Tragus
aurikula
Serumenolitik : suatu zat yang berfungsi untuk menghancurkan serumen
Furunkel : disebut juga bisul. Yang tumbuh di folikel rambut
Refered pain : nyeri alih
STEP 2
1. Jelaskan anatomi, fisiologi dan histologi dari sistem pendengaran !
2. Apa itu serumen? Bagaimana proses pembentukannya?
3. Mengapa pasien mengeluh sakit telinga kiri disertai kurang
pendengaran ?
4. Mengapa pasien merasakan nyeri terutama saat ditarik aurikula
atau ditekan tragusnya dan nyeri sampai ke kepala dan saat pasien
5.
6.
7.
8.
menelan?
Apa penyebab terjadinya keluhan-keluhan diatas?
Apa hubungan batuk dan pilek dengan keluhan pasien?
Apa interpretasi jika ditemukan furunkel pada pasien?
Mengapa dokter memberikan resep serumenolitik selama 2 hari
sebelum dilakukan irigasi dan diberikan antibiotic dan analgesic
peroral?
9. Apa saja macam-macam penurunan pendengaran?
10.
Dimana saja kemungkinan refered pain pada pasien?
11.
DD? (klasifikasi, klinis, pemeriksaan, penunjang, terapi)
12.
Bagaimana penatalaksanaan dari kasus pada scenario?
13.
Apa saja pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan?
STEP 3
1. Jelaskan anatomi, fisiologi dan histologi dari sistem pendengaran !
ANATOMI
1.
1.
Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membrantimpani.
Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S,
dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkandua pertiga bagian
dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 - 3cm.2
Kulit liang telinga
Pada sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar serumen
danrambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang telinga.Pada duapertiga
bagiandalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen. Kanalis auricularis externus
dilapisi oleh kulit yang terikat erat pada tulang rawan dan tulang yang mendasarinya
karena tidak adanya jaringan subkutan di area tersebut. Dengan demikian daerah ini
menjadi sangat peka.3
Liang telinga sebenarnya mempunyai lapisan kulit yang sama dengan lapisan kulit
pada bagian tubuh lainnya yaitu dilapisi epitel skuamosa. Kulit liang telinga merupakan
lanjutan kulit daun telinga dan kedalam meluas menjadi lapisan luarmembran timpani.
Lapisan kulit liang telinga luar lebih tebal pada bagian tulang rawan daripada
bagian tulang. Pada liang telinga rulang rawan tebalnya 0,5 1 mm, terdiri darilapisan
epidermis
dengan
papillanya,
dermis
dan
subkutan
merekat
Perdarahan
Arteri-arteri dari daun telinga dan liang telinga luar berasal daricabang temporal
superfisial dan aurikular posterior dari arteri karotis eksternal.
Permukaan anterior telinga dan bagian luar liang telinga didarahi oleh
cabangaurikular anterior dari arteri temporalis superfisial. Suatu cabang dari arteri
auricularposterior
mendarahi
permukaan
posterior
telinga.
Banyak
dijumpai
anastomosisdiantara cabang-cabang dari arteri ini. Pendarahan kebagian lebih dalam dari
liang telinga luar dan permukaan luar membrana timpani adalah oleh cabang aurikular
dalam arteri maksilaris interna.
Vena telinga bagian anterior, posterior dan bagian dalam umumnya bermuara
kevena jugularis eksterna dan vena mastoid. Akan tetapi, beberapa vena telinga mengalir
kedalam vena temporalis superficial dan vena aurikularis posterior.
Sistem limfatik
Kelenjar limfa regio tragus dan bagian anterior dari auricula mengalir ke kelenjar
parotid, sementara bagian posterior auricular mengalir ke kelenjar retroauricular. Regio
lobulus mengalir kelenjar cervicalis superior. 3
Persarafan
Persarafan telinga luar bervariasi berupa tumpang tindih antara saraf-saraf
kutaneus dan kranial. Cabang aurikular temporalis dari bagian ketiga saraf trigeminus
(N.V) mensarafi permukaan anterolateral permukaan telinga, dindinganterior dan
superior liang telinga dan segmen depan membrana timpani.Permukaan posteromedial
daun telinga dan lobulus dipersarafin oleh pleksus servikal nervus aurikularis mayor.
Cabang aurikularis dari nervus fasialis (N.VII), nervus glossofaringeus (N.IX) dan nervus
vagus (N.X) menyebar kedaerah konka dan cabang-cabang saraf inimenyarafi dinding
posterior dan inferior liang telinga dan segmen posterior daninferior membrana timpani. 3
2.
Telinga Tengah
Tulang
pendengaran;
yang
terdiri
dari
maleus,
inkus
dan
stapes.
3.
Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengahlingkaran dan
vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak koklea
disebut helikotrema, yang berfungsi menghubungkan perilimfa skala timpani
denganskala vestibule. 2
Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap danmembentuk
lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skalavestibule
sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala media (duktuskoklearis) diantaranya.
Skala vestibule dan skala timpani berisi perilimfa sedangkanskala media berisi
endolimfa. Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli (ReissnerMembrane)
sedangkan skala media adalah membran basalis. Pada membran initerletak organ corti
yang mengandung organel-organel penting untuk mekanismesaraf perifer pendengaran.
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang diebut membrantektoria, dan
pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambutdalam, sel rambut
luar dan kanalis Corti, yang membentuk organ Corti.5
Adams G, Boies L, Higler P. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC.1997.
HISTOLOGI
1/3 kanalis ada kelenjar sudorifera , ada folikel rambut, kelenjar sebasea
Kanalis auditorius eksterna epitelnya skuamos kompleks berkeratin
Di gendang telinga luar : skuamos kompleks keratin
1/3 dalam terdiri dari tulang elastin
Kavum timpani : trdiri dari udara
Telinga dalam
Cairan perilimfe :
Endolimfe : strafaskuler dari skalamedia dari koklea
Koklea seperti rumah siput.
Membrane meisner dan membrane basiler (memisahkan timpani dan
skalamedia)
Organ of corti : membrane tektorial
Getaran dari luar membrane timpani malleus menggetarkan
endolimfe menggetarkan membrane basiller sel rambut bergerak
(membrane tektorial) menginterpretasikan suara
FISIOLOGI
Energi bunyid a u n t e l i n g a ( g e l o m b a n g ) d i a l i r k a n m e l a l u i u d a r a a t
a u k o k l e a Getaran tersebut menggetarkan timpani telinga tengah
(melalui rangkaian tulang pendengaran)amplikasi getaran ( daya ungkit
tulang pendengaran danperkalian
l u a s m e m b r a n t i m p a n i d a n t i n g k a p l o n j o n g ) stapesmenggera
Lapisan protektif semakin tipis jika membersihkan dgn cutton bud edem
epitel skuamos bakteri mudah masuk ke edem invasive sampai ke
dalam yang dirasakan pasien : gatal biasa, lama-lama iritasi dan
pembengkakan menekan saraf mengeluh nyeri (N. aurikularis
temporalis cabang dari N. mandibular)
Persarafan N. aurikularis temporalis sama dari telinga luar nyeri saat
tragus ditekan dan aurikula saat ditarik. Nyeri kepala karena N. aurikularis
temporalis adalah cabang dari N. mandibular
4. Mengapa pasien merasakan nyeri terutama saat ditarik aurikula
atau ditekan tragusnya dan nyeri sampai ke kepala dan saat pasien
menelan?
Fungsi utama dari vagus adalah untuk fonasi/ berbicara dan menelan. Saraf vagus juga
berperan dalam mentransmisikan serat sensorik dari kulit bagian posterior dari meatus
auditori eksternal dan membran timpani. Saraf ini juga meyarafi lajur usus sejauh
lengkungan lienalis dari usus besar transversal (kasar), dan jantung, cabang
trakeobronkial dan bagian interna abdomen.
STANLEY MONKHOUSE MA, MB, BChir, PhD (2006). Cranial Nerve Functional
Anatomy. Cambridge University Press. ISBN-13 978-0-511-13272-8.
Vagus adalah saraf yang paling luas distribusinya dari semua saraf kranialis. Namanya
mencerminkan distribusi yang luas dan jenis sensasi yang disampaikannya (Arti Vagus
dalam bahasa Latin: samar, tidak terbatas, mengembara).
Saraf Vagus berkembang dari medula
Kemudian saraf ini meninggalkan fosa kranial posterior melalui foramen jugularis. Di
bawah foramen tersebut terdapat dua ganglia sensorik yakni: jugularis dan nodose,
keduanya mengandung badan sel dari serat sensorik. Cabang aurikuler dari saraf vagus
melewati kanal dalam tulang temporal dan menyampaikan impuls sensorik dari meatus
akustik eksternal dan membran timpani.
Selanjutnya saraf vagus turun melalui selubung karotis posterior di belakang vena
jugularis interna
dan arteri karotid internal. Dan diujungnya terbagi menjadi 2 saraf yakni saraf faringeal
dan saraf laringeal superior yang terbagi kembali menjadi 2 yakni saraf internal
( berperan dalam persarafan sensorik di atas pita suara) dan cabang eksternal
(krikotiroid).
Cabang cardiac dan trakea timbul pada bagian dada leher dan bagian atas. Cabang
trakealis berperan dalam fungsi sensoris sedangkan bagian cardiac memiliki fungsi
otonom yakni melambatkan denyut jantung
Adapula saraf laring rekuren yang berawal di mediastinum superior.
Terakhir terdapat pembentukan pleksus esofagus. Melalui hiatus esofagus pada diafragma
sebagai cabang anterior dan posterior yang memberikan kontribusi serat saraf untuk
organ visera abdomen dan celiac, pleksus mesenterika superior dan pleksus myenteric.
Nyeri yang disalurkan
Rasa nyeri di faring dan /atau laring bisa jadi merupakan nyeri yang bersumber dari
telinga yang kemudian disalurkan ke faring atau laring. Ini merupakan salah satu
karakteristik khas dari tumor hypopharyngeal.
STANLEY MONKHOUSE MA, MB, BChir, PhD (2006). Cranial Nerve Functional
Anatomy. Cambridge University Press. ISBN-13 978-0-511-13272-8.
5. Apa penyebab terjadinya keluhan-keluhan diatas?
Cutton bud, trauma, infeksi
6. Apa hubungan batuk dan pilek dengan keluhan pasien?
OMA
Terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga kesterilan
telinga tengah. Faktor penyebab utama adalah sumbatan tuba Eustachius sehingga
pencegahan invasi kuman terganggu. Pencetusnya adalah infeksi saluran napas atas.
Penyakit ini mudah terjadi pada bayi karena tuba Eustachiusnya pendek, lebar dan
letaknya agak horizontal.
Kapita Selekta Kedokteran. Editor Mansjoer Arif (et al.) Ed. III, cet. 2. Jakarta :
Media Aesculapius. 1999 dikutip dari http://www.geocities.com/kliniktehate/
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan
atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.
Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran
tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan
datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh
bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah
dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius
menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang
gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang
telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran
di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami
umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat
menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal).
Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu
banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.
http://www.sehatgroup.web.id/guidelines/isiGuide.asp?guideID=17 yang direkam
pada 25 Agu 2007 17:51:24 GMT.
7. Apa interpretasi jika ditemukan furunkel pada pasien?
Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul) adalah infeksi pada 1/3 luar liang telinga,
khususnya adneksa kulit, yakni pilosebaseus (folikel rambut & kelenjar sebaseus) dan
kelenjar serumen akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus & Staphyloccus albus.
Gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul), yaitu :
1.
Nyeri hebat. Nyeri ini tidak sesuai dengan besarnya furunkel (bisul). Nyeri timbul
saat kita menekan perikondrium karena jaringan ikat longgar tidak terkandung
dibawah kulit. Gerakan membuka mulut juga menjadi pemicu nyeri karena adanya
sendi temporomandibula.
2.
Gangguan pendengaran. Akibat furunkel (bisul) yang sudah besar dan menyumbat
liang telinga.
Terapi otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul) yang sudah membentuk abses,
yaitu :
Aspirasi. Lakukan aspirasi steril untuk mengeluarkan nanah.
Antibiotik topikal. Berikan salep antibiotik misalnya polymixin B dan bacitracin.
Antiseptik. Berikan asam asetat 2-5% dalam alkohol 2%.
Insisi. Lakukan pada furunkel (bisul) yang berdinding tebal. Pasang salir (drain)
Sosialisman & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. dr. H. Efiaty Arsyad
Soepardi, Sp.THT & Prof. dr. H. Nurbaiti Iskandar, Sp.THT (editor). Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.
OTOMIKOSIS
Otomikosis adalah radang liang telinga akibat infeksi jamur. Jamur yang paling sering
menyebabkan otomikosis yaitu Aspergilus. Kadang-kadang Candida albicans juga
menjadi penyebabnya. Timbulnya otomikosis dipermudah oleh keadaan lingkungan liang
telinga yang sangat lembab.
Otomikosis kadang-kadang tidak bergejala. Namun ada 2 gejala yang paling sering kita
temukan, yaitu :
Gatal. Rasa gatal di liang telinga.
Penuh. Rasa penuh di liang telinga.
liang telinga.
Anti jamur. Salep anti jamur kadang-kadang kita berikan untuk mengatasi otomikosis.
Sosialisman & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. dr. H. Efiaty Arsyad
Soepardi, Sp.THT & Prof. dr. H. Nurbaiti Iskandar, Sp.THT (editor). Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.
8. Mengapa dokter memberikan resep serumenolitik selama 2 hari
sebelum dilakukan irigasi dan diberikan antibiotic dan analgesic
peroral?
FARMAKOLOGI, JOYCE L
9. Apa saja macam-macam penurunan pendengaran?
OTITIS EKSTERNA
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akibat infeksi bakteri. Ada 2 jenis yaitu otitis
eksterna akut dan otitis eksterna kronik. Otitis eksterna akut terbagi atas 2 yaitu otitis
Nyeri hebat. Nyeri ini tidak sesuai dengan besarnya furunkel (bisul). Nyeri timbul
saat kita menekan perikondrium karena jaringan ikat longgar tidak terkandung dibawah
kulit. Gerakan membuka mulut juga menjadi pemicu nyeri karena adanya sendi
temporomandibula.
4.
Gangguan pendengaran. Akibat furunkel (bisul) yang sudah besar dan menyumbat
liang telinga.
Terapi otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul) yang sudah membentuk abses,
yaitu :
Aspirasi. Lakukan aspirasi steril untuk mengeluarkan nanah.
Antibiotik topikal. Berikan salep antibiotik misalnya polymixin B dan bacitracin.
Antiseptik. Berikan asam asetat 2-5% dalam alkohol 2%.
Insisi. Lakukan pada furunkel (bisul) yang berdinding tebal. Pasang salir (drain)
untuk mengalirkan nanah.
Antibiotik sistemik. Biasanya kita tidak perlukan.
Obat simptomatik. Berikan analgetik dan penenang.
Otitis Eksterna Difus
Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri.
Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu
Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemis
dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul).
Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul). Kandangkadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir
(musin) merupakan sekret yang berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus
otitis
-
media.
nyeri tekan tragus
nyeri hebat
pembengkakan sebagian besar dinding kanalis
sekret yang sedikitpendengaran normal atau sedikit berkurang
tidak adanya partikel jamur
mungkin
ada
adenopati
regional
yang
nyeri
tekan
Alat bantu dengar (hearing aid). Penggunaan cetakan (mould) pada hearing aid.
KELAINAN TELINGA
oleh
nyeri hebat
Pityrosporum
Hanya menyebabkan sisik superfisial yang menyerupai ketombe pada kulit kepala atau
dapat menyertai suatu dermatitis seboroika yang meradang atau dapat menjadai dasar
berkembangnya infeksi lain yang lebih berat seperti furunkel atau perubahan ekzematosa
Jamur ini kadang2 didapakan dari liang telinga tanpa adanya gejala apapun kecuali rasa
tersumbat dalam telinga , atau dapat berupa peradangan yang menyerang epitel kanalis
atau gendang telinga dan menimbulkan gejala2 akut
Perikondritis
Kondisi ini terjadi bila suatu trauma atau radang menyebabkan efusi serum atau pus di
antara lapisan perikondrium dan kartilago telinga luar.Umumnya trauma berupa laserasi
atau akibat kerusakan yang tidak disengaja pada pembedahan telinga.Adakalanya
perikondritis terjadi setelah suatu memar tanpa adanya hematoma.
atau
otitis
media
yang
terus
menerus
mengeluarkan
sekret.Dalam
Polikondritis berulang
Penyakit yang tidak diketahui etiologinya ini menyebabkan peradangan dan destruksi
tulang rawan.Merupakan suatu gangguan tulang rawan generalisata , melibatkan hidung
dan telinga pada 80 -90 % kasus.Deformitas aurikula menyerupai suatu perikondritits
akut yang infeksius atau suatu telinga bunga kol yang meradang
trauma
laserasi
seringkali sbg akibat pasien mengorek-ngorek telinga dengan jari atau suatu alat seperti
jepit rambut klip kertas.Laserasi dinding kanalis dapat menyebabkan perdarahan
sementara yang membuat pasien cemas shg ia menghubungan dokter
frostbite
frostbite pada auricula dapat timbul dengan cepat pada lingkungan bersuhu rendah
dengan angin dingin yang kuat.Pemanasan yang cepat dianjurkan sbg terapi.
Hematoma
Seringkali ditemukan pda pegulat atau petinju.jika tidak diobati dpt berakibat
terbentuknya telinga bunga kol.
malformasi
Berbagai kelainan kongenital pada telinga luar dan kanalis berasal dari gangguan
perkembangan arkus brankialis pertama dan kedua.Yang paling mencolok adalah
deformitas aurikula.Salah satu bentuk tersering adalah telinga yang jatuh (lop-ear)
dimana telinga menggantung secara berlebihan
Malformasi aurikula lainnya termasuk pinna yang sangat besar atau kecil(makrosia dan
mikrosia).Cacat kongenital seperti apendiks telinga rudimenter dan bahkan tidak adanya
telinga, kadang2 dapat ditemukan dan mungkin pula disertai stenosis liang telinga total
atau parsial
neoplasma
Berbagai lesi tidak lazim pada aurikula dan liang telinga salah satunya adalah
osteoma.merupakan suatu tumor jinak pada dinding liang telinga yang tampak sebagai
benjolan tunggal, keras , bundar yang menempel melalui suatu pedikel tulang yang kecil
pada sepertiga bagian dalam (bagian tulang) liang telinga
dapat pula berbercak-bercak putih tebal atau menjadi putih dan tebal seluruhnya akibat
timbunan kolagen terhialinisasi pada lapisan tengahnya sebagai akibat peradangan
terdahulu (timpanosklerosis)
membrana timpani dapat pula tipis akibat hilangnya lapisan tengah (membrana
propria),hal ini hampir selalu disebabkan disfungsi ventilasi tuba eustachius
2
mioklonus palatum
merupakan suatu kondisi yang jarang dijumpai , diamna otot2 palatum mengalami
konraksi ritmik secara berkala.Akibatnya berupa bunyi klik pada telinga pasien dan
mungkin dapat pula didengar pemeriksa
palatoskisis
dapat menyebabkan disfungsi tuba eustachius akibat hilangnya penambat otot tensor veli
palatini
-
barotrauma
adalah kerusakan jaringan akibat perubahan tekanan barometrik yang terjadi pada saat
menyelam atau saat terbang.Barotrauma paling sering terjadi pada telinga tengah , hal ini
terutama karena rumitnya fungsi tuba eustachius
3
otosklerosis
merupakan gangguan autosomal dominan yang terjadi pada pria maupun wanita dan
mulai menyebabkan tuli konduktif progresif pada awal dewasa
4
tumor akustik
tumor telinga dalam yang paling sering menyebabkan ketulian adalah suatu neuroma
akustik adalah tumor jinak sel Schwann yang membungkus saraf kedelapan , paling
sering terjadi pada bagian keseimbangan dari saraf kedelapan
trauma
trauma ledakan dapat menimbulkan gelombang kontusi yang mengakibatkan lebih
banyak kerusakan pada telinga tengah dibandingkan telinga dalam , namun dapat terjadi
ketulian sensorineural nada tinggi pada jenis cedera ini
presbikusis
adalah ketulian setelah beberapa waktu akibat mekanisme penuan dalam telinga dalam
OM
Klasifikasi
otitis media spesifik, seperti otitis media sifilitika / otitis media tuberkulosa
OMA
ad. Radang mukoperiost dr rongga telinga tengah ok
kuman (infeksi)
etiologi
penyebab dasar pada OMA : Obstruksi tuba eustachius sehingga hilanglah sawar utama
terhadap invasi bakteri dan spesies bakteri yang tidak biasanya patogenik , dapat
berkolonisasi dalam telinga tengah , menyerang jaringan dan menimbulkan infeksi
gejala
Gejala/keluhan:
- otalgia (dolor), panas(kalor), CHL, tinitus low freq.,
otofoni, nyeri mastoid.
Tanda/pemeriksaan :
Otoskopi : (melihat gendang telinga/MT)
nyeri
demam , demam dapat tinggi pada anak kecil namun dapat pula tidak ditemukan pada
30% kasus
malaise
khususnya pada anak dapat terjadi anoreksia dan kadang2 mual dan muntah
seluruh atau sebagian membrana timpani secara khas menjadi merah dan menonjol
pembuluh pembuluh darah di atas membrana timani dan tangkai maleus berdilatasi dan
menjadi menonjol.Secara ringkas dikatakan terdapat abses telinga tengah
stadium
Stadium 4: Resolusi
MT utuh : - gejala mereda
- sakit/panas hilang
- berlanjut menjadi OME
MT perforasi :
- dpt menutup kembali sikatrik
tanpa stratum fibrosum
- menjadi OMK (otitis media kronik)
perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5 stadium :
a
stadium hiperemis
pada stadium hiperemis , tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau
seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edem.Sekret yang telah terbentuk
mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat
stadium supurasi
edem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, serta
terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani , menyebabkan membran timpani
menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar.
Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit , nadi dan suhu meningkat serta rasa nyeri
ditelinga bertambah hebat
Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang , maka terjadi iskemia , akibat
tekanan pada kapiler2 serta timbul tromboflebitis pada vena2 kecil dan nekrosis mukosa
dan submukosa.Nekrosis ini pada membran timpani terlihat sebagai daerah yang lebih
lembek dan berwarna kekuningan.Ditempat ini akan terjadi ruptur
Bila tidak dilakukan miringotomi pada stadium ini , maka kemungkinan besar membran
timpani akan ruptur dan nanah keluar ke liang telinga luar
Dengan melakukan miringotomi ,luka insisi akan menutup kembali sedangkan apabila
terjadi ruptur maka lubang tempat ruptur (perforasi) tidak mudah menutup kembali
d
stadium perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi kuman
yang tinggi , maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari
telinga tengah ke liang telinga luar.Anak yang tadinya gelisah sekarang menjadi
tenang,Suhu badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak.Keadaan ini disebut dengan
OMA stadium perforasi
stadium resolusi
Bila membran timpani tetap utuh , maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akan
normal kembali.Bila sudah terjadi perforasi maka sekret akan berkurang dan akhirnya
kering.Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat
terjadi walaupun tanpa pengobatan.OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap
dengan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul.OMA dapat menimbulkan
gejala sisa (sequele) berupa otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani
tanpa terjadinya perforasi
penatalaksanaan
2. AB
3. Simptomatik : analgetik/antipiretik
o cegah kejang
pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya
stadium oklusi , pengobatan terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba eustachius
sehingga tekanan negatif ditelinga tengagh hilang.Untuk ini diberikan obat tetes
hidung.HCL efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik (anak < 12 tahun) atau HCl efedrin 1
% dalam larutan fisiologik untuk yang berumur di atas 12 tahun dan pada orang
dewasa.Disamping itu sumber infeksi harus diobati.Antibiotika diberikan apabila
penyebab penyakit adalah kuman, bukan virus atau alergi
Terapi pada stadium presupurasi ialah antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika.Bila
membran
timpani
sudah
miringotomi.Antibiotika
yang
terlihat
hiperemis
dianjurkan
ialah
difus,
dari
sebaiknya
golongan
dilakukan
penisillin
atau
ampisilin.Terapi awal diberikan penisilin i.m agar didapatkan konsentrasi yang adekuat
didalam darah, sehingga tidak terjadi mastoiditis yang terselubung , gangguan
pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan.Pemberian antibiotika dianjurkan
minimal selama 7 hari.Bila pasien alergi terhadap penisilin , maka diberikan
eritromisin.Pada anak ampisilin diberikan dengan dosis 50 100 mg/BB perhari, dibagi
dalam 4 dosis atau amoksisilin 40 mg/BB/hari dibagi dalam 3 dosis atau eritromisin 40
mg/BB/hari
Stadium supurasi
Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membran
tympani msh utuh shg gejala cepat hilang atau tidak terjadi ruptur
Stadium perforasi
Terlihat sekret banyak keluar, kadang secara berdenyut. Diberikan obat cuci telinga H2O2
3% selama 3-5 hari serta antibiotik yg adekuat samapi 3 minggu. Biasanya sekret akan
hilang dan perforasi akan menutup sendiri dlm 7-10hari.
Stadium resolusi
Membran tympani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi, dan perforasi
menutup. Bila tidak, antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila tetap, mungkin
telah terjadi mastoiditis.
5
Komplikasi
Abses subperiosteal , abses otak & meningitis
PROGNOSIS OMA :
TIDAK sembuh.
- tanpa perforasi OME sekret kental Glue ear
Permasalahan :
1. m.timpani permanent perforasi syndrome/pps
2. mukosa persistent mucosal disease/pmd
3. tulang
cholesteatoma
Tipe Tubotimpanal
- timpani anterior
- anak
- safe ear
- discj. serous, mukous
mukosa/pmd
- discj. purulen
- tipe Timpano mastoid dan cholesteatoma
Cholesteatoma :
Klasifikasi : 1. kongenital
2. aquisita primer
sekunder
ad.1. Kongenital:
- asal
- lokasi
- dx. obst. tuba (-) otitis media (-)
m. timpani (+)
N.VII perot
Ad.2. Aquisita Primer/retraksi/invaginasi
- attic perforation
gejala : - progresif
- dischj. mukopurulen,kental,bau
- komplikasi >>
Patogenesis OME:
Diagnosis :
- keluarkan cairan
medikamentosa
cari causanya causa oclusio tuba kronis
Terapi :
Timpanosklerosis:
Causa:
- rdg periost irreversibel ok OMK
- timbul jar.kolagen yg berhialin didlm jar.fibrosa
massa homogen / kalsifikasi di : MT, ligamen,
persendian, tendo otot, submukosa
Me KP ok penekanan tl.pendengaran
Otosklerosis
Tanda&gejala : - KP progresif
PF: - MT intak
TX : stapedektomi/stapedotmi/implan koklear/
STEP 4
Korek-korek
cutton bud
OE
auris
Auris
ekstern
a
Aurikula
Pars
Kartilag
o
Auris
Media
Auris
Intern
a
Canalis
Auditori
Ekstern
a
Pars
Ossea
Seruminoliti
k+
Antibiotik +
Irigasi
Luka
di
Epitel
Glandula
Serumino
sa