Anda di halaman 1dari 2

PENCEGAHAN PNEUMONIA BERHUBUNGAN DENGAN

PEMAKAIAN VENTILATOR (VENTILATOR ASSOCIATED


PNEUMONIA)
Revisi:
Halaman:
No. Dokumen:
SPO/PPIRS/113/13
00
1/2
Tanggal Terbit:
SPO

Ditetapkan:
Direktur

2 Oktober 2013

Pengertian

VAP (Ventilator associated Pneumonia) adalah pasien yang setelah


pemakaian ventilator mekanik > 48 jam menunjukkan tanda dan gejala
infeksi saluran napas bawah yang mengenai parenkim paru dan sebelumnya
tidak ditemukan tanda tanda infeksi saluran napas.

Tujuan

1.
2.

Untuk menurunkan angka infeksi peneumonia pada pasien yang


terpasang ventilator dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
dengan menekan angka infeksi serendah mungkin
Menghentikan penyebaran infeksi

Kebijakan

1. SK Menkes No. 270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Manajerial


PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
2. SK Menkes No. 382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan
PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
3. SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
4. SK Menkes 1165.A/Menkes/SK/X/2004 tentang KARS.
5. SE Dirjen Bina Yanmed No.HK.03.01/III/3744/08 tentang Pembentukan
Komite PPIRS dan Tim PPIRS.
6. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
7. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Prosedur

1.

Pencegahan kontaminasi silang


a. Seluruh petugas kesehatan (dokter, perawat ) melakukan kebersihan
tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, pada saat
pemasangan Endotracheal Tube ( ETT), Nasogastrik Tube (NGT),
suctioning bronchoscopy.
b. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, sarung tangan
dan goegle alat pelindung mata (jika diperlukan).
c. Gunakan air yang steril untuk humifikasi.

PENCEGAHAN PNEUMONIA BERHUBUNGAN DENGAN


PEMAKAIAN VENTILATOR (VENTILATOR ASSOCIATED
PNEUMONIA)
No. Dokumen:
SPO/PPIRS/113/13
2.

Revisi:
00

Halaman:
2/2

Pengisapan secret saluran napas


a. Pengisapan secret pernapasan dilakukan hanya bila diperlukan,
karena pengisapan yang terus menerus akan meningktakan risiko
kontaminasi silang dan trauma.
b. Pengisapan secret saluran napas tidak boleh dilakukan dengan
tangan langsung melainkan menggunakan sarung tangan steril.
c. Setiap kali mengisap secret saluran napas, gunakan kateter yang
steril atau kalau pemakaian hanya dalam waktu singkat maka kateter
dapat dipakai ulang setelah dibilas serta dibersihkan.
d. Bila terdapat secret yang kental dan kateter pengisap memerlukan
bilasan, maka untuk membilas gunakan cairan steril.
3. Pencegahan gastric refluks :
a. Berikan posisi semi recumbent 30 45C.
b. Enteral feeding.
4. Airway manajemen
a. Lepaskan ETT pasien sesegara mungkin.
b. Hindari Re intubasi.
c. Jika memungkinkan gunakan non invasive positif pressure
ventilation secara kontinius melalui face / nose mask sebagai
pengganti intubasi.
d. Lakukan suction bila diperlukan dan mempertahankan tehnik
aseptik.
e. Gunakan cairan steril untuk membersihkan kateter suction jika
dimasukkan kembali ke ETT tube.
f. Lakukan oral hygiene dengan chlorhexidine 2% tiap 4 jam.
5. Maintenance peralatan
a. Ganti segera sirkuit ventilator bila kotor.
b. Bersihkan dan desinfeksi semua peralatan dan alat ventilasi
mekanik secara tepat
6. Pemberian obat obatan
a. Hindari penggunaan antimikroba yang tidak perlu.
b. Gunakan antimikroba yang sesuai pada pasien berisiko tinggi.
c. Batasi pemberian profilaksis tukak lambung pada pasien berisiko
tinggi.
d. Gunakan antimikroba untuk dekontaminasi saluran cerna secara
selektif.
e. Lakukan oral hygiene dengan menggunakan clorhexydine 2%.

Unit Terkait

Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai