D
Daaffttaarr IIssii
B.2
B.3
C.2
C.3
C.4
C.5
D.2
D.2.1
D.2.2
D.3
D.3.1
D.3.2
E.2
Metode Evaluasi Penawaran untuk Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
Berbentuk Badan Usaha .................................................................................................. 52
E.2.1
E.2.2
E.2.3
Modul 2
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian I
E.3
Metode Evaluasi Penawaran untuk Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
Berbentuk Perorangan .................................................................................................... 55
F.2
F.2.1
F.2.2
F.2.3
F.2.4
D
Daaffttaarr G
Gaam
mb
baarr
D
Daaffttaarr TTaab
beell
Modul 2
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian I
TTu
ujju
uaan
nU
Um
mu
um
m
Tujuan umum :
Setelah modul selesai diajarkan, diharapkan peserta mampu memahami persiapan
pengadaan barang / jasa pemerintah mulai dari perencanaan, pemaketan, metoda
pemilihan sistem, metoda penilaian kualifikasi & metoda penyampaian dokumen
Penawaran
TTu
ujju
uaan
nK
Kh
hu
ussu
uss
Tujuan khusus:
Setelah modul ini selesai diajarkan diharapkan peserta mampu memahami proses
persiapan yang harus dilakukan meliputi :
1. Memahami tahapan persiapan dalam Pengadaan Barang /Jasa
2. Memahami tahapan perencanaan Pengadaan Barang / Jasa
3. Memahami metode pemilihan penyedia pengadaan barang / jasa
4. Memahami pemilihan penyampaian dokumen penawaran
5. Memahami pemilihan metode evaluasi
6. Memahami pemilihan jenis kontrak
7. Melaksanakan penyampaian dokumen penawaran dgn latihan kelompok
Modul 2
A.Pendahuluan
A
A.. P
Peen
nd
daah
hu
ullu
uaan
n
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan pengadaan barang/jasa
pemerintah dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :
1. Melalui Swakelola
2. Melalui Penyedia Barang/Jasa
Pada Modul Persiapan ini ruang lingkup pembahasannya adalah menjelaskan
langkah-langkah persiapan yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan pengadaan
Modul 2
A.Pendahuluan
Modul 2
B. Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan
B
B.. P
Peen
ng
gkkaajjiiaan
nU
Ullaan
ng
gR
Reen
nccaan
naa U
Um
mu
um
mP
Peen
ng
gaad
daaaan
n
Rencana Umum Pengadaan yang telah ditetapkan oleh PA/KPA wajib dikaji ulang oleh
PPK bersmna ULP sebelum dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan
pengadaan barang/jasa pada tahun anggaran berjalan. Pengkajian ulang tersebut
dimaksudkan agar apabila terdapat kekurangan, ketidakcermatan, atau telah terjadinya
perubahan kondisi medan atau pasar dalam kurun waktu sejak Rencana Umum
ditetapkan dengan akan dimulainya proses pengadaan.
Keluaran (output) yang dihasilkan pada tahap pengkajian ulang rencana umum
pengadaan berupa rencana pengadaan yang mutakhir. Tahap pengkajian ini tidak
terlepas dari proses penyusunan rencana umum pengadaan barang/jasa yang telah
dilakukan sebelum proses persiapan pelaksanaan pengadaan. Untuk itu pada sub-bab
ini akan dibahas :
1. Konten, output, dan langlah-langkah yang dilakukan pada waktu penyusunan
Rencana Umum Pengadaan
2. Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan
3. Penyusunan dan Penetapan Rencana Pelaksanaan Pengadaan
Secara umum proses pada pengkajian ulang rencana umum pengadaan ini digambarkan
secara diagram yang dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.
Modul 2
B. Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan
Modul 2
B. Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan
bersama (co-financing)
3. Kebijakan umum tentang :
a. Pemaketan pekerjaan
b. Cara pengadaan, melalui swakelola atau melalui penyedia barang/jasa
c. Pengorganisasian pengadaan barang/jasa
4. Kerangka Acuan Kerja
Modul 2
B. Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan
pengumuman
pengadaan
barang/jasa
termasuk
biaya
pengumuman ulang;
c. Biaya penggandaan dokumen pengadaan
d. Biaya lainnya yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.
3. Terkait dengan honorarium personel organisasi, K/L/D/I dapat mengusulkan
besaran Standar Biaya Umum (SBU) yang akan ditetapkan oleh Menteri
Keuangan.
10
Modul 2
B. Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan
kemampuan
dan/atau
11
Modul 2
B. Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan
12
Modul 2
B. Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan
13
Modul 2
B. Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan
dapat membuat usulan perubahan rencana umum pengadaan, tetapi usulan ini harus
diajukan melalui PPK..
14
Modul 2
B. Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan
latar belakang;
sumber pendanaan;
15
Modul 2
B. Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan
2. Jenis, isi dan jumlah laporan yang harus dibuat (apabila diperlukan) cukup jelas.
3. Jadwal pelaksanaan pengadaan barang/jasa (bukan jadwal pemilihan penyedia
barang/jasa) cukup jelas yang meliputi :
16
Modul 2
B. Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan
Untuk inbox: Proses Pengkajian ulang rencana umum pengadaan merupakan salah satu
metode pengendalian internal untuk memastikan bahwa pengadaan dapat dilaksanakan
secara efesien dan efektif.
PENANGGUNGJAWAB
Sesuai dengan pasal 11 PPK mempunyai tugas dan kewenangan untuk menyusun dan
menetapkan Rencana Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. Untuk melaksanakan hal ini
PPK mengacu pada Rencana Umum Pengadaan yang sudah ditetapkan PA/KPA atau
berdasarkan RUP yang telah dikaji ulang dan disetujui dan ditetapkan oleh PA/KPA.
Selanjutnya dokumen Ketetapan Rencana Pelaksanaan Pengadaan diserahkan kepada
ULP/Pejabat Pengadaan untuk diproses lebih lanjut.
OUTPUT
YANG
DIHASILKAN
PADA
TAHAP
PENYUSUNAN
DAN
17
Modul 2
B. Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan
LANGKAH-LANGKAH
PENYUSUNAN
DAN
PENETAPAN
RENCANA
PELAKSANAAN PENGADAAN
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun dan menetapkan Rencana
Pelaksanaan Pengadaan sejalan dengan out put di atas, yaitu:
1. Menyusun dan menetapkan KAK termasuk merinci Spesifikasi Teknis
18
Modul 2
C. Pemilihan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
C
C.. P
Peem
miilliih
haan
nM
Meettood
dee P
Peem
miilliih
haan
nP
Peen
nyyeed
diiaa
B
Baarraan
ng
g//JJaassaa
Pemilihan sistem pengadaan yang meliputi :
PENANGGUNG JAWAB
Sesuai dengan pasal 35 ayat (1), 41 ayat (1) dan 47 ayat (1) Perpres No.70/2012,
ULP/Pejabat Pengadaan mempunyai tugas dan kewenangan untuk menyusun dan
menetapkan metode pemilihan penyedia barang/jasa dan metode penyampaian
dokumen penawaran dari penyedia barang/jasa yang berminat. Khusus pada bab ini
akan diuraikan bagaimana memilih dan menetapkan Metode Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa.
OUTPUT
YANG
DIHASILKAN
PADA
TAHAP
PEMILIHAN
METODE
a) melalui kompetisi:
- pelelangan umum, seleksi umum
- pelelangan sederhana, seleksi sederhana
- pelelangan terbatas, pemilihan langsung
- sayembara
- kontes
b) tidak melalui kompetisi:
- pengadaan langsung
- penunjukan langsung
19
Modul 2
C. Pemilihan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Namun, meski pun dikatakan yang merasa berkemampuan, tidak pula berarti Pokja
ULP akan menetapkan penawar dengan harga terendah otomatis akan menjadi
pemenang oleh karena Pokja ULP harus mencantumkan dalam pengumuman, atau
paling tidak di dokumen pengadaan, bahwa yang boleh memenangkan pelelangan
hanyalah penyedia barang/jasa yang telah pernah melaksanakan pekerjaan sejenis
dengan nilai sekian per sen dari nilai pekerjaan yang sedang dilelangkan.
20
Modul 2
C. Pemilihan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
yang akan dilelangkan, NPt = nilai harga pekerjaan tertinggi yang pernah
dilakukan dalam 10 tahun terakhir.
b). Untuk pengadaan jasa lainnya persentase ini adalah sebesar 1/5 dari nilai
pekerjaan yang sedang dilelangkan dan untuk pengadaan barang dan jasa
konsultansi tidak diperlukan perhitungan kemampuan dasar ini.
Untuk pekerjaan yang kompleks yang berisiko tinggi, pelelangan didahului dengan
penilaian kualifikasi (pra kualifikasi) para calon penawar sebelum diperbolehkan
memasukkan penawaran dengan pertimbangan:
21
Modul 2
C. Pemilihan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Pelelangan terbatas
Apabila dalam melelangkan pekerjaan yang bersifat kompleks dan berisiko tinggi
dan diyakini jumlah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakannya terbatas,
maka digunakan metode Pelelangan Terbatas. Pelaksanaan pelelangan terbatas
22
Modul 2
C. Pemilihan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
persis sama dengan pelelangan umum dengan pra kualifikasi kecuali dalam hal
iklan di media massa.
Pencantuman nama-nama ini juga akan bermanfaat bagi sub-kontraktor yang sudah
lama menggalang kerja sama dengan penyedia barang/jasa yang namanya
tercantum di iklan. Dengan mengetahui nama mitra kerjanya termasuk dalam daftar
penyedia barang/jasa yang akan diundang untuk memasukkan penawaran, maka
sub-kontraktor tersebut dapat menyiapkan segala sesuatunya dengan lebih baik.
Untuk pengadaan jasa konsultansi istilah pelelangan diganti dengan seleksi karena
lebih berkonotasi kepada kualitas bukan harga.
23
Modul 2
C. Pemilihan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Output yang dihasilkan pada proses pemilihan metode yang sesuai adalah
ditetapkannya Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang akan digunakan untuk
memilih penyedia barang/jasa pada proses pelaksanaan pemilihan penyedia
barang/jasa.
LANGKAH-LANGKAH
PEMILIHAN
METODE
PEMILIHAN
PENYEDIA
BARANG/JASA
Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa merupakan salah satu bagian dari sistem
pengadaan barang/jasa. Tersedia beberapa alternatif metode yang harus dipilih dan
ditetapkan untuk digunakan dalam memilih penyedia barang/jasa yang akan ditetapkan
sebagai pelaksana pengadaan barang/jasa. Setiap alternatif hanya dapat digunakan
untuk memilih penyedia dengan jenis barang/jasa yang tertentu. Alternatif-alternatif
metode yang dapat digunakan disajikan dalam bentuk tabel yang dapat dilihat pada
Tabel 1 pada halaman berikut ini.
Inbox: Setiap Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa hanya dapat digunakan untuk
memilih penyedia dengan jenis barang/jasa yang tertentu/paket pekerjaan tertentu.
Metode Pemilihan
Penyedia
Barang
Jasa Lainnya
Pelelangan umum
Pelelangan sederhana
Pelelangan terbatas
Kontes
Pekerjaan
Jasa
Konstruksi Konsultansi
Seleksi umum
Seleksi sederhana
Penunjukan langsung
Pengadaan langsung
Pemilihan langsung
Sayembara
24
Modul 2
C. Pemilihan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam memilih salah satu alternatif metode
pemilihan penyedia barang/jasa adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan Barang/Jasa yang akan diadakan, di antaranya mencakup :
a. Jenis barang/jasa yang akan diadakan
b. Nilai paket pengadaan barang/jasa
c. Komplek tidaknya barang/jasa, yaitu pekerjaan yang memerlukan
teknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi, menggunakan peralatan yang
didesain
khusus
dan/atau
pekerjaan
yang
bernilai
diatas
25
Modul 2
C. Pemilihan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Kriteria pemilihan salah satu dari masing-masing metode pemilihan Penyedia Barang
dapat dilihat pada Tabel 2.
Metode Pemilihan
Penyedia Barang
Pelelangan
umum
Pelelangan
Pelelangan
sederhana
Pelelangan
terbatas
Kriteria Pemilihan
Secara prinsip pemilihan Penyedia Barang menggunakan
metode ini, kecuali memenuhi kriteria untuk dapat
menggunakan metode pemilihan penyedia barang yang
lainnya
-Tidak kompleks, dan
-Nilai maksimal Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
- Komlpleks
- Penyedianya diyakini terbatas
Penunjukan langsung
-Keadaan tertentu;dan/atau
-Barang khusus
(Perpres RI no 70 tahun 2012 pasal 38 ayat 4 dan 5)
Pengadaan langsung
26
Modul 2
C. Pemilihan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Kontes
Kriteria Pemilihan
Pekerjaan Konstruksi
Pelelangan
umum
Pelelangan
Pelelangan
terbatas
Pemilihan
langsung
Penunjukan langsung
Pengadaan langsung
Kriteria Pemilihan
27
Modul 2
C. Pemilihan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Pelelangan
umum
Pelelangan
Pelelangan
sederhana
Penunjukan langsung
Pengadaan langsung
Sayembara
Seleksi Umum
Kriteria Pemilihan
Secara prinsip pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
menggunakan metode ini, kecuali memenuhi kriteria
untuk dapat menggunakan metode pemilihan Penyedia
28
Modul 2
C. Pemilihan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Penunjukan langsung
-Keadaan tertentu;
(Perpres RI no 70 tahun 2012 pasal 44 )
Pengadaan langsung
Sayembara
29
Modul 2
C. Pemilihan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
30
Modul 2
C. Pemilihan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
7. Lanjutan sewa gedung/kantor dan lanjutan sewa ruang terbuka atau tertutup
lainnya dengan ketentuan dan tatacara pembayaran serta penyesuaian harga
yang dapat dipertanggungjawabkan.
31
Modul 2
D. Pemilihan Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
D
D.. P
Peem
miilliih
haan
nM
Meettood
daa P
Peen
nyyaam
mp
paaiiaan
nD
Dookku
um
meen
n
P
Peen
naaw
waarraan
n
PENANGGUNG JAWAB
Pemilihan metode ini masih merupakan bagian dari proses perencanaan pemilihan
penyedia barang/jasa. Sehingga ULP/Panitia Pengadaan yang mempunyai tugas dan
kewenangan
untuk pemilihan metode ini. Khusus pada bab ini akan diuraikan
OUTPUT
YANG
DIHASILKAN
PADA
TAHAP
PEMILIHAN
METODE
32
Modul 2
D. Pemilihan Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
Jenis Barang/Jasa
Dua Sampul
Dua Tahap
Barang
Pekerjaan
Konstruksi
Jasa Lainnya
Jasa konsultansi Badan usaha
Jasa konsultansi Perorangan
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam memilih salah satu alternatif metode
pemilihan penyedia barang/jasa adalah sebagai berikut :
1. Metode pemilihan penyedia barang/jasa sudah ditetapkan terlebih dahulu
2. Mengenali persyaratan penggunaan setiap alternatif metode Penyampaian
dokumen penawaran.
3. Memilih dan menetapkan salah satu metode penyampaian dokumen penawaran
yang sesuai.
Syarat Penggunaan
D.1.1.1 Pada Pemilihan Penyedia Barang atau Pekerjaan Konstruksi atau Jasa
Lainnya
33
Modul 2
D. Pemilihan Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
6. Pengadaan yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas
dalam Dokumen Pengadaan.
CONTOH :
Pengadaan pekerjaan konstruksi bangunan pada umumnya
Pengadaan barang yang tidak kompleks
D.1.1.2 Pada Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
D.1.2.1 Pada Pemilihan Penyedia Barang atau Pekerjaan Konstruksi atau Jasa
Lainnya
34
Modul 2
D. Pemilihan Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
atau
calon
penyedia
barang/pekerjaan
konstruksi/jasa
lainnya
menyampaikan Dokumen Penawaran yang terdiri dari satu sampul kepada ULP
baik secara langsung atau dikirim melalui jasa pengiriman dengan tata cara seperti
yang sudah ditetapkan.
D.1.2.2 Pada Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
35
Modul 2
D. Pemilihan Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
Syarat Penggunaan
36
Modul 2
D. Pemilihan Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
Diperlukan untuk menjaga agar evaluasi teknis jangan sampai terpengaruh oleh
besarnya penawaran harga.
Metoda Dua Sampul digunakan untuk pengadaan jasa konsultansi berbentuk badan
usaha yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Dibutuhkan penilaian yang terpisah antara persyaratan teknis dengan
penawaran biaya, agar penilaian penawaran biaya tidak mempengaruhi
penilaian teknis; atau
2. Pekerjaan bersifat kompleks sehingga diperlukan evaluasi teknis yang lebih
mendalam.
D.2.2
Penyampaian dokumen penawaran dua sampul terdiri dari langkah-langkah berikut ini:
1. Tata cara pemasukan dan pembukaan Dokumen Penawaran harus dituangkan
dengan jelas dalam Dokumen Pemilihan.
2. Dokumen Penawaran meliputi:
a. Sampul I (administrasi dan teknis), terdiri dari :
37
Modul 2
D. Pemilihan Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
38
Modul 2
D. Pemilihan Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
39
Modul 2
D. Pemilihan Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
11. Pada saat pembukaan dokumen penawaran, sampul II tidak boleh dibuka sebelum
hasil evaluasi pada sampul I selesai dilakukan dan diumumkan.
12. Sampul II yang dibuka adalah Sampul II dari peserta yang diundang untuk
pembukaan sampul II, yaitu penawaran yang lulus evaluasi teknis berdasarkan
hasil evaluasi penawaran pada sampul I. Sedangkan yang tidak diundang, sampul
II tidak boleh dibuka dan dikembalikan kepada peserta.
Syarat Penggunaan
Menurut Pasal 47 Perpres No.54/2010 dan perubahannya, Metode Dua Tahap hanya
digunakan untuk pengadaan barang atau pekerjaan konstruksi atau jasa lainnya.
Menggunakan metode dua tahap bila :
1. Pekerjaan bersifat Kompleks;
2. Pekerjaan berkaitan dengan tercapainya pemenuhan kriteria kinerja dari
keseluruhan sistem, termasuk pertimbangan kemudahan atau efisiensi
pengoperasian dan pemeliharaan peralatannya; dan/atau
3. Mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem dan disain penerapan
teknologi yang berbeda.
4. Membutuhkan waktu evaluasi teknis yang lama; dan/atau
5. Membutuhkan penyetaraan teknis.
Metode dua tahap dilakukan untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya
yang kompleks, di mana penawaran-penawaran teknis yang tidak setara akan mungkin
ditemukan, atau ketika disadari bahwa untuk memenuhi kinerja teknis tertentu yang
diharapkan terdapat beberapa solusi teknis yang sama-sama dapat diterima.
Mengingat kompleksnya pekerjaan tersebut spesifikasi teknis yang dapat disiapkan
oleh PPK pun masih berupa desain konseptual atau spesifikasi kinerja, belum
merupakan desain yang final dan terinci.
40
Modul 2
D. Pemilihan Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
Pada Tahap I penyedia barang/jasa yang lulus evaluasi kualifikasi (metode dua tahap
selalu didahului dengan prakualifikasi) diundang untuk memasukkan penawaran
administrasi dan teknis.
Selanjutnya ULP melakukan evaluasi administrasi dan teknis terhadap penawaranpenawaran tersebut. Evaluasi penawaran teknis dilakukan berdasarkan spesifikasi
teknis yang masih mengacu kepada desain konseptual yang telah disiapkan oleh PPK.
Sesuai dengan Perka LKPP No.14/2012, penawar-penawar yang dinyatakan lulus
evaluasi administrasi dan teknis, jika diperlukan, diundang untuk melakukan
penyetaraan. Penyetaraan hanya dapat dilakukan jika evaluasi penawaran teknis
menggunakan metode evaluasi sistem gugur dengan ambang batas. Untuk pelelangan
dua tahap yang menggunakan metode evaluasi teknis sistem nilai atau penilaian biaya
selama umur ekonomis tidak dilakukan penyetaraan teknis.
Dalam penyetaraan, dibahas spesifikasi yang telah disiapkan oleh PPK tersebut di
samping spesifikasi-spesifikasi teknis yang disiapkan oleh penawar, dengan para
penawar untuk mendapatkan suatu spesifikasi teknis baru (penyetaraan) yang dapat
memenuhi kebutuhan end-user.
Setiap kelemahan, syarat/kondisi yang berlebihan, dan karakteristik teknis yang tidak
memuaskan yang terdapat dalam spesifikasi teknis yang diajukan oleh para penawar,
ditunjukkan kepada para penawar yang bersangkutan. Para penawar kemudian
diperkenankan merevisi atau menyesuaikan spesifikasi teknisnya dengan ketentuanketentuan ULP.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa semua penawaran teknis telah
sesuai dengan standar teknis dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan teknis yang diminta
pihak ULP dan telah disepakati bersama.
Penawar yang tidak dapat atau tidak bersedia memenuhi kesepakatan teknis tersebut
dapat ditolak. Penawar yang bersedia memenuhi kesepakatan teknis dinyatakan lulus
teknis dan memperoleh nilai teknis yang sama. Penawar yang dinyatakan lulus teknis
selanjutnya diundang untuk memasukkan penawaran harga berdasarkan spesifikasi
teknis revisi tersebut.
41
Modul 2
D. Pemilihan Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
Untuk metode pelelangan dua tahap yang tidak melalui penyetaraan, para penawar yang
telah lulus evaluasi administrasi dan teknis (berdasarkan desain konseptual) diundang
untuk memasukkan penawaran harga.
Tahap II dalam metode ini dimulai dengan pemasukan penawaran harga yang dibuka di
hadapan para peserta pelelangan pada tanggal dan waktu yang telah ditetapkan dalam
dokumen pemilihan. Jika menggunakan evaluasi sistem gugur penawar yang
menawarkan harga terendah setelah koreksi aritmatik diusulkan sebagai pemenang.
ULP hendaknya memberi waktu yang cukup untuk menyiapkan penawaran harga
berdasarkan penawaran teknis revisi tersebut.
Jika menggunakan sistem nilai, ULP menggabungkan nilai teknis dari masing-masing
penawar dengan nilai harga penawarannya dan menunjuk penawar dengan nilai
tertinggi sebagai pemenang.
Untuk sistem penilaian biaya selama umur ekonomis ULP menunjuk penawar yang
menawarkan harga hasil evaluasi terendah (yang sudah termasuk harga jual, biaya
operasional, biaya pemeliharaan selama umur ekonomis barang tersebut dikurangi
harga jual kembali) sebagai pemenang.
Sebagai contoh untuk pekerjaan : rancang bangun rekayasa dan pembangkit tenaga
listrik, perancangan jembatan bentang lebar, penyelenggaraan pameran berskala
internasional.
Catatan: Metode pelelangan dua tahap yang digunakan di Bank Dunia dan ADB agak
sedikit berbeda dengan yang tercantum dalam Perpres No.54/2010. Perbedaannya
terutama pada Tahap I. Dalam Perpres No.54/2010 dan perubahannya khususnya dalam
Perka LKPP No.14/2012 dijelaskan bahwa dalam Tahap I penawar-penawar yang
dinyatakan lulus evaluasi administrasi dan teknis (berdasarkan spesifikasi teknis yang
mengacu kepada desain konseptual), jika diperlukan, diundang untuk melakukan
penyetaraan. Dengan demikian ada penawar yang gugur dalam evaluasi Tahap I.
Dalam Procurement Guidelines Bank Dunia dan ADB evaluasi teknis awal berdasarkan
desain konseptual atau spesifikasi kinerja belum menggugurkan penawaran.
42
Modul 2
D. Pemilihan Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
Menurut Guidelines Bank Dunia dan ADB, pada Tahap I ULP bersama para penawar
membahas gabungan spesifikasi teknis berdasarkan desain konseptual tersebut dengan
spesifkasi-spesifikasi teknis yang ditawarkan oleh para penawar untuk memperoleh
spesifikasi teknis baru (spesifikasi teknis hasil penyetaraan) yang akan dituangkan ke
dalam dokumen pemilihan revisi.
Dengan spesifikasi teknis yang baru ini evaluasi selanjutnya dilakukan seperti metode
satu sampul. Dalam metode satu sampul, dokumen pemilihan telah memuat satu
spesifikasi teknis final yang dijadikan acuan bagi para penawar untuk memasukkan
penawaran. Di sini pun spesifikasi teknis yang ditawarkan oleh para penawar tidak
harus persis sama dengan spesifikasi teknis yang terdapat dalam dokumen pemilihan.
D.3.2
Penyampaian dokumen penawaran dengan metode dua tahap terdiri dari langkahlangkah yang akan dijelaskan berikut ini.
D.3.2.1 Tahap I
43
Modul 2
D. Pemilihan Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
melalui jasa pengiriman kepada ULP sesuai jadwal dan tata cara yang sudah
ditetapkan.
D.3.2.2 Tahap II
44
Modul 2
D. Pemilihan Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
45
Modul 2
E. Pemilihan Metode Evaluasi Penawaran
EE.. P
Peem
miilliih
haan
nM
Meettood
dee EEvvaallu
uaassii P
Peen
naaw
waarraan
n
Pemilihan sistem pengadaan yang meliputi :
PENANGGUNG JAWAB
Pemilihan metode ini masih merupakan bagian dari proses perencanaan pemilihan
penyedia barang/jasa. Sehingga ULP/Panitia Pengadaan yang mempunyai tugas dan
kewenangan
untuk pemilihan metode ini. Khusus pada bab ini akan diuraikan
OUTPUT
YANG
DIHASILKAN
PADA
TAHAP
PEMILIHAN
METODE
EVALUASI PENAWARAN
Output yang dihasilkan pada proses pemilihan metode adalah ditetapkannya Metode
Evaluasi Penawaran yang akan digunakan pada proses pelaksanaan pemilihan penyedia
barang/jasa.
46
Modul 2
E. Pemilihan Metode Evaluasi Penawaran
E.1 Metode
Evaluasi
Penawaran
untuk
Pemilihan
Penyedia
A. Syarat Penggunaan
1. Evaluasi penawaran dengan sistem gugur dapat dilakukan untuk hampir seluruh
pengadaan. Sistem gugur merupakan evaluasi penawaran dengan memeriksa
dan membandingkan dokumen penawaran dengan ketentuan persyaratan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan. Urutannya dimulai dengan evaluasi
administrasi yang apabila memenuhi syarat dinyatakan lulus administrasi dan
dilanjutkan dengan evaluasi teknis. Apabila penawaran tersebut tidak memenuhi
persyaratan administrasi, penawaran itu dinyatakan gugur administrasi dan
terhadapnya tidak dilakukan evaluasi teknis. Terhadap penawaran yang lulus
evaluasi teknis selanjutnya dilakukan evaluasi harga dan jika tidak lulus
evaluasi teknis dinyatakan gugur teknis. Penawaran yang tidak lulus evaluasi
harga, misalnya harganya di atas HPS, dinyatakan gugur.
47
Modul 2
E. Pemilihan Metode Evaluasi Penawaran
A. Syarat Penggunaan
a. Evaluasi penawaran dengan sistem nilai digunakan untuk pengadaan
kompleks yang memperhitungkan keunggulan teknis sepadan dengan
harganya, mengingat penawaran harga sangat dipengaruhi oleh kualitas
teknis. Sistem nilai dapat digunakan untuk pengadaan barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya. Untuk pengadaan barang, kriteria untuk berbagai
unsur teknis dapat mencakup hal- hal yang berkaitan dengan pelayanan
purna jual, kecepatan waktu pemasokan, tingkat penggunaan enerji, tingkat
kandungan bahan berbahaya dsb. Penyedia yang memiliki layanan purna
jual paling lengkap tentu mendapat nilai lebih dari pada yang tidak lengkap.
48
Modul 2
E. Pemilihan Metode Evaluasi Penawaran
Demikian pula waktu pemasokan yang lebih cepat mendapat nilai lebih
tinggi. Barang yang menggunakan enerji (misalkan tenaga listrik, watt)
yang lebih sedikit tentu dapat dihitung berapa rupiah selisihnya dengan
barang yang menggunakan watt lebih besar dalam kurun waktu masa
hidupnya barang tersebut (mis dalam 10.000 kilowattjam). Hal ini dapat
dikuantifikasi untuk menetapkan bobot yang wajar yang diberikan kepada
unsur ini ketika selisih tersebut dibandingkan dengan harga jual. Demikian
pula kandungan bahan berbahaya, jika ada, yang terdapat dalam barang
yang ditawarkan, dapat diberikan bobot (negatif) tertentu; yang paling
sedikit mengandung bahan berbahaya memperoleh nilai tertinggi. Untuk
mendapatklan informasi tentang hal ini PPK atau ULP dapat menghubungi
berbagai lembaga peduli lingkungan internasional seperti Energy Star,
EPEAT, Blue Angel, Nordic Swan, dsb yang dapat diakses melalui internet.
49
Modul 2
E. Pemilihan Metode Evaluasi Penawaran
memperoleh nilai di atas atau sama dengan nilai ambang batas lulus.
d. Rincian unsur dan sub unsur berserta besaran bobot teknis dan harga, tata
cara, kriteria serta formula perhitungan harus dijelaskan dan dicantumkan
dalam Dokumen Pemilihan sebagai dasar ULP untuk melakukan evaluasi
penawaranBerdasarkan hasil evaluasi tersebut, ULP membuat daftar urutan
penawaran, yang dimulai dari urutan penawaran yang memiliki nilai bobot
teknis dan harga tertinggi.
e. ULP menetapkan calon pemenang berdasarkan urutan penawaran yang
memiliki nilai gabungan (teknis dan harga) tertinggi.
E.1.3
A. Syarat Penggunaan
Digunakan untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang
memperhitungkan faktor-faktor harga jual, harga jual kembali, serta biaya operasi
dan pemeliharaan selama umur ekonomis barang atau pekerjaan konstruksi
tersebut.
1. Evaluasi Administrasi.
a. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang tidak terlambat..
50
Modul 2
E. Pemilihan Metode Evaluasi Penawaran
2. Evaluasi Teknis.
a. Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi
persyaratan administrasi
b. Evaluasi teknis dilakukan terhadap pemenuhan syarat teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan (tidak dikurangi, ditambah dan/atau
diubah).
c. Bila menggunakan nilai ambang batas lulus, evaluasi teknis dilakukan
dengan memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.
d. Hasil evaluasi teknis menghasilkan dua kesimpulan yaitu memenuhi syarat
teknis atau tidak memenuhi syarat teknis.
3. Evaluasi Harga
a. Evaluasi harga hanya dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan
memenuhi syarat administrasi dan teknis.
b. Unsur harga yang dinilai telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.
Penyedia
barang/pekerjaan
konstruksi/jasa
lainnya
harus
sudah
51
Modul 2
E. Pemilihan Metode Evaluasi Penawaran
d.
e. Berdasarkan hasil evaluasi harga, ULP membuat daftar urutan penawaran
yang dimulai dari urutan harga evaluasi (harga total) terendah dan
mengusulkan penawar dengan harga evaluasi (harga total) terendah yang
responsif sebagai calon pemenang. Harga total terendah tidak berarti harga
jual terendah; sebab terdapat kemungkinan ada barang yang harga jualnya
(harga beli, dari sisi ULP) rendah namun biaya operasional dan biaya
perawatannya tinggi. Kontrak pengadaan barang ditandatangani dengan
menggunakan harga jual yang ditawarkan oleh penyedia yang dinyatakan
sebagai pemenang. Hal yang sama juga berlaku untuk pekerjaan konstruksi
dan jasa lainnya.
f. .
A. Syarat Penggunaan
Metode evaluasi berdasarkan kualitas digunakan untuk pemilihan penyedia jasa
konsultansi dengan sifat pekerjaan sebagai berikut :
1. Memerlukan inovasi
2. Kompleks
3. Menggunakan teknologi tinggi,
4. Kualitas usulan merupakan faktor yang menentukan terhadap outcome secara
keseluruhan,
5. Lingkup pekerjaan sulit ditetapkan dalam kerangka acuan kerja (KAK).
Di samping itu ketentuan lainnya adalah penyampaian Dokumen Penawaran
menggunakan metoda 2 (dua) sampul.
Sebagai contoh: desain pembuatan pembangkit tenaga listrik, perencanaan
terowongan di bawah laut, dan desain pembangunan bandara internasional;
52
Modul 2
E. Pemilihan Metode Evaluasi Penawaran
A. Syarat Penggunaan
1. Metoda evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya digunakan untuk pekerjaan yang
lingkup, keluaran (output), waktu penugasan, dan hal-hal lain dapat diperkirakan
dengan baik dalam KAK, serta besarnya biaya dapat ditentukan dengan tepat.
Sebagai contoh: desain jaringan irigasi primer, desain jalan, studi kelayakan,
konsultansi manajemen, dan supervisi bangunan non-gedung.
2. Digunakan bagi pekerjaan jasa konsultansi yang jumlah maupun kualifikasi
tenaga ahli yang diperlukan sudah diketahui secara pasti.
3. Penyampaian Dokumen Penawaran menggunakan metode 2 (dua) sampul.
53
Modul 2
E. Pemilihan Metode Evaluasi Penawaran
- pembobotan nilai/skor teknis dan biaya sesuai dengan bobot yang telah
ditentukan dalam Dokumen Pemilihan. Pada saat menyusun Dokumen
Pemilihan, acuan yang digunakan untuk pembobotan sesuai dengan rentang
sebagai berikut:
A. Syarat Penggunaan
1. Digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana, standar, dapat didefinisikan
dan diperinci dengan tepat, meliputi: waktu penugasan, kebutuhan tenaga ahli
dan input lainnya serta anggarannya tidak melampaui pagu tertentu.
Sebagai contoh: pekerjaan disain dan supervisi bangunan gedung serta
pekerjaan survei dan pemetaan skala kecil, dan lain-lain yang serupa.
2. Digunakan untuk pekerjaan jasa konsultansi yang sederhana dan dana terbatas.
3. Metode penyampaian dokumen penawaran menggunakan 1 (satu) sampul.
54
Modul 2
E. Pemilihan Metode Evaluasi Penawaran
evaluasi biaya terendah : terhadap penawaran yang telah lulus ambang batas
nilai teknis (passing grade) dan memiliki penawaran biaya terkoreksi paling
rendah;
55
Modul 2
F. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
FF.. K
Koon
nttrraakk P
Peen
ng
gaad
daaaan
nB
Baarraan
ng
g//JJaassaa
F.1 Bentuk Kontrak atau Perjanjian Tertulis
Kontrak pengadaan barang/jasa yang selanjutnya disebut kontrak perjanjian tertulis
antara PPK dengan PenyediaBarang/Jasa atau pelaksana Swakelola. Bentuk perjanjian
tergantung pada nilai transaksi antara PPK dengan penyedia jasa. Bentuk perjanjian
atau dalam Perpres No.70/2012 pasal 55 disebut sebagai bukti perjanjian terdiri dari 4
(empat) jenis, yaitu :
a. Bukti Pembelian
Digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang nilainya sampai dengan Rp
10.000.000,-- (sepuluh juta rupiah)
b. Kuitansi
Digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang nilainya sampai dengan Rp
50.000.000,-- ( lima puluh juta rupiah)
c. Surat Perintah Kerja (SPK).
Untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang
nilainya sampai dengan Rp200.000.000,-- ( dua ratus juta rupiah)
Untuk pengadaan jasa konsultansi yang nilainya sampai dengan Rp
50.000.000,-- (lima puluh juta rupiah)
d. Surat Perjanjian.
Untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang
nilainya di atas Rp200.000.000,-- ( duaratus juta rupiah)
Untuk pengadaan jasa konsultansi yang nilainya di atas Rp50.000.000,-(lima puluh juta rupiah)
Tata cara dan ketentuan pembuatan bukti perjanjian untuk butir a dan b, dalam bukti
perjanjian tersebut minimal mengandung informasi :
a. Identitas penyedia barang/jasa harus lengkap dan jelas
b. Uraian tentang barang/jasa yang diadakan
c. Tanggal transaksi
d. Menggunakan materai sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
e. Informasi lain yang dianggap perlu.
56
Modul 2
F. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
jenis
kontrak
yang
dapat
dipergunakan.
Jenis-jenis
kontrak
dan
Dasar
Penggolongan
Kontrak berdasarkan
cara pembayaran
Digunakan
Jenis Kontrak
Pengadaan
a. Kontrak lumpsum
B, PK, JK-B, JL
Kontrak berdasarkan
pembebanan tahun
anggaran
Kontrak berdasarkan
sumber pendanaan
Kontrak berdasarkan
jenis pekerjaan
Untuk
terima
JK-B, JK-O, JL
jadi
B, PK, JL
i.
j.
k. Kontrak
pengadaan
B, PK, JK-B, JK-O, JL
pekerjaan tunggal
l.
Kontrak
pengadaan
B, PK, JK-B, JK-O, JL
pekerjaan terinterasi
57
Modul 2
F. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
PENANGGUNG JAWAB
Sesuai dengan pasal 50 Perpres No.70/2012, PPK menetapkan jenis kontrak pengadaan
barang/jasa
menetapkan
khusus
dan/atau
pekerjaan
yang
bernilai
di
atas
58
Modul 2
F. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
F.2.1
Jenis-jenis kontrak berdasarkan cara pembayaran terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu :
A. Kontrak Lumpsum
B. Kontrak Harga Satuan
C. Kontrak Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan
D. Kontrak Persentase
E. Kontrak Terima Jadi (Turnkey)
A. Kontrak Lumpsum
Kontrak lumpsum merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga;
b. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa;
c. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai
dengan isi kontrak;
d. Sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output based);
e. Total harga penawaran bersifat mengikat; dan
f. Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang.
CONTOH :
Pengadaan kendaraan bermotor;
Pengadaan patung;
Konstruksi bangunan sederhana, seperti ruang kelas;
Pembuatan aplikasi komputer
59
Modul 2
F. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
D. Kontrak Persentase
Kontrak Persentase merupakan Kontrak yang digunakan untuk penyedia Jasa
Konsultansi/Jasa Lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya menerima imbalan berdasarkan
persentase dari nilai pekerjaan tertentu; dan
b.
Syarat bisa digunakannya kontrak jenis ini adalah adanya obyek pekerjaan yang
dikerjakan oleh penyedia jasa konsultansi/jasa lainnya yang akan digunakan sebagai
acuan prosentase.
CONTOH :
Perencanaan dan pengawasan bangunan gedung pemerintah. Maka nilai
bangunan dapat digunakan sebagai acuan prosentase sehingga fee terhadap
konsultan perencana dan pengawas bisa disepakati sebesar sekian persen dari
nilai bangunan.
Pekerjaan Advokat, maka nilai obyek yang advokasi dapat digunakan sebagai
acuan prosentase untuk menentukan imbalan bagi jasa konsultansi advokasi
yang diberikan.
60
Modul 2
F. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
Konsultan Penilai (appraisal), maka nilai obyek yang dinilai dapat digunakan
sebagai acuan prosentase untuk menentukan imbalan bagi jasa konsultansi
penilai yang diberikan.
Jenis-jenis kontrak berdasarkan pembebanan tahun anggran terdiri dari 2 (dua) jenis,
yaitu :
A. Kontrak Tahun Tunggal
B. Kontrak Tahun Jamak
Keuangan
untuk
kegiatan
yang
nilainya
diatas
61
Modul 2
F. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
penanaman benih/bibit,
penghijauan,
b. Kontrak Tahun Jamak pada pemerintah daerah disetujui oleh Kepala Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
F.2.3
Jenis-jenis kontrak berdasarkan sumber pendanaan terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu :
A. Kontrak Pengadaan Tunggal
B. Kontrak Pengadaan Bersama
C. Kontrak Payung (framework contract)
A. Kontrak Pengadaan Tunggal
Kontrak Pengadaan Tunggal merupakan Kontrak yang dibuat oleh 1 (satu) PPK dengan
1 (satu) Penyedia Barang/Jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam
waktu tertentu.
B. Kontrak Pengadaan Bersama
Kontrak Pengadaan Bersama merupakan Kontrak antara beberapa PPK dengan 1 (satu)
Penyedia Barang/Jasa untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu tertentu, sesuai
dengan kebutuhan masing-masing PPK yang menandatangani Kontrak.
Tujuan penggunaan kontrak pengadaan bersama dimaksudkan untuk meningkatkan
efisiensi. Pelaksanaan maupun penganggaran diadakan dalam rangka pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa yang sumber pendanaannya berasal dari beberapa K/L/D/I (cofinancing) oleh beberapa PPK dengan sumber dana yang berbeda (APBN-APBN,
APBD-APBD, APBN-APBD). Tanggung jawab dan pembagian beban anggaran harus
dijelaskan dan diatur dalam Kontrak sesuai dengan karakteristik pekerjaan.
CONTOH : Pengadaan ATK, obat, peralatan kantor, komputer.
62
Modul 2
F. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
Jenis-jenis kontrak berdasarkan jenis pekerjaan terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu :
A. Kontrak Pengadaan PekerjaanTunggal
B. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi
63
Modul 2
F. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
Rancang
Bangun
Konstruksi
(Engineering
Procurement
Rancang-Bangun-Operasi-
Pemeliharaan
(Design-Build-Operate-
64
Modul 2
G. Latihan Kelompok
G
G.. LLaattiih
haan
nK
Keelloom
mp
pookk
65
Modul 2
H. Tes
H
H.. TTeess
66
Modul 2
Lampiran
LLaam
mp
piirraan
n
67