LAPORAN KASUS
Premature Rupture of Membrane
(PROM)
Oleh:
Mimi Hudatia
15174009
PEMBIMBING:
dr. Fita Drisma, Sp.OG M.kes
dr. Arika Husnayanti Aboebakar Sp.OG
OBSTETRI GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TEUKU CIKDITIRO
SIGLI
2015
DAFTAR ISI
Judul
............................................................................................................
i
Lembar Persetujuan
............................................................................................................
ii
Daftar Isi
............................................................................................................
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
........................................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah
............................................................................................................
2
1.3 Tujuan
............................................................................................................
2
1.4 Manfaat
............................................................................................................
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
3.2 Anamnesa
..............................................................................................
14
3.3 Pemeriksaan Fisik
..............................................................................................
14
3.4 Diagnosis Banding
..............................................................................................
16
3.5 Planning Diagnosis
..............................................................................................
16
3.6 Diagnosis Kerja
..............................................................................................
17
3.7 Planning Treatment
..............................................................................................
18
3.8 Planning Monitoring
..............................................................................................
18
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Faktor Predisposisi PROM
..............................................................................................
22
4.2 Diagnosis PROM
..............................................................................................
23
4.3 Penatalaksanaan PROM
..............................................................................................
24
4.4 Prognosis
..............................................................................................
27
BAB 1
PENDAHULUAN
dan
preterm terjadi
Apa saja faktor predisposisi pada pasien ini sehingga terjadi PROM?
1.2.2
1.2.3
1.3 Tujuan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.4 Manfaat
ditemukan
memiliki
fungsi
bagi
dengan bagan warna standar (tes lakmus, perubahan warna merah menjadi
biru(Saifuddin, 2008). PH diatas 6,5 adalah konsisten dengan ketuban pecah.
Hasil tes positif palsu dapat terjadi dengan adanya darah, semen, atau bacterial
vaginosis pada saat yang bersamaan, sedangkan hasil negatif palsu dapat terjadi
bila cairan yang ada terlalu sedikit (American Academy of Pediatrics and
American College of Obstetricians and Gynecologists, 2007). Penggunaan
antiseptik alkalin juga dapat menaikkan pH vagina (Saifuddin, 2008; Divisi
Fetomaternal, 2008).
Tes lainnya meliputi pembentukan pola seperti bulu dari cairan vagina
yang mengarah pada adanya cairan amnion bukannya sekresi serviks. Cairan
amnion akan mengkristal dan membentuk pola seperti bulu akibat konsentrasi
relatif dari natrium klorida, protein dan karbohidrat. Deteksi alpha-fetoprotein
pada vagina juga telah digunakan untuk mengidentifikasi adanya cairan amnion
oleh Yamada dan koleganya (1998). Identifikasi juga dapat dilakukan sesudah
injeksi indigo carmine ke dalam kantong amnion melalui abdominal
amniosentesis (Varney, 2004). Pemeriksaan lainnya dapat dilakukan dengan
penggunaan ultrasound dimana adanya PROM dapat dikonfirmasikan dengan
adanya oligohidramnion (Saifuddin, 2008).
2.2.5
Penatalaksanaan
Konservatif (rawat di rumah sakit)
Jika umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat sampai air ketuban
tidak keluar lagi
Usia 32-37 minggu ada infeksi, beri antibiotik dan induksi, nilai
tanda-tanda infeksi.
Aktif
10
g/6 jam
Ampicillin 3x1gr
Gentamycin 2x80gr
Metronidazole 3x500mg.
Ketuban pecah dini pada kehamilan aterm atau preterm, baik dengan atau
tanpa komplikasi harus dirujuk ke rumah sakit. Bila terdapat prolaps tali pusat,
pasien dirujuk dengan posisi panggul lebih tinggi dari badannya, bila mungkin
dengan posisi sujud. Kalau perlu kepala janin didorong keatas dengan 2 jari agar
tali pusat tidak tertekan kepala janin. Tali pusat di vulva dibungkus kain hangat
yang dilapisi plastik. Bila ada demam atau dikhawatirkan terjadi infeksi saat
rujukan atau ketuban pecah lebih dari 6 jam, berikan antibiotic seperti penisilin
11
prokain 1,2 juta IU IM tiap 12 jam dan ampisilin 1 g per oral diikuti 500 mg tiap 6
jam atau eritromisin dengan dosis yang sama. (Saifuddin, 2008; Bruce 2010).
Pada kehamilan lebih dari 36 minggu, bila ada his, pimpin meneran dan
lakukan akselerasi bila ada inersia uteri. Bila tidak ada his, lakukan induksi
persalinan bila ketuban pecah kurang dari 6 jam dan skor pelvic kurang dari 5 atau
ketuban pecah lebih dari 6 jam dan skor pelvic lebih dari 5, seksio sesarea bila
ketuban pecah kurang dari 5 jam dan skor pelvic kurang dari 5 (Saifuddin, 2008).
Induksi persalinan sendiri menggambarkan usaha menstimulasi kontraksi
sebelum onset persalinan spontan dengan ataupun tanpa adanya pecah ketuban.
Indikasi dari induksi persalinan adalah ketika keuntungan yang didapatkan, baik
oleh ibu maupun fetus, melebihi keuntungan yang didapatkan bila kehamilan
dilanjutkan. Indikasinya termasuk kondisi yang membutuhkan penanganan segera
seperti ketuban pecah dengan korioamnionitis atau preeklamsia berat. Indikasi
yang lebih sering adalah PROM, hipertensi gestasional, status janin yang
mengkhawatirkan, kehamilan posterm, dan berbagai kondisi medis ibu seperti
hipertensi kronis dan diabetes (American College of Obstetricians and
Gynecologists, 1999 dalam Cunningham et al., 2010). Kontraindikasi dari induksi
persalinan mirip dengan kontraindikasi dari persalinan spontan. Faktor janin
termasuk makrosomia, kehamilan kembar, hidrosefalus berat, malpresentasi atau
status janin yang mengkhawatirkan. Untuk beberapa faktor kontraindikasi ibu
berhubungan dengan tipe insisi uterin sebelumnya, panggul sempit atau anatomi
panggul yang berbeda, implatasi plasenta abnormal, dan kondisi seperti infeksi
herpes genital aktif atau kanker serviks (Saifuddin, 2008)
12
dari
traktus
genetalia
bagian
bawah,
penyebaran
hematogenous dari darah ibu, penyebaran langsung dari endometrium atau tuba
fallopi, dan kontaminasi iatrogenik selama prosedur invasif. Dari semua ini,
ascendinginfection merupakan penyebab yang paling sering. Dimulai dengan
13
masuknya organisme yang menimbulkan infeksi awal pada korion dan desidua
disekitarnya pada area yang berada disekitar internal ostium. Hal ini dapat
berkembang
pada
keterlibatan
ketuban
pada
seluruh
ketebalannya
BAB 3
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Nama
: Ny. Adn
Usia
: 27 tahun
No.RM
: 130293
Alamat
: Meunasah Raya
JenisKelamin
: Perempuan
14
Agama
: Islam
Suku
: Aceh
Kewarganegaraan
: Indonesia
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Petani
Suami
: Tn. Drw
Umur
: 29tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Petani
Menikah
: 1 kali
Lama menikah
: 1 tahun
Kehamilan
: G1 P0 A0 + PROM + H 36 mg
Riwayat KB
: (-)
HPHT
: tidak di ketahui
Tanggal MRS
: 04 06 - 2015
3.2 Anamnesa
Keluhan utama: keluar cairan jernih dari jalan lahir.
15
Pada tanggal 4-6-2015 pukul 08.00 wib keluar darah dri jalan lahir. Mules
mules yang semakin kuat di rasakan sejak pukul 09.00.
Riwayat keputihan (+) saat usia kehamilan 8 bulan, kental, gatal (+), berbau
(+), berwarna putih kekuningan.
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: compos mentis
Tinggi badan
: 160 cm
Berat badan
: 78 kg
Tensi
: 130/80 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu axilla
: 37,30C
: anemis / ,icterus /
Pembesaran kelenjar leher /
16
Thorax
Abdomen
: 28 cm
o Letak janin
: letak bujur U
: 139 x/menit
: 2635 gram
o His
: (+) 10.3.30
Ekstremitas
Genital Eksterna
VT
:
o Pembukaan 1 cm
o Effacement 100%
o Hodge III
o Presentasi kepala
o Denominator sutura sagitalis melintang
o Ketuban (-), jernih
17
+ Riwayat PROM
+ H 36 mg
3.5 Planning Diagnosis
Non Stressed Test Cardiotocography (CTG)
Diagnosis Kerja
G1 P0 A0 + H 36 mg
+ Kala I fase aktif
+ Riwayat PROM
3.6 Planning Treatment
Tanda-tanda inpartu
Follow Up
18
Tanggal
Subjektif
Objektif
Assessment
Planning
19
04/06/201
5
Pk 11.30
Ibu
merasa
mules
KU : baik, CM
T : 120/70
N : 90x/menit
RR : 20x/menit
G1 P0 A0 +
H 36 mg
Amoxilin 3 x 1
+ Kala I
+Riwayat
PROM
T ax : 37.2oC
K/L : an -/-, ict -/Thorak :c/ dbn
p/ dbn
Abd : TFU 28 cm, letak
bujur U , DJJ : 132x,
TBJ = 2635 g, HIS
10.3.35/sk
VT : : 0 cm , ketuban
(-), jernih, presentasi
kepala.
04/06/201
5
Pk 17.30
Ibu
merasa
mules
KU : baik, CM
T : 120/70
N : 90x/menit
RR : 20x/menit
T ax : 37.2oC
K/L : an -/-, ict -/Thorak :c/ dbn
p/ dbn
Abd : TFU 28 cm, letak
bujur U , DJJ : 135x,
TBJ = 2635 g, HIS
10.3.35/sk
VT : : 8 cm , ketuban
Vital sign
Keluhan subjektif
G1 P0 A0 +
H 36 mg
+ Kala I
Ivfd RL 20 tts/i
+Riwayat
PROM
Amoxilin 3 x 1
20
Ibu
KU : baik, CM
merasa
T : 120/70
mules
dan ingin
mengeja N : 90x/menit
n
RR : 20x/menit
T ax : 37.2oC
K/L : an -/-, ict -/Thorak :c/ dbn
p/ dbn
Abd : TFU 28 cm, letak
bujur U , DJJ : 139x,
TBJ = 2635 g, HIS
10.3.35/sk
VT : : lengkap ,
ketuban (-), jernih,
presentasi kepala.
Laporan Tindakan Persalinan Kala II
Tindakan Spontan Belakang Kepala, tanggal 04-06-2015 jam 21.00 WIB
DPO : G1 P0 A0 H 36 mg + Kala II + Riwayat PROM
1. Ibu ingin mengejan
2. Dilakukan VT, pembukaan lengkap, presentasi kepala, UUK jam
01.00 H IV
3. Penderita ditidurkan dengan posisi litotomi
4. Bersamaan dengan his, ibu dipimpin mengejan,tampak kepala
maju mundur di vulva kepala meregang vulva,
21
22
Kala IV :
BAB 4
PEMBAHASAN
23
24
Ketuban pecah dini atau dikenal juga sebagai premature rupture of membrans
(PROM) adalah adanya ruptur dari membran fetus secara spontan sebelum onset
dari persalinan pada kehamilan aterm (Saifuddin dkk., 2009). Penegakan
diagnosis PROM pada pasien ini sudah sesuai dengan teori karena berdasarkan
data anamnesis didapatkan adanya cairan jernih keluar dari jalan lahir. Pada
pasien ini, dari hasil pemeriksaan tampak cairan jernih keluar dari OUE genangan
ketuban di fornix posterior, selaput ketuban telah pecah, cairan bening di vagina,
pemeriksaan pH dengan menggunakan kertas lakmus (indikator nitrazine)
menunjukkan perubahan warna kertas lakmus menjadi warna biru. Pembukaan 6
cm dan effacement 100%, serta kontraksi yang adekuat. Hal ini menunjukkan
terdapat tanda-tanda inpartu (dari segi power dan passage)(Saifuddin dkk.,2009).
Diagnosis pecahnya selaput ketuban didapatkan dengan adanya cairan
ketuban divagina (Saifuddin dkk.,2009). Juga pada pemeriksaan inspekulo,
didiagnosa dengan ditemukannya genangan cairan amnion pada fornix posterior
atau adanya cairan bening yang mengalir dari canalis servikalis.Pada pasien ini,
dari hasil pemeriksaan tampak cairan jernihkeluar dari OUE bertumpuk di fornix
posterior.
Meskipun terdapat beberapa tes diagnosis yang direkomendasikan untuk
mendeteksi pecah ketuban, tidak ada yang sepenuhnya dapat diandalkan. Jika
diagnosis tetap tidak dapat dipastikan, terdapat metode lain yang melibatkan
pengukuran pH dari cairan vagina.
Normalnya, pH dari sekresi vagina berkisar antara 4,5 sampai 5,5, sedangkan
cairan amnion biasanya berkisar antara 7,0 sampai 7,5. Penggunaan indikator
25
FWB baik
26
Pada infeksi intra uterin diberikan kombinasi obat sampai 48 jam bebas
panas, obat tersebut antara lain:
Ampicillin 3 x 1 gr
Gentamycin 2 x 80 gr
4.4 Prognosis
Prognosis pasien pada kasus ini baik, oleh karena penatalaksanaan yang
diberikantelah sesuai dengan teori dan pedoman untuk penatalaksanaan kasus
PROM dan tidak didapatkan tanda-tanda adanya komplikasi pada ibu maupun
bayi.
4.5 Alat kontrasepsi yang cocok digunakan untuk pasien
Kondisi kesehatan reproduksi pasien ini harus selalu diperhatikan, baik
pada saat pasca persalinan maupun selanjutnya. Dari anamnesis diketahui bahwa
pasien terdapat riwayat mengalami keputihan sejak kehamilan bulan ke-8 sampai
pasien datang untuk melakukan pemeriksaan di bidan. Hal ini dapat berhubungan
dengan adanya infeksi yang mungkin disebabkan hygiene pasien yang kurang
baik. Sehingga diperlukan edukasi tentang pentingnya hygiene pasien dan
pemberian terapi di saat keputihan terjadi dan menimbulkan keluhan
berkepanjangan.
Kontrasepsi merupakan usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Usaha-usaha tersebut dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen.
Kontrasepsi yang ideal harus memenuhi syarat-syarat antara lain dapat dipercaya,
tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan, daya kerja dapat diatur
27
5.1 Kesimpulan
1. Faktor predisposisi terjadinya PROM pada pasien ini adalah infeksi genital
(vulvovaginitis) dan aktifitas fisik yang berat.
2. Penegakan diagnosis PROM pada pasien ini sudah tepat. Dari anamnesa
didapatkan pasien merasakan adanya cairan jernih yang keluar dari jalan
lahir tetapi tidak disertai tanda-tanda inpartu dan bayi dalam keadaan
aterm. Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya cairan yang mengalir
keluar dari OUE, tes lakmus merah berubah warna menjadi biru, yang
menunjukkan cairan bersifat basa.
3. Pilihan terapi pada pasien ini adalah antibiotik gentamycin IV 2 x80 mg.
4. Prognosis pasien pada kasus ini baik, karena penatalaksanaan yang
diberikan telah sesuai dengan teori dan pedoman serta tidak didapatkan
tanda-tanda adanya komplikasi pada ibu maupun bayi.
28
31
DAFTAR PUSTAKA
Bruce,
Abdul.
2010.
Ketuban
Pecah
Dini.
http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/ketuban-pecah-dini.pdf.
Diakses 23 November 2013, pukul 20.20
Jazayeri,
Alhazar.
2010.
Premature
Rupture
of
Membranes.
http://emedicine.medscape.com/article/261137-overview 2011. Diakses
pada 23 November 2013, pukul 20.20
Medina, Hill. 2006. Preterm Prematre Rupture of Membranes: Diagnosis and
Management.American Family Physician. 23 November 2013, pukul
20.20
Miller, Jekel. 2009. Epidemiology of Spontaneous Premature Rupture of
Membranes: Factors in Preterm Births. The Yale Journal of Biology and
Medicine p241-251.http://emedicine.medscape.com/article. Diakses 23
November 2013, pukul 20.20
Parry, S. dan Strauss, J. F. 1998. Premature Rupture of the Fetal Membranes. The
New
England
Journal
of
Medicine.
338:663670.http://emedicine.medscape.com/article/261137-overview
2011.
Diakses 23 November 2013, pukul 20.20
Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta. 677-684
Saifuddin, A. B., Rachimhadhi, T., Wikhjosastro, G. H.. 2008. Ilmu Kebidanan
Sarwono Prawirohadrjo. Edisi ke-4.Pt. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohadrjo. Jakarta.
Varney, Kriebs, Gegor. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Velemhnska. 2009. Management of Pregnancy with Premature Rupture of
Membrane (PROM). Journal of Health Sciences Management and Public
31
32
Health. http://emedicine.medscape.com/article/261137-overview
Diakses pada 23 November 2013, pukul 20.20
32
2011.