Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tugas 02
Soal 1
A1. Battery Limit Platform ke Darat
Battery limit antara platform dengan darat dapat ditentukan dengan letak valve yang
menghubungkan antara pipa penyalur di laut dengan pipa penyalur di daratan. Aturan ini
berlaku berdasarkan kode DNV OS F101 tentan pipa penyalur gas. Lebih detail ditunjukkan
pada Gambar 1
Spool
Tie-in
15511058
M. Randal Tarigan
15511058
M. Randal Tarigan
15511058
M. Randal Tarigan
Gambar 5
Gambar 6
15511058
M. Randal Tarigan
Main
Line
Kicker
Line
Pig
Trap
Line
Main
Line
Valve
Gambar 8
15511058
M. Randal Tarigan
Gambar 9
Langkah 3. Buka Valve pada Kicker Line Agar Fluida dapat mengalir ke arah Trap Line
Gambar 10
Langkah 4. Tunggu hingga fluida mencapai tingkat tekanan tertentu agar dapat mengaliri Pig
Gambar 11
15511058
M. Randal Tarigan
Setelah itu Pig akan mengalir melalui Pipeline dan melakukan Fungsinya
Gambar 12
Langkah 6. Setelah melakukan tugasnya, Pig akan berhenti dan dapat diambil melalui Pig Receiver.
Gambar 13
Langkah 7. Mekanisme Pig Receiver seperti berikut, tutup Main Line Valve pada Trap Line agar fluida
menuju Pig Trap Line terhenti, setelah itu buang fluida pada pig trap baik secara vaporized
untuk gas atau manual untuk fluida jenis lainnya. Lalu Pig dapat kita ambil kembali.
Main Line
Valve
Gambar 14
15511058
M. Randal Tarigan
Soal 2
a.
Diketahui :
Ditanyakan:
= 32 inch
= 52000 psi
= 200 Gpa
Jawab :
Bending Stress
=
.
2. .
200. 0,8128
2 . 0,1 . 0,358
Jansen VH
=
3. .
4.
3.200.0,8128
4 . 0,0358
15511058
M. Randal Tarigan
Diketahui :
Ditanyakan:
= 32 inch
= 65000 psi
= 200 Gpa
Jawab :
Bending Stress
=
.
2. .
200. 0,8128
2 . 0,1 . 0,448
Jansen VH
=
3. .
4.
3.200.0,8128
4 . 0,0448
15511058
M. Randal Tarigan
Soal 3
a. Dengan asumsi skala yang digunakan adalah 1 : 66,67 (skala google maps) berikut rute pipa yang
dipilih (Peta tercantum pada bagian belakang halaman ini) Berikut pertimbangan tiap titik yang
ditandai dalam peta
Titik A : pada titik ini yang menajdi bahan pertimbangan adalah jarak pipeline dengan paltform
eksisting. Dengan menggunakan rute ini jaral antara pipa penyalur dengan paltform > 500 m
sehingga aman.
Titik B : pada titik ini pipa penyalur akan crossing dengan pipa eksisting. Dengan sudut crossing
yang melebihi 20o maka jalur dapat dikatakan aman.
Titik C : da titik ini pipa penyalur akan crossing dengan pipa eksisting. Dengan sudut crossing yang
melebihi 20o maka jalur dapat dikatakan aman.
Titik D : pipa akan melewati perbedaan ketinggian batimetri, dalam aturan ini diusahakan pipa
terletak tegak lurus dengan batimetri untuk menghindari longsoran. Dalam gambar, rute pipa
penyalur memang dibuat tegak lurus dengan batimetri sehingga dapat dikatakan aman.
Titik E : Dalam gambar, rute pipa penyalur memang dibuat tegak lurus dengan batimetri sehingga
dapat dikatakan aman. Untuk radius kurvaturediasumsikan pipa yang digunakan sama dengan
nomor 2 yaitu API 5L X 52, radius of kurvature yang tercantum lebih dari 1,5 km sehingga aman.
Titik F : Dalam gambar, rute pipa penyalur memang dibuat tegak lurus dengan batimetri sehingga
dapat dikatakan aman.
Titik G : Dalam gambar, rute pipa penyalur berada di perbedaan ketinggian batimetri. Namun
karena perbedaan ketinggiannya tidak terlalu besar maka dapat dikatakan aman.
Titik H : Jarak antara pipa penyalur dengan bangkai kapal masih leboh dari batas minimum 500 m,
sehingga dapat dikatakan aman.
Titik I : Dalam gambar, rute pipa penyalur berada di perbedaan ketinggian batimetri. Namun
karena perbedaan ketinggiannya tidak terlalu besar maka dapat dikatakan aman. Untuk radius
kurvaturediasumsikan pipa yang digunakan sama dengan nomor 2 yaitu API 5L X 52, radius of
kurvature yang tercantum lebih dari 1,5 km sehingga aman
Titik J : Dalam gambar, rute pipa penyalur berada di perbedaan ketinggian batimetri. Namun
karena perbedaan ketinggiannya tidak terlalu besar maka dapat dikatakan aman.
Titik K : Dalam gambar, rute pipa penyalur memang dibuat tegak lurus dengan batimetri sehingga
dapat dikatakan aman
Titik L : Dalam gambar, rute pipa penyalur memang dibuat tegak lurus dengan batimetri sehingga
dapat dikatakan aman.
Dengan skala tersebut, total panjang pipa dengan menghitung panjang busur radius kurvatur
adalah 125,13 km
15511058
M. Randal Tarigan
15511058
M. Randal Tarigan
Soal 4
4a. Rules Of Thumb pemilihan rute pipa penyalur bawah laut berdasarkan prioritas
adalah sebagai berikut :
1.
The Safest
Rute yang dipilih haruslah rute yang paling aman dengan cara menimimalisir resiko kerusakan
pada pipa. Baik pada saat proses instalasi maupun saat pipa penyalur sudah beroperasi.
Jalur paling optimum pada pipeline ditentukan berdasarkan beberapa hasil survey pada jalurjalur yang kemungkinan akan dilewati oleh pipa penyalur. Salah satu hasil survey yang
menentukan adalah survey geohazard yang ditunjukkan dalam Gambar 15
Gambar 15 Geohazard
Jika menemukan sebuah kontur yang menjorok, sebaiknya pipa penyalur diletakkan secara
tegak lurus terhadap batimetri. Hal ini dilakukan agar saat terjadi longsor di pernukaan dasar
laut pipa penyalur tidak terkena longsoran tersebut.
2.
The Shortest
Pilihlah jalur pipa penyalur yang paling pendek agar dapat mengurangi material pipa. Hal ini
akan berdampak besar pada keseluruhan biaya proyek yang dikerjakan.
Dengan memilih jalur yang paling pendek kita dapat memperkecil kemungkinan hilangnya
tekanan yang berlebihan pada pipa penyalur
Meminimalisir resiko saat proses instalasi. Dengan memilih rute paling pendek, kita dapat
memperkecil kemungkinan bertemunya jalur pipa penyalur yang kita inginkan dengan faktorfaktor yang membahayakan seperti pada nomor a.
15511058
M. Randal Tarigan
4.
Minimize Cost
Sebuah proyek akan berorientasi pada biaya yang berasal dari beberapa kegiatan proyek
tersebut. Meminimalisr biaya proyek dapat dilakukan dengancara mengikuti rules of thumb
sebelumnya.
Dengan rules of thumb di atas, dapat dituliskan beberapa kriteria pemilihan rute pipa penyalur
agar optimal
a. Water depth, kedalaman akan berpengaruh pada sulit atau tidaknya proses intalasi yang
akan dilakukan.
b. Seabed Features, seperti yang dijelaskan pada nomor 4d. Seabed feature sebaik mungkin
dihindari agar pipa penyalur tidak mengenai seabed feature tersebut.
c. Existing Facilities, jarak pipa penyalur dengan existing faciities seperti offshore platform
atau subsea wellheads minimum harus 500 m
d. Third Parties, pihak ketiga seperti nelayang, angkatan laut dan lain-lain menjadi salah
satu pertimbangan dalam pemilihan rute pipa penyalur
e. Installation Contraints, kemampuan barge dalam proses instalasi akan mempengaruhi
jenis rute yang akan kita pilih
f.
Shore Crossing, pada asaat pipa penyalur bawah laut akan menyambung dengan pipa
penyalur di daratan, kita harus memerhatikan letak pemukiman di daerah tersebut.
g. Future Marine Developments & Activities, penentuan rute pipa penyalur harus
mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan
pembangunan
fasilitasfasilitas
15511058
M. Randal Tarigan
4b.
1.
Survey Geoteknik
Seabed Cone Penetration Test (CPT)
Metode investigasi tanah jenis ini adalah memasukkan sebuah instrumen berbentuk kerucut yang ke
dasar laut dengan kecepatan 20 mm/s (ditunjukkan Gambar 16). Pada alat CPT yang paling umum,
sensor pada alat ini akan mengukur besar gaya end-bearing (qc) dan gaya friksi (fs) yang ditransmisikan
melalui umbilical cable ke kapal surveyor diatasnya untuk kemudian akan menjadi data tanah.
Gambar 16 CPT
Ada beberapa jenis cone yang berbeda berdasarkan fungsinya yang dapat digunakan dalam survey
tanah, yaitu Piecozone penetrometer, Friction cone, Temperature cone, Pecozone, Seismic Cone dan
Electrical Conductivity Cone.
Berdasarkan literatur http://www.conepenetration.com/online-book/offshore-testing/seabed-conepenetration-test-systems , salah satu jenis survey CPT yang digunakan adalah tipe Metoda Wheel
Drive CPT Units. Berikut mekanisma kerja Wheel Drive CPT Units
Sistem ini dapat digunakan hingga kedalaman dasar laut 2000m dan dapat masuk ke dasar laut sjauh
40 m. Wheel-drive CPT system terdiri dari sebuah struktur framing yang terintegrasi dengan profil
dasar laut, alat-alat kontrol elektronil dan alat pengumpulan data. Cone akan didorong terus ke dalam
dasar laut menggunakan listrik yang ditransmisikan dari vessel di atasnya lalu cone akan mengirimkan
data hasil survey kembali ke vessel seperti ditunjukkan Gambar 17. Kedalaman yang dapat dtitempuh
alat ini untuk jenis tanah tanah berpasir dapat mencapai kedalaman 20 m. Sedangkan untuk tanah
yang lebih lunak yaitu tanah lempung yang telah berkonsolidasi dapat menempuh kedalaman 30 m
hingga 60 m.
15511058
M. Randal Tarigan
2.
Pada dasarnya sistem ini bertujuan untuk mendapatkan jenis data tanah dengan cara memukul tanah
dengan sebuah hammer. Sistem ini menjadikan jumlah pukulan pada tanah dan penurunan yang
terjadi sebagai acuan untuk menentukan jenis tanah seperti ditunjukkan pada Gambar 18
Gambar 18 SPT
3.
Sistem ini bekerja dengan cara mengambil sebuah sample tanah dibeberapa kedalaman lapisan tanah
setelah itu, sample tersebut akan dianalisis beberapa parameternya untuk menentukan jenis lapisanlapisan tanah seperti ditunjukkan Gambar 19
15511058
M. Randal Tarigan
c.
c1.
b. Tow cable, berupa umbilical cable yang mentransmisikan data dari towed fish ke
topside processing unit.
c. Topside Processing unit, sebagai penerima data hasil survei towed fish
15511058
M. Randal Tarigan
C2.
Sub-bottom Profiers
Sub-Bottom Profilers (Gambar 22) digunakan di industri survey untuk kegiatan survey profil
dasr laut.
15511058
M. Randal Tarigan
Boomers
Dibandingkan dengan pinger, instrumen ini memiliki band sumber akustik yang lebih luas,
antara 500 Hz sampai 5 kHz, dan biasanya dapat menembus dasar laut untuk antara 30 m dan
15511058
M. Randal Tarigan
Gambar 24
Gambar 25
C3.
Magnetometer
Magnetometer berfungsi untuk menemukan benda-benda metal di dasar laut seperti pipeline
dan cable crossing, dan ranjau yang tertinggal. Magnetometer ditunjukkan pada Gambar
15511058
M. Randal Tarigan
Gambar 26
Proses Survey
Proses survey yang dilakukan adalah dengan menarik magnetometer dengan kapal yang
diatasnya menggunakan umbilical cable. Data yang didapatkan langsung diterima oleh
control room di kapal.
Output Survey
Output dari jenis survey ini adalah letak metal yang ada di dasar lau
4d.
Seabed Feature
15511058
M. Randal Tarigan
No
Seabed
Features
KL-4220Definisi
PIPA BAWAH LAUT
Tugas 02
Patahan aktif. Saat terjadi gempa,
patahan yang ada di dasar laut uni dapat
bergerak dan jika bergeraknya secara
horizontal dapat menyebabkan pipa
patah
Active Faults
Boulders Fields
Gas Hydrate
Landslide
Mine Fields
Mud Volcanoes
15511058
M. Randal Tarigan
Gambar
Pock-marks
Sand Waves
Scarp
10
Seabed
Undulation
15511058
M. Randal Tarigan
On-Bottom Roughness analysis adalah analisis yang diperlukan untuk menganalisa interaksi
antara pipeline dengan profile seabed, apakah terjadi free span atau tidak pada titik-titik tertentu baik
pada proses instalasi maupun setelah beroperasi. Dengan mengetahui kondisi tersebut, kita dapat
merencanakan perbaikan kondisi profile seabed pada saat pipa belum dipasang (pre-lay correction)
maupun setelah pipa dipasang (post lay correction). Analisis yang dilakukan adalah analisis saat
kondisi pipa penyalur kosong, hydrotest dan saat kondisi beroperasi.
Analisis bottom roughness menggunakan software yang berbasis elemen hingga (finite elemen)
seperti Abaqus, Offpipe dan Sage. Penjelasan mengenai software tersebut akan tercantum dalam
nomor 5b.
Input yang diperlukan seperti berikut :
Properti dari pipeline seperti berat pipeline termasuk berat concrete coating.
Profil dasar laut yang disimulasikan menggunakan xy koordinat sepanjang rute pipa yang akan
disurvei.
Permukaan tanah dasar laut disimulasikan dalam analisis untuk menentukan tingkat settlement
tanah pada kondisi desain yang berbeda, yaitu saat kosong dan diisi air laut
Hydrotest pressure untuk kondisi hydrotest condition. Analisis hydrotest bertujuan untuk
mengetahui nilai pipe stress dan bentang bebas (free span) yang akan terjadi apakah masuk
dalam nilai toleransi desain atau tidak.
Design Pressure dan temperatur. Data ini dimasukkan dalam analisi kondisi operasi
Hasil free span dan tegangan pada pipa yang telah diprediksi melalui ketiga analisi tersebut kemudian
dibandingkan dengan nilai free span dan tegangan desain yang diijinkan. Jika dituliskan dalam
diagram alir berikut ketiga analisis tersebut
1. Installation Analysis
Input
berat pipa
(termasuk
coating )
profile seabed
yang
disimulasikan
permukaan
tanah
15511058
M. Randal Tarigan
Installation
analysis
Finite Element
Software
Output
2. Hydrotest Analysis
Input
berat pipa
(termasuk
coating )
profile seabed
yang
disimulasikan
permukaan
tanah
Hydrotest
Pressure
Hydrotest
Analysis
Finite
Element
Software
15511058
M. Randal Tarigan
Output
Besar
free span
Besar
tegangan
pipa
Input
berat pipa
(termasuk
coating )
profile seabed
yang
disimulasikan
permukaan tanah
Design Pressure
& Temperature
Hydrotest
Analysis
Finite
Element
Software
Output
Besar
free span
Besar
tegangan
pipa
Dalam analisis bottom roughness dikenal istinal remedial actions, yaitu penanganan kondisi free span
dan tegangan yang melewati batas desainnya. Untuk menanggulangi hal-hal tersebut dapat dilakukan
beberapa cara seperti berikut :
1. Untuk tanah lunak, dapat dilakukan pre-swepping dengan metode tug dragging yang bertujuan
untuk meratakan profile dasar laut.
15511058
M. Randal Tarigan
2. Untuk daerah yeng terisolasi di mana rute pipa dan terjadi kondisi tegangan yang melebihi
tegangan desainnya, dapat dilakukan dredging.
Gambar 31 dredging
Gambar 32 Groutbags
15511058
M. Randal Tarigan
ABAQUS
ABAQUS / CAE adalah bentuk lengkap dari software ABAQUS yang menyediakan antarmuka yang
sederhana, konsisten untuk menciptakan, mengirimkan, monitoring, dan evaluasi hasil dari ABAQUS
/ Standard dan ABAQUS /Explicit simulation. ABAQUS / CAE dibagi menjadi modul, dimana setiap
modul mendefinisikan aspek logis dari pemodelan proses; misalnya, mendefinisikan geometri,
mendefinisikan sifat material, dan menghasilkan mesh. Dengan software ini kita dapat berpindah dari
modul ke modul, kita dapat membangun model yang ABAQUS / CAE menghasilkan masukan file yang
Anda kirimkan ke ABAQUS / Standard atau ABAQUS /Explicit . Produk analisis melakukan analisis,
mengirimkan informasi ke ABAQUS / CAE untuk memungkinkan kita untuk memonitor kemajuan
pekerjaan, dan menghasilkan database output. Akhirnya, kita akan menggunakan modul Visualisasi
ABAQUS / CAE (juga berlisensi secara terpisah sebagai ABAQUS / Viewer) untuk membaca database
output dan melihat hasil analisis yang telah selesai dikerjakan. Tampilan ABAQUS CAE tercantum
dalam Gambar 33
b.
OFFPIPE
Software Offpipe merupakan program yang dapat menghitung tegangan pipa statis, konfigurasi pipa,
dan panjang tali davit serta gaya talinya untuk menganalisis proses lifting pipa dan laying pipa di
seabed. Offpipe terdiri dari beberapa modul yang saling berhubungan. Modul tersebut memiliki fungsi
dan data input yang berbeda-beda.
15511058
M. Randal Tarigan
SAGE-PROFILE
Sage-Profile merupakan software yang untuk pipeline engineer dalam proses desain, instalasi dan
analisis pipa bawah laut. Berikut beberapa pekerjaan yang dapat dilakukan oleh Sage-Profile :
Pipeline route optimization
Simulation of the pipelay process
On bottom stress calculations
Prediction of buckling
Expansion analysis
Free span evaluation
Tampilan Sage tercantum dalam Gambar
Dikutip dari manual Sage profile, berikut beberapa module beserta fungsinya yang dimiliki Sageprofile :
a. Editor Module : The Editor is the SAGE Profile preprocessor, providing an easy and straightforward
tool to set-up and solve complex pipeline problems.
b. Analysis Module : The Analysis Module allows creating anysequence analyses to reflect the
subsequent stages in the design life of the pipeline (laydown, empty, hydrotesting, variation of
operational temperatures and pressures, etc).
c. Viewer Module : The viewer allows displaying and interpreting the results of the analyses in three
ways: tabulated numerical results, 2D graphs (e.g. KP vs elevation), and full 3D plots where a
parameter is shaded onto the pipeline.
15511058
M. Randal Tarigan