai BMEP adalah merupakan tekanan efektif rata-rata (brake


mean effective pressure). Besar nilai Ne yang ditentukan oleh produk dari volume
langkah V1, kecepatan putaran n dan BMEP yang berhubungan dengan tekanan
gas rata-rata merupakan keluaran suatu pembakaran yang bermanfaat. BMEP
adalah besar nilai yang menunjukkan daya mesin tiap satuan volume silinder pada
putaran tertentu dan tidak tergantung dari ukuran motor bakar. (Soenarta
&Furuhama, 1995).
Besar nilai BMEP dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :

BMEP =

60.P.Z
Vd .n
................................(7)

Dimana :
P = daya (kW)
N = putaran mesin (rpm)
Vd= volume langkah total silinder (m3)
Z = sistem siklus (4 langkah =2, 2 langkah =1)

Efisiensi Thermis

Perbandingan antara energi yang dihasilkan dan energi yang dimasukkan pada
proses pembakaran bahan bakar disebut efisiensi thermis rem (brake thermal
efficiency) dan ditentukan sebagai berikut :

bt =

860
100(%)
SFC.h

..................................(8)

Dimana :

43

H = nilai kalor untuk bahan bakar premium = 10500 kcal/kg.


Minyak gas = 10400 kcal/kg.
SFC = konsumsi bahan bakar spesifik
Nilai kalor mempunyai hubungan dengan berat jenis. Pada umumnya semakin
tinggi berat jenis maka semakin rendah nilai kalornya (Kiyaku & Murdhana,
1998).
6

Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC)


Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) ditentukan dalam g/PSh atau g/kWh dan

lebih umum digunakan dari pada bt. Besar nilai SFC adalah kebalikan dari pada
bt. Penggunaan bahan bakar dalam gram per jam Ne dapat ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut :
SFC =

mf
P

[ kg / kWh]
.............................(9)

Dimana :
SFC = konsunsi bahan bakar spesifik (kg/kWh)
P

= daya mesin (kW)

Sedang nilai mf dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut:

mf =

b 3600

bb
t 1000

.(10)

Dimana :
b

= volume 3 buret (cc)

= waktu (detik)

43

bb = berat jenis bahan bakar (kg/l)


mf = adalah penggunaan bahan bakar per jam pada kondisi tertentu (Nakoela Soenarta
&Dr. Shoichi Furuhama,1995)

BAB IV
MOTOR DIESEL
A. Pengertian Motor Diesel
Motor bakar diesel merupakan mesin pembakaran internal yang menggunakan
panas kompresi untuk melakukan pembakaran pada bahan bakar. Secara sederhana mesin
diesel bekerja dengan cara menginjeksikan bahan bakar ke dalam ruangan yang telah
dikompresi dan memiliki suhu yang tinggi sehingga bahan bakar langsung berubah
menjadi uap dan meledak. Adanya ledakan ini menyebabkan terbentuknya tenaga untuk
menggerakan mesin-mesin pertanian, generator dan lain sebagainnya.
Pada langkah isap hanyalah udara segar yang masuk kedalam silinder.Pada waktu
torak hampir mencapai TMA bahan bakar disemprotkan kedalam silinder. Terjadilah

43

penyalaanan untuk pembakaran, pada saat udara masuk kedalam silinder sudah
bertemperatur tinggi.
B. Prinsip Dasar Motor Diesel
Mesin empat langkah adalah mesin yang melengkapi satu siklusnya yang terdiri
dari proses kompresi, ekspansi, buang dan hisap selama dua putaran poros engkol.
Prinsip kerja motor diesel empat langkah di gambarkan pada gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 13. Prinsip Kerja Motor Diesel Empat Langkah

43

Prinsip kerja motor diesel dapat dipahami dengan mempelajari urutan langkah kerja
dalam menghasilkan satu usaha untuk memutar poros engkol. Urutan langkah kerjanya
sebagai berikut :
a). Langkah Hisap.
Piston (torak) bergerak dari TMA ke TMB, katup masuk membuka dan katup buang
tertutup. Udara murni terhisap masuk ke dalam selinder diakibatkan oleh dua
hal.Pertama,karena kevakuman ruang selinder akibat semakin memperbesar volume karena
gerakan torak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB), dan kedua, karena katup
masuk (hisap) yang terbuka.
Gambar 13. (diagram kerja katup motor diesel 4 tak), tanda panah putih melambangkan
derajad pembukaan katup hisap. Katup hisap ternyata mulai membuka beberapa derajat
sebelum torak (piston) mencapai TMA (dalam contoh : 100 sebelum TMA) dan menutup
kembali beberapa derajad setelah TMB (dalam contoh : 490 setelah TMB).
b).Langkah Kompresi.
Poros engkol berputar, kedua katup tertutup rapat, piston (torak) bergerak dari TMB
ke TMA. Udara murni yang terhisap ke dalam selinder saat langkah hisap, dikompresi hingga
tekanan dan suhunya naik mencapai 35 atm dengan temperatur 500-800 0C (pada
perbandingan kompresi 20 : 1).Gambar 2.1.1 menunjukkan katup hisap baru menutup
kembali setelah beberapa derajad setelah TMB (dalam contoh : 49 0 setelah TMB). Dengan
kata lain, langkah kompresi efektif baru terjadi setelah katup masuk (hisap) benar-benar
tertutup.

c). Langkah Usaha (pembakaran).

43

Poros engkol terus berputar, beberapa derajad sebelum torak mencapai TMA, injector
(penyemprot bahan bakar) menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar (di atas torak /
piston). Bahan bakar yang diinjeksikan dengan tekanan tinggi (150-300 atm) akan
membentuk partikel-partikel kecil (kabut) yang akan menguap dan terbakar dengan cepat
karena adanya temperatur ruang bakar yang tinggi (500-8000C). Pembakaran maksimal tidak
terjadi langsung saat bahan bakar diinjeksikan, tetapi mengalami keterlambatan pembakaran
(ignition delay). Dengan demikian meskipun saat injeksi terjadi sebelum TMA tetapi tekanan
maksimum pembakaran tetap terjadi setelah TMA akibat adanya keterlambatan pembakaran
(ignition delay). Proses pembakaran ini akan menghasilkan tekanan balik kepada piston
(torak) sehingga piston akan terodorong ke bawah beberapa saat setelah mencapai TMA
sehingga bergerak dari TMA ke TMB.Gaya akibat tekanan pembakaran yang mendorong
piston ke bawah diteruskan oleh batang piston (torak) untuk memutar poros engkol. Poros
engkol inilah yang berfungsi sebagai pengubah gerak naik turun torak menjadi gerak putar
yang menghasilkan tenaga putar pada motor diesel.
d). Langkah Pembuangan
Katup buang terbuka dan piston bergerak dari TMB ke TMA. Karena adanya gaya
kelembamam yang dimiliki oleh roda gaya (fly wheel) yang seporos dengan poros engkol,
maka saat langkah usaha berakhir,,poros engkol tetap berputar. Hal tersebut menyebabkan
torak bergerak dari TMB ke TMA.Karena katup buang terbuka, maka gas sisa pembakaran
terdorong keluar oleh gerakan torak dari TMB ke TMA. Setelah langkah ini berakhir, langkah
kerja motor diesel 4 langkah (4 tak) akan kembali lagi ke langkah hisap.Proses yang
berulang-ulang.

43

Mekanisme katup pada motor diesel generator 4 tak berfungsi untuk mengatur
pemasukan udara murni dan pengeluaran gas sisa pembakaran dengan cara membuka dan
menutup kedua katup. Mekanisme katup pada motor diesel 4 tak terdiri dari : poros bubungan
(camshaft), pengungkit (tappet), batang pendorong (pushrod), tuas penekan katup (rocker
arm) dan katup beserta pegas pengembalinya.Cara kerja mekanisme katup yaitu : saat motor
bekerja roda gigi poros engkol berputar menggerakkan roda gigi bubungan sehingga poros
bubungan juga ikut berputar.Karena permukaan poros bubungan berbentuk eksentris
(lonjong) maka pengungkit (tappet) yang berhubungan dengannya cenderung bergerak naik
turun sesuai dengan bentuk permukaan poros bubungan yang menggerakkannya.Gerak naik
turun tappet tersebut diteruskan oleh batang pendorong (push-rod) ke tuas penekan katup
(rocker-arm) sehingga menekan (katup terbuka) dan membebaskan katup (katup tertutup)
secara bergantian mengikuti putaran poros bubungan yang lonjong (eksentrik).
C. Sistem Bahan Bakar
Ada tiga sistem yang banyak dipakai dalam penyaluran bahan bakar dari tangki
bahan bakar sampai masuk kedalam silinder pada motor diesel
1. sistem pompa pribadi
2. sistem distribusi dan
3. sistem akumulator
D. Tinjauan Energi Motor Diesel
Motor diesel dapat dipandang sebagai sistem yang menerima energi, mengubah
sebagian energi menjadi kerja dan membuang sebagian energi lain. Aliran energi masuk
berasal dari udara dan bahan bakar. Energi yang hilang berupa energi thermal yang
terbawa oleh gas buang, energi hilang dari radiator dan rugi gesekan, sehingga volume
atur dapat digambarkan seperti gambar 2.4.
a.
b.
c.
d.
Siklus Dari Mesin
e.
Qcv

UdaraPo , To

Bahan Bakar

Gas Buang

Po , To

Permukaan Kontrol

Po , To

Gambar 14. Volume Atur Untuk Menganalisa Kerja Maksimum


Wcv

43

E. Parameter parameter mesin


Parameter-parameter mesin yang diukur untuk menentukan

karakteristik

pengoperasian pada motor bakar diesel

Vc
TDC

s
BDC

Gambar 15. Sistem Motor Bakar


Untuk sebuah mesin dengan diameter silinder B , crank offset a , panjang langkah S dan
perputar dengan kecepatan N seperti pada gambar 15 maka kecepatan rata-rata piston
adalah;
Up
= 2SN
Up

dimana N biasanya diberi satuan RPM (revolution per minute),


dan B,a dan S dalam m atau cm (ft atau in).
Jarak s antara crank axis dan wrist pin axis diberikan oleh persamaan
s = a cos +

r 2 a 2 sin 2

dimana :

dalam m/detik (ft/sec),

43

a = crankshaft
r = connecting rod length
= crank shaft offset

Daya poros efektif, Ne


Daya poros diperoleh dari pengukuran, dihitung dalam watt (Nm/s) atau dalam kW dan
didefinisikan sebagai momen torsi dikalikan dengan kecepatan putar poros engkol.
T = m . g . l (N.m)
dimana :
T = Momen torsi, Nm
M = Gaya berat, kgf
G = gaya gravitasi bumi, m/s2
L = panjang lengan momnen torsi, m
maka :
2 . n . T
60

Ne =

(kW)

Ne = Daya poros efektif, kW


N = putaran poros engkol, rp
Tekanan efektif rata rata, Pe
Tekanan efektif rata rata didefinisikan sebagai tekanan efektif dari fluida kerja terhadap
torak sepanjang langkahnya untuk menghasilkan kerja persiklus.
Ne
x 60 x 10 6
VL x z x n x a

Pe =

(kPa)

dimana:
Pe = tekanan efektif rata rata, kPa
Z = Jumlah silinder
a = Jumlah siklus per putaran
= 1 untuk motor 2-langkah
= 2 untuk motor 4-langkah

43

Pemakaian bahan bakar, mf


Pemkaian bahan bakar dinyatakan dalam kg/h, maka jumlah bahan bakar yang terpakai
sebanyak 10cc dalam detik adalah :
10
3600
x bb x
t
1000

mf =

(kg/h)

dimana :
t = waktu pemakaian bahan bakar sebanyak 10 cm3
bb = massa jenis bahan bakar
= 0,7329 gram/cm3 untuk bensin
Pemakaian bahan-bakar spesifik, Be
Pemakaian bahan bakar spesifik merupakan parameter penting untuk sebuah motor yang
berhubungan erat dengan efisiensi termal motor. Pemakaian bahan bakar spesifik
didefinisikan sebagai banyaknya bahan bakar yang terpakai per jam untuk menghasilkan
Setiap kW daya motor.
mf
Ne

Be =

(kg/kWh)

Laju aliran massa udara, ma


Daya yang dapat dihasilkan motor dibatasi opleh jumlah udara yang diisap ke dalam silinder.
Pemakaian udara diukur dengan manometer tabung-U, dimana yang diukur adalah beda
tekanan pada tabung pitot. Laju aliran udara karena pengaruh perbedaan tekanan pada tabung
pitot.
Kecepatan aliran udara melewati pitot :
2g.h

vu = C

(m/s)

Laju aliran udara volumetrik yang melewati orifis :

mv =

d 2
v a 10 -6
4

(m3/s)

maka laju aliran udara adalah:


u m v 3600

ma =

(kg/h)
43

Perbandingan bahan bakar-udara, F/A


Perbandingan bahan bakar-udara yang masuk ke karburator dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
mf
ma

F/A =

Laju air pendingin


Maka laju massa aliran air :
ma = a . Qa (kg/s)
dimana :
ma = laju massa air
a = massa jenis air, kg/m3
Qa = debit aliran air, m3/s
Efisiensi volumetrik, v
Efisiensi volumetrik didefinisikan sebagai perbandingan antara laju aliran udara sebenarnya
terhadap laju aliran aliran udara ideal diperoleh dari persamaan :
Persamaan laju aliran udara ideal :

mia = VL

u 60 10 -6

kg/h

Efisiensi volumetrik adalah:

v =

ma
m ia

t
Efisiensi termal,
Efisiensi termal menyatakan perbandingan antara daya yang dihasilkan terhadap jumlah
energi bahan bakar yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu.

43

T =

Ne
m f LHV

Neraca kalor
Panas yang dihasilkan dapat digunakan secara efektif. Sebagian panas yang hilang dapat
dinyatakan dengan prinsip balance energi sebagai berikut :
a). Energi Masuk

Energi bahan bakar masuk (Hf)


Hf = mf . LHV

(kW)

Energi udara masuk (Hu)


Hu = mu . cpu . T1

(kW)

b). Energi Keluar

Energi gas buang (Hgb)


Hgb = (mu + mf) . cpgb . Tgb

(kW)

asumsi : cpgb = 950 + (0.25Tgb)

Energi poros efektif dalam bentuk panas


HNe = Ne

(J/kg.

(kW)

Energi keluar air pendingin (Hap)


Hap = map . cpap . (Tk Tm)

(kW

c). Energi Yang Hilang (Qloss)


Qloss = (Hu + Hf) (HNe + Hap + Hgb)

(kW)

Persentase keseimbangan energi menjadi :


H ap
H gb
H Ne
H loss
+
+
+
Hu + Hf Hu + Hf Hu + Hf Hu + H f
1=
F. Kelebihan dan Kekurangan Motor Diesel
Kelebihan dan kekurangan dari penggunaan motor bakar diesel adalah
harganya lebih ekonomis. Lebih ekonomis dibanding motor bakar bensin karena
motor bakar diesel memiliki efisiensi yang lebih tinggi dan harga bahan bakar solar
43

lebih murah daripada bensin. Motor diesel lebih aman dibanding motor bensin yang
lebih mudah terbakar. Motor diesel lebih mudah perawatannya daripada motor bensin
dan motor diesel lebih tahan lama daripada motor bensin karena pada umumnya
putarannya rendah dan konstruksinya lebih kuat. Kendati demikian motor diesel
memiliki beberapa kekurangan seperti dayanya lebih besar dibanding motor bensin
sehingga menyebabkan ia menjadi tidak portable, lebih sukar hidup, dan getaran yang
dihasilkan lebih tinggi dibanding dengan motor bensin.
G. Aplikasi dalam Industri
Untuk penggunaan di industri motor bakar diesel digunakan sebagai motor
penggerak bagi kendaraan seperti truk dalam proses transportasi atau peralatan yang
membutuhkan tenaga yang besar seperti traktor misalnya.

Gambar 16. Contoh penggunaan Motor Bakar pada Industri

43

BAB V
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Secara umum pengertian motor bakar diartikan sebagai pesawat yang dapat
mengubah suatu bentuk energi thermal menjadi bentuk energi mekanik. Motor bakar
dapat pula diartikan sebagai pesawat dan energi kerja mekaniknya diperoleh dari
pembakaran bahan bakar dalam pesawat itu sendiri. Secara garis besar, motor bakar
diklasifikasikan kedalam dua jenis, yaitu:
1. Motor Bensin (Spark ignition engine)
Motor bensin adalah jenis motor pembakaran dalam yang menggunakan bahan
bakar bensin dengan sistem pengapian menggunakan busi. Motor bensin adalah mesin
yang dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam (internal
combustio nengine).
Prinsip kerja mesin bensin secara umum dibagi menjadi :
1.
Mesin bensin 4 langkah
2.
Mesin bensin 2 langkah
2. Motor Diesel ( Compression Ignition Engine)
Motor bakar diesel merupakan mesin pembakaran internal yang menggunakan
panas kompresi untuk melakukan pembakaran pada bahan bakar.
Motor bakar diesel memiliki beberapa kelebihan seperti efisiensi yang tinggi,
daya yang lebih besar, lebih aman, lebih tahan, dan lebih mudah pemeliharaanya
dibanding motor bakar bensin. Namun demikian motor bakar diesel memiliki
beberapa kelemahan seperti tidak portable, lebih sukar hidup, dan getaran yang tinggi
dibanding dengan motor bakar bensin.

43

Dalam penggunaan di bidang industri perlu diperhatikan kebutuhan dari


penggunaan motor bakar tersebut. Jika motor yang diperlukan adalah yang
mempunyai kekuatan yang besar namun tidak perlu memiliki kecepatan yang tinggi
maka motor bakar diesel adalah pilihan yang paling sesuai. Sedangkan jika
menginginkan kecepatan yang tinggi maka sebaiknya digunakan motor bakar bensin.
Dalam menentukan motor yang akan digunakan dalam sebuah indistri perlu
dikaji penggunaan dari motor bakar tersebut sehingga dapat memilih motor bakar
yang paling sesuai.

B. Penutup
Demikian makalah yang dapat kami susun yang tentunya masih banyak sekali
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan agar tidak terulang lagi kesalahan sebelumnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami dan pembaca.

43

DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, W. 1983. Penggerak Mula Motor Torak. ITB Bandung.


Arismunandar, w. 2000. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Bandung : ITB.
Arismunandar, W. 2002. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Edisi Kelima Cetakan

Kesatu. Bandung: ITB.


Bachdar, R. R. 2011. Analisis Konsumsi Bahan Bakar Motor Bensin Yang Terpasang
Pada Sepeda Motor Honda Karisma 125cc. Skripsi Program Studi S1 Teknik Mesin

Universitas Sam Ratulangi. Manado


Haryono, G. 1997. Uraian Praktis Mengenal Motor Bakar. Penerbit Aneka Ilmu

Semarang.
Pudjanarsa, A., Nursuhud, D. 2006. Mesin Konversi Energi. Penerbit Andi.

Yogyakarta.
Pulkrabek, W. 2001. Engineering Fundamentals of The Internal Combustion Engine.
New Jersey: Prentice Hall

Referensi Internet

http://mekanikotomotifsmksakti.blogspot.com/2011/09/motor-pembakar-dalam-jenis-

spark.html
http://rusyiam.blogspot.com/2011/03/mesin-bensin.html,7 Agustus 2012

http://tmcblg.com/2009/02/11/milih-motor-berdasarkan-torsi,2 Juli 2012


http://www.eoearth.org/files/184401_184500/184444/iso-octane-and-n-heptane.png,
20 November 2011.

Anda mungkin juga menyukai