Pembimbing :
Letkol CKM dr. Roedi Djatmiko, Sp.A
Disusun oleh:
Indah Puji Lestari
140221023
Oleh :
Mengetahui,
Pembimbing
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmatdan karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas mengenai Presentsi Kasus Diare Akut Dehidrasi RinganSedang
Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dalam mengikuti kegiatan
kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Anak RST Tingkat II dr. Soedjono Magelang
serta menjadi bahan kajian Ilmu Kesehatan Anak.
Pada kesempatan ini penulis turut mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu penyusunan makalah laporan kasus ini, kepada :
1 dr. Roedi Djatmiko, Sp.A sebagai dokter pembimbing
2 Teman-teman dokter muda kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki keterbatasan.
Oleh karena itu saran dankritik yang membangun sangatlah penulis harapkan.Besar
harapan penulis, laporan ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Penulis
BAB I
LAPORAN KASUS
I.
Identitas Pasien
Nama
: An. A
Umur
: 1 bulan
II.
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Potrobangsan
: 11 Juni 2015
Tanggal Keluar
: 14 Juni 2015
Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara alloanamnesis terhadap pasien pada tanggal 11 Juni
2015, pukul 15.20 WIB di Bangsal Flamboyan RST Dr. Soedjono Magelang.
a. Keluhan Utama : BAB cair
b. Keluhan Tambahan : Batuk
III.
SMRS, warna kekuningan, lendir (-), darah (-). Ibu pasien juga mengatakan bahwa pasien
batuk (+), pilek (-), mual (-),muntah (-), minum kurang, rewel (+), ASI/PASI (+/+)
IV.
V.
pasien.
VI.
Riwayat Pengobatan
Sebelumnya pasien berobat ke RSU Tidar, namun untuk rawat inap tempat penuh,
dan diberikan obat Sparetic, Zinc pro drop, L bio
VII.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Tanda Vital
N
Berat Badan
: 132 x/menit
: 4 kg
: 48 x/menit
: 36,9 C
Tinggi Badan
: 50 cm
Kepala
Bentuk
: Normocephal
Rambut
Mata
Palpebra
: Edema /
Pupil
: Bulat, isokor
Konjungtiva : Anemis /
Sklera
Katarak
: Ikterik /
: /
Telinga
Bentuk
: Normal/Normal
Mukosa
Liang
: Lapang
Serumen
: Hiperemis (-)
: /
Hidung
Bentuk
: Normal
Deviasi Septum
: /
Sekret
: /
Concha
Mulut
Bibir :kering
Tonsil
: T1T1 tenang
Lidah :normal
Leher
KGB
Palpasi
Perkusi
Palpasi
Perkusi
: Datar, simetris
Perkusi
: Timpani
Ekstremitas
Atas
Akral
: Hangat
Perfusi
: Baik
Sianosis
: ()
Edema
: ()
Bawah
Akral
: Hangat
Sianosis
: ()
Perfusi
Edema
: Baik
: ()
V.
Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tabel 1. Hasil Laboratorium Pasien
JENIS PEMERIKSAAN
HASIL
SATUAN
NILAI
REFERENSI
HEMATOLOGI
VI.
6,3
x103/L
4.0 12.0
RBC
2,48
x106/L
4.00 5.50
HGB
8,3
g/Dl
11.0 17.0
HCT
24,6
35.0 55.0
PLT
441
x103/L
150 400
Terapi
1.
2.
3.
4.
5.
VII.
WBC
D5 NS 400 ml/24jam
L bio 1 x sach
Zink pro 1 x 10mg
Cefo 2 x 200 mg
Pamol drop 3 x 0,4 ml/kp
FOLLOW UP RUANGAN
Hari/Tanggal/
Hasil Pemeriksaan
Instruksi Dokter
Jam
Kamis,
Therapy:
11 Juni 2015
NS
400
15.20
3.
ml/24jam
L bio 1 x sach
Zink pro 1 x 10mg
Cefo 2 x 200 mg
Pamol drop 3 x 0,4
ml/kp
VS : N : 132 x/menit
R : 48 x/menit
o
S : 36.9 C
Planning:
1. DL
Kepala : normochepal
Mata : CA -/-, SI -/-, air mata +/+
Mulut : bibir kering (+)
Leher : KGB () membesar, faring hiperemis
(-)
Thorax : Simetris, statis & dinamis,
retraksi (-)
Pulmo : Suara nafas vesikuler +/+,
Rh / , Wh -/Cor : BJ III regular, murmur (),
gallop ()
Abdomen: supel, BU (+),
nyeri tekan (-)
turgor kulit <2 detik
Ekstremitas : akral hangat (-)
edem (-)
A : Diare akut Dehidrasi Ringan-Sedang
Hari/Tanggal/
Hasil Pemeriksaan
Instruksi Dokter
Jam
Jumat,
Therapy:
12 Juni 2015
1. D5
06.00
NS
400
ml/24jam
2. L bio 1 x sach
3. Zink pro 1 x 10mg
4. Cefo 2 x 200 mg
5. Pamol drop 3 x 0,4
ml/kp
VS : N : 132 x/menit
R : 52 x/menit
S : 36.2o C
Kepala : normochepal
Mata : CA -/-, SI -/-, air mata +/+
Mulut : bibir kering (+)
Leher : KGB () membesar, faring hiperemis
(-)
Thorax : Simetris, statis & dinamis,
retraksi (-)
Pulmo : Suara nafas vesikuler +/+,
Rh / , Wh -/Cor : BJ III regular, murmur (),
gallop ()
Abdomen: supel, BU (+),
nyeri tekan (-)
turgor kulit <2 detik
Ekstremitas : akral hangat (-)
edem (-)
A : Diare akut Dehidrasi Ringan-Sedang
Hari/Tanggal/
Hasil Pemeriksaan
Instruksi Dokter
Jam
Sabtu,
Therapy:
13 Juni 2015
1. D5
06.00
ml/24jam
2. L bio 1 x sach
3. Zink pro 1 x 10mg
pilek
(-)
minum
kurang,
NS
400
4. Cefo 2 x 200 mg
5. Pamol drop 3 x 0,4
ml/kp
VS : N : 152 x/menit
R : 44 x/menit
S : 36.4o C
Kepala : normochepal
Mata : CA -/-, SI -/-, air mata +/+
Mulut : bibir kering (+)
Leher : KGB () membesar, faring
hiperemis (-)
Thorax : Simetris, statis & dinamis,
retraksi (-)
Pulmo : Suara nafas vesikuler +/+,
Rh / , Wh -/Cor : BJ III regular, murmur (),
gallop ()
Abdomen: supel, BU (+),
nyeri tekan (-)
turgor kulit <2 detik
Ekstremitas : akral hangat (-)
edem (-)
A : Diare akut Dehidrasi Ringan-Sedang
Hari/Tanggal/
Hasil Pemeriksaan
Instruksi Dokter
Jam
Minggu,
Therapy:
14 Juni 2015
1. D5
06.00
ml/24jam
2. L bio 1 x sach
3. Zink pro 1 x 10mg
4. Cefo 2 x 200 mg
pilek
(-)
minum
kurang,
NS
400
sedikit.
ml/kp
TINJAUAN PUSTAKA
DIARE AKUT DAN DEHIDRASI
III. 1. Definisi
Diare akut menurut Cohen adalah keluarnya buang air besar sekali atau lebih yang
berbentuk cair dalam satu hari dan berlangsung kurang 14 hari. Menurut Noerasid 5 diare akut
ialah diare yang terjadi secara mendakak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
Sedangkan American Academy of Pediatrics (AAP) mendefinisikan diare dengan
karakteristik peningkatan frekuensi dan/atau perubahan konsistensi, dapat disertai atau tanpa
gejala dan tanda seperti mual, muntah, demam atau sakit perut yang berlangsung selama 3 7
hari.
III. 2. Epidemiologi
Setiap tahun diperikirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta
kasus kematian sebagai akibatnya. Diperkirakan angka kejadian di negara berkembang
berkisar 3,5 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun pertama kehidupan dan 2 5
episode per anak per tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan. Hasil survei oleh Depkes.
diperoleh angka kesakitan diare tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk angka ini
meningkat bila dibanding survei pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk. Diare
masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Hasil Surkesnas 2001 didapat
proporsi kematian bayi 9,4% dengan peringkat 3 dan proporsi kematian balita 13,2% dengan
peringkat 2. Diare pada anak merupakan penyakit yang mahal yang berhubungan secara
langsung atau tidak terdapat pembiayaan dalam masyarakat. Biaya untuk infeksi rotavirus
ditaksir lebih dari 6,3 juta poundsterling setiap tahunya di Inggris dan 352 juta dollar di
Amerika Serikat.
III. 3. Klasifikasi
Diare secara garis besar dibagi atas radang dan non radang. Diare radang dibagi lagi
atas infeksi dan non infeksi. Diare non radang bisa karena hormonal, anatomis, obat-obatan
dan lain-lain. Penyebab infeksi bisa virus, bakteri, parasit dan jamur, sedangkan non infeksi
karena alergi, radiasi.
III. 4. Etiologi
Penyebab diare akut pada anak secara garis besar dapat disebabkan oleh
gastroenteritis, keracunan makanan karena antibiotika dan infeksi sistemik. Etiologi diare
pada 25 tahun yang lalu sebagian besar belum diketahui, akan tetapi kini, telah lebih dari
80% penyebabnya diketahui. Pada saat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis
mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi.
Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah Rotavirus (40 60%) sedangkan virus
lainya ialah virus Norwalk, Astrovirus, Cacivirus, Coronavirus, Minirotavirus.
Bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Aeromonas hydrophilia, Bacillus
cereus, Compylobacter jejuni, Clostridium defficile,Clostridium perfringens, E coli,
Pleisiomonas, Shigelloides, Salmonella spp, staphylococus aureus, vibrio cholerae dan
Yersinia enterocolitica, Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah Balantidium coli,
Capillaria phiplippinensis, Cryptosporodium, Entamoba hystolitica, Giardia lambdia,
Isospora billi, Fasiolopsis buski, Sarcocystis suihominis, Strongiloides stercorlis, dan
trichuris trichiura.
Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang masuk melalui
makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan infeksi dan kerusakan villi
usus halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang,
villi mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik, akan
meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan meningkatkan motilitasnya sehingga timbul
diare.
Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan dengan
pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP,cGMP, dan Ca dependen. Patogenesis
terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan patogenesis diare oleh
virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini dapat menembus (invasi) sel
mukosa usus halus sehingga depat menyebakan reaksi sistemik.Toksin shigella juga dapat
masuk ke dalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua bakteri
ini dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja yang disebut disentri.
Sebuah studi tentang maslah diare akut yang terjadi karena infeksi pada anak di
bawah 3 tahun di Cina, India, Meksiko, Myanmar, Burma dan Pakistan, hanya tiga agen
infektif yang secara konsisten atau secara pokok ditemukan meningkat pada anak penderita
diare. Agen ini adalah Rotavirus,Shigella spp dan E. Coli enterotoksigenik Rotavirus jelas
merupakan penyebab diare akut yang paling sering diidentifikasi pada anak dalam komunitas
tropis dan iklim sedang. Diare dapat disebabkan oleh alergi atau intoleransi makanan tertentu
seperti susu, produk susu, makanan asing terdapat individu tertentu yang pedas atau tidak
sesuai kondisi usus dapat pula disebabkan oleh keracunan makanan dan bahan-bahan kimia.
Beberapa macam obat, terutama antibiotika dapat juga menjadi penyebab diare. Antibiotika
akan menekan flora normal usus sehingga organisme yang tidak biasa atau yang kebal
antibiotika akan berkembang bebas. Di samping itu sifat farmakokinetik dari obat itu sendiri
juga memegang peranan penting. Diare juga berhubungan dengan penyakit lain misalnya
malaria, schistosomiasis, campak atau pada infeksi sistemik lainnya misalnya, pneumonia,
radang tenggorokan, dan otitis media.
III. 5. Patofisiologi
Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu diare
osmotik, sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus. Diare osmotik terjadi karena
terdapatnya bahan yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus akan difermentasi oleh bahteri usus
sehingga tekanan osmotik di lumen usus meningkat yang akan menarik cairan. Diare
sekretorik terjadi karena toxin dari bakteri akan menstimulasi c AMP dan cGMP yang akan
menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit. Sedangkan diare karena gangguan motilitas usus
terjadi akibat adanya gangguan pada kontrol otonomik,misal pada diabetik neuropathi, post
vagotomi, post reseksi usus serta hipertiroid.
III. 6. Manifestasi kinis
Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai
dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa. Dehidrasi dapat diklasifikasikan
berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan elektrolit. Dehidrasi ringan bila penurunan
berat badan kurang dari 5%,dehidrasi sedang bila penurunan berat badan antara 5%-10% dan
dhidrasi berat bila penurunan lebih dari 10.
Derajat Dehidrasi
Gejala
Tanda
&
Keadaan
Mata
Umum
Mulut/
Lidah
Estimasi
Rasa Haus
Kulit
BB % def.
cairan
Tanpa
Dehidrasi
Dehidrasi
Ringan
-Sedang
Dehidrasi
Berat
Gelisah
Rewel
Cekung
Letargik,
Sangat
Kesadaran
cekung
Menurun
dan kering
Basah
Kering
Minum Normal,
50 %
Tampak
Turgor
50100
Kehausan
lambat
Tidak Haus
minum
5 10
Turgor
sangat
>10
>100 %
lambat
karena kegagalan pernapasan. Disfungsi otot harus menimbulkan ileus paralitik, dan dilatasi
lambung. EKG mnunjukkan gelombang T yang mendatar atau menurun dengan munculnya
gelombang U. Pada ginjal kekurangan K+ mengakibatkan perubahan vakuola dan epitel
tubulus dan menimbulkan sklerosis ginjal yang berlanjut menjadi oliguria dan gagal ginjal.7
III. 7. Penatalaksanaan
Pengantian cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam terapi efektif
diare akut. Beratnya dehidrasi secara akurat dinilai berdasarkan berat badan yang hilang
sebagai persentasi kehilangan total berat badan dibandingkan berat badan sebelumnya
sebagai baku emas.
Pemberian terapi cairan dapat dilakukan secara oral atau parateral. Pemberian secara
oral dapat dilakukan untuk dehidrasi ringan sampai sedang dapat menggunakan pipa
nasogastrik, walaupun pada dehidrasi ringan dan sedang. Bila diare profus dengan
pengeluaran air tinja yang banyak ( > 100 ml/kgBB/hari ) atau muntah hebat (severe
vomiting) sehingga penderita tak dapat minum sama sekali, atau kembung yang sangat hebat
(violent meteorism) sehingga upaya rehidrasi oral tetap akan terjadi defisit maka dapat
dilakukan rehidrasi parenteral walaupun sebenarnya rehidrasi parenteral dilakukan hanya
untuk dehidrasi berat dengan gangguan sirkulasi. Keuntungan upaya terapi oral karena murah
dan dapat diberikan dimana-mana. AAP merekomendasikan cairan rehidrasi oral (ORS)
untuk rehidrasi dengan kadar natrium berkisar antara 75-90 mEq/L dan untuk pencegahan
dan pemeliharaan dengan natrium antara 40-60mEq/L Anak yang diare dan tidak lagi
dehidrasi harus dilanjutkan segera pemberian makanannya sesuai umur.
pada anak . Penggantian cairan bila masih ada diare atau muntah dapat diberikan sebanyak
10ml/kgbb setiap diare atau muntah.17
Secara ringkas kelompok Ahli gastroenterologi dunia memberikan 9 pilar yang perlu
diperhatikan dalam penatalaksanaan diare akut dehidrasi ringan sedang pada anak, yaitu12 :
1. Menggunakan CRO ( Cairan rehidrasi oral )
2. Cairan hipotonik
3. Rehidrasi oral cepat 3 4 jam
4. Realiminasi cepat dengan makanan normal
5. Tidak dibenarkan memberikan susu formula khusus
6. Tidak dibenarkan memberikan susu yang diencerkan
7. ASI diteruskan
8. Suplemen dnegan CRO ( CRO rumatan )
9. Anti diare tidak diperlukan
III. 9. Dehidrasi Berat
Penderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi lebih dari 10% untuk bayi dan anak
dan menunjukkan gangguan tanda-tanda vital tubuh ( somnolen-koma, pernafasan Kussmaul,
gangguan dinamik sirkulasi ) memerlukan pemberian cairan elektrolit parenteral. Penggantian
cairan parenteral menurut panduan WHO diberikan sebagai berikut 12,15,17 :
Usia <12 bln: 30ml/kgbb/1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/5jam
Usia >12 bln: 30ml/kgbb/1/2-1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/2-2 jam
Walaupun pada diare terapi cairan parenteral tidak cukup bagi kebutuhan penderita
akan kalori, namun hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena hanya menyangkut waktu
yang pendek. Apabila penderita telah kembali diberikan diet sebagaimana biasanya . Segala
kekurangan tubuh akan karbohidrat, lemak dan protein akan segera dapat dipenuhi. Itulah
sebabnya mengapa pada pemberian terapi cairan diusahakan agar penderita bila
memungkinkan cepat mendapatkan makanan / minuman sebagai biasanya bahkan pada
dehidrasi ringan sedang yang tidak memerlukan terapi cairan parenteral makan dan minum
tetap dapat dilanjutkan.18
III. 10.
Cairan Parenteral dibutuhkan terutama untuk dehidrasi berat dengan atau tanpa syok,
sehingga dapat mengembalikan dengan cepat volume darahnya, serta memperbaiki renjatan
hipovolemiknya. Cairan Ringer Laktat (RL) adalah cairan yang banyak diperdagangkan dan
mengandung konsentrasi natrium yang tepat serta cukup laktat yang akan dimetabolisme
menjadi bikarbonat. Namun demikian kosentrasi kaliumnya rendah dan tidak mengandung
glukosa untuk mencegah hipoglikemia. Cairan NaCL dengan atau tanpa dekstrosa dapat
dipakai, tetapi tidak mengandung elektrolit yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup. Jenis
cairan parenteral yang saat ini beredar dan dapat memenuhi kebutuhan sebagai cairan
pengganti diare dengan dehidrasi adalah Ka-EN 3B.16 Sejumlah cairan rehidrasi oral dengan
osmolaliti 210 268 mmol/1 dengan Na berkisar 50 75 mEg/L, memperlihatkan efikasi
pada diare anak dengan kolera atau tanpa kolera.19 Komposisi elektrolit pada diare akut :
Komposisi
elektrolit
mmol/L
Macam
Diare
rata-rata
Kolera
Dewasa
Diare Kolera Balita
Diare Non Kolera
Balita
Na
Cl
HCO3
140
13
104
44
101
27
92
32
56
26
55
14
Tidak ada bukti klinis dari anti diare dan anti motilitis dari beberapa uji klinis. 18 Obat
anti diare hanya simtomatis bukan spesifik untuk mengobati kausa, tidak memperbaiki
kehilangan air dan elektrolit serta menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.
Antibiotik yang tidak diserap usus seperti streptomisin, neomisin, hidroksikuinolon dan
III. 12.
Kolera :
Tetrasiklin 50mg/kg/hari dibagi 4 dosis (2 hari)
Furasolidon 5mg/kg/hari dibagi 4 dosis (3 hari)
Shigella :
Trimetroprim 5-10mg/kg/hari
Sulfametoksasol 25mg/kg/hari Diabgi 2 dosis (5 hari)
Asam Nalidiksat : 55mg/kg/hari dibagi 4 (5 hari)
Amebiasis:
Metronidasol 30mg/kg/hari dibari 4 dosis 9 5-10 hari)
Untuk kasus berat : Dehidro emetin hidrokhlorida 1-1,5 mg/kg(maks 90mg)(im) s/d 5
hari tergantung reaksi (untuk semua umur)
Giardiasis :
Antisekretorik - Antidiare
III. 14.
Probiotik
Probiotik merupakan bakteri hidup yang mempunyai efek yang menguntungkan pada
host dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik didalam lumen saluran cerna
sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor
dalam sel epitel usus. Dengan mencermati penomena tersebut bakteri probiotik dapat dipakai
dengan cara untuk pencegahan dan pengobatn diare baik yang disebabkan oleh Rotavirus
maupun mikroorganisme lain, speudomembran colitis maupun diare yang disebabkan oleh
karena pemakaian antibiotika yang tidak rasional rasional (antibiotik asociatek diarrhea ) dan
travellers,s diarrhea. 14,15,24
Terdapat banyak laporan tentang penggunaan probiotik dalam tatalaksana diare akut
pada anak. Hasil meta analisa Van Niel dkk
25
dalam pengobatan diare akut infeksi pada anak, menurunkan lamanya diare kira-kira 2/3
lamanya diare, dan menurunkan frekuensi diare pada hari ke dua pemberian sebanyak 1 2
kali. Kemungkinan mekanisme efekprobiotik dalam pengobatan diare adalah : Perubahan
lingkungan mikro lumen usus, produksi bahan anti mikroba terhadap beberapa patogen,
kompetisi nutrien, mencegah adhesi patogen pada anterosit, modifikasi toksin atau reseptor
toksin, efektrofik pada mukosa usus dan imunno modulasi.14,24
III. 15.
Mikronutrien
26
dan anak lebih kecil dengan diare akut, suplementasi seng secara klinis penting dalam
menurunkan lama dan beratnya diare. Strand
27
dipengaruhi atau meningkat bila diberikan bersama dengan vit A. Pengobatan diare akut
dengan vitamin A tidak memperlihatkan perbaikan baik terhadap lamanya diare maupun
frekuensi diare.
19
Bhandari dkk
28
dengan plasebo selama diare akut dapat menurunkan beratnya episode dan risiko menjadi
diare persisten pada anak yang tidak mendapatkan ASI tapi tidak demikian pada yang
mendapat ASI.
III. 16.
Amatlah penting untuk tetap memberikan nutrisi yang cukup selama diare, terutama
pada anak dengan gizi yang kurang. Minuman dan makanan jangan dihentikan lebih dari 24
jam, karena pulihnya mukosa usus tergantung dari nutrisi yang cukup.Bila tidak makalah ini
akan merupakan faktor yang memudahkan terjadinya diare kronik29 Pemberian kembali
makanan atau minuman (refeeding) secara cepat sangatlah penting bagi anak dengan gizi
kurang yang mengalami diare akut dan hal ini akan mencegah berkurangnya berat badan
lebih lanjut dan mempercepat kesembuhan. Air susu ibu dan susu formula serta makanan
pada umumnya harus dilanjutkan pemberiannya selama diare penelitian yang dilakukan oleh
Lama more RA dkk30 menunjukkan bahwa suplemen nukleotida pada susu formula secara
signifikan mengurangi lama dan beratnya diare pada anak oleh karena nucleotide adalah
bahan yang sangat diperlukan untuk replikasi sel termasuk sel epitel usus dan sel
imunokompeten. Pada anak lebih besar makanan yang direkomendasikan meliputi tajin
( beras, kentang, mi, dan pisang) dan gandum ( beras, gandum, dan cereal). Makanan yang
harus dihindarkan adalah makanan dengan kandungan tinggi, gula sederhana yang dapat
memperburuk diare seperti minuman kaleng dan sari buah apel. Juga makanan tinggi lemak
yang sulit ditoleransi karena karena menyebabkan lambatnya pengosongan lambung.31
Pemberian susu rendah laktosa atau bebas laktosa diberikan pada penderita yang
menunjukkan gejala klinik dan laboratorium intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa
berspektrum dari yang ringan sampai yang berat dan kebanyakan adalah tipe yang ringan
sehingga cukup memberikan formula susu biasanya diminum dengan pengenceran oleh
karena intoleransi laktosa ringan bersifat sementara dan dalam waktu 2 3 hari akan sembuh
terutama pada anak gizi yang baik. Namun bila terdapat intoleransi laktosa yang berat dan
berkepanjangan tetap diperlukan susu formula bebas laktosa untuk waktu yang lebih lama.
Untuk intoleransi laktosa ringan dan sedang sebaiknya diberikan formula susu rendah laktosa.
Sabagaimana halnya intoleransi laktosa, maka intoleransi lemak pada diare akut sifatnya
sementara dan biasanya tidak terlalu berat sehingga tidak memerlukan formula khusus.Pada
situasi yang memerlukan banyak energi seperti pada fase penyembuhan diare, diet rendah
lemak justru dapat memperburuk keadaan malnutrisi dan dapat menimbulkan diare kronik 32
III. 17.
Anak yang menderita diare mungkin juga disertai dengan penyakit lain. Sehingga
dalam menangani diarenya juga perlu diperhatikan penyakit penyerta yang ada. Beberapa
penyakit penyerta yang sering terjadi bersamaan dengan diare antara lain : infeksi saluran
nafas, infeksi susunan saraf pusat, infeksi saluran kemih, infeksi sistemik lain
(sepsis,campak ), kurang gizi, penyakit jantung dan penyakit ginjal 33.
KESIMPULAN
Diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, karena
masih tingginya angka kesakitan dan kematian. Penyebab utama diare akut adalah infeksi
Rotavirus yang bersifat self limiting sehingga tidak memerlukan pengobatan dengan
antibiotika. Pemakaian antibitika hanya untuk kasus-kasus yang diindikasikan.Masalah utama
diare akut pada anak berkaitan dengan risiko terjadinya dehidrasi. Upaya rehidrasi
menggunakan cairan rehidrasi oral merupakan satu-satunya pendekatan terapi yang paling
dianjurkan. Penggantian cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam terapi
diare akut. Pemakaian anti sekretorik,probiotik, dan mikronutrien dapat memperbaiki
frekuensi dan lamanya diare. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pemberian makanan
atau nutrisi yang cukup selama diare dan mengobati penyakit penyerta.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kandun NI. Upaya pencegahan diare ditinjau dari aspek kesehatan masyarakat dalam
kumpulan makalah Kongres nasional II BKGAI juli 2003 hal 29
2.
Barkin RM Fluid and Electrolyte Problems. Problem Oriented Pediatric Diagnosis Little
Brown and Company 1990;20 23.
3.
Booth IW, CuttingWAM. Current Concept in The Managemnt of Acute in Children Postgraad
Doct Asia 1984 : Dec : 268 274
4.
Coken MB Evaluation of the child with acute diarrhea dalam:Rudolp AM,Hofman JIE,Ed
Rudolp?s pediatrics: edisi ke 20 USA 1994 : prstice Hall international,inc hal 1034-36
5.
Irwanto,Roim A, Sudarmo SM.Diare akut anak dalam ilmu penyakit anak diagnosa dan
penatalaksanaan ,Ed Soegijanto S : edisi ke 1 jakarta 2002 : Salemba Medika hal 73-103
6.
7.
8.
9.
Firmansyah A. Terapi probiotik dan prebiotik pada penyakit saluran cerna.dalam Sari
pediatric Vol 2,No. 4 maret 2001
10.
Subijanto MS,Ranuh R, Djupri Lm, Soeparto P. Managemen disre pada bayi dan anak.
Dikutip dari URL : http://www.pediatrik.com/
11.
12.
Ditjen PPM dan PLP,1999,Tatalaksana Kasus Diare Departemen Kesehatan RI hal 24-25
13.
Sinuhaji AB Peranan obat antidiare pada tatalaksana diare akut dalam kumpulan makalah
Kongres Nasional II BKGAI juli 2003
14.
Rohim A, Soebijanto MS.Probiotik dan flora normal usus dalam Ilmu penyakit anak diagnosa
dan penatalaksanaan . Ed Soegijanto S. Edisi ke 1 Jakarta 2002 Selemba Medika hal 93-103
15.
16.